A. Latar Belakang
Pentingnya penyediaan sumberdaya manusia (SDM) yang terampil diwujudkan
pemerintah melalui kebijakan peningkatan mutu pendidikan kejuruan yang memberi perhatian
pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pengembangan SMK saat ini mulai bergerak dari
orientasi pasar tenaga kerja lokal kepada pasar tenaga kerja ASEAN menyambut masyarakat
ekonomi ASEAN (MEA), serta mempersiapkan para lulusan dengan pembekalan karakter
bekerja, wirausaha, dan melanjutkan (BMW). Penerapan teaching factory di SMK
merupakan wujud dari salah satu upaya Direktorat Pembinaan SMK untuk lebih mempererat
kerjasama atau sinergi antara SMK dengan industri.
Pembelajaran melalui teaching factory bertujuan untuk menumbuh-kembangkan
karakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama, kepemimpinan, dan lain-
lain) yang dibutuhkan DU/DI serta meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari sekedar
membekali kompetensi (competeny based training) menuju ke pembelajaran yang membekali
kemampuan memproduksi barang/jasa (production based training).
Hubungan kerjasama antara SMK dengan industri dalam pola pembelajaran Teaching
Factory akan memiliki berdampak positif untuk membangun mekanisme kerjasama
(partnership) secara sistematis dan terencana didasarkan pada posisi tawar win-win solution.
Penerapan pola pembelajaran Teaching Factory merupakan interface dunia pendidikan
kejuruan dengan dunia industri, sehingga terjadi check and balance terhadap proses
pendidikan pada SMK untuk menjaga dan memelihara keselarasan (link and match) dengan
kebutuhan pasar kerja.
B. Tujuan
1.
C. Aalur/Implementasi
D. Mekanisme Kegiatan
E. Waktu Pelaksanaan
TOP adalah lembaga mitra Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang bertanggung
sertifikat kompetensi atas nama BNSP serta melakukan akreditasi tempat uji
kompetensi.
Pedoman BNSP 201, 202 dan Pedoman BNSP lain terkait yang diterbitkan oleh BNSP.
Dalam pedoman tersebut ditetapkan persyaratan yang harus dipatuhi untuk menjamin
agar lembaga sertifikasi menjalankan sistem sertifikasi pihak kedua secara konsisten dan
teknisi otomotif.
dan tantangan ASEAN Economic Community (AEC) dan AFTA (ASEAN Free Tread Area), maka
Asosiasi Profesi Teknisi Otomotif Indonesia (ATOM) bersama PT Yasa Ekacipta Solusi (PT
YES) ingin berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada
bidang otomotif yang berorientasi pada kompetensi dan pada kebutuhan dunia kerja
sehingga tenaga kerja profesi teknisi otomotif dapat memberikan kontribusi bidang
profesinya dalam pembangunan kegiatan usaha disektor otomotif dan secara nasional
diakui kompetensinya.
Indonesia (SKKNI) Nomor : KEP. 116 /MEN/ VII/ 2004 Kendaraaan Ringan dan tidak
B. Tujuan
1. Peningkatan kompetensi lulusan
2. Peningkatan kompetensi guru
3. Dapat menyelenggarakan sertifikasi kopmetensi p3 sewaktu
C. Aalur/Implementasi
SOP / alur pengajuan
D. Mekanisme Kegiatan
1. Klaster Kendaraan Ringan Roda Empat
Engine Tune Up Konvensional
Engine Tune Up Sistem Injeksi
Engine Tune Up Injeksi Diesel
Pemeliharaan Emisi Gas Buang
Pemeliharaan Four Wheel Alignment
Pemeliharaan Dan Perbaikan Sistem Rem Manual
4. Waktu Pelaksanaan
5. Lampiran (landasan Hukum, Petunjuk/panduan dokumentasi dll)