1. PENDAHULUAN...........................................................................................1
2. LANDASAN TEORI......................................................................................2
3. PERANCANGAN SISTEM..........................................................................9
4. IMPLEMENTASI SISTEM........................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang energi, pemerintah
wajib membuat Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Terkait dengan UU
tersebut, Dewan Energi Nasional telah menetapkan bauran energi primer yaitu
minyak bumi 25%, gas bumi 22%, batubara 30%, dan energi terbarukan 23%
pada tahun 2025 mendatang. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat
menjadi salah satu alternatif pembangkit listrik energi terbarukan di Indonesia.
PLTS memiliki keunggulan yaitu kemudahan dalam membangun infrastrukturnya
sehingga sesuai untuk ditempatkan di daerah-daerah yang sulit diakses. Namun,
PLTS memiliki kekurangan yaitu fluktuasi daya yang dihasilkan baik untuk skala
waktu yang sebentar maupun lama[ CITATION Aim08 \l 1033 ]. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan sistem baterai penyimpan energi.
Untuk menjaga kinerja dan memperpanjang masa pakai sistem baterai, diperlukan
sistem manajemen baterai (SMB). Beberapa parameter yang sering dimonitoring
oleh suatu SMB adalah State of Charge (SOC) dan State of Health (SOH). SOC
merupakan persentase muatan yang masih tersedia pada baterai. Estimasi nilai
SOC dilakukan untuk mencegah terjadinya over-charge dan over-discharge
[ CITATION Kon09 \l 1033 ]. Sementara SOH merupakan persentase muatan
maksimum yang dapat ditampung terhadap rating baterai. Dengan estimasi SOH
dapat diketahui kondisi baterai dan dapat diperkirakan masa pakai baterai.
1
dikembangkan menggunakan metodologi Smart Grid Architecture Model
(SGAM).
BAB II
LANDASAN TEORI
2. LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Manajemen Baterai (SMB) Berbasis IoT
Sistem manajemen baterai menjadi salah satu kunci dalam penggunaan sistem
baterai penyimpan energi terkait keamanan, keandalan, dan efisiensi. Adanya
sistem manajemen baterai akan menjamin keamanan operasi dan memperpanjang
umur pakai baterai berdasarkan estimasi SOC dan SOH [ CITATION Rah13 \l
1033 ]. Nilai SOC dan SOH dapat diestimasi berdasarkan hasil pengukuran
tegangan, arus, dan temperatur baterai [ CITATION Hic17 \l 1033 ].
Pemantauan SOC dan SOH dapat dilakukan berbasis IoT untuk kemudahan akses
dan konektivitas. Internet of Things (IoT) merupakan suatu sistem jaringan yang
menghubungkan berbagai macam komponen melalui protokol internet
[ CITATION Key16 \l 1033 ]. Dengan pengembangan sistem manajemen baterai
berbasis IoT diharapkan dapat memudahkan pemantauan kondisi baterai.
2
pengisian/pemakaian (Ah) saat beroperasi, C 0 merupakan kapasitas nominal
baterai pada laju arus 1C pada suhu 25 ° C, I (t ) merupakan arus
pengisian/pemakaian dalam fungsi waktu, t merupakan waktu proses pengisian,
dan p merupakan besaran Peukert. Besaran Peukert menunjukkan hubungan
kapasitas yang dapat digunakan dengan laju discharge baterai. Semakin besar laju
discharge baterai, maka kapasitas yang dapat digunakan akan semakin berkurang.
Besaran Peukert dipengaruhi oleh suhu, perbandingan arus, dan daur hidup
baterai. Sehingga persamaan akhir SOC pada waktu diskrit dapat dinyatakan
sebagai berikut [ CITATION Irs19 \l 1033 ]:
ηi I k−1 Δ t
SOC k =SOC k−1 +
Cn
Dengan k indeks waktu diskrit, ηi merupakan efisiensi konsumsi muatan saat
proses pengisian/pemakaian baterai, I k−1 besarnya arus pada waktu k −1, Δt
merupakan waktu sampling, dan C n merupakan kapasitas nominal baterai.
Nilai SOH merupakan perbandingan kapasitas yang bisa digunakan dari suatu
baterai terhadap kapasitas yang tertera pada baterai. Nilai SOH ditentukan
berdasarkan persamaan [ CITATION Kon09 \l 1033 ]:
Q max
SOH= ×100 %
Qr
Dengan Q max kapasitas maksimum yang dapat digunakan dan Q r kapasitas yang
tertera pada baterai.
3
Berdasarkan metodologi SGAM, terdapat dua konsep utama yaitu berdasarkan
tingkatan bidang dan lapisan interoperabilitas. Lapisan bidang terdiri dari domain
dan zona.
4
Zona pada bidang mewakili hierarki dari sistem manajemen energi yang terdiri
dari Proses, Lapangan, Stasiun, Operasi, Perusahaan, dan Pasar.
2.4 Protokol
Dalam mengembangkan sistem pemantauan baterai, digunakan beberapa protokol
antara lain protokol one-wire dari sensor ke modul lokal, Transmission Control
Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) via ethernet, Message Queuing Telemetry
Transport (MQTT) melalui perangkat NB-IoT menuju ke cloud.
5
2.4.1 One-Wire
One-wire merupakan suatu protokol komunikasi serial yang menggunakan 1 kabel
bus untuk transmisi dan penerimaan data. One-wire terdiri dari 1 master dengan
beberapa slave yang berkomunikasi secara bi-directional (2 arah) half duplex.
Kondisi awal jalur komunikasi one-wire bernilai high dan komunikasi dimulai
dengan start byte bernilai low.
6
2.4.2 TCP/IP
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) merupakan protokol
yang digunakan untuk menghubungkan perangkat-perangkat pada jaringan
internet. TCP/IP juga dapat digunakan untuk jaringan tertutup seperti intranet atau
extranet. TCP/IP mendefinisikan pengaturan pertukaran data melalui internet
secara end-to-end. TCP mengatur cara aplikasi membuat kanal komunikasi pada
jaringan dan cara pengiriman informasi menjadi paket-paket kecil sebelum
ditransmisikan melalui internet dan disusun kembali pada alamat yang dituju.
Sementara IP mendefinisikan cara paket-paket menuju ke alamat yang sesuai.
7
komunikasi IoT berbasis low power wide area (LPWA) dengan bandwidth yang
tidak terlalu besar hanya sekitar 200kHz. Perangkat-perangkat NB-IoT dapat
berkomunikasi dengan 2 jenis carrier yaitu GSM (pada frekuensi 900MHz) atau
diantara frekuensi kanal LTE (Long Term Evolution) yang biasa digunakan untuk
komunikasi seluler komersial. NB-IoT bekerja dengan menggunakan suatu
simcard khusus NB-IoT yang menghubungkan modul dengan NB-IoT base
station yang dimiliki oleh operator.
8
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3. PERANCANGAN SISTEM
3.1 Sistem Smart Microgrid
Pengembangan pemantauan kondisi baterai dilakukan pada sistem smart
microgrid yang bertempat di Laboratorium Manajmen Energi (ME) Program
Studi Teknik Fisika – Institut Teknologi Bandung, Indonesia. Smart microgrid
pada laboratorium ME terdiri atas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), PV
grid inverter, hybrid energy controller (HEC) sebagai inverter, interkoneksi
jaringan listrik PLN, dan beban listrik.
Suplai daya listrik PLN atau PV Grid untuk beban diatur oleh HEC yang
merupakan inverter 2 arah dengan kapasitas nominal 5000Wp. Suplai daya listrik
dapat diatur oleh HEC berdasarkan prioritas sesuai dengan besarnya permintaan
listrik. Selain itu HEC juga terhubung dengan sistem baterai untuk menyimpan
energi sel surya yang berlebih.
9
Sistem baterai yang digunakan terdiri dari 8 baterai valve-regulated lead-acid
(VRLA) yang tersusun dengan konfigurasi 4 seri dan 2 paralel (tegangan nominal
48V dan kapasitas nominal 200Ah dengan karakteristik tertera pada Tabel 3.1.
10
Data tegangan dan temperatur diperoleh dari sensor pada 16 buah papan sel yang
disusun untuk setiap sel baterai. Modul lokal akan memperoleh data tegangan dan
temperatur melalui komunikasi melalui bus one-wire terhadap 16 papan sel.
Sementara arus diukur menggunakan sensor ACS512-20A bi-directional. Data
dari modul lokal diteruskan ke modul pusat menggunakan protokol TCP/IP via
ethernet sebagai physical layer. Data dari modul terpusat akan diteruskan ke
gateway laboratorium ME dan internet gateway Teknik Fisika ITB menuju ke
cloud (sistem awan) laboratrium ME (eng-cloud.com).
11
Jaringan Internet
Market
/ Sistem Awan
Perusa
eng-cloud.com
haan
Core Network
NB-IoT_MQTT
Equipment
NB-IoT
Base Station
Operasi
Raspberry Pi
+ NB-IoT Module
Display
Eth. TCP/IP
Switch Switch
Modul Lokal
Arduino SiElis
Stasiun
+ Eth. Shield
Web Box
LCD Display
Comm. Interface
1-Wire
Lapang
IED Hybrid IED PV Smart Meter
Sensor 1-Wire Inverter Grid Inverter Beban Listrik
LV L LV LV
HV MV
V
AC AC
DC AC
Beban Listrik
G AC AC AC AC AC AC DC
Hybrid
Proses
Lab ME (Elektronik,AC,Lampu)
Pembangkit Sistem Baterai Inverter PV Grid AC
PLN AC Inverter PV
Beban Listrik AC Gudang TF
Trans
Pemb ang
kit misi
Distribusi DER Pelanggan
Dengan lapisan informasi model data yang dikembangkan untuk modul terpusat
berbasiskan format model data JSON (Java Script Object Notation). JSON
merupakan sintaks pertukaran data berbasis objek Java dengan data terdiri atas
array yang menyimpan kumpulan objek dengan data berupa pasangan nama dan
nilai yang dipisahkan koma.
12
Jaringan Internet
Market
/ Sistem Awan
Perusa
eng-cloud.com
haan
Core Network
Equipment
JSON_2
NB-IoT
Base Station
Operasi
Raspberry Pi
+ NB-IoT Module
Display
Switch Switch
Modul Lokal
Arduino SiElis
Stasiun
+ Eth. Shield
Web Box
LCD Display
Comm. Interface
Pengukuran V,I,T Setiap Baterai
1-Wire
Lapang
IED Hybrid IED PV Smart Meter
Sensor 1-Wire Inverter Grid Inverter Beban Listrik
LV L LV LV
HV MV
V
AC AC
DC AC
Beban Listrik
G AC AC AC AC AC AC DC
Hybrid Lab ME (Elektronik,AC,Lampu)
Proses
Pembangkit Sistem Baterai Inverter PV Grid AC
PLN AC Inverter PV
Beban Listrik AC Gudang TF
Trans
Pembang
kit misi
Distribusi DER Pelanggan
13
BAB IV
IMPLEMENTASI SISTEM
4. IMPLEMENTASI SISTEM
4.1 Spesifikasi Perangkat
Perangkat yang digunakan dalam tugas ini terdiri atas sensor, modul lokal, modul
pusat yang akan terhubung ke cloud Laboratorium Manajemen Energi.
4.1.1 Sensor
Sensor yang digunakan terdiri atas papan sel yang digunakan untuk sensor
tegangan dan temperatur, sensor arus dan ADC, serta real time clock (RTC) yang
digunakan sebagai penanda waktu.
1. Papan Sel
Papan sel digunakan untuk melakukan pengukuran tegangan dan temperatur setiap
pack baterai yang digunakan. Sensor yang digunakan adalah DS2438 Smart
Battery Monitoring. Sensor ini merupakan sensor tegangan, temperatur sekaligus
arus dengan komunikasi data menggunakan protokol one-wire. Namun sensor
arus tidak digunakan karena spesifikasi maksimum arus yang digunakan tidak
memenuhi spesifikasi arus baterai. Berikut spesifikasi sensor secara detail.
Tabel 4.1 Tabel Spesifikasi DS2438
Item Spesifikasi
Rentang tegangan -0,3 V s.d. 12 V
Temperatur operasi −40° C s . d . 85 °C
Rentang arus 250 mV
Sensor DS2438 dirangkaikan dengan pull-up resistor dan konektor 4 pin.
Kemudian papan sel antar pack baterai dihubungkan dengan header seperti pada
gambar berikut.
2. Sensor Arus
14
Sensor arus yang digunakan pada tugas ini adalah ACS712-20A yang memiliki
spesifikasi rentang pengukuran -20A s.d. 20A (bidirectional) dengan sensitivitas
sebesar 96 s.d. 104 mV/A. Sensor ini akan terhubung dengan ADS-1115 sebuah
konverter analog ke digital 16 bit dengan komunikasi I2C terhadap modul lokal.
RTC berguna sebagai penanda waktu masuknya data dari sensor. Modul RTC yang
digunakan pada tugas ini adala DS3231 yang dapat berkomunikasi dengan modul
lokal menggunakan protokol I2C.
Modul lokal yang digunakan pada tugas ini adalah ESP32 DoiT Devkit1 dengan 2
core processor dan spesifikasi sebagai berikut.
5. Modul Pusat
15
DAFTAR PUSTAKA
Chaoui, H., & Ibe-Ekeocha, C. C. (2017). State of Charge and State of Health
Estimation for Lithium Batteries using Recurrent Neural Networks. IEEE
Transactions on Vehicular Technology, 8773-8783.
Cutright, A. E., & Apt, J. (2008). The Character of Power Output from Utility-
Scale Photovoltaic Systems. Progress in Photovoltaics: Research and
Applications, 241-247.
Friansa, K., Haq, I. N., Santi, B. M., Kurniad, D., Leksono, E., & Yuliarto, B.
(2016). Development of Battery Monitoring System in Smart Microgrid
Based on Internet of Things (IoT). Engineering Physics International
Conference (pp. 482-487). Science Direct.
Haq, I. N. (2019). Pengembangan Model Arsitektur Sistem Manajemen Baterai
Cerdas untuk Pemantauan dan Peningkatan Kondisi Operasi Penyimpan
Energi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Ng, K. S., Moo, C.-S., Chen, Y.-P., & Hsieh, Y.-C. (2009). Enhanced Coulomb
Counting Method for Estimating State-of-Charge and State-of-Health of
Lithium-Ion Batteries. Applied Energy, 1506-1511.
Nuereiter, C., Uslar, M., Engel, D., & Lastro, G. (2016). A Standards-Based
Approach for Domain Specific Modelling of Smart Grid System
Architectures. 11th Systems of Systems Engineering Conference (pp. 1-6).
Kongsberg: IEEE.
Patel, K. K., & Patel, S. M. (2016). Internet of Things-IOT: Definition,
Characteristics, Architecture, Enabling Technologies, Application &
Future Challenges. International Journal of Engineering Science and
Computing, 6122-6131.
Rahimi-Eichi, H., Ojha, U., Baronti, F., & Chow, M.-Y. (2013). Battery
Management System. IEEE Industrial Electronics Magazine, 4-16.
1.1
16
17
LAMPIRAN
PERTANYAAN DAN JAWABAN
18