Anda di halaman 1dari 18

TUGAS : KELOMPOK (makalah PDF)

MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DOSEN PENGAMPU : SUHARDIMAN IZINI

“AL QUR’AN SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM’’

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

WA ODE DELFIATI 162101039


FINDI 162101034

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS SOSPOL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
BAUBAU
2021

i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kesehatan dan
kesempatan-Nya kepada kita semua, terutama kepada penulis. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
Berikut ini, penulis mempersembahkan sebuah makalah (karya tulis) yang
berjudul “Al Qur‟an Sebagai Sumber Ajaran Agama Islam” Penulis
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi
penulis sendiri.
Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan
dalam makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri dalam tahap
belajar.
Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada para
pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini sehinga benar-benar
bermanfaat.

Baubau, Oktober 2021

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Al Qur‟an............................................................................................. 3
B. Peranan dan Fungsi Al Qur‟an ............................................................ 5
C. Pendekatan Memahami Al Qur‟an ...................................................... 9
BAB III PENUTUP........................................................................................ 14
A. Kesimpulan........................................................................................... 14
B. Saran.................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang Al Qur‟an, takkan pernah ada habisnya. Al Qur‟an
mengandung berbagai kisah dari sejarah zaman lampau hingga masa yang akan
datang, termuat juga hukum-hukum islam, rahasia alam semesta, serta masih
banyak lagi.
Al-Qur‟an menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW,
sebab turunnya Al Qur‟an melalui perantara beliau, Al Qur‟an mempunyai
peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan umat manusia di Dunia.
Betapa tidak, semua persoalan manusia di dunia sebagian besar dapat ditemukan
jawabannya pada Al Qur‟an. Oleh karenannya kemudian Al Qur‟an di yakini
sebagai firman Allah yang menjadi sumber hukum Islam pertama sebelum Hadist
serta menjadi sumber ajaran bagi Agama Islam.
Kewajiban manusia untuk mengimani, membaca, menelaah, menghayati,
dan mengamalkan ajaran Al Quran secara keseluruhan, serta mendakwahkannya
(Q.S. Al-'Ashr:1-3). Jika kita memang benar-benar beriman kepada Allah SWT
atau mengaku Muslim. Membacanya saja sudah berpahala, bahkan kata Nabi Saw
satu huruf mengandung 10 pahala, apalagi jika mengamalkannya.
Dikalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran yang utama
adalah Al Qur‟an dan As Sunnah. Sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai
alat untuk memahami Al Qur‟an dan As Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan
Agama Islam itu sendiri sebagai wahyu dari allah SWT yang penjabarannya
dilakukan oleh nabi Muhammad SAW. Di dalam Al Qur‟an (QS an nisa :156)
kita dianjurkan agar menaati Allah dan rosulNya, serta ulil amri(pemimpin).
Ketaatan kepada Allah dan rosulNya ini mengandung konsekuensi ketaatan
kepada ketentuanNya yang terdapat di dalam Al Qur‟an, dan ketentuan nabi
Muhammad SAW yang terdapat di dalam HaditsNya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan makna Al Qur‟an?
2. Apa yang dimaksud dengan makna Agama Islam?
3. Bagaimana peranan dan fungsi Al Qur‟an dalam kehidupan?
4. Bagaimana pemahaman dalam pendekatan Al Qur‟an?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui makna Al Qur‟an
2. Mengetahui makna Agama Islam
3. Mengetahui peranan dan fungsi Al Qur‟an
4. Mengetahui pemahaman dalam pendekatan Al Qur‟an

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Al Qur’an
Al Qur‟an adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur‟an adalah
wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-
Qur‟an dijaga dan dipelihara oleh Allah SWT, sesuai dengan firmannya sebagai
berikut:

Al Qur‟an menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia.


Sangat mengagumkan bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-
orang kafir. Al Qur‟an pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan
(Nuzulul Qur‟an). Wahyu yang perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat 1-
5. Al-Qur‟an memiliki beberapa nama lain, antara lain adalah Al-Qur‟an:

Al Qur‟an (QS. Al-Isra: 9), Al-Kitab (QS. Al-Baqoroh: 1-2), Al-Furqon


(QS. Al-Furqon: 1), At-Tanzil (QS As-Syu‟ara: 192), Adz-Dzikir (Surat Al-Hijr:
1-9) dan lain-lain.

Kandungan Al-Qur‟an, antara lain adalah:

1. Pokok-pokok keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada malaikat,


rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir, qodlo qodar, dan sebagainya.
2. Prinsip-prinsip syari‟ah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar
tidak salah jalan dan tetap dalam koridor yang benar bagaimanamenjalin
hubungan kepada Allah (hablun minallah, ibadah) dan kepada manusia
(hablun minannas, mu’amalah).
3. Janji atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan ancaman
siksa bagi yang berbuat dosa (nadzir).
4. Kisah-kisah sejarah, seperti kisah para nabi, para kaum masyarakat
terdahulu, baik yang berbuat benar maupun yang durhaka kepada Tuhan.
5. Dasar-dasar dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan antara lain : astronomi,
fisika, kimia, ilmu hukum, ilmu bumi, ekonomi, pertanian, kesehatan,
teknologi, sastra, budaya, sosiologi, psikologi, dan sebagainya.

3
Keutamaan Al Qur‟an ditegaskan dalam Sabda Rasullullah, antara lain:

1. Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah orang yang mempelajari Al


Qur‟an dan mengajarkannya
2. Umatku yang paling mulia adalah Huffaz (penghafal) Al Qur‟an (HR.
Turmudzi)
3. Orang-orang yang mahir dengan Al Qur‟an adalah beserta malaikat-
malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang membaca Al Qur‟an dan
kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka baginya dapat
dua pahala (HR. Muslim).
4. Sesungguhnya Al Qur‟an ini adalah hidangan Allah, maka pelajarilah
hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu (HR. Bukhari-Muslim).
5. Bacalah Al Qur‟an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al Qur‟an
sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).

Adapun pengertian al qur‟an dari segi istilah dapat dikemukakan berbagai


pendapat berikut ini:

Mana’ alqaththan, secara ringkas mengutip pendapat para ulama pada


umumnya yang menyatakan bahwa al quran adalah firman allah yang diturunkan
kepada nabi Muhammad S.A.W dan dinilai ibadah bagi pembacanya.
Kemudian Al-Zarqoniberpendapat bahwa al qur‟an adalah lafat yang diturunkan
kepada nabi Muhammad S.A.W mulai dari surat al-fatikhah sampai an-nas.
KemudianAl-Wahhab Al-Khallafberpendapat menurutnya, al qur‟an adalah firman
allah S.W.T yang diturunkan kepada hati rosulullah S.A.W.

Dari beberapa kutipan tersebut dapat diketahui bahwa al qur‟an adalah kitab
suci yang isinya mengandung firman allah, turunnya bertahap, melalui malaikat
jibril, susunannya dimulai dari surat al-fatikhah dan diakhiri dengan surat an-nas
serta bagi yang membacanya bernilai ibadah, fungsinya antara lain menjadi hujjah
yang kuat atas kerosulan nabi Muhammad SAW.

4
Berkenaan dengan definisi tersebut maka berkembanglah studi tentang Al
Qur‟an baik dari segi kandungan ajarannya, maupun metode penafsirannya. Oleh
sebab itu di kalangan ulama berpendapat bahwa Al Qur‟an lah sumber utama
ajaran Agama Islam.

B. Peranan dan Fungsi Al Qur’an


Berikut ini beberapa fungsi al qur‟an dan peranannya dari segi kandungan
ajarannya

1. Al-Qur‟an sebagai Kalamullah

Kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad


SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-Qur‟an sebagai kitab
Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran
Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Sebagai Kalamullah, Al-Qur‟an dalam bentuk aslinya berada dalam induk Al-
Kitab (Lauh Mahfuzh) dalam lindungan Tuhan. Lalu diturunkan kepada Nabi
dalam bahasa kaumnya (bahasa Arab).

Wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya adalah suatu ilmu
yang dikhususkan untuk mereka. Kumpulan wahyu yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW disebut al Qur‟an, yang merupakan pembawa rahmat bagi alam
semesta dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupannya.
Wahyu turun dalam berbagai cara seperti ; Malaikat Jibril langsung atau
menyerupai manusia, berupa suara atau gemuruh, atau lonceng.

5
2. Al-Qur‟an sebagai Sumber Hukum Islam
Sumber hukum ajaran Islam ada tiga. Yakni; Al Quran, As-Sunnah, dan
Ijtihad. Al-Qur‟an adalah firman Allah, dan hadist merupakan sabda Rasulullah
Muhammad SAW.Sedangkan ijtihad didapatkan dari hasil pemikiran para
ulama mujtahid (yang berijtihad), dengan tetap mengacu kepada Al Quran dan
As-Sunnah.
Isi Al Quran meliputi segala hal, mulai soal keimanan atau akidah hingga
fenomena alam. Al Quran mengajari manusia bersikap ilmiah atau berdasarkan
ilmu (Q.S. Al-Isro‟:36), mendorong manusia melakukan penelitian untuk
menyibak tabir alam (Q.S.Yunus:101), menaklukkan angkasa luar (Q.S. Ar-
Rahman:33), mengabarkan prediksi ilmiah tentang rahim ibu (Q.S. Az-Zumar:6),
gaya berat atau gravitasi (Q.S. Ar-Rahman:7), pemuaian alam semesta (Q.S. Adz-
Dzariyat:47, Q.S Al-Anbiya: 104,Q.S Yasin:38), tentang ruang hampa di angkasa
luar (Q.S. Al-An‟am:125), tentang geologi, gerak rotasi, dan revolusi planet bumi
(Q.S. An-Naml:88) dan masih sangat banyak lagi.
3. Al-Qur‟an sebagai Mukjizat
Dalam Bahasa Arabmukjizat berasal dari kata ‘ajz yang berarti lemah,
kebalikan dari qudrah(kuasa) sedangkan i’jaz berarti membuktikan
kelemahan. Mu’jizadalah sesuatu yang melemahkan atau membuat yang lain
menjadi lemah, tidak berdaya. Setiap mukzijat biasanya turun untuk memberikan
tantangan bagi situasi zaman itu. Ketika pada zaman Nabi Musa para tukang sihir
sangat berkuasa dan mereka mencapai puncak kemampuannya dalam ilmu sihir,
Nabi Musa datang dengan membawa mukjizat yang mampu melumpuhkan tipu
daya para tukang sihir tersebut. Rasulullah SAW. pun hadir pada suatu zaman
ketika sastra Arab mencapai puncak ketinggiannya. Beliau datang dengan Al-
Quran yang memiliki gaya bahasa tingkat tinggi yang mampu melumpuhkan
seluruh penyair yang ada pada zaman itu.

6
Selain keindahan gaya bahasanya, ada petunjuk-petujuk sangat jelas
lainnya yang memperlihatkan bahwa Al-Quran datang dari Allah Swt. dengan
segala kemukjizatannya. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan
misalnya, dapat meyakinkan setiap orang yang mau berpikir bahwa Al-Quran
adalah firman-firman Allah Swt., tidak mungkin ciptaan manusia apalagi ciptaan
Nabi Muhammad saw. yang ummi (QS 7:158) yang hidup pada awal abad keenam
Masehi (571-632 M). Di antara ayat-ayat tersebut umpamanya: QS 39:6; QS
6:125; QS 23:12,13,14; QS 51:49; QS 41:11-41; QS 21:30-33; QS 51:7,49, dan
lain-lain.
Ada pula ayat-ayat yang berhubungan dengan sejarah seperti tentang
kekuasaan di Mesir, Negeri Saba‟. Tsamud, ‟Aad, Nabi Adam, Nabi Yusuf, Nabi
Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Musa, dan sebagainya. Ayat-ayat ini dapat
memberikan keyakinan kepada kita bahwa Al-Quran adalah wahyu Allah bukan
ciptaan manusia. Ayat-ayat yang berhubungan dengan ramalan-ramalan khusus
yang kemudian dibuktikan oleh sejarah seperti tentang bangsa Romawi, berpecah-
belahnya Kristen, dan lain-lain juga menjadi bukti lagi kepada kita bahwa Al-
Quran adalah wahyu dari Allah Swt. yang disampaikan melalui lisan utusan-Nya.
4. Al Quran sebagai Pedoman Hidup
Sebagai pedoman hidup, Al Qur‟an banyak mengemukakan pokok-pokok
serta prinsip-prinsip umum pengaturan hidup dalam hubungan antara manusia
dengan Allah dan mahluk lainnya. Di dalamnya terdapat peraturan-peraturan
seperti:beribadah langsung kepada Allah Swt, berkeluarga, bermasyarakat,
berdagang,utang-piutang, kewarisan, pendidikan dan pengajaran, pidana, dan
aspek-aspek kehidupan lainnya yang oleh Allah Swt. Dijamin dapat berlaku dan
dapat sesuai pada setiap tempat dan setiap waktu.

7
Setiap Muslim diperintahkan untuk melakukan seluruh tata nilai tersebut
dalam kehidupannya. Sikap memilih sebagian dan menolak sebagian tata nilai itu
dipandang Al Quran sebagai bentuk pelanggaran dan dosa. Melaksanakannya
dinilai ibadah, memperjuangkannya dinilai sebagai perjuangan suci, mati
karenanya dinilai sebagai mati syahid, hijrah karena memperjuangkannya dinilai
sebagai pengabdian yang tinggi, dan tidak mau melaksanakannya dinilai sebagai
zalim, fasiq, dan kafir.
5. Al-Quran sebagai Korektor
Sebagai korektor, Al-Quran banyak mengungkapkan persoalan-persoalan
yang dibahas oleh kitab-kitab suci sebelumnya, semacam Taurat dan Injil yang
dinilai tidak lagi sesuai dengan ajaran yang telah diturunkan oleh Allah Swt.
Ketidaksesuaian tersebut menyangkut sejarah orang-orang tertentu, hukum-
hukum, prinsip-prinsip ketuhanan, dan sebagainya.
Ada beberapa contoh koreksian yang diungkapkan oleh Al-Quran terhadap
kitab-kitab terdahulu tersebut, antara lain:
a. Tentang ajaran Trinitas (QS 5:73)
b. Tentang Nabi Isa (QS 3:49,59; QS 5:72,76)
c. Tentang peristiwa penyaliban Nabi Isa (4:157-158)
d. Tentang Nabi Luth (QS 29:28-30; QS 7:80-84)
e. Tentang Nabi Harun (QS 20:90-94)
f. Tentang Nabi Sulaiman (QS 2:102; QS 27:15-44) dan sebagainya.

8
C. Pendekatan Memahami Al Qur’an

Dalam upaya menggali dan memahami maksud dari ayat-ayat Al Qur‟an,


terdapat dua term atau istilah, yakni Tafsir dan Takwil. Imam al-Alusi
berpendapat, bahwa menurutnya tafsir adalah pejelasan makna Al Qur‟an
yang zahir (nyata), sedangkan takwil adalah penjelasan para ulama dari ayat yang
maknanya tersirat, serta rahasia-rahasia ketuhanan yang terkandung dalam ayat
Al Qur‟an. Dapat juga dipahami bahwa Takwil mempunyai beberapa arti yang
mendalam, yaitu berupa pengertian-pengertian tersirat yang di istinbathkan
(diproses) dari ayat-ayat Al Qur‟an, yang memerlukan perenungan dan pemikiran
serta merupakan sarana membuka tabir. Apabila mendapati ayat yang mempunyai
kemungkinan beberapa pengertian, para mufassir menentukan pengertian yang
lebih kuat, lebih jelas dan gamblang. Namun, hal tersebut sifatnya tidak pasti,
sebab kalau makna atau arti tersebut dipastikan berarti mufasir tersebut telah
menguasai Al Qur‟an, sedangkan hal tesebut tidak dibenarkan sebagaimana
dijelaskan dalam Al Qur;an (Q.S Ali Imran : 7).
Secara garis besar istilah antara tafsir dengan takwil tidak terdapat perbedaan
yang mendasar, kedua-duannya mempunyai semangat untuk menggali, mengkaji
dan memahami maksud dari ayat-ayat Al Qur‟an guna dijadikan sebagai pedoman
dan rujukan umat Islam tatkala mengalami berbagai macam persoalan dalam
kehidupan di dunia.
Sebagai upaya untuk menjelaskan maksud dari ayat Al Qur‟an, obyek yang
dijadikan kajian dalam menafsirkan Al Qur‟an adalah kalam Allah, maka dalam
konteks ini tidak perlu diragukan dan diperdebatkan kembali mengenai
kemuliaannya. Kandungannya meliputi aqidah-aqidah yang benar, hukum-hukum
syara‟ dan lain-lain. Tujuan akhirnya adalah dapat diperolehnya tali yang amat
kuat dan tidak akan putus serta akan memperoleh kebahagiaan baik di dunia
ataupun di akhirat. Dan oleh karenanya, ilmu tafsir merupakan pokok dari segala
ilmu agama, sebab ia diambil dari Al Qur‟an, maka ia menjadi ilmu yang sangat
dibutuhkan oleh manusia.

9
Metodologi tafsir adalah ilmu tentang metode menafisirkan Al Qur‟an dan
pembahasan ilmiah tentang metode-metode penafsiran Al Qur‟an, pembahasan
yang berkaitan dengan cara penerapan metode terhadap ayat-ayat Al Qur‟an
disebut Metodik, sedangkan cara menyajikan atau memformulasikan tafsir
tersebut dinamakan teknik atau seni penafsiran. Metode penafsiran Al Qur‟an,
secara garis besar dibagi dalam empat macam metode, namun hal tersebut
tergantung pada sudut pandang tertentu :
1. Metode Penafsiran ditinjau dari sumber penafsirannya.
2. Metode penafsiran ditinjau dari cara penjelasannya.
3. Motede penafsiran ditinjau dari keleluasan penjelasan.
4. Metode penafsiran ditinjau dari aspek sasaran dan sistematika ayat-
ayat yang ditafsirkan.
Ayat-ayat Al Qur‟an yang sangat banyak ini sejatinya dapat menjawab semua
persoalan yang terjadi pada masyarakat. Namun kesan yang ada pada saat ini
seakan-akan ayat Al Qur‟an masih mengandung misteri, sehingga belum mampu
menjawab semua persoalan yang ada. Kesan dan pemahaman yang keliru ini
adalah akibat dari ”miskin”nya cara, metode dan pendekatan dalam memahami
dan menafsirkan ayat Al Qur‟an. Metodologi tafsir Al Qur‟an adalah salah satu
cara untuk mengkaji, memahami dan menguak lebih jauh maksud dan kandungan
dari ayat-ayat Al Qur‟an. Metode tafsir yang adapun sangat beragam model,
bentuk dan pendekatannya.
Suatu hal yang sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan memahami
macam-macam metode tafsir ayat Al Qur‟an yang ada dengan berbagai macam
pendekatannya, jika hal ini telah kita ketahui, maka ayat-ayat Al Qur‟an semakin
hidup dan mampu untuk menjawab segala persoalan masyarakat yang
berkembang begitu cepat. Hal ini semakin mempertegas bahwa Al Qur‟an adalah
wahyu Allah yang menjadi rujukan dan sumber utama ajaran semua umat Islam.

10
a. Ulumul Qur‟an
Secara etimologi, kata Ulumul Qur‟an berasal dari bahasa Arab yang
terdiri dari dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur‟an”. Kata ulum adalah bentuk
jama‟ dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan
kepada kata Al Qur‟an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan
kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al Qur‟an, baik dari segi
keberadaanya sebagai Al Qur‟an maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk
yang terkandung di dalamnya.
Ulumul Qur‟an menurut Assuyuthi dalam kitab itmamu al-Dirayah :
“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur‟an dari segi turunya, sanadnya,
adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan lafadz-lafadznya maupun
yang berhubungan dengan hukum-hukumnya, dan sebagainya”.
Ulumul Qur‟an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup
pembahasan yang luas. Ulumul Qur‟an meliputi semua ilmu yang ada kaitanya
dengan Al-Qur‟an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu-
ilmu bahasa Arab. Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu yang tercakup di
dalamnya.
Secara garis besar Ilmu alQur‟an terbagi dua pokok bahasan yaitu :
1. Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang
membahas tentang macam-macam qira‟at, tempat turun ayat-ayat Al-
Qur‟an, waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
2. Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh
dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz yang
ghorib (asing) serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan
dengan hukum.Pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Qur‟an menjelma
menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai
dengan kebutuhan dan kesempatan untuk membenahi Al Qur‟an dari segi
keberadaanya dan segi pemahamanya.

11
b. Tafsir Al-Qur'an
Tafsir Al Qur‟an Adalah ilmu pengetahuan untuk memahami dan
menafsirkan yang bersangkutan dengan Al Qur'an dan isinya. Berfungsi sebagai
mubayyin, menjelaskan tentang arti dan kandungan Al Qur‟an, khususnya
menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami dan samar artinya. Tafsir berasal dari
kata al-fusru yang mempunyai arti al-ibanah wa al-kasyf (menjelaskan dan
menyingkap sesuatu). Menurut pengertian terminologi, seperti dinukil oleh Al-
Hafizh As-Suyuthi dari Al-Imam Az-Zarkasyi ialah ilmu untuk memahami kitab
Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, menjelaskan makna-
maknanya, menyimpulkan hikmah dan hukum-hukumnya.
1. Perkembangan ilmu Tafsir

Ilmu tafsir Al Qur'an terus mengalami perkembangan sesuai dengan


tuntutan zaman. Perkembangan ini merupakan suatu keharusan agar Al Qur'an
dapat bermakna bagi umat Islam. Pada perkembangan terbaru mulai diadopsi
metode-metode baru guna memenuhi tujuan tersebut. Dengan mengambil
beberapa metode dalam ilmu filsafat yang digunakan untuk membaca teks Al
Qur'an maka dihasilkanlah cara-cara baru dalam memaknai Al Qur'an. Di antara
metode-metode tersebut yang cukup populer antara lain adalah Metode Tafsir
Hermeneutika dan Metode Tafsir Semiotika.
2. Ilmu yang terkait dengan Ilmu Tafsir
a) Lughat (fitologi), yaitu ilmu untuk mengetahui setiap arti kata
AlQur'an. Mujahid rah.a., berkata, "Barangsiapa beriman kepada
Allah dan hari akhirat, ia tidak layak berkomentar tentang ayat-ayat
Al Qur'an tanpa mengetahui ilmu lughat. Sedikit pengetahuan
tentang ilmu lughat tidak cukup karena kadangkala satu kata
mengandung berbagai arti. Jadi hanya mengetahui satu atau dua
arti, tidaklah cukup. Dapat terjadi, yang dimaksud kata tersebut
adalah arti yang berbeda.

12
b) Nahwu (tata bahasa). Sangat penting mengetahui ilmu nahwu,
karena sedikit saja i'rab (bacaan akhir kata) berubah akan
mengubah arti kata tersebut. Sedangkan pengetahuan tentang i'rab
hanya di dapat dalam ilmu nahwu.
c) Sharaf (perubahan bentuk kata) sama halnya dengan ilmu nahwu,
ilmu sharaf pun juga penting, karena sedikit saja beda hurufnya
maka akaan dapat mengubah arti, karenanya ilmu sharaf dan ilmu
nahwu sangat berkaitan erat.
d) Asbabun Nuzul adalah sebuah ilmu yang menerangkan tentang
latar belakang turunnya suatu ayat. Atau bisa juga keterangan yang
menjelaskan tentang keadaan atau kejadian pada saat suatu ayat
diturunkan, meski tidak ada kaitan langsung dengan turunnya ayat.
Tetapi ada konsideran dan benang merah antara keduanya.
Seringkali peristiwa yang terkait dengan turunnya suatu ayat bukan
hanya satu, bisa saja ada beberapa peristiwa sekaligus yang
menyertai turunnya suatu ayat. Atau bisa juga ada ayat-ayat
tertentu yang turun beberapa kali, dengan motivasi kejadian yang
berbeda. Dan masih banyak lagi ilmu- ilmu yang lainnya.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Al Qur‟an adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur‟an adalah wahyu
Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al Qur‟an
menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat mengagumkan
bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang kafir. Al Qur‟an
pertama kali diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan (Nuzulul Qur‟an). Wahyu
yang perta kali turun tersebut adalah Surat Alaq, ayat 1-5.

Didalam al qur‟an di jelaskan bahwa islam merupakan nama bagi agama allah
yang disampaikan oleh para nabi dan juga rosulullah SAW (QS al maidah :
3) islam merupakan hakekat agama allah (QS ali imron : 19).

Fungsi atau peranan Al Quran yang sangat penting untuk dipahami seorang
Muslim, Yakni Al Qur‟an berfungsi sebagai mukjizat bagi Rasulullah Muhammad
saw, sebagai Kalamullah,sebagai Sumber Hukum Islam, sebagai pedoman hidup
bagi setiap Muslim, serta sebagai korekter atau penyempurna terhadap kitab-kitab
yang pernah Allah Swt. bernilai abadi atau berlaku sepanjang zaman.

Sedangkan pendekatan untuk memahami al qur‟an yakni dengan ulumu Al


qur‟an dan tafsir Al qur‟an yang didalamnya berisi tentang sumber utama ajaran
agama islam.

B. SARAN
Marilah kita mengamalkan dan menjadikan Al-Qur‟an sebagai pedoman
dalam kehidupan kita sehari-hari yang merupakan sumber dari ajaran agama
Islam dan sekaligus dapat membuat kita bahagia baik itu di dunia maupun
diakhirat nanti.

14
DAFTAR PUSTAKA

Al-Khallaf Al-Wahhab, Ilmu Ushul Al-Fiqh Jakarta: Al-Majelis Al-A‟la Al-


Indonesia Li Al Da‟wah Al-Islamiyah, 1972
Al-Qaththan Manna‟, Mabahits Fi ‘Ulum Al-Qur’anMesir: Mensyurat Al-„Ashr
Al Hadis T.T
Al-Zarqoni, Manahil Al-Arfan Fi ‘Ulum Al-Qur’anMesir: Isa Al-Baby, T.T
Kaelany HD , Islam Agama Universal (Edisi Revisi), Midada Rahma Press, 2009
Nata Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004
http://julianayuri27.blogspot.com/2015/09/makalah-al-quran-sebagai-sumber-
ajaran.html

15

Anda mungkin juga menyukai