KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
1. Konsep Gagal Ginjal Kronik
a. Definisi Gagal Ginjal Kronik
GGK didefinisikan sebagai kerusakan struktur atau fungsi
ginjal yang bertahan lebih dari 3 bulan dengan atau tanpa
penurunan laju filtrasi glomerulus. Hal ini dapat ditentukan baik
dengan bukti kerusakan ginjal seperti terdeteksinya albuminuria
persisten atau dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR).
Penanda lain mungkin termasuk bukti kelainan patologis yang
terdeteksi oleh biopsi ginjal, kelainan struktural yang tampak
kelainan pada studi pencitraan, atau kelainan elektrolit serum
misalnya sindrom tubular ginjal (Lukela et al., 2019).
Gagal ginjal kronis juga didefinisikan sebagai kerusakan
ginjal dan/atau penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR)
kurang dari 60mL/min/1,73m2 selama minimal 3 bulan (Kemenkes
RI, 2017). GGK tidak dapat dipulihkan atau dikembalikan dan
terjadi penurunan progresif jaringan fungsi ginjal. Ketika massa
ginjal yang tersisa tidak lagi menjaga lingkungan internal tubuh,
maka akibatnya adalah gagal ginjal. Penyakit ini disebut GGK
stadium 5 atau penyakit ginjal stadium akhir/end stage renal
disease (ESRD) (Black & Hawks Jane Hokanson, 2014).
Klasifikasi gagal ginjal kronik berdasarkan derajat LFG (Laju
Filtration Glomerulus) dimana nilai normalnya adalah 125 ml/mn
1,73m2 dengan rumus Kockroft- Gault yaitu sebagai berikut:
dengan derajatnya, dapat dilihat pada tabel 2.1 (Setiati et al., 2017)
LFG
Derajat
(mlmnt/1,73m2)
Rencana tatalaksana
2. Konsep Fatigue
a. Pengertian Fatigue
Fatigue adalah keletihan terus – menerus dan penurunan
kapasitas untuk kerja fisik dan mental pada tingkat yang lazim
(Herdman dan Kamitsuru, 2014). Kelelahan adalah berdampak luas
pada kehidupan manusia, pernah dialami oleh semua orang secara
mendasar. Kelelahan dirasakan sebagai suasana hati tidak senang
(kelelahan, keletihan, kelesuan) atau keadaan mental yang tidak
fokus (gangguan, frustasi, ketidaknyamanan) atau keadaan tubuh
yang tidak menyenangkan, termasuk sakit kepala, ketegangan, dan
nyeri yang tidak jelas di otot dan persendian. Hal ini terlibat dalam
gangguan suasana hati dan kualitas hidup sehari – hari. Pada kasus
yang lebih intens dapat dirasakan sebagai kelelahan fisik,
ketidakmampuan total untuk pengerahan tenaga, kurangnya
motivasi, atau depresi.
b. Proses Terjadinya Fatigue
Menurut Sedarmayanti (dalam Nasekhah, 2016) menyatakan
bahwa pada dasarnya timbulnya kelelahan dikarenakan oleh dua
hal, yaitu :
1. Kelelahan akibat faktor fisiologis (Fisik atau Kimia)
Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena
adanya perubahan fisiologis dalam tubuh. Dari segi fisiologis,
tubuh manusia dapat dianggap sebagai mesin yang dapat
membuat bahan bakar, dan memberikan keluaran berupa tenaga
yang berguna untuk melakukan kegiatan. Pada prinsipnya, ada
lima macam mekanisme yang dilakukan tubuh, yaitu : sistem
B. Mekanisme
1. Identifikasi Pertanyaan
a. Analisa PICOT
P (Problem and Patient) : Pasien dengan diagnosa medis
Gagal Ginjal Kronik/CKD.
I (Intervention) : Latihan Slow Deep Breathing
C (Comparation) : Tidak ada perbandingan
O (Outcome) : Terjadi penurunan
keletihan/fatigue
T (Time) : Dilakukan pada hari Rabu dan
Kamis, 08-09 Desember 2021
pukul 10.00 WITA ± 15 menit.
b. Pertanyaan Klinis
Apakah ada pengaruh latihan slow deep breathing terhadap
penurunan keletihan/fatigue pada pasien dengan Gagal Ginjal
Kronik/CKD?
2 The Effects Of Seluruh sampel Purposive Teknik relaksasi Hasil pada penelitian ini (Ib)
Relaxation Breathing penelitian ini sampling pernapasan yaitu didapatkan pengaruh Evidence
On Fatigue In Patients merupakan seluruh pada teknik relaksasi based dari
With Chronic Kidney pasien dengan CKD napas dalam untuk paling sedikit
Disease yang sedang menjalani mengurangi kelemahan satu uji klinik
Undergoing hemodialisis dengan pada pasien CKD, dengan
Hemodialysis jumlah responden didapatkan penurunan pembanding,
(Sutinah & Azhari, sebanyak 76 orang. level kelemahan dari skor dengan RCT
2020) Kriteria inklusi 50,18 menjadi 46,45
responden penelitian ini dengan p value (0,043)
adalah pasien yang
menjalandi hemodialisis
>6 bulan, tidak
3. Slow Deep Breathing Sampel pada penelitian Purposive Slow Deep Hasil pada penelitian ini (Ib)
Berpengaruh Terhadap ini merupakan pasien sampling Breathing didapatkan adanya Evidence
Fatigue Pada Pasien dengan gagal ginjal perbedaan signifikan pada based dari
Dengan Gagal Ginjal kronik yang mengalaimi pasien gagal ginjal kronik paling sedikit
Kronik Yang Menjalani fatigue dan sedang yang mengalami fatigue satu uji klinik
Hemodialisis menjalani hemodialisis. sebelum dan sesudah dengan
(Hasanah & PH, 2021) Pada penelitian ini diberikan intervensi slow pembanding,
didapatkan sampel deep breathing dengan RCT
berjumlah 56 orang.
A. Jenis Intervensi
Jenis intervensi yang digunakan adalah tindakan mandiri perawat
dalam memberikan latihan Slow Deep Breathing.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam desain inovatif ini adalah seluruh Pasien Gagal
Ginjal Kronis/CKD di Ruang Flamboyan RSUD. AW. Sjahranie
Samarinda.
2. Sampel
Sampel dalam desain inovatif ini adalah responden yang diambil
berdasarkan kriteria inklusi dari populasi. Adapun kriteria inklusi dan
ekslusi adalah sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
1) Pasien CKD yang bersedia mengikuti intervensi sampai selesai
2) Pasien CKD, baik laki-laki maupun perempuan
3) Pasien CKD yang tidak memiliki gangguan penglihatan dan
pendengaran
4) Pasien CKD yang dapat membaca dan berkomunikasi dengan
baik
5) Pasien CKD yang tidak memiliki keluhan sesak napas
b. Kriteria Eksklusi
1) Pasien CKD yang menolak menjadi responden
2) Pasien CKD yang mengenakan alat bantu oksigen
3) Pasien CKD dengan keluhan dispnea
4) Pasien CKD yang tidak mampu mengikuti instruksi
D. Waktu
Desain inovatif ini dilaksanakan pada tanggal 08 Desember 2021
s.d 09 Desember 2021, pukul 10.00 Wita selama ± 15 menit.
E. Setting
Desain inovatif ini dilaksanakan di Ruang Flamboyan AW.
Sjahranie Samarinda Kamar 2004 Pada Pasien Tn. I dengan diagnosa
CKD dan Pada Pasien Tn. H dengan diagnose CKD.
PROSEDUR TINDAKAN
LATIHAN SLOW DEEP BREATHING
1-2
Tanggal Terbit Ditetapkan Ketua Prodi
(SOP) Profesi Ners
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
1. Pulpen
PERSIAPAN 2. Jam Saku
ALAT 3. Lembar Observasi
A. Pre Interaksi
1. Mengumpulkan data tentang klien
2. Menciptakan lingkungan yang nyaman
PROSEDUR
3. Membuat rencana pertemuan tindakan keperawatan
4. Melakukan verifikasi tindakan pemberian latihan slow deep
breathing
5. Menyiapkan alat dan cuci tangan.
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada klien dengan menyapa nama pasien
dan perawat memperkenalkan diri
2. Menjelasakan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien
3. Melakukan kontrak waktu dan tempat kepada klien
4. Menanyakan persetujuan dan persiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan.
D. Terminasi
1. Merapikan alat
2. Evaluasi subjektif dan objektif setelah diberikan latihan slow
deep breathing
3. Kontrak tindak lanjut
4. Salam
5. Dokumentasi.
Nama Pasien :
Kamar :
Gerakan ke-2:
Klien meletakkan kedua tangan di atas perut
Gerakan ke-3:
Klien melakukan napas secara perlahan dan dalam melalui
hidung, kemudian tarik napas selama tiga detik, rasakan
perut mengembang pada saat menarik napas
Gerakan ke-4:
Klien menahan napas selama tiga detik
Gerakan ke-5:
Klien mengkerutkan bibir seperti posisi mulut pada saat
bersiul dan minta pasien untuk mengeluarkan napas secara
perlahan melalui mulut selama enam detik, rasakan perut
bergerak ke bawah
Gerakan ke-6:
Klien mengulangi langkah satu sampai lima selama lima
belas menit dan setiap lima menit istirahat selama satu
menit.