Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 3

- Ananda Widya Putri


- Dara Oktaviani
- Dhea Ayuning Tyas
- Dhea Tasya Nur Amalia
- Muhammad Ilyas
- Shelly Vernadia Putri

PENDAHULUAN

Diskusi mengenai evolusi ini bukan hanya di dalam Al-Quran maupun Islam, namun
juga pada agama lain. Perbedaannya adalah bahwa proses evolusi dalam sains tidak
memandang adanya campur tangan Tuhan dari proses evolusi tersebut. Tetapi pada sisi lain,
dari perspektif agama proses evolusi merupakan benar-benar orientasi tuhan dan lainnya
tidak siap untuk menghubungkan ini dengan Tuhan tetapi keduanya baik dari sains maupun
dari agama mencoba untuk menjelaskan hal yang sama.
Teori evolusi menurut pandangan ilmu pengetahuan dan menurut pandangan islam
masih menjadi perdebatan. Pandangan ilmu pengetahuan diwakili oleh Darwin melalui teori
evolusinya. Teori evolusi menyatakan bahwa makluk hidup termasuk manusia, muncul
melalui proses seleksi alam (natural selection). Hal tersebut memunculkan persepsi
dikalangan ilmuwan islam yang menganggap peran Tuhan sebagai pencipta akan terusik dan
membuat signifikansi Tuhan bagi kehidupan meluntur. Sedangkan dalam islam di dalam Al-
Qur’an manusia berasal dari satu sosok bernama Adam. Informasi yang terkandung dalam
beberapa ayat Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia awal yang diciptakan berasal dari
tanah, sementara generasi manusia selanjutnya diciptakan dari saripati air yang hina (air
mani).

Kontroversi

Teori evolusi sering dikaitkan dengan ateisme dan adanya kepercayaan lain di muslim
yang menolak teori ini karena beranggapan bahwa darwin sendiri pun merupakan ateis atau
tidak beragama. Hal ini sepenuhnya salah, darwin bukanlah tidak beragaman namun dia
terlalu percaya, dan setelah melakukan perjalanan dengan beagle dan pergi ke berbagai
benua, ketika dia mempersiapkan teori untuk pertama kalinya, dia ragu untuk
mempubliskannya karena akan tahu bahwa teori ini akan mengguncang fondasi kepercayaan
agama di dunia. Tetapi akhirnya ia menerbitkan karyanya setelah russell mendapatkan
pengamatan yang sama melalui ekspetimen. Menjelang akhir hayatnya, keengganan darwin
untuk membahas tuhan semakin berkurag. Ini adalah edisi keenam origini pada tahu 1872
dimana perubahan ini yang paling terlihat setelah 13 tahun dari edisi yang pertama. Dalam
edisi keenam ini darwin menggunakan kata Tuhan dua kali dan kata Pencipta sebanyak 9
kali, darwin tidak pernah mengatakan bahwa evolusi tidak bertuhan atau tanpa arah, pada
kalimat terakhir darwin menempatkan sang pencipta di awal kehidupan bumi (Ali, 2021).
Teori Darwin mengenai asal usul manusia yang berasal dari kera sering menjadi
kontroversi di kalangan muslim. Faktanya, hingga saat ini para ilmuwan hanya bisa
menduga-duga dengan istilah mata rantai yang hilang “missing link” hasil perubahan dari
kera ke manusia. Sementara itu, Sebagian teori seperti seleksi alam Sebagian masih
memungkinkan terjadi.
Menurut seorang ilmuwan professor Muslim dibidang Fisika bernama Taner Edis dari
Truman State University Missouri menyampaikan mengenai pandangan umum umat islam
mengenai teori evolusi. Edis menyampaikan perdebatan tentang teori Darwin di dunia
muslim adalah suatu hal yang merendahkan derajat manusia. Menurutnya evolusi bukanlah
pelajaran di dunia muslim (Amrullah & Hafidz, 2012).
Menurut Edis, kami menganggap segalanya berpusat pada Tuhan (Allah), segala
penciptaan dunia berasal dari Nya. Dan ketika para ilmuwan berusaha menemukan asal
muasal segala sesuatu, kami sudah meyakini jawabannya. Yakni muslim meyakini
penciptaan, dan ini menjadi doktrin utama islam sebagai agama monoteisme dari ajarah
Ibrahim. Yang mereferensi pada al-Qur’an yaitu Adam dan Hawa, dan hadirnya
ketergantungan manusia pada Tuhan.
Perdebatan antara kreasionisme dengan teori evolusi telah berlangsung sejak berabad-
abad yang lalu dan masih berlangsung sampai sekarang. Kritik kreasionis atas teori evolusi
muncul kembali pada awal abas ke-21. Salah satu kreasionis tersebut bernama Harun Yahya.
Harun Yahya adalah penulis yang menentang teori evolusi. Pandangannya tentang
kreasionisme dan sanggahannya atas teori evolusi, dianggap beberapa pihak mewakili
pandangan umat Islam. Harun Yahya menentang secara frontal teori evolusi Darwin dan
menganggap bahwa teori tersebut sepenuhnya bertentangan dengan pandangan agama islam
tentang penciptaan alam dan asal-usul kehidupan (Muqowim, 2005).
Dalam Mahabarata (2021) bagian teori evolusi yang paling ditentang Harun Yahya
adalah penjelasan bagaimana manusia merupakan evolusi dari kera. Bagi harun yahya, teori
tersebut adalah penghinaan karena menyamkan manusia dengan kera.
Menurutnya teori evolusi telah runtuh karena telah banyak fakta yang menggugurkan
teori evolusi dan mendukung fakta penciptaan. HarunYahya menganggap bahwa teori evolusi
merupakan sebuah gagasan kuno, yang menjelaskan tentang kehidupan sebagai hasil
peristiwa tak disengaja dan tanpa tujuan hanyalah sebuah mitos abad ke-19 (masa Darwin).
Pada masa itu tingkat pemahaman ilmu pengetahuan tentang alam dan kehidupannya masih
terbelakang sehingga para evolusionis beranggapan bahwa kehidupan sangatlah sederhana
(Harun, 2002). Beberapa ilmuwan lain yang menentang adanya evolusi adalah :
 Imam Tabtabae dengan alasan bahwa kitab suci telah menunjkkan bahwa umat
manusia tidak berkembang dari spesies lain, baik hewan maupun tumbuhan (Shah,
2010).
 Syed Ala Maududi dengan alasan bahwa teori evolusi hanyalan sebua teori
 Dr. Tahrir Al-Qadri dengan alasan bahwa terdapat mata rantai yang hilang dalam
catatan fosil dan para ilmuwan memiliki berbagai interpretasi, dan tidak ada satu pun
teori terpadu yang diajukan
 Seyyed Hossein Nasr dengan alasan bahwa bentuk manusia adalah tetap, transformasi
spesies secara inheren tidak benar. (Nasr, 2006).
 Nuh Ha Min Keller dengan alasan bahwa Adam adalah sebuah ciptaan yang spesial
dan karena itu tidak dapat menjadi bagian dari evolusi
 David Solomon Jalajel dengan alasan bahwa Adam adalah sebuah ciptaan yang
spesial dan karena itu tidak dapat menjadi bagian dari evolusi (Jalajel, 2009).
Adanya kontroversi evolusi Darwin terjadi karena dianggapnya mengingkari adanya
Tuhan dan peranannya dalam menciptakan manusia (Yahya, 2000). Manakala Teori Darwin
digunakan sebagai penjelasan asal usul manusia dalam materi sejarah, tentu hal tersebut akan
melahirkan penolakan. Seorang cendekiawan muslim Indonesia Dr. Adian Husaini
mengemukakan pandangannya bahwa pembelajaran sejarah pada materi manusia purba
mengandung masalah karena menggunakan teori evolusi Darwin yang berpendapat bahwa
manusia adalah hasil evolusi dari Hominid bangsa kera.
Terdapat berbagai penolakan terhadap teori evolusi namun lebih banyak dilakukan dari
kalangan agamawan yang menilai teori tersebut bertentangan dengan ajaran agama. Bahkan
teori evolusi dinilai dapat berkembang secara liar untuk menjelaskan bahwa kehidupan ini
ada tanpa melalui campur tangan Tuhan. Ilmuwan muslim asal Turki Adan Oktar atau lebih
dikenal dengan nama pena Harun Yahya misalnya adalah salah satu ilmuwan (sebutan
ilmuwan untuk tokoh ini juga mengandung perdebatan ) yang dengan gigih menolak teori
Darwin.
Teori evousi tidak hanya berhubungan dengan manusia akan tetapi berkaitan dengan
makhluk hidup lainnya di alam raya ini. Selanjutnya teori evolusi tentang seleksi alam yang
ditemukan Charles Darwin merupakan salah satu teori evolusi yang berkembang. Terdapat
perbedaan antara teori evolusi dengan teori evolusi seleksi alam Darwin. Teori evolusi
menjelaskan bahwa kehidupan berasal dari yang sederhana dan mengalami proses perubahan
yang memiliki bermacam-macam fungsi dan kemampuannya, sedangkan teori evolusi
Darwin menjelaskan bahwa suatu jenis makhluk hidup dapat muncul dari jenis yang lain dan
berasal dari nenek moyang dan tidak diciptakan. Untuk lebih memperkaya khasanah
keilmuan mengenai teori evolusi akan dijelaskan dari perspektif Al-Qur‟an khususnya teori
evolusi manusia.
Teori evolusi dalam Al-Qur’an merupakan rangkaian kehidupan manusia yang Allah
jelaskan dalam beberapa ayat dengan penjelasan penciptaan manusia mulai dari tanah, air dan
sperma, rangkaian evolusi dalam Al-Qur’an menghadirkan Allah SWT sebagai pencipta
manusia dan makhluk hidup. Proses penciptaan manusia yang dapat dijadikan pendekatan
teori evolusi Allah SWT isyaratkan dalam satu ayat secara lengkap yaitu Al-Qur’an Surat al-
Hajj/ 22: 5. Penafsiran Surat al-Hajj/ 22: 5 menjelaskan tentang proses penciptaan manusia
sebagai kelanjutan dari Adam yang diciptakan melalui fungsi reproduksi dengan melibatkan
suami dan istri yang Allah beri kekuatan untuk mengandung bagi perempuan dan laki-laki
memberikan cairan dalam bentuk sperma sebagai cikal bakal anak.
Selanjutnya proses penciptaan manusia terdapat dalam Al-Qur‟an surat an-Nisa/4: ayat 1.
Menurut Sayyid Qutub dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Surat An-Nisa ayat 1 ini dimulai
dengan menjelaskan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Manusia berasal dari
ketentuan Allah yang berhubungan dalam satu Rahim, bertemu dalam satu koneksi dan
bersumber dari satu asal-usul dan bernasab kepada satu nasab, hal ini merupakan upaya
pembelajaran untuk selalu memegang cinta kasih (kekeluargaan), memelihara hak masing-
masing individu, dan memegang teguh hubungan rububiyyah. Ayat ini menjelaskan bahwa
dasar kehidupan adalah keluarga, dimana Allah SWT menciptkan laki-laki sebagai suami dan
diciptakan perempuan sebagai isteri untuk saling melengkapi sehingga dengan keduanya
Allah mengembang biakan menjadi banyak. Dari tatanan kelaurga terbentuklah sistem
masyarakat, untuk itu landasan kelaurga ini harus dikuatkan yaitu menjalankan kehidupan
sesuai fitrah, dan memposisikan manusia baik itu laki-laki maupun perempuan sesuai kodrat,
serta saling melengkapi dan mengisi dalam membangun keutuhan keluarga.
Proses penciptaan manusia dalam ayat tersebut Allah jelaskan melalui dua bagian,
pertama, proses penciptaan dari tanah yaitu Nabi Adam dan kedua, proses penciptaan
manusia setelah adam yaitu melalui proses dalam Rahim (kandungan). Ayat ini juga
mengisyaratkan tentang penciptaan manusia dari mulai diciptakan (ditiupkan dalam rahim),
proses dewasa, masa tua dan sebagian Allah wafatkan sebelum masa dewasa dan tua sampai
Allah jelaskan bagaimana manusia setelah tua akan kembali lagi ke masa kanakkanak dan
mengalami pikun hingga akhirnya kembali ke tanah sebagaimana penciptaan pertama
manusia.Kata thurabsecara bahasa bermakna tanah gemuk, maksud tanah gemuk menurut al-
Ishfahani adalah tanah yang berada dalam lapisan pertama yang berwarna hitam. Kata thurab
dalam Al-Qur‟an disebutkan sebanyak 22 kali.38 Ar-Razi menjelaskan bahwa jenis-jenis
tanah yang terkandung dalam unsur tersebut satu sama lin tidak bertentangan. Hal ini
disesuaikan dengan jenis pencitaan pertama yaitu diawali dengan thurab (debu) kemudian
menjadi thin (tanah), selanjutnya menjadi lumpur, kemudian seperti tembikar.
Tanah merupakan unsur terpenting yang melengkapi susunan tubuh manusia. Dari unsur
tanah ini, proses penciptaan berlanjut tahap demi tahap dalam bentuk komposisi kimiawi
yang sangat diperlukan untuk menyususn tubuh manusia. Susunan tubuh manusia
berdasarkan biokimia tersusun dari karbohidrat, lemak dan protein. Dengan melalui proses
kimia akan membentuk gugusan atom (molekul) penyususn tubuh. Unsur-unsur tersebut yaitu
Karbonat (CO3, pen.), Oksigen (O2), Hidrogen (H2), Pospor (P), Kibrit, Azur, Kalsium (Ca),
Votasium, Sodium, Magnesium (Mg), Besi (Fe), Tembaga (Cu), Yodium (Y), Florit, Kobait
(Co), Seng (Zn), Silikon (Si), dan Alumunium (Al).7 Unsur-unsur tersebut melalui proses
rantai makanan terserap ke dalam tubuh melalui tumbuh-tumbuhan, hewan, dan air. Melalui
proses kimiawi, unsur-unsur dalam tubuh manusia tersebut berubah menjadi darah, daging,
dan air mani.
Beragam kandungan unsur yang bermanfaat terdapat dalam tanah yang menjadi unsur
penting dalam penciptaan manusia. kandungan unsur tersebut mengisyaratkan bahwa
manusia diciptakan sebagai makhluk istimewa dan berguna. Kandungan selanjutnya adalah
nuthfah(sperma). Sperma merupakan bagian dari dari air mani yang tersusun juga dari
campuran zat-zat lain, seperti zat gula yang diperlukan untuk menyediakan energy bagi
sperma, menetralkan asam di pintu masuk Rahim dan melicinkan sekitarnya agar
memudahkan perputaran sperma. Dari hasil penelitian terbaru dijelaskan bahwa pria akan
mengeluarkan sperma sekitar 200-500 juta dan dari sekian banyak jumlah tersebut yang akan
diterima indung telur hanya satu, karena ketika air mani keluar jumlah sperma hanya 10%,
selebihnya adalah zat enzim, vitamin c, kalsium, protein, sodium, zat besi, zat asam seta
fruktosa gula.
Nasaruddin Umar berdasarkan berbagai sumber rujukan menjelaskan bahwa substansi
manusia terdapat 12 istilah yaitu, air, tanah, tanah gemuk, tanah lempung, tanah lempung
yang pekat, tanah lempung seperti tembikar, tanah lempung dari lumpur, dari diri yang satu,
sari pati lempung, air mani yang ditumpahkan, cairan mani yang bercampur, dan cairan yang
hina.
Menurut Sayyid Qutub dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur‟anSurat An-Nisa ayat 1 ini dimulai
dengan menjelaskan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Manusia berasal dari
ketentuan Allah yang berhubungan dalam satu Rahim, bertemu dalam satu koneksi dan
bersumber dari satu asal-usul dan bernasab kepada satu nasab, hal ini merupakan upaya
pembelajaran untuk selalu memegang cinta kasih (kekeluargaan), memelihara hak masing-
masing individu, dan memegang teguh hubungan rububiyyah. Ayat ini menjelaskan bahwa
dasar kehidupan adalah keluarga, dimana Allah SWT menciptkan laki-laki sebagai suami dan
diciptakan perempuan sebagai isteri untuk saling melengkapi sehingga dengan keduanya
Allah mengembang biakan menjadi banyak. Dari tatanan kelaurga terbentuklah sistem
masyarakat, untuk itu landasan kelaurga ini harus dikuatkan yaitu menjalankan kehidupan
sesuai fitrah, dan memposisikan manusia baik itu laki-laki maupun perempuan sesuai kodrat,
serta saling melengkapi dan mengisi dalam membangun keutuhan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Abd al Razziq Nawfal. (1983). Allah dari Segi Ilmu Pengetahuan Modern. Surabaya: Bina
Ilmu.
Abdul Jawad. (2014). Menyingkap Fakta Baru Dan Misteri Kehidupan Manusia, Jakarta:
AMP Press.
Ali, N. (2021). Theory of Evolution and Islam. University of Management and Technoogy,
Pakistan.
Amrullah,.A. Hafidz, M,. (2012). Ilmuwan Muslim : Tak Ada Evolusi Dalam Islam.
Republika.id. Diakses 8 Desember 2021
https://republika.co.id/berita/lz64n3/ilmuwan-muslim-tak-ada-evolusi-dalam-islam.
Fakhr al-Razi. (1990). Al-Tafsir al-Kabir. Beirut: Dâr al-Hayâ al-Turâts al-„Arabia.
Harun Yahya. (2002). Menyibak Tabir Evolusi, terj: Efendi dkk. Jakarta: Global Cipta
Publishing.
Jalajel, D.S. (2009). Islama and Biological Evolution. Western Cape: University of The
Western. 149-156.
Mahabarata, Y. (2021). Mengalami Kreasionisme, Bantahan Teori Evolusi Charles Darwin
Ciptaan Harun Yahya. Diakses 8 Desember 2021
https://voi.id/bernas/26509/mendalami-kreasionisme-bantahan-teori-evolusi-charles-
darwin-ciptaan-harun-yahya
Muqowim dan Syarif Hidayat. (2005). “Harun Yahya: Kreasionisme Islam untuk
Meruntuhkan Teori Evolusi”. Jurnal Kaunia, Vol. I, No. 2.
Nasaruddin Umar. (2010). Agumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur‟an. Jakarta:
Paramadina.
Nasr, S.Y. (2006). On The Question of Biological Origins. Islam and Science. 4(2), 181-197.
Sayyid Quthb. (2001). Tafsir Fi Zhilalil Qur’an (Di Bawah Naungan Al-Qur’an). As’ad
Yasin dkk (penerjemah). Jakarta: Gema Insani Press.
Shah, M..S. (2010). Evolution and Creation: Islamic Perspective. Mansher: Society for
Interaction of Religion and Science Technology.
Yahya, Harun. (2000). Keruntuhan Teori Evolusi. Diterjemahkan oleh Catur Sriherwanto
dkk. Dzikra: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai