Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2014

SISTEM INFORMASI PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG BALITA


PADA POSYANDU MENGGUNAKAN METODE Z SCORE
BERBASIS WEB
(Studi Kasus : Posyandu Durian 8 Kel. Subangjaya Kota Sukabumi)
En en Nuraeni 1, Rusda Wajhillah 2, Denny Pribadi 3
1)
Sistem Informasi, STMIK “Nusa Mandiri Sukabumi”
Email : nonok.denok@gmail.com
2)
Sistem Informasi, STMIK “Nusa Mandiri Sukabumi”
Email: rusda.rwh@nusamandiri.ac.id
3)
Sistem Informasi, STMIK “Nusa Mandiri Sukabumi”
Email: denny.dpi@nusamandiri.ac.id

Abstrak - Pemantauan tumbuh kembang balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
pertumbuhan balita sejak dini (Rahmadiliyani dan Maililiyanie, 2012:160-161). Balita termasuk kelompok yang
rentan gizi di suatu kelompok masyarakat (Natalia dkk, 2013). Kepedulian terhadap kesehatan balita, baik itu
berupa penyuluhan maupun pelayanan adalah salah satu program dari Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
merupakan pelayanan berbasis masyarakat (Hidayat dan Jahari, 2012:3). United Nations Children’s Fund
(UNICEF) melaporkan Indonesia berada di peringkat kelima dunia untuk negara dengan jumlah anak yang
terhambat pertumbuhannya paling besar dengan perkiraan sebanyak 7,7 juta balita (Natalia dkk, 2013). Z score
adalah nilai simpang baku yang menunjukkan status gizi, BB aktual adalah berat badan balita hasil
penimbangan, BB median adalah berat badan standar (Mutalazimah dkk, 2009:156). Dengan menggunakan
metode z-score, hasil perhitungan status gizi balita sudah cukup akurat karena semua perhitungan disesuaikan
dengan standar kesehatan dari Kementrian Kesehatan RI dan WHO (World Health Organization). Berdasarkan
uraian tersebut, dibutuhkan sebuah sistem yang diharapkan dapat mewakili seorang kader (petugas posyandu)
untuk menyampaikan informasi tentang kesehatan kepada masyarakat luas betapa pentingnya memperhatikan
tumbuh kembang balita agar meminimalisir terjadinya peningkatan status kekurangan gizi pada balita. Oleh
karena itu, agar menyampaikan informasi lebih cepat dan fleksibel, sistem informasi ini akan diaplikasikan
dalam bentuk Website.

Kata Kunci: Posyandu, Pantau Tumbuh Kembang Balita, Metode Z Score

I. PENDAHULUAN terhambat pertumbuhannya paling besar dengan


perkiraan sebanyak 7,7 juta balita. Masalah gizi masih
Balita termasuk kelompok yang rentan gizi di merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di
suatu kelompok masyarakat dimana masa itu Indonesia [10].
merupakan masa peralihan antara saat disapih dan Metode yang digunakan untuk menentukan
mulai mengikuti pola makan orang dewasa [10]. status gizi balita tersebut dengan menggunakan
Kepedulian terhadap kesehatan balita, baik itu metode z score dengan rumus Z Score = BB aktual –
berupa penyuluhan maupun pelayanan langsung BB Median/Simpang baku. Z score adalah nilai
kepada masyarakat adalah salah satu program simpang baku yang menunjukkan status gizi, BB
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Program aktual adalah berat badan balita hasil penimbangan,
posyandu merupakan pelayanan berbasis masyarakat, BB median adalah berat badan standar [9].
dimana salah satu dari kegiatan posyandu antara lain
1berupa kegiatan pemantauan status gizi balita, guna
untuk menurunkan angka penyakit bayi dan balita II. LANDASAN TEORI
dengan memanfaatkan akses pelayanan kesehatan
secara benar dan tepat waktu [5]. 2.1 Model Waterfall
Pemantauan tumbuh kembang balita sangat
penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan Model waterfall yang sering disebut model
pertumbuhan balita sejak dini, dengan cara melakukan sekuensial linier atau model yang terurut yang dimulai
pengukuran berat badan sebagai cara terbaik untuk dari proses analis, desain, pengodean, pengujian, dan
menilai status gizi balita tiap bulannya sehingga tahap pendukung (Support) [15].
tumbuh kembang anak akan terpantau [13].
United Nations Children’s Fund (UNICEF) 1. Analisis kebutuhan perangkat lunat
melaporkan Indonesia berada di peringkat kelima Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara
dunia untuk negara dengan jumlah anak yang intensif untuk mespesifikasikan kebutuhan
Prosiding SNIT 2014: Hal.A-130 

 
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2014

perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat


lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh pengguna.
2. Desain 2.3 UML (Unifield Modelling Language)
Proses multi langkah yang fokus pada pembuatan
program perangkat lunak termasuk struktur data, Kategori UML (Unifield Modelling Language
arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dibagi menjadi beberapa bagian [15]:
dan prosedur pengodean yang akan 1. Structure Diagrams
diimplementasikan menjadi sebuah program. Kumpulan diagram yang digunakan untuk
3. Pembuatan kode program menggambarkan suatu struktur statis dari sistem
Desain harus ditranslasikan kedalam program yang dimodelkan.
perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah 2. Behavior Diagrams
program komputer sesuai dengan desain yang telah Kumpulan diagram yang digunakan untuk
dubuat pada tahap desain. menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian
4. Pengujian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem.
Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari 3. Interaction Diagrams
segi lojik dan fungsional dan memastikan bahwa Kumpulan diagram yang digunakan untuk
semua bagian sudah diuji untuk meminimalisir menggambarkan interaksi sistem dengan sistem
kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang lain maupun interaksi antara subsistem pada suatu
dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. sistem.
5. Pendukung (Support) atau pemeliharaan Dalam penelitian ini, digunakan beberapa
(Maintenece) diagram seperti use case diagram, activity diagram,
Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat component diagram dan deployment diagram.
mengulangi proses pengembangan mulai dari 1. Use Case Diagram
analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat Use case merupakan pemodelan untuk kelakuan
lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk membuat (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use
perangkat baru. case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu
atau lebih aktor.
2.2 Konsep Dasar Pemrograman 2. Activity Diagram
Diagram aktifitas (Activity diagram) sesungguhnya
Konsep dasar pemrograman yang dipakai merupakan bentuk khusus dari state machine yang
dalam penyusunan skripsi ini dengan menerapkan bertujuan memodelkan komputasi-komputasi dan
pemrograman terstruktur. Pemrograman terstruktur alira-aliran kerja yang terjadi dalam
adalah konsep atau paradigma atau sudut pandang sistem/perangkat lunak yang sedang
pemrograman yang membagi-bagi program dikembangkan [11].
berdasarkan fungsi-fungsi atau prosedur yang 3. Component Diagram
dibutuhkan program komputer [15]. Merupakan unit implementasi fisik yang memiliki
Macam-macam dari pemrograman terstruktur antar muka yang terdefinisi dengan baik digunakan
dibagi menjadi beberapa bagian [16]: sebagai bagian yang dapat digantikan dalam suatu
1. Pemograman Modular sistem/perangkat lunak yang akan kita
Program yang dipecah-pecah menjadi sebuah kembangkan (Nugroho, 2010:66).
modul. Sehingga setiap modul menujukan fungsi 4. Deployment Diagram
dan tugas tunggal. Deployment diagram atau diagram deployment
2. Pendekatan Top Down menunjukan konfigurasi komponen dalam proses
Pendekatan Top Down sangat berguna dalam eksekusi aplikasi. Diagram deployment juga dapat
perencanaan pemrograman modular. Dalam digunakan memodelkan hal-hal berikut:
pemrograman top down (atas-bawah), yang a. Sistem tambahan (embedded system) yang
pertama harus kita definisikan adalah modul menggambarkan rancangan device, node, dan
utama. Karena modul utamalah yang akan hardware.
memanggil modul-modul lainnya atau modul yang b. Rancangan client/server.
mengakhiri proses program tersebut.
3. Pendekatan Bottom Up
c. Sistem terdistribusi murni.
Merupakan teknik pemecahan masalah yang mulai d. Rekayasa ulang aplikasi.
ditinggalkan, karena sulit untuk melakukan
standarisasi proses dan prosedur-prosedur yang 2.4 ERD (Entity Relationship Diagram)
sudah terbentuk yang akan digabungkan. Pada
teknik ini, bila ada masalah yang kompleks, maka ERD (Entity Relationship Diagram) adalah “suatu
pemecahan masalah dilakukan dengan model jaringan yang menggunakan susunan data yang
menggabungkan prosedur-prosedur yang ada disimapan dalam sistem secara abstrak” [1].
menjadi satu kesatuan program guna Kardinalitas relasi menunjukan maksimum entitas
menyelesaikan masalah tersebut. yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan

Prosiding SNIT 2014: Hal.A-131 

 
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2014

entitas lain. Ada beberapa macam kardinalitas relasi


seperti [17]:
Z score = NIS-NMBR (2)
1. Satu ke satu (One to one)
NSBR
Entitas pada himpunan A berhubungan dengan
 
satu entitas pada himpunan entitas B. Z score = 9.0 – 9.9
2. Satu ke banyak (One to many) 9.9 – 9.1
Entitas pada himpunan A berhubungan dengan = - 1 SD
banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi
tidak sebaliknya.
3. Banyak ke banyak (Many to many) Karena hasil perhitungan z score mencapai -0.8
Entitas pada himpunan A berhubungan dengan SD maka status gizinya berdasarkan BB/TB gizinya
banyak entitas pada himpunan entitas B, demikian berada di golongan status gizi baik.
juga sebaliknya.
2. Menetukan Status Gizi Berdasarkan TB/U
2.5 Pemantauan Tumbuh Kembang Balita
Pemantauan pertumbuhan (growth monitoring) Z score = NIS-NMBR (3)
adalah pengukuran secara teratur berat badan dan NSBR
tinggi badan anak, hasil pengukuran pada grafik  
pertumbuhan anak untuk melihat apakah pertumbuhan
anak normal atau tidak, jika pertumbuhan anak tidak Z score = 78.7 – 76.9
normal maka petugas harus melakukan sesuatu dengan 79.3 – 76.9
melibatkan keluarganya, agar masalah pertumbuhan = 0.75 SD
maka ini akan terdeteksi secara dini [14]. Karena hasil perhitungan z score mencapai 0.75
SD maka status gizinya berdasarkan TB/U berada di
Tabel 1 Tabel Kategori Batas Status Gizi Balita golongan status normal.
Indeks Kategori Status Ambang Batas
Gizi 3. Menetukan Status Gizi Berdasarkan BB/TB
Berat Badan / Umur Gizi Buruk < -3 SD
BB/U Gizi Kurang -3 SD s/d < -2
Gizi Baik SD Z score = NIS-NMBR (4)
Gizi Lebih -2 SD s/d 2 SD NSBR
> 2SD
Panjang Badan / Sangat Pendek < -3 SD
 
Umur Pendek -3 SD s/d < -2 Z score = 9.0 – 9.9
PB/U atau Tinggi Normal SD
9.9 – 8.8
Badan / Umur Tinggi -2 SD s/d 2 SD
TB/U > 2SD = - 0.8 SD
Berat Badan Badan / Sangat Kurus < -3 SD
Panjang Badan Kurus -3 SD s/d < -2 Karena hasil perhitungan z score mencapai -1 SD
BB/PB atau Berat Normal SD
Badan Badan / Tinggi Gemuk -2 SD s/d 2 SD
maka status gizinya berdasarkan BB/TB berada di
Badan > 2SD golongan status normal.
BB/TB Tiga indikator yang dihitung dengan Z-skor
Sumber : Standart Antropometri Penilaian Status Gizi adalah BB/U, BB/TB dan TB/U. Jika nilai Z-skor
Anak 2010 BB/U yang diperoleh diantara -2 sampai +2 maka
dikategorikan normal, apabila dibawah -2
2.6 Metode Z Score dikategorikan underweight dan apabila diatas +2 maka
Metode Z score adalah salah satu metode untuk dikategorikan overweight. Jika nilai Z-skor BB/TB
menentukan status gizi balita dengan rumus [14]: yang diperoleh diantara -2 sampai +2 maka
dikategorikan normal, apabila dibawah -2
dikategorikan kurus (wasted) dan apabila diatas +2
Z score = NIS-NMBR (1)
dikategorikan lebih. Jika nilai Z-skor TB/U yang
NSBR
diperoleh diantara -2 sampai +2 akan dikategorikan
normal, apabila dibawah -2 dikategorikan pendek
NIS : Nilai Individual Subjek (stunted) dan apabila diatas +2 dikategorikan lebih
NMBR : Nilai Median Buku Rujukan [12].
NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan

1. Menentukan Status Gizi Berdasarkan BB/U III. PEMBAHASAN


Seorang balita dengan ketentuan umur 13 bulan
dengan berat badan 9.0 kg serta memiliki tinggi badan Model pengembangan sistem yang digunakan
77 cm tanpa diketahui status gizi berada di status gizi pada penelitian ini menggunakan pendekatan model
buruk, kurang, normal atau termasuk kedalam status pemrograman terstruktur dengan UML (Unified
gizi balita obesitas. Modelling Language).
Prosiding SNIT 2014: Hal.A-132 

 
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2014

Use Case Invariant 2a. Pengguna dapat mengisi form


penimbangan berat badan (bb)
uc Use Case Pengguna

Tampil menu
3a. Pengguna dapat mengisi form
profile
posyandu
pengukuran tinggi badan (yb)
posyandu
«include»

Menu profile
Mengisi form Tampil hasil
4a. Pengguna dapat mengisi form
penimbangan

«include»
bb
«include» pantau bb
pengukuran BB/TB
Menu pantau
«extend» berat badan

«extend»
Pemantauan
tumbuh kembang
balita
«extend»
Menu pantaun Mengisi form
tinggi badan «include» pengukuran tb «include»
Tampil hasil
pantau tb Activity Diagram
Pengguna
«extend» Diagram aktifitas untuk halaman pengguna pada
Menu pantau Mengsi form
«extend» BB/TB «include» BB/TB
Tampil hasil
«include» pantau BB/TB perancangan aplikasi tumbuh kembang balita sebagai
«extend»
«extend»
Menu komentar
«include»
Mengisi form Tampil daftar
komentar «include» komentar
berikut:
Tampil act Activ ity pengguna
Menu informasi informasi
«include»
Membuka halaman
pengguna
Menu login Mulai
Decision
«extend» Mengisi form Data balita
login «extend» Menu profile posyandu Tampil profile posyandu

«include» Selesai
«extend» Tampil data
«include» «extend» Merge Mengisi form pantau berat
«extend» balita Menu pantau berat badan Tampil hasil pantau berat
(bb) badan (bb) badan (bb)
Absensi Selesai
Mengisi form
Keluar «extend»
registrasi Merge
Menu pantau tinggi badan Mengisi form pantau tinggi Tampil hasil pantau berat
«extend»
(tb) badan (tb) badan (bb)
«extend» «extend» Selesai
«include»
Ubah Merge
Tampil data passw ord Menu pantau BB/TB Mengisi form pantau Tampil hasil panttau BB/TB
absensi BB/TB
Selesai
Edit data balita
Merge Tampil daftar komentar
Menu komentar Mengisi form komentar

Selesai

Gambar 1 Use Case Diagram Halaman Pengguna Merge


Menu informasi Tampil informasi
penggunaan w ebsite
Selesai

Menu Login

Deskripsi Use Case Diagram Halaman Pengguna: Decision

Registrasi Mengisi form login

Merge

Tabel 3 Deskripsi Use Case Diagram Halaman


Pengguna Halaman pengguna

Use Case Halaman Pengguna Decision

Name Mengelola absensi Mengelola data balita

Requirements B1-B7 Tampil absensi balita


Merge
Tampil data balita

Goal Pengguna dapat melakukan


simulasi pemantauan tmbuh Keluar

kembang balita
Pre- Pengguna memilih dan melakukan Selesai

conditions simulasi pemantauan tumbuh Gambar 2 Activity Diagram Halaman Pengguna


kembang balita
Post- Tampil hasil pemantauan tumbuh ER-Diagram
conditions kembang balita Rancangan relasi basis data konseptual pada aplikasi
Failed end Pengguna tidak melakukan perancangan aplikasi tumbuh kembang balita sebagai
condition memilih menu dan melakukan berikut:
pemantauan tumbuh kembang
balita
Primary Pengguna
Actor
Main 1. Pengguna dapat melihat menu
Flow/Basic profile posyandu
Path 2. Pengguna dapat melakukan
simulasi penimbangan berat
badan (bb)
3. Pengguna dapat melakukan
simulasi pengukuran tinggi badan
(tb)
4. Pengguna dapat melakukan
simulasi pengukuran BB/TB Gambar 3 Entity Relationship Diagram
5. Pengguna dapat memberikan User Interface
komentar Berikut adalah tampilan muka dari aplikasi
6. Penggna dapat melihat informasi pemantauan tumbuh kembang balita:
penggunaan website
7. Pengguna dapat melakukan
registrasi

Prosiding SNIT 2014: Hal.A-133 

 
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2014

Gambar 4 Halaman Pengguna Menu Pantau Berat Gambar 8 Halaman Pengguna Hasil Pantau Tinggi
Badan Balita Badan Balita

Gambar 9 Halaman Pengguna Hasil Pantau BB/TB


Gambar 5 Halaman Pengguna Menu Pantau Tinggi
Badan Balita Penerapan Sistem
Sampel Data Balita Dan Kategori Batas Status Gizi
Balita

Tabel 1 Sampel Daftar Balita


Bera
Umu
t Tinggi
Nama Tgl r
Jk Bada Badan
Balita Lahir (Bula
n (TB)
n)
(BB)
M. 29-12- Laki- 13 9.0 78.7
Zibran 2012 laki bln Kg Cm
Gambar 6 Halaman Pengguna Menu Pantau BB/TB
21-04- Laki- 21 13
Firman 89 Cm
2012 laki bln Kg
22-11- Perem 13 8.0 75.3
Dea
2012 puan bln Kg Cm
02-03- Laki- 22 14
Zilan 90 Cm
2012 laki bln Kg
01-03- Perem 22 10 87.1
Afika
2012 puan bln kg Cm
30-01- Perem 24 12 75.2
Shahla
2012 puan bln Kg Cm
25-05- Perem 9.8 71.4
Afriyani 8 bln
2013 puan Kg Cm
11-08- Perem 8.5
Bilqis 5 bln 65 Cm
2013 puan Kg
Gambar 7 Halaman Pengguna Hasil Pantau Tinggi
Fadly 02-08- Laki- 8.1 64.1
Badan Balita 5 bln
Putra R 2013 laki Kg Cm
26-07- Laki- 9.9 66.6
Firli R 6 bln
2013 laki Kg Cm
Sumber : Posyandu Durian 8

Prosiding SNIT 2014: Hal.A-134 

 
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2014

IV. PENUTUP [3] Dipanegara, A. (2011). Langsung Jago Bikin


Website (Open Source). Jakarta: Agogos
4.1 KESIMPULAN Publishing.
[4] Fidiantoro, N., & Setiadi, T (2013 Volume. 1
Berdasarkan bab-bab yang telah dibahas Nomor.1). Model Penentuan Status Gizi Balita
sebelumnya, dapat disimpulkan dalam pembuatan Di Puskesmas. Jurnal Sarjana Teknik
sistem informasi pemantauan tumbuh kembang balita Informatika, 367-373.
pada posyandu durian 8 yaitu: [5] Hidayat, T. S., & Jahari, A. B. (2012 Vol. 40 No.
1. Sistem informasi pematauan tumbuh kemang 1). Perilaku Pemanfaatan Posyandu
balita dibuat agar memberikan kemudahan kepada Hubungannya Dengan Status Gizi Dan
masyarakat, khususnya kepada warga Posyandu Morbiditas Balita. Bul. Penelit. Kesehatan , 1-10.
Durian 8 tentang pentingnya memantau tumbuh [6] Irwansyah, E. (2013). Sistem Informasi
kembang balita dan cara menghitung status gizi Geografis : Prinsip Dasar Dan Pengembangan
balita. Aplikasi. Yogyakarta: Digibooks.
2. Sistem informasi pematauan tumbuh kembang [7] Kusrini, & Kinoyo, A. (2007:281). Tuntunan
balita dibuat dalam bentuk website, agar Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi
penggunanya bisa bertukar pemikiran atau dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server
bertanya di form yang sudah disediakan tanpa OLE. Yogyakarta: Andi.
harus menunggu kegiatan posyandu dilaksanakan. [8] Mutakini., A. M. (2008). Metodologi Penelitian
3. Dengan menggunakan metode z-score, hasil Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
perhitungan status gizi balita sudah cukup akurat [9] Mutalazimah, B. H., & Sigit, A. A. (2009 Volu.
karena semua perhitungan dilihat berdasarkan data 23 No. 2). Aplikasi Sistem Informasi Geografis
yang sudah ada, dengan mengikuti standar Pada Pemantauan Status Gizi Balita Di Dinas
kesehatan dari Kementrian Kesehatan RI dan Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. Forum
WHO (World Health Organization). Geografi , 153-166.
[10] Natalia, L. D., Rahayuning P, S. M., & Fatimah,
4.2 SARAN M. d. (2013 Volume 2, Nomor 2). Hubungan
Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga Dan
Beberapa saran untuk pengembangan sistem Tingkat Kecukupan Zat Gizi Dengan Status Gizi
selanjutnya antaralain: Batita Di Desa Gondangwinangun Tahun 2012.
1. Dilihat dari aspek manajerial, dapat dijadikan Jurnal Kesehatan Masyarakat .
media sosialisasi posyandu [11] Nugroho, A. (2010). Rekayasa Perangkat Lunak
2. Dilihat dari aspek sistem, diharapkan ruang Berorientasi Objek dengan Metode USDP.
lingkup pembahasan tidak hanya tentang Yogyakarta: Andi.
pemantauan tumbuh kembang balita saja, [12] Putri, D. S., & Sukandar, D. (2013 Volume 7,
melainkan keseluruhan kegiatan yang ada di Nomor 3). Keadaan Rumah, Kebiasaan Makan,
posyandu seperti pendataan ibu hamil, ibu nifas, Status gizi, Dan Status Kesehatan Balita Di
ibu menyusui, serta kegiatan-kegiatan lainnya. Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Jurnal
3. Dilihat dari aspek penelitian, diharapkan Gizi dan Pangan , 163-168.
pengembangan maupun penelitian kedepannya [13] Rahmadiliyani, N., & Meililiyanie. (2012
dapat diterapkan kedalam metode lain khususnya Volume 4 Nomor 2). Analisa Faktor-faktor Yang
untuk pemantau tumbuh kembang balita. Menyebabkan Keengganan Ibu Balita
4. Dilihat dari hasil akhir pembuatan dalam sistem Berkunjung Ke Posyandu di Desa Jingah Habang
informasi pemantauan tumbuh kembang balita Hilir Kecamatan Karang Intan Kabupaten
pada posyandu, diharapkan ada penambahan Banjar. Media Sains , 160-165.
pencatatan KMS (Kartu Menuju Sehat) secara [14] Royani, I. (2013 Vol. 2 No.2). Pengembangan
visual di setiap halaman pengguna. Sistem Informasi Berbasis SMS Untuk
Pemantauan Status Gizi Balita. Media Gizi
DAFTAR REFERENSI Masyarakat Indonesia , 58-63.
[15] Shalahudin, M., & Sukamto, R. A. (2013).
[1] Al-Fatta, Hanif. (2009). Rekayasa Sistem Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan
Pengenalan Wajah. Yogyakarta: Andi. Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
[2] Chamidah, A. N. (2009). Deteksi Dini Gangguan [16] Sutabri, T. (2006). Pemrograman Terstruktur.
Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak. Jurnal Yogyakatra: Andi.
Pendidikan Khusus Vol.5 No.2 , 83-93. [17] Yakub. (2012). Sistem Informasi. Yogyakarta:
GRAHA ILMU.

Prosiding SNIT 2014: Hal.A-135 

 
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai