Anda di halaman 1dari 24

Proses Penyembuhan Patah

Tulang, serta Obat dan


Pengobatan yang Diberikan

Seseorang yang mengalami patah tulang atau fraktur perlu mendapat


pengobatan medis untuk mengatasi kondisinya. Setelah mendapat
pengobatan, masa pemulihan yang dijalani bisa berlangsung lama untuk
dapat sembuh seperti semula. Namun, tahukah Anda bagaimana proses
penyembuhan patah tulang atau fraktur tersebut? Apa saja obat dan
pengobatan, termasuk pertolongan pertama, yang biasa diberikan sebagai
cara untuk menangani patah tulang?
Proses penyembuhan patah tulang atau fraktur
Struktur tulang pada sistem gerak manusia berfungsi untuk menopang dan
membuat badan tetap tegap sehingga mampu melakukan berbagai aktivitas.
Ketika tulang patah, tentu hal ini akan mengganggu aktivitas Anda. Selain
tidak bisa menggerakkan anggota tubuh, Anda pun mungkin akan merasakan
gejala patah tulang lain yang membuat Anda tidak nyaman.
Pada dasarnya, tulang dapat sembuh dengan sendirinya ketika mengalami
fraktur. Saat tulang patah, tubuh akan bereaksi dengan berbagai cara untuk
mengatasi hal ini, termasuk menyambung kembali patahan dan sembuh
seperti sedia kala. Meski demikian, tulang yang patah harus berada di posisi
yang tepat dan terlindungi agar terjadi proses penyembuhan yang baik.
Pada kondisi ini, pengobatan patah tulang dari dokter umumnya diperlukan
untuk membantu proses penyembuhan tersebut. Oleh karena itu, sebelum
mengetahui jenis-jenis penanganan patah tulang dari dokter, ada baiknya
Anda mengetahui tahapan atau proses yang terjadi di tubuh mulai dari tulang
patah hingga memasuki masa penyembuhan. Berikut adalah prosesnya:
1. Perdarahan dan peradangan

Saat tulang patah atau retak, perdarahan akan langsung terjadi yang
menyebabkan peradangan dan pembekuan darah di lokasi patah tulang.
Darah yang membeku tersebut berfungsi untuk menjaga bagian-bagian
tulang yang patah agar tidak ke mana-mana dan melindungi dari masuknya
zat asing, termasuk kuman, ke dalam tulang yang patah tersebut.
Tahap ini terjadi hanya beberapa jam setelah tulang patah atau retak dan bisa
berlangsung selama beberapa hari. Namun, kondisi ini juga menyebabkan
reaksi peradangan di area tubuh yang mengalami fraktur, seperti
pembengkakan.
2. Pembentukan jaringan lunak

Darah yang membeku ini kemudian akan diganti dengan jaringan fibrosa dan
tulang rawan yang disebut dengan soft callus atau kalus lunak. Kalus lunak ini
merupakan jaringan yang sebagian besar terbuat dari kolagen dan dibuat oleh
kelompok sel khusus yang disebut kondroblas.
Ini merupakan tahap awal dalam produksi tulang untuk menyambung kembali
tulang yang patah. Pada tahap inilah pengobatan patah tulang, seperti
pemasangan gips, akan diberikan. Adapun tahap ini bisa berlangsung selama 4
hari hingga 3 minggu, tergantung kondisi masing-masing pasien.
3. Tulang menjadi padat kembali

Setelah kalus lunak terbentuk, akan muncul sel yang disebut dengan osteoblas
yang berperan dalam membentuk tulang. Sel ini akan menambahkan mineral
ke dalam jaringan tulang yang baru dan mengisi rongga-rongga yang masih
kosong. Pada tahap ini, tulang akan semakin padat dan kuat.
Setelah osteoblas memadatkan jaringan tulang yang baru, kalus lunak akan
diganti dengan tulang keras (atau disebut hard callus/kalus keras). Tahap ini
biasanya dimulai 2 minggu setelah patah terjadi dan bisa berakhir pada
minggu ke-6 atau ke-12.
4. Pembentukan kembali tulang

Setelah terbentuk dan menjadi semakin padat, tulang baru biasanya


berbentuk lebih besar karena adanya jaringan yang berlebih dari sel osteoblas.
Oleh karena itu, tubuh akan menghasilkan sel osteoklas, yang berfungsi untuk
memecah jaringan tulang yang berlebih tersebut dan membentuk tulang
kembali ke bentuk aslinya.
Proses renovasi tulang ini bisa berlangsung sangat lama, hingga bertahun-
tahun. Aktivitas sehari-hari, seperti berjalan atau berdiri, membantu
mendorong pembentukan kembali tulang tersebut. Selain itu, Anda pun perlu
tetap menjaga kesehatan tulang dengan mengonsumsi makanan yang baik untuk
penderita patah tulang. Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih
lanjut.
Proses penyembuhan patah tulang pada anak

Proses penyembuhan patah tulang seperti yang telah dijelaskan di atas terjadi
pada setiap pasien fraktur, baik orang dewasa maupun anak. Namun, berbeda
dengan orang dewasa, patah tulang pada anak lebih cepat sembuh.

Proses pembentukan tulang baru pada anak umumnya hanya mencapai


beberapa minggu setelah cedera terjadi, sedangkan orang dewasa bisa
berlangsung dalam beberapa bulan.Hal ini bisa terjadi karena anak-anak
masih berada dalam masa pertumbuhan. Pada periode ini, tulang anak masih
diselubungi lapisan tebal jaringan ikat yang disebut periosteum.

Jaringan ini mengelilingi tulang dan menyediakan suplai darah ke tulang. Jika
tulang mengalami fraktur, tubuh menggunakan suplai darah ini untuk
menggantikan sel yang rusak dan menyembuhkan tulang.

Saat anak bertumbuh dewasa, periosteum cenderung menipis. Inilah sebabnya


patah tulang pada orang dewasa membutuhkan waktu pemulihan lebih lama.
Sebaliknya, semakin muda usia anak pada saat mengalami patah tulang, maka
lebih cepat ia sembuh.

Obat dan pengobatan yang membantu proses


penyembuhan patah tulang
Pengobatan dari dokter umumnya dilakukan untuk membantu dan
mempercepat proses penyembuhan, mengontrol rasa sakit, mencegah
komplikasi, serta memulihkan fungsi gerak tubuh yang terpengaruh menjadi
sedia kala. Adapun jenis pengobatan yang diberikan bisa berbeda pada setiap
orang.

Hal ini tergantung pada jenis fraktur yang dimiliki, lokasi tulang yang patah,
tingkat keparahan, usia, riwayat medis, kondisi pasien secara keseluruhan,
serta toleransi tubuh pasien terhadap prosedur pengobatan tertentu. Namun,
secara umum, berikut berbagai cara, obat, dan pengobatan untuk mengobati
patah tulang atau fraktur yang biasa diberikan dokter:
 Gips

Penderita Pemasangan gips merupakan cara mengobati patah tulang tanpa


operasi yang paling umum diberikan dokter. Gips berfungsi untuk menjaga
ujung tulang yang patah tetap pada posisi yang tepat dan mengurangi
pergerakan, guna membantu mempercepat proses penyembuhan.
Gips untuk patah tulang bisa terbuat dari plester atau fiberglass. Adapun jenis
gips yang akan digunakan tergantung dari tipe fraktur dan lokasi tulang yang
mengalami patah atau retak. Namun, gips umumnya tidak dilakukan untuk
penanganan fraktur atau patah tulang di tulang kecil, seperti jari tangan dan
kaki.
 Belat atau bidai

Sama seperti gips, belat atau bidai juga merupakan prosedur penyembuhan
atau pengobatan patah tulang tanpa operasi yang biasa dilakukan. Belat
digunakan untuk mencegah pergerakan pada area tulang yang mengalami
fraktur selama masa penyembuhan. Namun, jenis pengobatan ini umumnya
diberikan bila ada area pembengkakan di sekitar tulang yang patah.
Pasalnya, gips yang terlalu kencang bisa mengurangi sirkulasi darah di area
yang cedera tersebut. Gips baru akan dipasang setelah area yang
membengkak membaik. Selain itu, belat atau bidai juga seringkali digunakan
untuk patah tulang kecil yang tidak membutuhkan gips.

 Traksi

Traksi adalah alat yang terdiri dari katrol, senar, pemberat, dan rangka logam
yang dipasang di atas tempat tidur. Alat ini digunakan untuk meregangkan
otot dan tendon di sekitar tulang yang patah, agar tulang dapat sejajar dan
proses penyembuhan dapat berlangsung dengan cepat.

Cara pengobatan ini jarang digunakan untuk menyembuhkan patah tulang.


Namun, traksi juga sering digunakan untuk menstabilkan dan menyetel
kembali tulang yang patah sebelum operasi dilakukan.

 Operasi patah tulang

Fraktur yang parah atau sulit diperbaiki dengan gips atau belat umumnya
akan ditangani dengan cara operasi atau pembedahan. Operasi patah tulang
dilakukan untuk mengembalikan tulang yang patah ke posisi semula.
Untuk menahan potongan tulang tersebut dengan aman, terkadang pen atau
perangkat yang terbuat dari logam dipasang di area tulang tersebut, baik di
dalam tulang maupun luar tubuh Anda. Jenis pengobatan ini paling sering
dilakukan untuk tipe patah tulang pinggul. Pasalnya, jenis perawatan lain
mengharuskan pasien untuk tidak bergerak dalam waktu lama, dan hal ini
seringkali memberikan hasil yang buruk.
 Obat-obatan

Selain penanganan utama di atas, pasien patah tulang atau fraktur pun
umumnya mendapat obat-obatan untuk membantu mengatasi gejala yang
dirasakan. Obat-obatan yang diberikan bisa berbeda pada masing-masing
pasien tergantung pada tingkat keparahan gejala yang dialami. Berikut
beberapa obat-obatan tersebut:
Obat analgesik

Obat pereda nyeri (analgesik) umumnya diberikan untuk membantu


meredakan rasa nyeri pada penderita fraktur. Rasa nyeri yang ringan akibat
patah atau retak tulang biasanya cukup mengonsumsi obat analgesik yang
bisa dibeli di apotik, seperti parasetamol.
Namun, sebagian besar kasus patah tulang menimbulkan rasa nyeri atau sakit
yang hebat. Pada kondisi ini, dokter akan meresepkan obat analgesik yang
lebih kuat, seperti morfin atau Tramadol. Kedua jenis obat ini juga seringkali
diberikan untuk meredakan rasa nyeri setelah melakukan operasi patah tulang,
terutama untuk fraktur di pinggul atau patah tulang belakang.
Obat NSAID

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) pun umumnya diberikan sebagai cara


untuk membantu menyembuhkan tulang yang patah atau retak. Jenis obat ini
berfungsi untuk meredakan rasa nyeri serta mengurangi peradangan saat
patah tulang baru terjadi.

Beberapa jenis obat NSAID yang sering digunakan untuk penanganan fraktur,
yaitu ibuprofen, naproxen, atau obat lain yang lebih kuat. Ibuprofen dan
naproxen merupakan jenis obat NSAID untuk patah tulang yang bisa dibeli di
apotik. Meski demikian, penggunaan obat ini sebaiknya tetap sesuai saran
dokter agar terhindar dari efek samping yang mungkin timbul.
Antibiotik

Obat antibiotik profilaksis, seperti cefazolin, seringkali diberikan kepada pasien


patah tulang terbuka. Pasalnya, dilansir dari laman University of Nebraska
Medical Center (UNMC), pasien patah tulang terbuka berisiko terkena infeksi,
yang juga meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi serius, seperti
nonunion dan osteomielitis.
Adapun penggunaan obat antibiotik tersebut dapat mencegah terjadinya
infeksi pada penderita patah tulang terbuka.

 Fisioterapi

Setelah menjalani berbagai cara untuk mengobati patah tulang dan telah
dinyatakan sembuh, Anda mungkin perlu melakukan fisioterapi untuk
membantu melemaskan otot dan mobilitas bagian tubuh yang mengalami
fraktur. Fisioterapi untuk patah tulang tentu membantu Anda untuk kembali
menjalani aktivitas normal seperti sebelum fraktur terjadi.

Bila Anda mengalami patah tulang kaki, fisioterapi dapat menjadi cara untuk
membantu Anda belajar jalan setelah pulih. Selain itu, fisioterapi juga
membantu mengurangi risiko kekakuan permanen pada bagian tubuh yang
mengalami fraktur, terutama bila tulang yang patah berada di dekat atau
melalui persendian.
Selain berbagai pengobatan medis, beberapa orang lebih memilih
menggunakan pengobatan tradisional untuk patah tulang, seperti urut atau
obat herbal. Menggunakan jenis pengobatan ini tidaklah dilarang, tetapi
bukan berarti sudah pasti aman dan tidak menimbulkan risiko. Oleh karena itu,
sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya
untuk mencegah komplikasi patah tulang.

Pertolongan pertama pada patah tulang atau fraktur

Penyebab patah tulang bisa beragam. Bila patah tulang terjadi akibat cedera
yang parah hingga menimbulkan perdarahan hebat, tulang atau sendi
berubah bentuk, tulang menembus kulit, menimbulkan mati rasa, atau
menduga adanya patah tulang di leher, kepala, atau punggung, kondisi ini
membutuhkan penanganan darurat untuk mengatasi kondisi yang dialami.
Segera hubungi rumah sakit terdekat atau nomor darurat jika Anda
menemukan kasus fraktur seperti ini. Sementara menunggu pertolongan
medis, Anda dapat melakukan beberapa langkah sederhana untuk
mengurangi risiko atau kemungkinan fraktur semakin parah.

Berikut beberapa langkah pertolongan pertama pada penderita patah tulang


yang bisa Anda praktikkan:

 Jangan menggerakan atau memindahkan pasien kecuali jika perlu untuk


menghindari cedera lebih lanjut.
 Jika ada perdarahan, hentikan perdarahan tersebut. Tekan luka dengan
perban steril, kain bersih, atau pakaian bersih secara perlahan.
 Jangan mencoba meluruskan kembali tulang atau mendorong tulang
yang menonjol. Jika Anda terlatih dalam menggunakan bidai atau belat, Anda
bisa memasang bidai atau belat di area atas dan bawah tulang terjadinya
fraktur.
 Saat memindahkan pasien, pastikan bidai atau belat terus tetap
terpasang untuk mengurangi pergerakan di area yang cedera.
 Kompres dengan es untuk mengurangi pembengkakan dan membantu
meredakan nyeri. Namun, jangan menempelkan langsung es ke kulit, gunakan
handuk atau kain untuk membungkus es tersebut dan dikompreskan ke area
patah tulang.
 Jaga agar pasien tetap pada posisinya setenang mungkin, terutama bila
terjadi tanda-tanda syok, seperti napas pendek atau pingsan. Tutupi dengan
selimut agar tetap hangat dan bila mungkin baringkan pasien tersebut dengan
posisi kaki terangkat sekitar 30 cm dari badannya. Namun, jangan pindahkan
atau ubah posisi orang tersebut bila mengalami cedera di kepala, leher, atau
punggung.
 Jangan memberikan pasien makanan atau minuman melalui mulut. Hal
ini dapat menunda pemberian anestesi umum saat operasi darurat diperlukan.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau
perawatan.

Mengenal Jenis-jenis Fraktur atau


Patah Tulang yang Umum Terjadi
Klasifikasi fraktur|Jenis-jenis fraktur berdasarkan sifat patahannya|Jenis-jenis fraktur
berdasarkan bentuk atau pola patahannya|Jenis-jenis fraktur berdasarkan lokasi
tulangnya
Klasifikasi fraktur
Bagaimana klasifikasi fraktur atau patah tulang?

Pada dasarnya, tulang manusia sebagai bagian dari sistem gerak adalah jaringan
yang kaku dan kuat, dengan salah satu fungsi menopang tubuh. Namun, bila
mendapat tekanan dari luar yang melebihi kekuatannya, tulang dapat patah.
Kondisi ini yang kemudian disebut dengan fraktur atau patah tulang.
Tekanan dari luar tersebut umumnya terjadi saat Anda mengalami jatuh,
kecelakaan, atau bentuk cedera lainnya. Namun, penyebab fraktur juga bisa
berupa kondisi medis tertentu yang melemahkan tulang, seperti osteoporosis.
Tingkat keparahan patah tulang yang Anda alami tergantung pada seberapa
kuat tekanan yang diterima tulang. Akibat perbedaan kekuatan tersebut, jenis
atau macam-macam patah tulang bisa beragam, yang kemudian
diklasifikasikan berdasarkan sifat dan bentuk atau pola dari patahan tulang.

Selain sifat dan bentuk patahan, fraktur juga dibedakan ke dalam beberapa
macam berdasarkan lokasi tulang yang terkena. Masing-masing lokasi dan
jenis tersebut akan mendapat pengobatan patah tulang yang berbeda. Oleh
karena itu, penting bagi Anda dan dokter untuk mengetahui macam-macam
fraktur atau patah tulang yang Anda derita untuk menentukan langkah
perawatan selanjutnya.
Jenis-jenis fraktur berdasarkan sifat patahannya
Apa saja jenis atau fraktur berdasarkan sifat patahannya?

Berdasarkan sifat patahannya, patah tulang dibedakan ke dalam beberapa


tipe. Berikut jenis-jenis fraktur berdasarkan sifat patahan yang umumnya
terjadi:

 Fraktur terbuka

Patah tulang terbuka merupakan kasus patah tulang yang disertai dengan luka
pada kulit di permukaan daerah tulang yang patah. Pada kasus yang lebih
serius, bagian tulang yang patah akan terlihat dari luar.
Jenis patah tulang terbuka ini sangat jarang terjadi. Bila terjadi, kondisi ini
membutuhkan pertolongan pertama atau perawatan darurat, karena luka yang
terbuka memungkinkan kuman masuk sehingga bisa terjadi infeksi. Kondisi ini
pun memungkinkan seseorang mengalami perdarahan.
 Fraktur tertutup

Kebalikan dari fraktur terbuka, patah tulang tertutup tidak menimbulkan luka
pada kulit di sekitar lokasi patah tulang. Pada fraktur tertutup pun, kulit tidak
robek akibat patahan tulang tersebut. Oleh karena itu, tipe fraktur tertutup ini
umumnya tidak lebih mudah diidentifikasi daripada patah tulang terbuka.

 Fraktur parsial

Fraktur parsial disebut juga dengan patah tulang tidak lengkap. Ini merupakan
kondisi ketika tulang yang patah tidak seutuhnya atau hanya parsial.

 Fraktur total

Kebalikan dari parsial, patah tulang total disebut juga dengan fraktur lengkap.
Jenis fraktur ini terjadi ketika tulang yang patah terjadi seutuhnya, hingga
menyebabkan tulang terpisah atau terbagi menjadi dua atau lebih.

 Displaced fracture
Displaced fracture adalah tipe fraktur yang terjadi ketika tulang yang patah
bergeser dan ujung-ujung patahan tulang tersebut menjadi tidak sejajar. Pada
macam fraktur ini, tulang yang patah perlu diatur dan disejajarkan kembali
agar bisa sembuh dengan baik.
 Nondisplaced fracture
Nondisplaced fracture merupakan kebalikan dari displaced fracture. Pada jenis
fraktur ini, tulang yang patah tidak bergeser atau tetap berada di dalam posisi
yang sejajar. Oleh karena itu, proses penyembuhan tipe fraktur ini tidak perlu
mensejajarkan kembali posisi tulangnya.
Jenis-jenis fraktur berdasarkan bentuk atau pola
patahannya
Apa saja jenis fraktur berdasarkan bentuk atau pola patahannya?
Dari macam-macam fraktur di atas, patah tulang terbagi lagi ke dalam
beberapa jenis berdasarkan bentuk garis patahan tulangnya. Jenis-jenis fraktur
ini juga tergantung pada seberapa kuat tekanan yang diterima tulang dan
kondisi yang menyebabkannya. Berikut klasifikasi fraktur berdasarkan bentuk
garis patah tulang yang umum terjadi:

 Fraktur transversal

Fraktur transversal adalah jenis patah tulang yang tergolong dalam fraktur
total atau lengkap. Tipe fraktur ini terjadi ketika patahan tulang berbentuk
melintang atau garis horizontal. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh
tekanan atau benturan yang kuat dan langsung tegak lurus ke arah tulang.

 Fraktur oblik

Oblique fracture atau fraktur oblik adalah jenis patah tulang yang memiliki
pola patahan miring atau diagonal. Kondisi ini biasanya terjadi karena ada
tekanan atau pukulan dari sudut tertentu, yaitu atas atau bawah.
Tipe fraktur ini tergolong ke dalam patah tulang lengkap atau total. Namun,
fraktur oblik ada yang bersifat displaced atau bergeser maupun nondisplaced.
 Fraktur spiral

Fraktur spiral juga merupakan bagian dari jenis patah tulang lengkap atau
total. Tipe fraktur ini terjadi ketika tulang yang patah telah terpelintir atau
berputar dari titiknya.

 Fraktur kominutif

Jenis fraktur kominutif juga merupakan bagian dari patah tulang lengkap atau
total. Pada fraktur kominutif, tulang pecah menjadi tiga bagian atau lebih dan
tidak lagi sejajar. Umumnya, fraktur ini terjadi di area tulang kecil yang rentan
patah, seperti di tangan atau kaki, akibat kecelakaan mobil atau kejadian
serius lainnya.

 Fraktur linear atau longitudinal


Bentuk fraktur ini sejajar dengan panjang tulang, baik di sepanjang atau
hampir sepanjang tulang tersebut. Tipe ini juga merupakan macam patah
tulang total atau lengkap.

 Fraktur greenstick

Fraktur greenstick tergolong ke dalam tipe patah tulang parsial atau tidak
lengkap. Kondisi ini terjadi ketika tulang yang patah atau retak hanya di satu
sisi, sedangkan sisi lainnya tidak sehingga tulang dapat menekuk atau
bengkok.

Dilansir dari Peconic Bay Medical Center, jenis fraktur greenstick paling sering
terjadi pada anak-anak karena tulangnya belum berkembang dengan
sempurna. Dengan demikian, tulang anak-anak lebih lunak daripada orang
dewasa dan mungkin tidak patah saat mendapat tekanan yang kuat.
 Fraktur torus atau buckle

Fraktur bruckle atau torus juga tergolong ke dalam jenis patah tulang tidak
lengkap atau parsial dan umumnya terjadi pada anak-anak karena terjatuh.
Kondisi ini terjadi ketika tulang yang patah hanya terjadi di satu sisi, tetapi
patahan tersebut tidak sampai terlepas. Ujung-ujung patahan tersebut saling
mendorong atau menekan satu sama lain sehingga retakan atau patahan
tulang tampak menonjol.
 Fraktur stres atau hairline fracture
Fraktur stres atau disebut juga dengan hairline (garis rambut) umumnya
dialami oleh atlet atau seseorang yang melakukan gerakan berulang sehingga
terus menerus menekan tulang. Biasanya, jenis patah tulang ini terjadi di kaki
atau tungkai kaki. Sesuai namanya, tipe fraktur stres berbentuk seperti garis
rambut atau hanya terdapat retakan kecil di tulang.
 Fraktur kompresi

Fraktur kompresi adalah salah satu macam-macam patah tulang yang sering
terjadi di tulang belakang dan umumnya terjadi pada lansia dengan penyakit
osteoporosis. Jenis fraktur kompresi terjadi ketika tulang menjadi hancur atau
remuk akibat tekanan, tetapi masih tampak rata.

 Fraktur segmental
Fraktur segmental terjadi ketika tulang yang sama mengalami patah di dua
tempat. Kondisi ini menyebabkan ada bagian tulang yang tampak
mengambang.

 Fraktur avulsi

Jenis fraktur avulsi terjadi ketika fragmen tulang, yaitu tendon atau ligamen,
terlepas dari tulang. Fragmen tulang yang terlepas itu biasanya menarik atau
mengambil bagian dari tulang. Fraktur avulsi ini umumnya disebabkan oleh
adanya gaya tarikan yang kuat pada tulang dan biasanya terjadi pada sendi
lutut dan bahu.

 Fraktur patologis

Berbeda dengan jenis-jenis patah tulang di atas, fraktur patologis umumnya


terjadi karena kondisi medis atau penyakit tertentu yang melemahkan tulang,
seperti osteoporosis. Seseorang dengan osteoporosis memiliki tulang yang
rapuh dan lemah, sehingga lebih mudah patah daripada tulang yang sehat.

Jenis-jenis fraktur berdasarkan lokasi tulangnya


Apa saja jenis fraktur berdasarkan lokasi tulang yang patah?

Tidak hanya sifat dan bentuk patahannya, pengobatan untuk fraktur juga
ditentukan berdasarkan lokasi tulang yang mengalami patah atau retak.
Berikut adalah klasifikasi atau macam-macam fraktur berdasarkan lokasi
tulang yang umumnya terjadi:

 Patah tulang selangka atau bahu

Tulang selangka atau bahu merupakan salah satu macam patah tulang yang
sering terjadi, terutama pada anak-anak atau remaja. Patah tulang selangka
umumnya terjadi karena kecelakaan mobil atau cedera saat berolahraga. Pada
orang dewasa yang lebih tua, jenis patah tulang ini sering terjadi karena
terjatuh.
 Patah tulang pergelangan tangan
Patah tulang pergelangan tangan umumnya terjadi pada anak-anak dan lansia.
Kondisi ini biasanya terjadi ketika Anda terjatuh dan tangan Anda diulurkan
untuk menahan tubuh Anda.
 Patah tulang lengan

Patah tulang tangan dapat terjadi di pergelangan tangan, juga di lengan atas
(fraktur humerus) maupun lengan bawah (fraktur radius dan ulna). Umumnya,
macam fraktur ini terjadi karena kecelakaan motor atau mobil, baik pada anak-
anak maupun orang dewasa.
 Patah tulang kaki

Patah tulang di area kaki juga sering terjadi, termasuk di engkel (pergelangan
kaki) dan juga tungkai kaki. Patah tulang kaki ini umumnya terjadi karena
kecelakaan mobil, jatuh, atau bentuk cedera pada kaki lainnya.
 Patah tulang belakang

Patah tulang belakang adalah jenis fraktur yang paling umum pada lansia,
terutama akibat osteoporosis. Namun, tipe fraktur ini juga sering terjadi pada
siapapun karena kecelakaan.
 Patah tulang pinggul/panggul

Sama seperti di tulang belakang, patah tulang panggul atau pinggul juga
merupakan salah satu jenis fraktur yang sering terjadi lansia. Kondisi ini
biasanya terjadi karena jatuh atau benturan keras ke area pinggul atau
panggul.
 Patah tulang rusuk

Meski tak lebih sering dari macam-macam fraktur di atas, patah tulang rusuk
juga kerap terjadi akibat trauma di area dada, seperti jatuh, kecelakaan, atau
benturan saat berolahraga. Pada kondisi yang parah, patah tulang rusuk dapat
merusak pembuluh darah utama atau organ yang ada di area dada, seperti
paru-paru.
Selain jenis-jenis fraktur yang sering terjadi di atas, ada pula macam patah
tulang lainnya yang mungkin terjadi, seperti patah tulang leher atau di area
tengkorak atau kepala.
Masing-masing tipe patah tulang membutuhkan pengobatan yang berbeda,
baik dengan gips, operasi pen tulang. Konsultasikan selalu dengan dokter
mengenai jenis pengobatan yang terbaik, yang sesuai dengan kondisi Anda.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau
perawatan.

ARTIKEL SELANJUTNYA

Patah Tulang (Fraktur)


Definisi patah tulang|Jenis patah tulang|Tanda & gejala patah tulang|Penyebab & faktor
risiko patah tulang|Komplikasi patah tulang|Diagnosis & pengobatan patah tulang|
Pengobatan di rumah untuk patah tulang|Pencegahan patah tulang

Definisi patah tulang


Apa itu patah tulang atau fraktur?

Pengertian fraktur (fraktura) atau patah tulang adalah kondisi ketika tulang
menjadi patah, retak, atau pecah sehingga mengubah bentuk tulang. Kondisi
ini bisa terjadi karena adanya tekanan kuat pada tulang atau karena kondisi
tulang yang melemah, seperti osteoporosis.
Tulang yang retak atau patah dapat terjadi di area tubuh manapun. Namun,
kasus ini lebih sering terjadi di beberapa bagian tubuh, seperti patah tulang
selangka atau bahu, patah tulang tangan (termasuk pergelangan tangan dan
lengan), patah kaki (termasuk tungkai dan engkel), patah tulang belakang, serta
fraktur pinggul.
Seberapa umumkah kondisi ini terjadi?

Fraktur adalah kondisi yang sering terjadi serta dapat dialami oleh siapapun
dan pada usia berapapun akibat cedera atau kecelakaan. Namun, kondisi ini
juga umum terjadi pada lansia karena faktor penuaan yang meningkatkan
risiko osteoporosis.

Dari data International Osteoporosis Foundation, fraktur akibat kerapuhan tulang


terjadi pada 1 dari 2 wanita dan 1 dari 5 pria di dunia yang berusia di atas 50
tahun. Diperkirakan, jutaan orang di dunia mengalami fraktur akibat
kerapuhan tulang setiap tahunnya.

Jangan Sampai Kena Osteoporosis!


Cegah kerapuhan tulang atau masalah otot dengan mengikuti newsletter
kami.

Saya Menerima Kebijakan Privasi dan Data


Daftar
Anda dapat mencegah terjadinya fraktura dengan menurunkan faktor risiko
yang mungkin menyebabkannya. Konsultasikan dengan dokter mengenai
informasi lebih lanjut.

Jenis patah tulang


Patah tulang atau fraktur memiliki beragam jenis. Secara garis besar, beberapa
jenis fraktur yang umum terjadi adalah:
 Fraktur terbuka, yaitu kondisi ketika tulang yang patah menembus kulit
sehingga bisa dilihat.
 Fraktur tertutup, yaitu kondisi ketika tulang patah, tetapi tidak
menembus kulit atau kulitnya masih utuh.
 Fraktur parsial, yaitu kondisi ketika patahnya tulang tidak seutuhnya
atau tidak lengkap.
 Fraktur total, yaitu ketika patahnya tulang terjadi secara total atau
lengkap, sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian atau lebih.
Dari empat tipe besar tersebut, fraktur terbagi lagi ke dalam beberapa jenis.
Setiap jenis fraktur membutuhkan teknik dan prosedur yang berbeda untuk
memperbaikinya. Konsultasikan dengan dokter mengenai cara penanganan
yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.
Tanda & gejala patah tulang
Tanda dan gejala fraktura dapat berbeda pada setiap orang, tergantung jenis,
lokasi, dan tingkat keparahan yang dialami. Namun secara umum, gejala patah
tulang atau fraktur yang sering dirasakan adalah:

 Rasa nyeri atau sakit yang umumnya parah di area tulang yang
mengalami fraktura.
 Pembengkakan di area tulang yang mengalami fraktura.
 Deformitas atau perubahan bentuk yang terlihat jelas di area tubuh
yang mengalami fraktur.
 Sulit menggerakan bagian tubuh di area patahnya tulang.
 Kemerahan, memar, dan terasa hangat di kulit sekitar area tubuh yang
mengalami fraktura.
 Mati rasa dan kesemutan di area tubuh yang terkena.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika
Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah pada
dokter.
Kapan harus periksa ke dokter?

Bila Anda merasakan tanda dan gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya
Anda berkonsultasi dengan dokter. Anda pun perlu mendapat perawatan
darurat bila mengalami jenis fraktur yang terbuka, yang berisiko lebih besar
mengalami infeksi.

Tubuh masing-masing orang bereaksi dengan cara yang berbeda. Selalu


konsultasikan ke dokter untuk mendapat diagnosis dan penanganan yang
tepat sesuai dengan kondisi Anda.

Penyebab & faktor risiko patah tulang


Fraktur terjadi karena adanya tekanan atau benturan yang kuat ke tulang,
yang melebihi kekuatan dari tulang itu sendiri. Hal ini umumnya disebabkan
oleh cedera, seperti jatuh, kecelakaan, atau benturan langsung yang kuat ke
area tubuh, atau gerakan yang berulang hingga menyebabkan tulang retak.

Tidak hanya itu, penyebab fraktur juga bisa berupa kondisi tulang yang lemah.
Umumnya ini disebabkan oleh penyakit atau kondisi tertentu yang
melemahkan tulang, seperti osteoporosis atau kanker tulang.
Apa saja faktor yang meningkatkan risiko patah tulang?

Meski dapat terjadi pada siapapun, ada beberapa faktor yang meningkatkan
risiko seseorang mengalami penyakit fraktura. Beberapa faktor risiko dari
patah tulang adalah:

 Berusia lanjut atau di atas usia 50 tahun.


 Berjenis kelamin wanita.
 Kebiasaan merokok.
 Konsumsi alkohol.
 Konsumsi obat kortikosteroid.
 Kekurangan nutrisi, terutama kalsium dan vitamin D.
 Kurang aktif bergerak atau berolahraga.
 Terdapat riwayat penyakit rheumatoid arthritis atau rematik.
 Kelainan kronis, seperti penyakit Celiac, penyakit Crohn, atau kolitis
ulseratif (radang usus).
 Pernah mengalami fraktur sebelumnya.
 Riwayat keluarga, terutama untuk patah tulang yang terjadi di panggul.

Komplikasi patah tulang


Bila tidak segera ditangani, fraktur bisa menimbulkan komplikasi yang semakin
mengganggu kesehatan Anda. Komplikasi tersebut bisa beragam, tergantung
pada area tulang yang mengalami retak atau patah.

Secara umum, komplikasi akibat fraktur yang mungkin terjadi bila tidak diobati
adalah:

 Malunion

Malunion adalah kondisi yang terjadi ketika tulang sudah sembuh dan sudah
menyatu, tetapi tidak pada posisi yang tepat atau bergeser dengan sendirinya.

 Infeksi

Jika ada luka pada kulit atau fraktur yang dialami berjenis terbuka, bakteri
dapat masuk dan menginfeksi tulang atau sumsum tulang. Pada kondisi ini,
umumnya pasien akan diberikan obat antibiotik dan perlu dirawat di rumah
sakit.

 Sindrom kompartemen

Sindrom kompartemen adalah kondisi ketika terjadinya peningkatan tekanan


di bagian tubuh yang tertutup (kompartemen) yang memotong suplai darah
ke otot dan saraf. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh perdarahan dan
hematoma (kumpulan darah di luar pembuluh darah) di sekitar tulang yang
patah.
 Nekrosis avaskular

Bila fraktur tidak segera diobati, tulang bisa kehilangan suplai darah yang
esensial. Pada kondisi ini, bisa terjadi kematian jaringan tulang atau disebut
nekrosis avaskular.

 Haemarthrosis

Kondisi ketika perdarahan ke dalam ruang sendi yang menyebabkan sendi


menjadi bengkak.

 Penggumpalan darah

Akibat fraktur yang tidak segera diobati, penggumpalan darah di pembuluh


darah bisa terjadi. Adapun kondisi ini bisa memengaruhi seluruh tubuh.

 Cedera pada organ atau jaringan di sekitarnya

Bila fraktur tidak segera diobati, organ tubuh atau jaringan yang ada di sekitar
tulang tersebut bisa mengalami cedera. Misalnya, otak dapat mengalami
cedera atau kerusakan akibat patahnya tulang tengkorak, organ yang ada di
bagian dada bisa rusak bila mengalami patah tulang rusuk, dan sebagainya.
 Pertumbuhan tulang terhambat

Pada anak yang masih dalam masa pertumbuhan, patahnya tulang bisa
memengaruhi kedua ujung tulang. Kondisi ini bisa menyebabkan
terganggunya pertumbuhan tulang serta meningkatkan risiko deformitas
tulang pada kemudian hari.

Diagnosis & pengobatan patah tulang


Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU
konsultasikan pada dokter Anda.
Untuk mendiagnosis fraktur, dokter akan menanyakan kondisi medis yang
Anda miliki, termasuk bila Anda mengalami cedera atau kecelakaan, serta
gejala yang Anda rasakan. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan
fisik serta beberapa tes lain untuk memastikan diagnosisnya.
Berikut ini adalah beberapa tes yang mungkin perlu Anda jalani untuk
membantu dokter menentukan diagnosis fraktur atau patah tulang:

 Sinar-X
Tes ini menghasilkan gambar jaringan internal, tulang, dan organ, sehingga
bisa terlihat bila ada perubahan, seperti retak atau patah, pada tulang Anda.

 MRI

Tes ini menggunakan magnet, frekuensi radio, dan komputer untuk


menghasilkan gambar struktur tubuh yang lebih detail. Umumnya, MRI
digunakan untuk jenis fraktur yang lebih kecil atau disebut fraktur stres.

 CT scan

Prosedur tes ini menggunakan kombinasi sinar-X dan teknologi komputer


untuk menghasilkan gambar detail tulang, otot, lemak, dan organ.

 Pemindaian tulang

Tes pemindaian tulang (bone scan) dapat mendeteksi adanya fraktur serta
kondisi abnormal lainnya yang terjadi pada tulang, yang mungkin tidak
terlihat melalui sinar-X atau tes pencitraan lainnya.
Bagaimana cara mengobati patah tulang?

Pengobatan untuk patah tulang umumnya bertujuan untuk mengembalikan


potongan tulang ke tempat semula, mengontrol rasa sakit, memberikan waktu
pada tulang untuk sembuh, mencegah komplikasi, serta memulihkan fungsi
gerak tubuh yang terpengaruh menjadi sedia kala.
Adapun jenis pengobatan yang diberikan bisa berbeda pada setiap orang,
tergantung jenis fraktur, lokasi tulang yang terkena, serta kondisi pasien
secara keseluruhan. Berdasarkan hal tersebut, beberapa pengobatan yang
umumnya diberikan untuk mengobati fraktur adalah:

 Pemasangan gips dari plester atau fiberglass  untuk menjaga ujung


tulang yang patah pada posisi yang tepat dan mengurangi pergerakan, ketika
tulang sedang dalam masa penyembuhan.
 Penggunaan traksi untuk menstabilkan kembali tulang, serta
meregangkan otot dan tendon di sekitar tulang yang mengalami fraktur.
 Obat-obatan untuk meredakan rasa nyeri.
 Pembedahan atau operasi patah tulang untuk mengembalikan posisi
tulang ke tempatnya.
 Fisioterapi untuk membantu memulihkan kekuatan otot serta fungsi
gerak di area tubuh yang terkena.
Adapun untuk jenis fraktur terbuka, di mana tulang menembus kulit dan bisa
mengalami perdarahan, dibutuhkan pertolongan darurat untuk mencegah
terjadinya infeksi dan syok.

Pengobatan di rumah untuk patah tulang


Fraktur dapat sembuh dalam beberapa minggu atau bulan setelah menjalani
pengobatan secara medis. Untuk membantu proses penyembuhan, Anda
dapat melakukan pengobatan rumahan atau perubahan gaya hidup di bawah
ini:

 Istirahatkan area tulang yang mengalami frakur sebanyak mungkin.


 Hindari mengangkat beban berat atau mengemudi hingga tulang yang
patah atau retak sembuh.
 Rawat gips dengan baik, seperti tidak membasahinya atau hindari
terkena panas secara langsung saat gips belum terpasang dengan benar.
 Penuhi nutrisi yang membantu proses penyembuhan tulang Anda,
seperti vitamin D atau makanan untuk penderita patah tulang lainnya.
 Berhenti merokok.
 Bila sudah pulih, latihan gerak pada area tubuh yang mengalami
fraktura, guna membantu memulihkan kekuatan otot, gerakan sendi, dan
kelenturan. Konsultasikan pada dokter atau fisioterapi Anda terkait hal ini.
Pencegahan patah tulang
Fraktur umumnya terjadi karena cedera akibat jatuh atau kecelakaan, dan
osteoporosis. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya fraktur, Anda perlu
menghindari penyebab tersebut serta menghindari berbagai faktor yang
dapat meningkatkan risikonya.

Langkah-langkah mencegah patah tulang

Berikut beberapa langkah yang dapat Anda praktikkan:

 Menciptakan rumah yang aman untuk Anda dan keluarga, terutama


anak. Misalnya, memasang pagar di tangga agar tidak jatuh, memasang terali
pada jendela, atau menyingkirkan kabel di lantai.
 Menggunakan karpet antiselip di dalam rumah.
 Menggunakan alat pelindung ketika beraktivitas fisik di luar rumah atau
berolahraga. Misalnya, helm, bantalan siku, bantalan lutut, atau pelindung
pergelangan tangan dan kaki, saat bersepeda.
 Memastikan penerangan rumah dan di sekitar rumah Anda baik saat
gelap.
 Mengenakan sepatu bersol karet.
 Memerhatikan sekeliling Anda ketika berjalan.
 Mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, terutama vitamin D dan
kalsium untuk memperkuat tulang.
 Melakukan olahraga rutin untuk memperkuat tulang, termasuk latihan
angkat beban.
 Menghentikan kebiasaan merokok.
 Menghindari konsumsi alkohol.
 Melakukan konsultasi dengan dokter jika Anda berisiko mengalami
osteoporosis.

Anda mungkin juga menyukai