Tidak dapat disangkal lagi bahwa listrik adalah bentuk energi yang saat ini
merupakan penyandang kehidupan masyarakat yang sangat berarti baik dalam
aspek untuk menunjang produktivitas maupun yang berkaitan dengan unsur-
unsur lain yang terkait dengan kualitas kehidupan, seperti kenyamanan dan
kemampuan untuk mengembangkan diri, listrik telah merupakan sesuatu
komuditas kebutuhan primer dalam kehidupan kita.
Pada umumnya bagi konsumen listrik yang telah mendapat suplai energi listrik
dan menjadikan bagian dari kehidupannya, listrik adalah sesuatu yang taken for
granted harus ada sesuai dengan kebutuhannya, kapanpun diperlukan. Sebaliknya
bagi masyarakat yang belum terjangkau oleh suplai tenaga listrik, sangat
mendambakan kehadiran listrik dalam kehidupannya. Listrik dilihat sebagai
sesuatu yang dapat mengubah pola hidupnya dan merasakan sebagai bagian dari
kehidupan abad ini.
Untuk berbagai penggunaan, listrik adalah bentuk energi yang sangat fleksibel
baik ditinjau dari kemungkinan konversinya maupun transmisinya. Akan tetapi
energi listrik sulit disimpan, jadi harus dibangkitkan pada saat dibutuhkan.
Dengan demikian maka kontinuitas suplai listrik menjadi permasalah utama
dalam manajemen kelistrikan baik dari segi operasi maupun dari segi
perencanaan.
Sejarah SKKNI
Instansi pemerintah yang pada saat itu terlibat secara aktif dalam memfasilitasi
dan membantu proyek otomotif IAPSD adalah sebagai berikut:
Sebagai hasil proyek otomotif IAPSD, telah tersusun standar kompetensi yang
pada dasarnya merupakan gabungan dari standar KBK tersebut dan standar
Australia terbaru. Standar kompetensi tersebut telah disosialisasikan kepada
wakil dari bidang industri terkait. Umpan balik dan revisi telah dilakukan
melalui standard advisory group serta masukan dari komite resmi proyek
otomotif IAPSD. Standard advisory group saat ini lebih dikenal dengan nama
Ikatan Teknisi Otomotif (ITO-Indonesia) yang merupakan himpunan profesi
terkait dalam bidang otomotif.
KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri bangsa Indonesia terkait
dengan sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional, dan sistem
penilaian kesetaraan capaian pembelajaran (learning outcomes) nasional, yang
dimiliki Indonesia untuk menghasilkan sumber daya manusia nasional yang
bermutu dan produktif.
SMK
Lembaga Kursus dan Pelatihan
Kolegium Keilmuan
Konsil Kedokteran Indonesia
Forum Program Studi
BNSP, LSP
Asosiasi Profesi
KADIN, Asosiasi Industri
BAN-PT
BSNP
Penyetaraan Jenjang
Dalam hal suatu bidang pekerjaan pada suatu sektor/lapangan usaha tidak
memiliki 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, maka jenjang kualifikasi pada bidang
pekerjaan yang bersangkutan dapat disusun tidak dalam 9 jenjang, dan tidak
harus dimulai dari jenjang 1 (satu) dan/atau diakhiri dengan jenjang 9
(sembilan). Setiap jenjang kualifikasi terdiri dari unit-unit kompetensi yang telah
ditetapkan menjadi SKKNI oleh Menteri Ketenagakerjaan. Penetapan unit-unit
kompetensi dalam suatu jenjang kualifikasi dilakukan berdasarkan aturan
pengemasan inti dan pilihan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan KKNI di jalur pelatihan kerja atau
pengalaman kerja diatur melalui Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21
Tahun 2014 tentang Pedoman Penerapan KKNI.