Anda di halaman 1dari 16

RENCANA PROSES PEMBELAJARAN (RPP) #9

Mata Kuliah Usaha Jasa Konstruksi & Manajemen Proyek


Kode Mata Kuliah TES18771 (2018) / TES13652 (2013)
Semester 7
SKS 3 / MKB
Fakultas / Program
Teknik / Teknik Elektro
Studi
Mata Kuliah Prasyarat Menggambar Teknik
Dosen Pengampu Dr. (Cand.) Priyo Adi Sesotyo, S.T., M.En.
Kontak Dosen 082358200800 / psesotyo@usm.ac.id

MANAJEMEN PROYEK :
Kompleksitas, Dinamika dan Siklus

9.1 Kompleksitas Proyek

Dilihat dari komponen kegiatan utamanya macam proyek dapat dikelompokkan sebagai
berikut:

 Proyek Engineering-Konstruksi
Komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan,
desain engineering, pengadaan, dan konstruksi.
Contoh proyek macam ini adalah pembangunan gedung, jembatan, pelabuhan,
jalan raya, fasilitas industri.

• Proyek Engineering-Manufaktur

Proyek ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk baru. Jadi, produk tersebut adalah
hasil usaha kegiatan proyek. Dengan kata lain, proyek manufaktur merupakan proses
untuk menghasilkan produk baru. Kegiatan utamanya meliputi desain-engineering,
pengembangan produk (product development), pengadaan, manufaktur, perakitan, uji
coba fungsi dan operasi produk yang dihasilkan. Contoh untuk ini adalah pembuatan
ketel uap, generator listrik, mesin pabrik, kendaraan. Bila kegiatan manufaktur
dilakukan berulang-ulang, urut, dan menghasilkan produk yang sama dengan
terdahulu, maka kegiatan ini tidak lagi diklasifikasikan sebagai proyek.
• Proyek Penelitian dan Pengembangan

Proyek penelitian dan pengembangan (research and development) bertujuan


melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu produk
tertentu. Dalam mengejar hasil akhir, proyek ini seringkali menempuh proses yang
berubah-ubah, demikian pula dengan lingkup kerja. Agar tidak melebihi anggaran atau
jadwal secara substansial maka perlu diberikan batasan yang ketat perihal masalah
tersebut.

• Proyek Pelayanan Manajemen

Banyak perusahaan memerlukan proyek semacam ini, di antaranya:

 Merancang sistem informasi manajemen, meliputi perangkat lunak ataupun


perangkat keras.

 Merancang program efisiensi dan penghematan.

 Melakukan diversifikasi, penggabungan dan pengambilalihan.

Proyek tersebut tidak membuahkan hasil dalam bentuk fisik, tetapi lapor akhir.

• Proyek Kapital

Berbagai badan usaha atau pemerintah memiliki kriteria tertentu untuk proyek kapital.
Hal berkaitan dengan penggunaan dana kapital (istilah akuntansi) untuk investasi.
Proyek kapital umumnya meliputi pembebasan tanah, penyiapan lahan, pembelian
material dan peralatan (mesin-mesin), manufaktur (pabrikasi) dan konstruksi
pembangun fasilitas produksi.

• Proyek Radio-Telekomunikasi

Proyek di atas dimaksudkan untuk membangun jaringan telekomunikasi yang dapat


menjangkau area yang luas dengan biaya yang relatif tidak terlalu mahal. Komponen
utama kegiatannya adalah:

 Site survey, untuk menentukan titik-titik yang akan dihubungka dengan lokasi
"repeater".

 Penentuan "frequency band".

 Desain engineering sistem.


 Manufakturing pabrikasi peralatan telekomunikasi.

 Transpor ke site.

 Instalasi repeater dan peralatan .

Berbeda dengan proyek-proyek yang mendirikan instalasi industri yang terkonsentrasi di


satu atau banyak lokasi, proyek radio telekomunikasi umumnya terdiri dari banyak
lokasi d terpencar di seantero wilayah yang be auhan. Oleh karena itu, aspek logistik
dan koordinasi seringkali harus mendapatkan perhatian utama.

 Proyck Konservasi Bio-Diversity

Proyek ini berkaitan dengan usaha pelestarian lingkungan. Salah satu pendekatan yang
terkenal ialah aplikasi sistem lPAS (Integrated Protected Area System), yaitu
menentukan daerah yang dilindungi atau "protected area", "zona buffer", dan "adjacent
area". Aspek yang dijangkau sistem IPAS amat luas, meliputi sosial, ekonomi, ekosistem
, kependudukan, dan lain-lain. Komponen utama kegiatannya terdiri dari:

Menyusun dan melaksanakan program penyuluhan dan menyadarkan penduduk yang


daerah perumahannya akan terkena proyek (tidak harus memindahkan mereka), bahwa
proyek berusaha melestarikan lingkungan dan menaikkan taraf hidup ereka.

Mengadakan survei "biofisik" (biophysical) dan sosio-ekonomi.


Menentukan batas-batas "protected area", "zona buffer", dan "adjacent area" (zoning,
delineation, dan de arkasi).

Membangun "zona buffer" dan "adjacent area" dengan cara penghijauan, "agro for-
estry", konservasi tanah, dan "community development" seperti pembuatan jalan dan
jembatan.

Dari komponen kegiatan di atas, terlihat bahwa di jenis proyek tersebut tidak terlalu
banyak Unsur-unsur kegiatan engineering, konstruksi atau manufaktur, tetapi sarat
dengan pengkajian, penelitian dan survei. Oleh karena itu, implementasinya
memerlukan jasa konsultan yang sangat intensif. Sebagai contoh, di Indonesia pada
waktu ini proyek jenis di atas sedang dijalankan di Roteng-Flores dan Siberut-Sumatera
Barat.

Pada kenyataan sesungguhnya tidak mudah memilah-milah macam proyek berdasarkan


kriteria di atas karena seringkali satu proyek mengandung bermacam-macam
komponen kegiatan dengan bobot (harga, atau jasa orang) yang tidak jauh berbeda.
Sebagai contoh, proyek instalasi pembangkit listrik tenaga uap (PL TU). Dari segi
pembangunannya dapat digolongkan sebagai proyek engineering-konstruksi. Namun,
bila dilihat komponen uta manya seperti ketel uap, turbin uap, generator listrik dan
peralatan lainnya, yang semuanya melibatkan kegiatan engineering-manufaktur, maka
secara keseluruhan kegiatan manufaktur akan memiliki bobot (biaya) tidak jauh
berbeda dengan kegiatan konstruksi, bahkan mungkin lebih. Atas dasar itulah, pengelo
pokan seperti di atas tidak boleh diartikan secara sempit karena memang tidak terdapat
batas yang jelas, tetapi hendaknya dilihat dari komponen kegiatan yang diperkirakan
memiliki bobot terbesar. Gambar 1-2 memperlihatkan urutan kerja proyek tersebut di
atas (PLTU) beserta beberapa komponen kegiatan manufaktur dan konstruksi.

Proyek Pembangunan PLTU dengan sejumlah komponen kegiatan manufaktur dan konstruksi.

Timbulnya suatu proyek


Awal bulnya proyek dapat berasal dari beberapa sumber berikut ini:

 Rencana Pemerintah

Misalnya, proyek pembangunan prasarana, seperti jalan, jembatan, bendungan,


saluran irigasi, pelabuhan, lapangan terbang. Tujuannya lebih dititikberatkan pada
kepentingan umum dan masyarakat.

 Permintaan Pasar
Hal ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan suatu macam produk
dalam jumlah besar. Permintaan ini dipenuhi dengan jalan mem bangun sarana
produksi baru.

 Dari dalam Pcrusahaan yang bersangkutan

Hal ini dimulai dengan adanya desakan keperluan dan setelah dikaji dari segala
aspek menghasilkan keputusan untuk merealisasikannya menjadi proyek. Misalnya
proyek yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memperbaharui
(modernisasi) perangkat dan sistem kerja sama agar lebih mampu bersaing.

 Dari Kegiatan Penelitian dan Pengambangan

Dari kegiatan tersebut dihasilkan produk baru yang diperkirakan akan banyak
manfaat dan peminatnya, sehingga mendorong dibangunnya fasilitas produksi.
Misalnya, komoditi obat-obatan dan bahan kimia yang lain.

Bagi proyek yang berukuran besar dan kompleks, karena umumnya melibatkan sumber
daya yang besar, prakarsa sering timbul dari pihak pemerintah, perusahaan swasta
besar, atau multinasional.

9.2 Dinamika Dalam Proyek


Proyek berbeda-beda dal hal kompleksitas, ukuran, dan sumber daya yang diperlukan.
Meski pun demikian, setiap proyek memiliki pola tertentu yang merupakan ciri pokok
yang melekat dan membedakannya dari kegiat operasional rutin. Semakin besar dan
kompleks suatu proyek, ciri tersebut makin terlihat. Ciri pokok ini dikenal sebagai
dinamika kegiatan sepanjang siklus proyek (project life cycle). Dalam siklus proyek,
kegiatan-kegiatan ber langsung mulai dari titik awal, kemudian jenis dan intensitasnya
meningkat sampai ke puncak (peak), turun, dan berakhir. Kegiatan kegiatan tersebut
memerlukan sumber daya yang berupa jam-orang (man-hour), dana, material atau
peralatan. Bila dibuat grafik dengan sumber daya pada sumbu vertikal dan waktu pada
sumbu hori ontal, maka akan terlihat siklus proyek sebagai gari lengkung dengan titik-
titik awal, puncak, dan akhir.

Di samping turun naiknya intensitas kegiatan, terjadi pula perubahan dalam aspek lain,
seperti kuantitasi tenaga yang diperlu kan. Awalnya, pada awal proyek diperlukan ahli-
ahli perencanaan dan engineering, sedangkan menjelang akhir proyek diperlukan lebih
banyak tenaga inspektor di lapangan. Berbeda dari kegiatan operasional rutin yang
relatif stabil, kegiatan proyek bersifat dinamis, terus berubah-ubah. Untuk mencapai
penggunaan sumber daya yang efisien, perlu diusahakan agar tidak terjadi gejolak-
gejolak (fluktuasi) yang tajam. Dengan demikian, seluruh kegiatan dalam siklus proyek
merupakan rangkaian yang berkesinambungan menuju sasaran yang telah ditentukan.

Hubungan keperluan sumber daya terhadap waktu dalam siklus proyek.

Pembagian tahapan Menurut PMI (Project Management Institute)

Salah satu sistematika pentahapan yang disusun oleh PMI (Project Management Insti-
tute), yaitu suatu institusi yang mengembangkan manajemen proyek dan telah dikenal
dan diakui secara luas terutama oleh mereka yang terkait dengan masalah proyek,
terdiri dari tahap-tahap

1. Konseptual
2. Perencanaan & Pengembangan (PP / Definisi)
3. Implementasi
4. Terminasi.

Untuk selanjutnya, pembahasan dalam buku ini menggunakan sistematika 4 tahap


dengan istilah seperti tersebut di atas. Adapun tahap selanjutnya, yaitu operasi/
produksi/ utilisasi, bukan bagian dari siklus proyek. Tahap terakhir adalah suatu
periode di mana hasil proyek telah terwujud menjadi produk atau instalasi yang
kemudian dioperasikan secara normal. Pembahasan lebih jauh sebagai berikut.

A. Tahap Konseptual
Periode ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu penyusunan dan perumusan gagasan,
analisis pendahuluan dan pengkajian kelayakan.
Salah satu kegiatan utama yang bersifat menyeluruh ("comprehensive"), dalam tahap
ini yang mencoba menyoroti segala aspek mengenai layak tidaknya suatu gagasan
untuk
direalisasikan, disebut studi kelayakan. Dibandingkan dengan pengkajian yang
dilakukan sebelumnya, studi kelayakan mempunyai lingkup dan aspek pengkajian
yang lebih luas,
mendorong potensi yang positif dan menaruh perhatian khusus terhadap kendala dan
keterbatasannya.

Deliverable Akhir Tahap Konseptual adalah paket atau dokumen hasil studi kelayakan.
Dokumen tersebut umumnya berisi analisis berbagai aspek kelayakan seperti
pemasaran, permintaan, teknik, produksi, manajemen dan organisasi. Dokumen
tersebut juga berisi perkiraan garis besar biaya dan jadwal proyek.

B . Tah a PP/Definisi

Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada masa permulaan siklus proyek, kegiatan
ditujukan untuk mengidentifikasi dan merumuskan gagasan, mengembangkannya
menjadi altematif, lengkap dengan indikasi lingkungan kerja, jadwal dan biaya.
Meskipun demikian, semua itu masih dalam taraf konseptual, dalam arti pengkajian
sudah melebar dan meluas mencakup aspek yang mempunyai kaitan erat antara
gagasan dan peluang yang tersedia, tetapi belum cukup mendalam untuk dapat
sebagai dasar mengambil keputusan akhir jadi tidaknya menanam investasi atau
melaksanakan proyek. Oleh karena itu, perlu diadakan pengkajian yang lebih
mendalam agar dapat ditarik kesimpulan yang mantap. Sejalan dengan usaha
tersebut, mulailah dirintis rencana kesiapan perangkat dan pelaksanaan proyek
ataupun strategi penyelenggaraan.

Dengan demikian, kegiatan utama dalam tahap PP /Definisi adalah sebagai berikut:
• Melanjutkan evaluasi hasil kegiatan tahap konseptual, dalam arti lebih mendalam
dan terinci, sehingga kesimpulannya cukup mantap untuk dipakai sebagai dasar
pengambilan keputusan perihal kelangsungan investasi atau proyek.
• Menyiapkan perangkat, seperti data, kriteria dan spesifikasi teknik, engineering
dan komersial yang selanjutnya dipakai untuk membuat RFP, dokumen dan
kontrak.
• Menyusun perencanaan dan membuat keputusan strategis yang berkaitan
dengan garis penyelenggaraan proyek, seperti macam kontrak yang akan
dipakai, bobot sasaran pokok, filosofi desain, komposisi pendanaan.
• Memilih peserta proyek yang terdiri dari tim proyek pemilik, kontraktor,
konsultan, arsitek, dan lain-lain.
Ditinjau dari segi penyelenggaraan proyek secara keseluruhan dengan empat sasaran
utama, yaitu lingkup, jadwal, biaya dan mutu, rangkaian kegiatan yang dilakukan
dalam tahap PP /Definisi ini (dalam hubungannya dengan persiapan memasuki tahap
berikutnya) adalah usaha untuk menetapkan dan menjelaskan kedudukan keempat
sasaran tersebut. Artinya, dalam tahap PP / Definisi ditetapkan letak batas dan
kriterianya. Dengan kata lain, tahap ini menentukan batasan berbagai parameter yang
menyangkut sasaran, strategi untuk mencapainya dan sumber daya yang diperlukan.

Dengan demikian, diharapkan tidak terjadi kekaburan interpretasi


sebelum proyek sampai ke tahap implementasi fisik. Akhir tahap definisi ditandai oleh
kegiatan menyiapkan segala kelengkapan
dokumen (kontrak, prosedur) yang berisi penjabaran rencana tindakan (action plan)
yang mengikat organisasi peserta proyek (pemilik, kontraktor, konsultan) untuk
melakukan tugas dan kewajibannya masing-masing dalam rangka mencapai sasaran
proyek.

Deliverable Akhir Tahap PP/Definisi

Deliverable tahap ini adalah sebagai berikut:


• Dokumen berisi hasil analisis lanjutan kelayakan proyek.
• Dokumen berisi rencana strategis dan operasional proyek.
• Dokumen b erisi d efinisi lingkup, anggaran biaya (ABP), jadwal induk dan garis
besar kriteria mutu proyek.
• RFP atau paket lelang.
• Dokumen hasil evaluasi proposal dari para peserta lelang.

Kegiatan menyiapkan "deliverable" pada penyelenggaraan proyek E-MK dengan jenis


kontrak lump sum dilakukan oleh pihak pemilik proyek. Namun demikian, kegiatan
tersebut sering pula dilakukan dengan menggunakan bantuan konsultan.

C . Tahap lmplementasi
Komponen kegiatan utama pada tahap ini berbeda dari proyek ke proyek. Tetapi
untuk proyek E-MK umumnya terdiri dari kegiatan desain-engineering terinci fasilitas
yang hendak dibangun, desain-engineering produk, pengadaan material dan
peralatan, manufaktur atau pabrikasi dan instalasi atau konstruksi.
Kegiatan desain-engineering terinci merupakan tindak lanjut jenis pekerjaan yang
sama yang telah dirintis di tahap PP /Definisi.

Tahap implementasi terdiri dari kegiatan sebagai berikut:


• Mengkaji lingkup kerja proyek, kemudian membuat program implementasi dan
mengkomunikasikan kepada peserta dan penanggung jawab proyek.
• Melakukan pekerjaan desain-engineering terinci, pengadaan material dan
peralatan, pabrikasi, instalasi atau konstruksi.
• Melakukan perencanaan dan pengendalian aspek biaya, jadwal dan mutu.
• Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya ialah memobilisasi tenaga kerja,
melatih dan melakukan supervisi.

Deliverable Tahap Implementasi


Deliverable tahap ini adalah produk atau instalasi proyek yang telah selesai secara
"mekanis". Dari segi "contractual" ini ditandai dengan penyerahan sertifikat
mechanical completion dari pemilik proyek kepada organisasi pelaksana atau
kontraktor.

D . Tahap Terminasi
Kegiatan utama pada tahap terminasi adalah sebagai berikut:
• Mempersiapkan instalasi atau produk beroperasi, seperti uji coba start-up, dan
performance test.
• Penyelesaian administrasi dan keuangan proyek seperti asuransi dan klaim.
• Seleksi dan kompilasi dokumen proyek untuk diserahkan kepada pemilik atau
kepada induk perusahaan.
• Melaksanakan demobilisasi dan reassignment personil.
Bila langkah di atas telah selesai maka disusun laporan penutupan proyek.

Deliverable Akhir Tahap Terminasi


Deliverable tahap ini berupa:
• Instalasi a tau produk yang siap pakai a tau siap beroperasi. Ini ditandai
dengan diterbitkannya sertifikat "operational acceptance" oleh pemilik proyek
untuk pelaksana atau kontraktor.
• Dokumen pernyataan penyelesaian masalah asuransi, klaim dan jaminan
(warranty).

E. Tahap Operasi atau Utilisasi


Tahap operasi atau utilisasi atau aplikasi hasil proyek tidak termasuk dalam siklus
proyek, tetapi sudah merupakan kegiatan operasional.
Kita mencantumkannya di sini hanya untuk memperjelas batas kegiatan yang
bersangkutan; di mana kegiatan proyek berhenti
dan organisasi operasi mulai bertanggung jawab atas operasi dan pemeliharaan
instalasi atau produk hasil proyek.

Kegiatan utama yang terjadi di masing-masing tahap sepanjang


siklus proyek untuk beberapa macam proyek yang banyak dijumpai di negeri ini.

A . Proyek Engi eering-Konstruksi (E-K)


Beberapa kegiatan utama proyek E-K terdiri dari kegiatan-kegiatan seperti pada Tabel
di bawah dan bila disajikan dengan metode bagan balok akan terlihat seperti pada
Gambar selanjutnya.
Kegiatan utama proyek engineering-konstruksi

Siklus proyek engineering-konstruksi dengan beberapa kegiatan utamanya.

B . Proyek Engineering-Manufaktur
Beberapa kegiatan proyek engineering manufaktur berbeda dengan proyek E-K,
misalnya adanya kegiatan membuat prototip sebelum melakukan produksi penuh.

• Desain dan Pengembangan Produk


Setelah lulus pengkajian kelayakan dari bermacam- macam aspek pada tahap
konseptual, maka kegiatan proyek E-K dilanjutkan dengan desain dan pengembangan
produk Kegiatan
ini terdiri dari:
a) Analisis fungsi dan desain-engineering.
Kegiatan pokok di sini adalah melakukan analisis fungsi dan desain-engineering
dari produk yang akan dibuat beserta komponen-komponennya.
b) Desain-engineering terinci dan pengembangan produk.
Kegiatan pokok di sini adalah menjabarkan dan menerjemahkan yang telah
dikerjakan pada butir a menjadi spesifikasi, kriteria dan gambar-gambar desain
engineering untuk dipakai sebagai pedoman dalam proses pembelian material,
manufaktur, perakitan, dan uji coba.

• Sistem lntegrasi
Dalam hubungan ini dilakukan pula studi perihal integrasi dan kaitannya (interface)
dengan fasilitas dan peralatan yang telah ada di bengkel (pabrik) tersebut.

• Membuat Prototip (Prototype)


Seringkali sebelum menghasilkan produk akhir, dibuat terlebih dahulu prototip
(prototype).
Dari prototip terse but kemudian dilakukan uji coba (tes ting). Data dan informasi
yang dihasilkan dianalisis dan dikembangkan lebih jauh untuk menjadi masukan pada
kegiatan berikutnya.

• Manufaktur (Produksi)
Kegiatan ini terdiri dari pembelian material dan peralatan serta pabrikasi komponen
produk. Kegiatan ini dikerjakan oleh bidang manufaktur perusahaan yang
bersangkutan atau diserahkan kepada subkontraktor.

• Perakitan dan lnstalasi


Kegiatan akhir dari proyek E-M adalah merakit dan menginstal komponen-komponen
produk menjadi produk akhir, mengadakan tes, inspeksi, dan uji coba sebelum
diserahkan kepada pemesan.

C . Proyek Penelitian dan Pengembangan


Ikhtisar komponen kegiatan utama proyek penelitian dan pengembangan terlihat pada
Tabel sebelumnya.
Proyek engineering-manufaktur (E- M)

Kegiatan utama proyek penelitian dan pengembangan

D . Proyek Pelayanan Manajemen

Proyek golongan ini terdiri dari berbagai macam hentuk dan kegiatan. Pada umumnya
hasil akhirnya berbentuk nonfisik, misalnya laporan hasil studi atau penelitian
manajemen.
Contoh jenis proyek tersebut adalah studi untuk memperhaiki efisiensi kerja suatu
perusahaan.
Langkah-langkah yang diambil umumnya mengikuti urutan berikut:
• Tahap Konseptual
Mengkaji persoalan atau keperluan yang dihadapi. Jadi, disini diusahakan menggali
dan merumuskan penyebab terjadinya keadaan yang tidak efisien tersehut. Bila telah
ditemukan indikasi sumher atau inti penyehah persoalan, maka ditelusuri lebih lanjut
seherapa jauh akibat atau pengaruhnya terhadap sistem keseluruhan.
Dari pengkajian persoalan ini, seringkali muncul pula pemikiran mengenai arah
pemecahannya. Dalam contoh ini misalnya,
terungkap bahwa sumber persoalan disebabkan oleh sistem komunikasi dan prosedur
kerja yang tidak lagi dapat mengikuti perkembangan perusahaan. Akihatnya, kejadian
penyimpangan di daerah atau sektor yang haru dikembangkan terlambat diketahui
atau dideteksi.

• Tahap PP/Definisi
Meskipun pada tahap sebelumnya telah disinggung adanya pemikiran mengenai arah
pemecahan persoalan, hal ini masih dalam tahap konseptual.
Baru dalam tahap studi ini aspek pemecahan hasilnya. Melaksanakan "test penuh" dan
menganalisis hasil-hasilnya.
Persoalan mendapatkan perhatian sepenuhnya untuk dikaji secara mendalam. Dalam
konteks contoh di atas, jalan keluarnya adalah melakukan perampingan organisasi,
menambah fasilitas komunikasi, dan menyempurnakan prosedur laporan dan
pemantauan. Tahap ini ditutup dengan membuat laporan sementara (interim report)
perihal usulan di atas, termasuk indikasi biaya dan jadwal yang diperlukan bila usulan
tersehut dilaksanakan.

• Tahap Implementasi
Pada tahap ini segala rencana dan usulan tahap terdahulu, setelah ditemukan
alternatif yang dianggap terbaik, dirinci, dijabarkan, dihitung, dan disusun menjadi
suatu sistem yang hila direalisasikan diperkirakan dapat memecahkan persoalan yang
dihadapi oleh perusahaan.
Dalam contoh di atas, ini berarti melakukan kegiatan menyusun organisasi yang
diusulkan, berikut kualifikasi personil untuk posisi kunci, memhuat kriteria dan
spesifikasi teknis fasilitas dan peralatan komunikasi yang diinginkan, kemudian
menyiapkan prosedur operasional pelaporan dan pemantauan. Ini semua
dituangkan dalam laporan akhir yang juga memuat jadwal dan biaya yang diperlukan.

• Tahap Operasi atau Utilisasi


Perusahaan yang memheri tugas menerima laporan akhir kemudian membahasnya
untuk menentukan direalisasi atau tidaknya usulan yang dimuat dalam laporan
tersehut. Bila direalisasi maka laporan dapat digunakan sebagai pedoman untuk
pelaksanaan.

D . Proyek Pelayanan Manajemen


Proyek golongan ini terdiri dari berbagai macam hentuk dan kegiatan. Pada umumnya
hasil akhirnya berbentuk nonfisik, misalnya laporan hasil studi a tau penelitian
manajemen.
Contoh jenis proyek tersehut adalah studi untuk memperhaiki efisiensi kerja suatu
perusahaan.
Langkah-langkah yang diambil umumnya mengikuti urutan berikut:
• Tahap Konseptual
Mengkaji persoalan atau keperluan yang dihadapi. Jadi, di sini
diusahakan men ggali dan merumuskan penyebah terjadinya keadaan yang tidak
efisien tersehut. Bila telah ditemukan indikasi sumber atau inti penyebab
persoalan, maka ditelusuri lebih lanjut seberapa jauh akibat atau pengaruhnya
terhadap sistem keseluruhan.
Dari pengkajian persoalan ini, seringkali muncul pula pemikiran mengenai arah
pemecahannya. Dalam contoh ini misalnya,
terungkap bahwa sumber persoalan disebabkan oleh sistem komunikasi dan
prosedur kerja yang tidak lagi dapat mengikuti perkembangan perusahaan.
Akibatnya, kejadian penyimpangan di daerah atau sektor yang harus
dikembangkan terlambat diketahui atau dideteksi.

• Tahap PP/Definisi
Meskipun pada tahap sehelumnya telah disinggung adanya
pemikiran mengenai arah pemecahan persoalan, hal ini masih dalam tahap
konseptual.
Baru dalam tahap studi ini aspek pemecahan hasilnya.
Melaksanakan "test penuh" dan menganalisis hasil-hasilnya.
Persoalan mendapatkan perhatian sepenuhnya untuk dikaji secara mendalam.
Dalam konteks contoh di atas, jalan keluarnya adalah melakukan perampingan
organisasi, menamhah fasilitas komunikasi, dan menyempurnakan prosedur
laporan dan pemantauan. Tahap ini ditutup dengan membuat laporan sementara
(interim report) perihal usulan di atas, termasuk indikasi biaya dan jadwal yang
diperlukan bila usulan tersehut dilaksanakan.

• Tahap Implementasi
Pada tahap ini segala rencana dan usulan tahap terdahulu, setelah ditemukan
alternatif yang dianggap terhaik, dirinci, dijaharkan, dihitung, dan disusun menjadi
suatu sistem yang bila direalisasikan diperkirakan dapat memecahkan persoalan
yang dihadapi oleh perusahaan.
Dalam contoh di atas, ini berarti melakukan kegiatan menyusun organisasi yang
diusulkan, berikut kualifikasi personil untuk posisi kunci, membuat kriteria dan
spesifikasi teknis fasilitas
dan peralatan komunikasi yang diinginkan, kemudian menyiapkan prosedur
operasional pelaporan dan pemantauan. Ini semua dituangkan dalam laporan akhir
yang juga memuat jadwal dan hiaya yang diperlukan.

• Tahap Operasi atau Utilisasi


Perusahaan yang memheri tugas menerima laporan akhir kemudian memhahasnya
untuk menentukan direalisasi atau tidaknya usulan yang dimuat dalam laporan
tersehut. Bila direalisasi maka laporan dapat digunakan sehagai pedoman untuk
pelaksanaan.

9.3 Siklus proyek untuk pemilik dan kontraktor

Siklus proyek yang telah dibicarakan sebelumnya dapat diperinci lebih jauh untuk
pemilik dan kontraktor. Siklus proyek pemilik relative berbeda dengan kontraktor
(utama), terutama berkenaan
dalam suatu kontrak lump-sum saat kontraktor mengerjakan engineering. Pengadaan
dan konstruksi dilakukan pada tahap implementasi fisik. Pada tahap konseptual
pemilik mengkaji

Gambar di bawah menunjukkan garis besar langkah yang ditempuh pemilik dan
kontraktor selama siklus proyek.
Siklus proyek pemilik dan kontraktor dalam suatu kontrak lump-sum.

Kelayakan proyek, dilanjutkan dengan menyusun perencanaan strategis


penyelenggaraan proyek, menyiapkan perangkat (dokumen lelang, SIMP, dan lain-
lain) dan peserta (tiro proyek pemilik, kontraktor dan mungkin juga konsultan). Pada
kedua tahap ini kontraktor belum ada. Umumnya baru pada akhir tahap
PP /Definisi mereka (melalui bidang Bussiness atau Pemasaran) mengadakan
pendekatanpendekatan kepada pemilik untuk ikut lelang. Bagi kontraktor,
perencanaan intensif dimulai setelah penandatanganan kontrak EPK atau penerimaan
letter of intent, yaitu dalam rangka menyusun Rencana Implementasi Proyek (RIP-k).
RIP-kontraktor ini dipresentasikan dalam suatu internal kick-off meeting dan setelah
diadakan perubahan yang diperlukan kemudian dipakai sebagai dasar materi kickoff
meeting dengan pemilik dan pembuatan "control budget" atau disebut juga Anggaran
Definitif Proyek (ADP) dan jadwal induk.
Selanjutnya, ADP dan jadwal induk digunakan sebagai tolok ukur proses pengendalian
sampai proyek selesai (u-v). Setelah menyerahkan pekerjaan implementasi fisik
kepada kontraktor, tugas utama pemilik adalah melakukan pemantauan dan
pengendalian seperti pengendalian perubahan lingkup, change order, pembayaran,
jadwal dan pengendalian mutu.

Anda mungkin juga menyukai