Anda di halaman 1dari 12

PENGAMATAN DAN PENGARUH RADIASI MATAHARI TERHADAP

TANAMAN DI DAERAH SEKITAR KAMPUS POLITEKNIK


PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH

TUGAS :
KLIMATOLOGI

Oleh :

Zulfahmi
BP: 1201321013

DOSEN PEMBIMBING
Ir. Yulensri. M.Si

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PANGAN


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
2014
I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari gambaran dan penjelasan sifat


iklim di muka bumi serta faktor penyebabnya. Dalam ilmu klimatologi lebih
mengarah pada cuaca dan iklim. Adapun unsur-unsur cuaca dan iklim adalah
seperti suhu udara, kelembaban udara, curah hujan,tekanan udara, angin, radiasi
matahari (intensitas cahaya dan lama penyinaran ) dan beberapa unsur iklim yang
kurang penting. Salah satu unsur iklim yang sangat penting adalah radiasi
matahari.
Radiasi matahari adalah radiasi yang dipancarkan oleh matahari termasuk
didalamnya cahaya surya yang dapat terlihat saja. Cahaya adalah pancaran
pancaran halus dari energi radiasi dalam bentuk spektrum elektromaknetik dengan
panjang gelombang antara 390-760 mμ. Cahaya yang memiliki panjang
gelombang diatas 390-760 mμ disebut dengan cahaya untrafiolet yang dapat
menyebabkan kangker kulit sementara cahaya yang memiliki panjang gelombang
dibawah390-760 mμ disebut dengan cahaya inframerah yang mana
pengaplikasiannya sering digunakan dalam ilmu kedokteran bidang ronsen.
Radiasi matahari secara umum dapat ditelaah menjadi dua. Yaitu, lama
peenyinaran dan intensitas cahaya.
Lama penyinaran adalah lamanya matahari bersinar cerah selama satu hari
penuh sampai di permukaan bumi yang dinyatakan dengan jam.Periode satu hari
lebih tepat disebut panjang hari yaitu jangka waktu selama matahari berada di atas
horizon. Menurut WMO sinar matahari dikatakan cerah bila intensitas radiasinya
mencapai 209,34 Wm2 atau lebih ( 1 Wm2 = 0,001433 kalori/cm2/menit ).
Halangan terhadap pancaran cahaya matahari ke permukaan bumi terutama oleh
adanya awan, kabut, dan benda – benda pengotor di atmosfer lainnya. Lama
penyinaran ditulis dalam satuan jam sampai nilai persepuluh, atau sering di tulis
dalam nilai persen terhadap panjang hari. Lama penyinaran sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman.
Adapun pengaruh lama penyinaran terhadap pertumbuhan tanaman adalah
mampu tidaknya tanaman memasuki masa generatif di suatu tempat dan
mempengaruhi hormon pembentukan bunga serta berpengaruh terhadap aktifitas
mahkluk hidup, seperti manusia, hewan, dan metabolisme tumbuhan.
Intensitas cahaya adalah kekuatan cahaya yang diterima oleh bumi.
Intensitas cahaya tidak saja dipengaruhi oleh geografis dan musim tetapi
jugakondisi cuaca sehari-hari, misal berawan, waktu : pagi, siang, sore dan titik di
manatanaman tumbuh. Pada tanaman hutan, yang tumbuh di bawah (rendah) tidak
cukupcahaya untuk keberlanjutan fotosintesis. Intensitas cahaya yang sangat
tinggimungkin saja merusak aparat fotosintesis. Fenomena ini disebut sebagai
hambatancahaya (photoinhibition) terjadi bila tanaman menyerap lebih banyak
cahaya daripada kemampuannya untuk menggunakan dalam fotosintesis
(Salisbury,1995).
Pada laporan ini akan dibahas lebih lanjut pengenai perhitungan dan
pengaruh lama penyinaran terhadap pertumbuhan tanaman di areal sekitar kampus
politani payakumbuh.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah (1). Menjelaskan prinsip
kerja alat CambellStokes dan Actinograf serta Memasang alat Cambell Stokes dan
Actinograf dengan benar (2). Melakuakan pengukuran lama penyinaran matahari
dengan alat Cambell Stokes dan intensitas cahaya dengan alat Actinograf (3).
Menjelaskan pengaruh lama penyinaran dan intensitas cahaya terhadap
pertumbuhan tanaman dan menentukan komoditi apa yang cocok di tanam di areal
tanjung pati sesuai lama penyinaran dan intensitas cahaya yang ada di daerah
tersebut.
II. METODE PELAKSANAAN

2.1. Lama Penyinaran

2.1.1. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan pengamatan lama
penyinaran adalah sebagai berikut :

 Alat Cambell Stokes


 Kertas Pias
 Alat tulis ( buku dan pena)

 Bola Kaca ( r = 73 mm )

 Tempat Kertas Pias

 Sekrup penyetel

 Kedudukan bola kaca

 Skala Derajat Lintang

 Mur pengatur kedudukan horizontal

 Busur meridian pengatur sudut kemiringan lensa


 Paku penjepit kertas pias

2.1.2. Cara Kerja


Adapun Pelaksanaan praktek ( Pemasangan alat Campbell Stokes ) adalah
sebagai berikut
 Tempatkan Alat Campbell Stokes pada bangku datar dengan ketinggian
120 cm dari permukaan tanah pada stasiun Klimatologi
 Atur sumbu bola mengarah ke utara – selatan, sehingga letak kertas pias
sejajar dengan timur – barat
 Tubuh alat harus terletak horizontal dengan mengatur sekrup pengatur
kedudukan horizontal. Apabila gelembung air water pas kedudukannya
sudah berada di tengah – tengah, maka alat tersebut sudah horizontal
 Kemiringan lensa bola di sesuaikan dengan kemiringan derajat garis
lintang bumi setempat yaitu dengan mengatur sumbu meredia. Apabila
sudah tepat kedudukannya maka skrup pengunci busur meredia di
kencangkan
 Pasanglah kertas pias yang sesuai dengan tanggal penggunaanya

Cara pengambilan data dengan alat Campbell Stokes

 Masing – masing kelompok mendapatkan satu kertas pias

 Pasanglah kertas pias tersebut di luar jam praktek yaitu pada jam 06.00

 Pada jam 18.00. Kertas tersebut di ambil kembali

 Kertas pias tersebut dikumpulkan satu hari setelah pelaksanaan


pengukuran berakhir.

2.2. Intensitas Cahaya

2.2.1. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan pengamatan intensitas
cahaya adalah sebagai berikut :
 Alat Actinograf
 Alat Tulis (buku dan pena)
 Kertas pengamatan

 Kubah Kaca
 Tangkai Penutup Alat
 Kotak Penutup Alat
 Logam Hitam dan Logam Putih
 Tangkai penghubung logam hitam dengan sumbu penahan pangkal pena
pencatat
 Sumbu penahan pangkal pena pencatat
 Pemutar Jam
 Tempat Kertas Pias
 Penahan pena pencatat
 Jarum pencatat dan Waterpas

2.2.2. Cara Kerja


AdapunPelaksanaan praktek ( Pemasangan alat Actinograf ) adalah sebagai
berikut
 Buka kotak penutup alat dengan cara melonggarkan Mur
yang berada di tengah – tengah pada bagian atas dari penutup
 Angkat penutup tersebut secara perlahan dan tempatkan
pada tempat yang aman dan bersih
 Angkat pena pencatat kemudian tempatkan di depan
tangkai penahan pena pencatat
 Buka Mur pengunci siinder jam (tempat kertas pias)
 Angkatlah silinder jam tersebut
 Buka kertas pias yang menempel pada silinder jam dengan
cara membuka penjepit kertas pias tersebut terlebih dahulu
 Tempatkan pias baru pada silinder jam tersebut
 Putarlah kunci jam
 Masukkan kembali silinder pada tempat semula, kemudian
pasang kembali Mur penguncinya
 Periksa tinta pada pena pencata, kalau di anggap kurang
perlu di tambah
 Tempatkan tangakai pena pencatat di belakang tangkai
penahan pena, sehingga ujung pena pencatat menyentuh kertas pias
 Bersihkan kubah kaca dari penutup alat dengan lap yang
bersih
 Tutup kembali penutup alat (sungkup) dan keraskan kunci
penahannya.

Cara pengambilan data dengan alat Aktinograf

 Masing – masing kelompok mendapatkan satu kertas pias

 Pasanglah kertas pias tersebut di luar jam praktek yaitu pada jam
06.00

 Pada jam 18.00. Kertas tersebut di ambil kembali

 Kertas pias tersebut dikumpulkan satu hari setelah pelaksanaan


pengukuran berakhir.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Hasil

No. Hari Tgl/bulan jumlah jam


1 selasa 1-Apr 4 jam
2 sabtu 22-Mar 4 jam
3 selasa 18-Apr 7.45 menit
4 kamis 4-Mar 2 jam
5 senin 31-Mar 1 jam
6 rabu 26-Mar 1 jam
7 rabu 2-Apr 7 jam 45 menit
8 minggu 30-Mar 2 jam 30 menit
9 rabu 19-Mar 4 jam 35 menit
10 selasa 25-Mar 2 jam 10 menit
11 jumat 21-Mar 3 jam 20 menit
12 senin 24-Mar 8 jam 45 menit
13 sabtu 5-Apr 1 jam 9 menit
14 kamis 27-Mar 3 jam 2 menit
15 minggu 23-Mar 3.3 menit
16 jumat 4-Apr 3 jam 4 menit
17 jumat 28-Mar 3 jam 4 menit
18 kamis 20-Mar 4 jam 35 menit
19 senin 17-Mar 4 jam 2 menit
20 jumlah 1253 jam
21 rata - rata 4.22 jam

Ket : jadi lama penyinaran rata – rata 4.22 jam


Intesitas cahaya yang di dapat 0.36 cal/m2/ menit
3.2. Pembahasan

3.2.1. Lama Penyinaran

Dari hasil pengamatan lama penyinaran yang dilakukan di belakang


kampus politani di sekitar areal tanjung pati maka dapat dibahaskan bahwa lama
penyinaran rata-rata di sekitar areal kampus politani adalah 6 jam 6 menit maka
dari data tersebut dapat di kalkulasikan bahwa tanaman yang cocok di tanam di
areal sekitar kampus politani adalah tanaman yang berhari pendek ataupun yang
berhari netral. Seperti, tanaman jagung, padi, gandum, bawang merah, dan
beberapa kelompok tanaman sayuran.
Lama penyinaran pada dasarnya dapat mempengaruhi mampu
tidaknya tanaman memasuki masa generatifnya dan meransang hormon
pembentukan bunga. Lama penyinaran juga sangat berpengaruh lansung pada foto
periodesitas, fenomena ini dapat kita jumpai pada beberapa varietas tanaman
(misalnya tanaman mangga)yang tempat tumbuhnya di pekarangan dan dekat
sumber cahaya (lampu listrik)berbunga diluar musimnya.walaupun demikian, di
alam banyak dijumpai tanaman yang tidak mau berbunga bila panjang hari kurang
atau lebih dari apa yang seharusnya diutuhkan.
Dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan tumbuhan akan lama
penyinaran yang ideal, lama penyinaran ini dapat dimaniplasi (diperpanjang atau
dipersingkat). Penambahan lama penyinaran dapat dilakukan dengan
menggunakan lampu listrik yang spektru cahayanya semirip mungkin dengan
cahaya matahari, dimana secara sederhana dapat digunakan gabungan antara
cahaya dari lampu pijar dengan lampu fluorescence. Untuk mempersingkat lama
penyinaran dapat dilakukan dengan cara menutupi tanaman tersebut dengan kain
hitam atau bahan lain yang sulit ditembus cahaya matahari.

3.2.1. Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya mempengaruhi reaksi fisiologis tanaman,fotosintesis


respirasi dan juga reaksi reaksi kimia didalam tubuh. Intensitas cahaya tidak saja
dipengaruhi oleh geografis dan musim tetapi jugakondisi cuaca sehari-hari, misal
berawan, waktu : pagi, siang, sore dan titik di manatanaman tumbuh. Pada
tanaman hutan, yang tumbuh di bawah (rendah) tidak cukupcahaya untuk
keberlanjutan fotosintesis. Intensitas cahaya yang sangat tinggimungkin saja
merusak aparat fotosintesis. Fenomena ini disebut sebagai hambatancahaya
(photoinhibition) terjadi bila tanaman menyerap lebih banyak cahaya daripada
kemampuannya untuk menggunakan dalam fotosintesis (Salisbury,1995).
Tanaman C4 sedikit. Meskipun dengan CO2 yang sedikit tapi dapat
menghasilkan
fotosintesis yang lebih besar, sehingga tidak perlu CO2 yang lebih banyak. C3
memiliki titik kompensasi cahaya rendah, dibatasi oleh tingginyafotorespirasi C4
memiliki titik kompensasi cahaya tinggi, sampai cahaya terik, tidakdibatasi oleh
fotorespirasi. Besaran yang menggambarkan banyak sedikitnya radiasimatahari
yang mampu diserap tanaman : ILD kritik dan ILD optimum, ILD
kritikmenyebabkan pertumbuhan tanaman 90% maksimum. Sedangkan ILD
optimum menyebabkanpertumbuhan tanaman (CGR) maksimum. Pada tanaman
kelompok C3, naungantidak hanya diperlukan pada fase bibit saja, tetapi
sepanjang siklus hidup tanaman(Fitter, 1991).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara
laingen, bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki
klorofil.Cahaya, beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan
cahaya,tanaman lain tidak memerlukan cahaya. Unsur N, Mg, Fe merupakan
unsur-unsurpembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil. Air, bila kekurangan air
akan terjadidesintegrasi klorofil. (Subandi, 2008).
Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang
berbeda,dimana klorofil a di samping bias menyerap energi cahaya, klorofil ini
juga biasmerubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi energi kimia
dan energiitu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini tidak larut
dalam etanoltai dapat larut dalam ester, dan kedua jenis klorofil ini larut dalam
senyawa aseton(Devlin, 1975).
Rumus empiris klorofil adalah C55H72O5N4Mg (klorofil a) dan
C55H70O6N4Mg (klorofil b). (Subandi, 2008).

IV. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Penghitingan lama penyinaran dengan alat cambell stokes dan actinograf


dapat dilakukan dengan langkah kerja yang telah dijabarkan dan
pemasangfan alat cambell stokes maupun aktinograf juga dapat dilakukan
sesuai langkah kerja yang telah dijabarkan.
2. Pengaruh dari lama penyinaran terhadap pertumbuhan tanaman adalah
mampu tidaknya tanaman memasuki masa generatif di suatu tempat dan
juga mempengaruhi hormon permbentukan bunga, sementara intensitas
cahaya mempengaruhi reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh, reaksi
fotosintesis, respirasi dan juga reaksi fisiologis tanaman.
3. Kelompok tumbuhan yang membutuhan lama penyinaran yang panjang
disebut tumbuhan hari panjang (long-day plant) dan kelompok tumbuhan
yang membutuhkan lama penyinaran yang singkat disebut tumbuhan hari
pendek (short-day plant), kelompok tumbuhan yang fase perkembangan
tidak dipengaruhi oleh lama penyinaran disebut sebagai tumbuhan hari
netral (neutral-day plant) kelompok ini akan memasuki fase generatif baik
jika menerima lama penyinaran yang panjang ataupun singkat.
4. Komoditi tanaman yang cocok ditanam di sekitar areal tanjung pati dekat
kampus politani adalah tanaman C4 seperti jagungdan tanaman berhari
pendek dan netral seperti padi, bawang merah dan juga beberapa jenis
tanaman sayuran.
DAFTAR PUSTAKA

Guslim,2007. Agroklimatologi,USU Press,Medan


Lakitan, B. 1994. Dasar- Dasar Klimatologi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hal 175.
Marisal, Yulensri. 2010. BKPM Klimatologi Pertanian. Payakumbuh
Rafi’i, Suryatna. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Penerbit Angkasa. Bandung
Tjasyono, B. 2004. Klimatologi. Penerbit ITB. Bandung. Hal 348.

Anda mungkin juga menyukai