Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN GAWATDARURAT

PADA PASIEN LUKA BAKAR


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat
Dosen Pembimbing : Ns.Puji Astuti, M.Kep,Sp.Kep.MB

Disusun Oleh :
kelompok 14

1. Diah Eka Lestari


2. Indah Melinda Putri
3. Umi Rodhiyah
4. Rina Rosdiana

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas limpahan
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Gawat Darurat Tentang Luka Bakar” makalah ini disusun sebagai salah satu
tugas mata ajar Kegawat daruratan Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada Yth :

1. Ns.Puji Astuti, M.Kep,Sp.Kep.MB selaku dosen keperawatan gawat darurat


2. Orang tua kami yang telah membantu baik moral maupun materi
3. Rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini 

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata ajar berguna
menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan
datang.

Bekasi, 07 April 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik
dirumah, tempat kerja bahkan dijalan atau ditempat-tempat lain. Penyebab luka bakar pun
bermacam-macam tipe berupa api, cairan panas, uap panas bahkan kimia, aliran listrik
dan lain-lain.
Luka bakar yang terjadi akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit, cidera luka
bakar terutama pada luka bakar yang dalam dan luas masih merupakan penyebab utama
kematian dan disfungsi berat jangka panjang.
Pendapat diatas tidak akan terwujud tanpa adanya penanganan yang cepat dan
tepat serta kerja sama yang baik antara anggota tim Kesehatan yang terkait. Penderita
luka bakar memerlukan perawatan secara khusus karena luka bakar berbeda dengan luka
tubuh lain (seperti luka tusuk, tembak dan sayatan). Hal ini disebabkan karena pada luka
terdapat keadaan seperti:
1. Ditempat kuman dengan patogenitas tinggi
2. Terdapat banyak jaringan mati
3. Mengeluarkan banyak air, serum dan darah
4. Terbuka untuk waktu yang lama (mudah terinfeksi dan terkenal trauma)
5. Memerlukan jaringan untuk menutup
Berbagai karakteristik unit bakar membutuhkan intervensi khusus yang
berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh penyebab luka bakar dan
bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan
perawatan atau intervensi lebih intensif dibandingkan luka bakar yang hanya sedikit
dan superficial. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka bakar
yang disebabkan zat kimia atau radiasi atau listrik membutuhkan penaganan yang
berbeda meskipun luas luka bakarnya. Luka bakar yang mengenai daerah genetalia
mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadinya infeksi dibandingkan dengan
luka bakar yang ukuran atau luasnya sama pada bagian tubuh yang lain. Luka bakar
yang mengenai tangan dan kaki dapat mempengaruhi kapasitasnya fungsi pasien
(produktivitas/kemampuan kerja) sehingga memerlukan Teknik penganan yang
berbeda dengan bagian tubuh lain.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar kita sebagai mahasiswa mengerti bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan
gawat darurat luka bakar
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi dari luka bakar
b. Untuk mengetahui etiologi / faktor resiko luka bakar
c. Untuk mengetahui bagan patofisiologi luka bakar
d. Untuk mengetahui karakteristik/manifestasi klinik/golongan luka bakar
e. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dan diagnostik luka bakar
f. Untuk mengetahui algoritma penatalaksanaan kasus atau penatalaksanaan kasus
luka bakar
g. Untuk mengetahui asuhan keperawatan gawat daruratan luka bakar
BAB II

KASUS DAN PEMBAHASAN

Kasus
Tn D (30 tahun) masuk IGD dengan akibat kompor meledak. Data yang didapat
BB 70kg, TB 165 cm, TD 100/60 mmHg, N=102x/mnt, Pernafasan= 28x/mnt,
S=37,5 C. keadaan luka mengenai muka, badan bagian depan, lengan kiri dan
kedua tungkai depan, genitalia, edema (+), bullae (+) 4 cm, beberapa tempat sudah
pecah, keluaran drainage berwarna bening, kesadaran kompos mentis, klien
mengeluh susah bernafas

I. Definisi Luka Bakar


Menurut nugroho (2016) luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh
panas, arus listrik, bahan kimia, dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan
jaringan yang lebih dalam
Menurut potter and perry (2006) luka bakar merupakan bentuk trauma yang
terjadi sebagai akibat dari aktifitas manusia dilingkungan sekitar maupun dalam
keadaan bencana. Luka bakar terjadi karena adanya sentuhan permukaan yang
sifatnya panas seperti listik, api, air mendidih maupun zat-zat kimia yang dapat
membakar seperti asam kuat dan basa kuat. Terpaparnya kulit dengan zat kimia
mengakibatkan hancurnya protein kulit yang menyebabkan timbulnya reaksi
kimia. Sedangkan reaksi fisika terjadi pada listrik jika manusia dialirkan listik
maka akan terjadi panas karena adanya pelepasan energi pada listrik

II. Etiologi Luka Bakar


Menurut musliha (2010) etiologi luka bakar sbb:
1. Luka bakar suhu tinggi (thermal burn) yang disebabkan oleh karena terpapar
atau kontak dengan api, cairan panas dan bahan padat. Luka bakar api
berhubungan dengan asap atau cedera inhalasi
2. Luka bahan kimia (chemical burn) yang disebabkan oleh kontak jaringan kulit
dengan asam atau basa yang kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan
banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia
ini. luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat-zat
pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai
zat kimia yang digunakan dalam bidang industry, pertanian dan militer. Lebih
dari 25.000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia
3. Luka bakar sengatan listrik (electrical burn) disebabkan karena lewatnya
tenaga listrik bervoltase tinggi melalui jaringan menyebabkan perubahan
menjadi tenaga panas, ia menimbulkan luka bakar yang tidak hanya mengenai
kulit dan jaringan subkutis tetapi semua jaringan pada jalur arus listrik
tersebut. Luka bakar listrik biasanya disebabkan oleh kontak dengan sumber
tenaga voltase tinggi. Anggota gerak merupakan kontak yang terlazim, dengan
tangan dan tangan lebih sering cedera dari pada tungkai dan kaki. Kontak
sering menyebabkan gangguan jantung dan atau pernafasan dan resusitasi
kardiopulmonal sering diperlukan pada saat kecelakaan tersebut terjadi. Luka
pada daerah masuknya listrik biasanya gosong dan tampak cekung
4. Luka bakar radiasi (radiasi injury) disebabkan oleh terpapar dengan sumber
radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi
ion pada industry atau sumber dari radiasi untuk keperluan terapeutikpada
dunia kedokteran. Terpapar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu
lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi

III. Patofisiologi Luka Bakar


IV Manifestasi Klinik Luka Bakar
Untuk mengetahui gambaran klinis tentang luka bakar (combustion) maka perlu
mempelajari:

1. Luas luka bakar


Luas luka bakar dapat ditemukan dengan cara "Rule of Nine" yaitu dengan tubuh
dianggap 9% yang terjadi antara :
a) Kepala dan leher : 9%
b) Dada dan perut : 18%
c) Punggung hingga pantat : 18%
d) Anggota gerak atas masing-masing : 9%
e) Anggota gerak bawah masing-masing : 18%
f) Perineum : 9%
2. Derajat luka bakar
Untuk derajat luka bakar dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Grade I
a) Jaringan yang rusak hanya epidermis
b) Klinis ada nyeri, warna kemerahan, kulit kering
c) Tes jarum ada hiperalgesia
d) Lama sembuh ± 7 hari
e) Hasil kulit menjadi normal
2. Grade II
 Grade II a
a) Jaringan rusak sebagian dermis, folikel, rambut, dan kelenjar keringat
utuh
b) Rasa nyeri warna merah pada lesi
c) Adanya cairan pada bula
d) Waktu sembuh ± 7-14 hari
 Grade II b
a) Jaringan rusak sebagian dermis, hanya kelenjar keringat utuh
b) Eritema sering ada sikatrik
c) Waktu sembuh ± 17-21 hari
3. Grade 3
a) Jaringan yang rusak seluruh epidermis dan dermis
b) Kulit kering, kaku, terlihat gosong
c) Terasa nyeri karena ujung saraf rusak
d) Waktu sembuh lebih dari 21 hari
4. Grade 4
Luka bakar yang mengenai otot bahkan tulang

V. Pemeriksaan Penunjang Dan Dignostik Luka Bakar


Pemeriksaan labotarium darah yang meliputi:
a. Hb, Ht, Trombosit
b. Protein total (albumin dan globulin)
c. Ureum dan kreatinin
d. Elektrolit
e. Gula darah
f. Analisa gas darah ( jika perlu lakukan tiap 12 jam atau minimal tiap hari)
g. Tes fungsi hati / LFT penatalaksanaan

VI. Algoritma Penatalaksaan Luka Bakar


Tindakan pertama
 Hari 1 :
 Resusitasi :
Infus RL
Monitoring
 Luka :
Debridement
Eksisi
 Infeksi :
Antibiotik
Toxoid
PP injeksi
Topikal
 Komplikasi:
Gastritis akut
 Khusus:
Inhalasi
 Hari II-III: Hari IV-VII:

Dangkal:

 Basah,
 balut

Debridement

Dalam:

 Cepat,
 lambat

VII. Asuhan Keperawatan Luka Bakar


Kasus
Tn D (30 tahun) masuk IGD dengan akibat kompor meledak. Data yang didapat BB
70kg, TB 165 cm, TD 100/60 mmHg, N=102x/mnt, Pernafasan= 28x/mnt, S=37,5
C. keadaan luka mengenai muka, badan bagian depan, lengan kiri dan kedua tungkai
depan, genitalia, edema (+), bullae (+) 4 cm, beberapa tempat sudah pecah, keluaran
drainage berwarna bening, kesadaran kompos mentis, klien mengeluh susah bernafas
A. Pengkajian
 Data umum
Nama : Tn.D
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki
Agama : Islam
Alamat : kp. Bogor sero
Pendidikan : SMA
Perkerjaan : karyawan swasta
Status perkawinan : Menikah
 Riwayat penyakit sekarang
Tn.D 30 thn masuk igd dengn akibat kompor meledak. keadaan mengena8i
muka badan bagian depn, lengan kiri dan kedua tungkai depan, genitalia
nya, klien mengeluh sesak nafas, klien mengeluh nyeri dan mengeluh sakit
pada luka bakarnya.
 Riwayat penyakit lalu
Klien tidak pernah mengalami penyakit yang sama, tidak ada riwayat
penyakit apapun
 Riwayat penyakit keluarga
Klien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan

B. Pengkajian data primer


 A (Air way) :
Adanya obstruksi jalan nafas ditandai dengan sesak
 B (Breathing) :
Frekuensi pernapasan meningkat dan merasa sesak bernafas
 C (circulasi) :
Mengalami hipotensi (syok), pembentukan jaringan oedema pada jaringan luka
 D (Disability) :
Lemah, letih, sulit bergerak, gangguan istirahat tidur, wajah meringis
kesakitan, frekuensi pernafasan meningkat.
 E (Exposure):
Buka pakaian penderita untuk memeriksa cedera agar tidak melewatkan
memeriksa seluruh bagian tubuh terlebih yang tidak terlihat secara sepintas.
Jika seluruh tubuh telah diperiksa, penderita harus ditutup untuk mencegah
hilangnya panas tubuh
 F (Foley cateter) :

Dilakukan pemasangan foley cateter untuk menentukan cairan yang masuk dan
keluar

Dewasa: 0,5 cc/kg BB/jam

 G (Gastic tube):
Dilakukan pemasangan NGT untuk mengurangi distensi lambung dan
mencengah aspirasi jika terjadi muntah sekaligus mempermudah dalam
pemberian obat atau makanan
 H (Hearth monitor):
Tidak memiliki Riwayat jantung

C. Diagnosa keperawatan
1. Manajemen jalan nafas b/d klien mengeluh susah bernafas
2. Pemantauan cairan b/d Resiko ketidak keseimbangan
3. Perawatan luka bakar b/d diarea muka, bagian depan, lengan kiri dan
menahan nyeri dibagian bawah tungkai depan, memegang area genitalia

D. Intervensi keperawatan

Diagnosa Tujuan keperawatan Intervensi


keperawatan
Dx 1: Setelah diberikan asuhan Observasi:
Manajemen jalan nafas keperawatan 2x24 jam - Monitor pola nafas
b/d klien mengeluh diharapkan manajemen (frekuensi,
susah bernafas jalan nafas dengan kedalaman, usaha
kriteria hasil: napas)
- Menunjukkan - Monitor bunyi nafas
pembersihan jalan tambahan (mis,
nafas yang efektif gurgling, mengi,
- Menunjukkan status wheezing, ronkhi
pernafasan: kering)
kepatenan jalan - Monitor sputum
nafas, yang (jumlah, warna,
dibuktikan oleh aroma)
indikator Teraupetik:
- Frekuensi dan irama - Pertahankan
pernafasan baik kepatenan jalan
napas dengan heed-
tiit dan chin-tiit (jaw-
thrust jika curiga
trauma servikal)
- Posisikan semi-
fowler atau fowler
- Berikan minum
hangat
- Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu
- Lakukan
penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
- Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
- Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forsep MCGill
- Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi:
- Anjurkan asupan
2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
- Ajarkan Teknik
batuk efektif
Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Dx 2: Setelah diberikan asuhan Observasi:
Pemantauan cairan b/d keperawatan 2x24 jam - Monitor frekuensi
Resiko ketidak diharapkan pemantauan dan kekuatan nadi
keseimbangan cairan dengan kriteria - Monitor frekuensi
hasil: napas
- Tekanan darah - Monitor tekanan
normal (100-120/60- darah
90 mmHg - Monitor berat badan
- Bullae ekstremitas - Monitor waktu
sekitar 4 cm pengisian kapiler
- Monitor elastisitas
atau turgor kulit
- Monitor jumlah,
warna dan berat jenis
urine
- Monitor kadar
albumin dan protein
total
- Monitor hasil
pemeriksaan serum
(mis, osmolaritas
serum, hematokrit,
natrium, kalium,
BUN)
- Monitor intake dan
output cairan
- Identifikasi tanda-
tanda hipovelemia
(mis, dispnea, edema
perifer, edema
anasarca, JVP
meningkat, CVP
meningkat, reflex
hepato jugular, berat
badan menurun
dalam waktu singkat)
- Identifikasi faktor
risiko keseimbangan
cairan (mis, prosedur
pembedahan mayor,
trauma/perdarahan,
luka bakar, apheresis,
obstruksi intestinal,
peradangan pancreas,
penyakit ginjal dan
kelenjar, disfungsi
intestinal)
Terapeutik:
- Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi
pasien
- Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
Dx 3: Setelah diberikan asuhan Observasi:
Perawatan luka bakar b/d keperawatan 2x24 jam - Identifikasi penyebab
klien mengeluh diarea diharapkan perawatan luka bakar
muka, bagian depan, luka bakar dengan - Identifikasi durasi
lengan kiri dan menahan kriteria hasil: terkena luka bakar
nyeri dibagian bawah - Mencapai dan Riwayat
tungkai depan, menyetuh penyembuhan tepat penganan luka
area genitalia waktu pada area sebelumnya
luka bakar - Monitor kondisi luka
(mis, persentasi
ukuran luka, derajat
luka, perdarahan,
warna dasar luka,
infeksi, eksudat, bau,
luka, kondisi tepi
luka
Teraupetik:
- Gunakan Teknik
aseptic selama
merawat luka
- Lepaskan balutan
lama dengan
menghindari nyeri
dan perdarahan
- Rendam dengan air
steril jika balutan
lengket pada luka
- Bersihkan luka
dengan cairan steril
(mis, Nacl 0,9%,
cairan antiseptik)
- Lakukan terapi
relaksasi untuk
mengurangi nyeri
- Jadwalkan
frekuensi perawatan
luka berdasarkan
ada atau tidaknya
infekasi, jumlah
eksudat dan jenis
balutan yang
digunakan
- Gunakan modern
dressing sesuai
dengan kondisi luka
(mis, hyrocolloid,
polymer, crysteline
cellulose)
- Berikan diet dengan
kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan
protein 1,25-1,5
g/kgBB/hari
- Berikan suplemen
vitamin dan mineral
(mis, vitamin A,
vitamin C, Zinc,
asam amino), sesuai
indikasi
Edukasi:
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi kalori
dan protein
Kolaborasi:
- Kolaborasi prosedur
debridement (mis,
enzimatik, biologis,
mekanisme,
autolitik), jika perlu
- Kolaborasi
pemberian antibiotik,
jika perlu

VIII. Algoritma triage


Luka, jalan Respirasi

Hijau
Tidak Ya

Posisikan jalan nafas

Kurang dari 30/mnt lebih dari 30mnt

Respirasi : tidak respirasi: ya perfusi

Merah

Hitam Merah

Denyut radial : tidak denyut radial : ya

Atau

Lebih 2 detik – refill kapiler- kurang 2 detik

Status mental

Control perdarahan

Tidak dapat ikut dapat ikut perintah sederhana

Perintah sederhana

Merah Merah Kuning

DAFTAR PUSTAKA:

Dewan pengurus pusat, 2018 “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan” Jakarta selatan: DPP PPNI

Dewan pengurus pusat, 2019 “Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Kriteria
hasil keperawatan” Jakarta selatan: DPP PPNI

Kristan, 2018 “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat” Bandung : Bitread Publishing

Anda mungkin juga menyukai