SEMEN
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Bab ini menjelaskan perihal peranan semen pada strukturjalan/perkerasan,
pengkategorian semen, karakteristik semen, cara pemilihan semen, bahan-bahan tambah
perkerasan beton dan ragam campuran beton untuk perkerasan.
2. Relevansi
Semen merupakan bahan susun campuran beton, sehingga pendalaman pengetahuan
perihal semen dapat membantu penguasaan metode perancangan campuran beton yang akan
dikerjakan di lapangan. Pengetahuan perihal semen juga berkaitan dengan jenis kerusakan lapis
permukaan jalan. Oleh karena itu maka Bab IV berhubungan erat dengan semua bab yang
terdapat dalam bahan ajar ini.
B. PENYAJIAN
2. Kategori Semen
Semen sering juga disebut portland cement. Kata portland ditambahkan untuk
menandai produksi semen dari batuan alam yang diproses di Pulau Portland. Mineral semen
adalah kapur/lime (CaO), silika (SiO2), alumina (Al2O3) dan okisa besi (Fe2O3).Kapur
merupakan komponen utama yaitu sekitar 60 % -65 %. Mineral-mineral semen saling
bersenyawa satu sama lain. Ada 4 jenis senyawa semen yaitu C3S, C2S, C3A dan C4AF.Sifat-
sifat keempat senyawa disajikan berikut :
C3 S C2S C3 A C4AF
Laju hidrasi Sedang Lambat Cepat Lambat
Kekuatan awal Tinggi Rendah Sedang Rendah
Kekuatan akhir Tinggi Tinggi Rendah Rendah
Jumlah panas yang
Sedang Rendah Tinggi Rendah
dibebaskan
Tahanan terhadap
Baik Baik Jelek Baik
reaksi kimia
Semen dapat dikategorikan menjadi 5 kategori yaitu :
Kategori Tipe
I Normal
II Sedang
III Kekuatan awal tinggi
IV Panas hidrasi rendah
V Tahan terhadap sulfat
Semen tipe normal adalah jenis semen yang lazim digunakan. Pada kondisi pekerjaan
tertentu, semen tipe normal atau juga semen tipe sedang dapat diberi bahan tambah. Semen
berkekuatan awal tinggi digunakan untuk pembuatan konstruksi yang harus cepat selesai.
Semen tipe panas hidrasi rendah digunakan untuk pengecoran yang relatif luas. Pada
pengecoran tersebut proses curing biasanya relatiftidak seragam sehingga kemungkinan terjadi
retak-retak relatif besar. Penggunaan semen tipe ini juga meminimalkan penyusutan yang dapat
mengakibatkan retak-retak. Semen yang bersifat tahan terhadap sulfat digunakan di daerah
yang airnya mengandung asam misalnya daerah gambut.
Semen dapat juga dikategorikan sesuai komposisi klinker dan bahan tambah lainnya
serta kekuatan mekanisnya. Jenis semen menurut komposisi klinker dan bahan tambah adalah
:
1. APC atau artificial portland cement, yaitu semen yang mengandung klinker sedikitnya 97
%.
2. CPC atau compound portland cement yaitu semen yang mengandung sedikitnya 65 %
klinker dan bahan tambah sebanyak 35 % baik berupa fly ash, bahan pengisi, slag dan
pozzolans.
3. BFC atau blast furnace cement yaitu semen yang mengandung sedikitnya 25 % klinker dan
sebanyak 75 % slag.
4. CSC atau clinker slag cement yaitu semen yang mengandung sedikitnya 7 % klinker dan
sedikitnya sebanyak 80 % slag.
3. Karakteristik Semen
Karakteristik semen untuk perkerasan jalan terdiri dari :
1. Kadar C3A potensial kurang dari 8 %.
2. Waktu ikat semen pada suhu 20°C mininal 3 jam, sedang pada suhu 30°C waktu ikatnya
minimal 2 jam.
3. Penyusutan maksimum sedikitnya 800 µm/m.
4. Kemudahan pencampuran yang dinyatakan dalam detik, dengan acuan sebesar 7 detik.
4. Pemilihan Semen
Pemilihan semen perlu dilakukan sebaik-baiknya sehingga pekerjaan bernilai
ekonomis, optimal dan memiliki kekuatan mekanis yang memadai. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan semen adalah :
1. Kemungkinan penghematan semen. APC dan CPC masih cukup banyakmengandung
klinker, sehingga penambahan fly ash, pozzolanic atau slagdalam rangka untuk
penghematan semen masih dimungkinkan.
2. Waktu pembukaan lalulintas pertama. Pemilihan dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan waktu yang diperlukan untuk mencapai kekuatan, biasanya diambil
ketentuan paling lama 24 jam atau 48 jam.
3. Semen jenis CSC bersifat sensitif terhadap kehilangan air selama waktu pengikatan,
tahanan abrasinya rendah. Sehingga CSC sebaiknya tidak digunakan untuk pembuatan
lapis non struktural lapis permukaan.
4. Kadar C3Adan laju penyusutan hidraulik. Bila nilai kedua parameter tersebut melebihi
persyaratan maka perlu dilakukan pengangkutan dan penghamparan yang hati-hati.
7. Rangkuman
Hal-hal penting perihal semen dapat disajikan berikut ini :
1) Semen bersama air merupakan bahan ikat agregat pada campuran beton untuk perkerasan
jalan jenis perkerasan kaku.
2) Mineral semen adalah kapur/lime (CaO), silika (SiO2), alumina (Al2O3) dan okisa besi
(Fe2O3).. Kapur merupakan komponen utama yaitu sekitar 60 % -65 %. Mineral-mineral
semen saling bersenyawa satu sama lain. Ada 4 jenis senyawa semen yaitu C3S, C2S, C3A
dan C4AF. Keempat senyawa tersebutmemiliki sifat laju hidrasi, kekuatan awal, kekuatan
akhir, junflah panas yang dibebaskan, dan tahanan terhadap reaksi kimia yang tidak selalu
sama.
3) Ada lima kategori semen yang lazim dikenal yaitu :
Kategori Tipe
I Normal
II Sedang
III Kekuatan awal tinggi
IV Pangs hidrasi rendah
V Tahan terhadap sulfat