Dosen Pembimbing:
Winda Nurmayani, Skep, Ns, MPH
Disusun Oleh Kelompok 3:
Dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala yang maha pemurah dan
lagi maha penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat allah subhanahu wa
ta’ala, yang telah melimpahkan hidayah, inayah dan rahmat-nya sehingga kami
mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Makalah
Memandikan Dan Perawatan Tali Pusar Pada Bayi” tepat pada waktunya.
Penyusunan Makalah ini sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan
dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya.
Untuk itu kami pun tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak
yang sudah membantu kami dalam rangka menyelesaikan makalah ini.
Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa
serta aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka
seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun
sarannya demi penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang sederhana
ini bisa bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat berbagai permasalah lainnya yang masih
berhubungan pada makalah-makalah berikutnya.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Menjadi seorang ibu baru memang tak mudah. Banyak pelajaran baru
yang harus perlahan-lahan dipelajari ibu untuk merawat sang buah hati dengan
baik. Salah satu pekerjaan yang tergolong banyak ditakuti ibu baru adalah saat
harus memandikan bayi. Kondisi fisik bayi yang masih lemah membuat ibu
jadi takut untuk memandikannya (Parker, 2008).
Memandikan bayi memiliki tantangan tersendiri bagi orang tua terutama
bila mereka baru pertama kali mempunyai seorang bayi. Tidak sedikit dari
mereka yang tidak tahu bagaimana cara memandikan bayi sehingga mereka
menyerahkan bayinya kepada pengasuh atau neneknya (Hidayat, 2007).
Memandikan bayi baru lahir bukanlah hal yang mudah, terutama bagi ibu baru.
Dibutuhkan ekstra hati-hati serta persiapan yang benar agar mandi si kecil tak
hanya berjalan lancar namun juga menyenangkan bagi mereka (Priono, 2010).
Bayi yang baru lahir sebaiknya tidak dimandikan dulu walaupun dengan
air hangat, karena belum bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
Bayi akan mudah kehilangan panas dan bisa terjadi hipotermi apabila terlalu
lama melakukan kontak dengan udara secara langsung tanpa menggunakan alat
pelindung. Memandikan bayi dengan cara yang salah dapat mengakibatkan
kondisi yang buruk seperti celaka (jatuh dan tenggelam), air masuk ke dalam
telinga atau hidung dan dapat mengalami hipotermi (Hidayat, 2009).
Mandi mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk kebersihan dan
kesehatan bayi, mandi akan memberikan rasa nyaman bagi tubuh bayi (Parker,
2008). Bayi sering mengalami gangguan pada kulit, diantaranya adalah biang
keringat, eksim popok, dan eksim susu. Dimana masalah-masalah ini bisa
diatasi dengan mudah yaitu mandi dengan bersih. Memandikan bayi
merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh bayi bersih, terasa
segar, dan mencegah kemungkinan adanya infeksi (Hidayat, 2007)
1
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini adapun yang menjadi rumusan masalah antara lain:
1. Apakah Pengertian memandikan bayi?
2. Apakah Tujuan memandikan bayi?
3. Bagaimana Tata cara memandikan bayi?
4. Apakah Pengertian merawat tali pusat?
5. Apakah Tujuan merawat tali pusat?
6. Bagaimana Tata cara merawat tali pusat?
7. Bagaimana cara Mencegah infeksi tali pusat?
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk memandikan bayi, yaitu
memandikan bayi dengan cara waslap dan dengan cara rendam (Putra, 2012).
Memandikan bayi dengan cara waslap dilakukan jika tali pusat belum terlepas
atau puput dan jika kondisi bayi dalam keadaan sakit, yang dilakukan dengan
menggunakan air hangat dan sabun sesuai prinsip memandikan bayi (Sodikin,
2009).
3
Tabel 1.
SOP cara memandikan bayi (Zakiyyah et al, 2017).
No. Langkah-Langkah Gambar
1. PERSIAPAN :
1. Diruang tertutup : dilakukan di kamar
tidak ber-AC atau ruangan lain asal
tidak terbuka agar bayi tidak
kedinginan
2. 2 waslap : 1 untuk menyeka wajah dan
badan; 1 lagi untuk daerah kelamin
3. Kapas : untuk membersihkan kotoran
disekitar mata, telinga, dan alat
kelamin
4. Kassa steril : untuk membungkus tali
pusat yang belum lepas
5. Perlak : diletakkan di meja ganti
popokatau boks atau tempat tidur bayi
2. PERLENGKAPAN :
1. Handuk, sabun dan shampo khusus bayi
2. Kosmetik dan minyak penghangat :
bedak bayi, sisir khusus bayi, minyak
telon
3. Pakaian ganti : bedong, baju, dan popok
4. Air hangat : tuang air hangat ke bak
setinggi ¼ bak jika ukuran bak cukup
besar atau ½ bak jika ukurannya kecil.
Ukur kehangatan air dengan
5. mencelupkan siku lengan.
3. CARA MEMANDIKAN :
1. Letakkan bayi di atas perlak, lepaskan
seluruh pakaiannya.
2. Jika tali pusat belum lepas, lepaskan
kassa yang membungkus tali pusat.
Jika lengket, siram dengan air hangat.
4
5. Ganti dengan waslap kedua, celupkan
ke dalam air di bak, lalu bersihkan
daerah sekitar kelamin.
5
12. Jika ingin mengeramasi rambut bayi,
lakukan sebelum membilas tubuhnya.
Caranya : beri sedikit shampo di
rambut, usap lembut hingga shampo
merata, lalu bilas dengan air hingga
busa shampo tidak bersisa, diikuti
membilas seluruh tubuh hingga tidak
bersisa busa sabun sedikitpun.
6
2.4 Pengertian merawat tali pusat
Perawatan tali pusat adalah tindakan perawatan tali pusat yang bertujuan
merawat tali pusat bayi baru lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya
infeksi (Farer, 2001). Perawatan tali pusat merupakan suatu tindakan yang
sangat sederhana yaitu dengan membersihkan daerah sekitar tali pusat agar
selalu bersih dan kering dan selalu mencuci tangan dengan air bersih serta
menggunakan sabun sebelum merawat tali pusat (Padilla, 2014). Dari definisi
kajian penulis disimpulkan bahwa perawatan tali pusat adalah tindakan
keperawatan tali pusat dimana tindakannya sangat sederhana dengan
membersihkan daerah sekitar tali pusat agar tetap bersih dan kering untuk
mencegah terjadinya infeksi.
Tali pusat sangat penting artinya bagi kehidupan janin karena dengan
adanya tali pusat, janin dapat bergerak dengan bebas dalam cairan amnion dan
tali pusat merupakan penghubung antar ibu dan bayi, dimana bayi mendapat
nutrisi dan oksigen dari ibu lewat tali pusat.
Menurut (Bobak, 2004) tujuan perawatan tali pusat adalah untuk
mencegah dan mengidentifikasi perdarahan atau infeksi secara dini, sedangkan
(Hasselquist,2006) menjelaskan bahwa tujuan dilakukan perawatan tali pusat
adalah mencegah infeksi dan meningkatkan pemisahan tali pusat dari perut.
Selain itu tujuan dilakukannya perawatan tali pusat adalah agar tali pusat cepat
lepas dan kering.
7
1) Kassa steril dalam tempatnya
2) Alkohol 70% pada tempatnya
3) Bengkok 1 buah
4) Perlak dan pengalas
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
3. Tahap Kerja
a. Pasang perlak dan pengalas disamping kanan bayi
b. Bersihkan tali pusat dengan kassa Alkohol 70%
c. Bila tali pusat masih basah, bersihkan dari arah ujung ke pangkal
d. Bila tali pusat sudah kering, bersihkan dari arah pangkal ke ujung
e. Setelah selesai, pakaian bayidikenakan kembali. Sebaiknya bayi tidak
boleh dipakaikan gurita karena akan membuat lembab daerah tali
pusat sehingga kuman/bakteri tumbuh subur dan akhirnya
menghambat penyembuhan. Tetapi juga harus dilihat kebiasaan orang
tua/ibu (personal hygiene)
4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
b. Berpamitan dengan pasien
c. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Upaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti menjaga
agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau
tanah. Pemakaian popok bayi diletakan di sebelah bawah tali pusat. Apabila
tali pusat kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dengan
8
sabun, segera dikeringkan dengan kain kasa kering dan dibungkus dengan kasa
tipis yang steril dan kering. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan,
abu dapur dan sebagainya pada luka tali pusat, sebab akan menyebabkan
infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal. Tanda-
tanda infeksi tali pusat yang harus diwaspadai antara lain kulit sekitar tali pusat
berwarna kemerahan, ada pus atau nanah dan berbau busuk. Mengawasi dan
segera melaporkan ke dokter jika pada tali pusat ditemukan perdarahan,
pembengkakan, keluar cairan, tampak merah/bau busuk (Rahardjo, 2015).
Telah banyak di lakukan uji klinis untuk membandingkan cara perawatan
tali pusat agar tidak terjadi peningkatan infeksi yaitu dengan membiarkan luka
tali pusat terbuka dan membersihkan luka hanya dengan air (Rahardjo, 2015).
Negara-negara yang beriklim tropis perlu mewaspadai penggunaan
alkohol yang dulunya populer dan efektif untuk membersihkan tali pusat
karena sesungguhya alkohol akan mudah menguap di daerah panas dan dengan
demikian efektifitasnya akan menurun. Begitupun dengan bedak antiseptik.
Jadi cara yang paling efektif adalah dengan membiarkan tali pusat tetap
terbuka, mengering dan hanya di bersihkan setiap hari dengan air bersih.
Perawat dan bidan perlu memberikan informasi ini pada tiap ibu agar tidak
terjadinya infeksi karena terjadinya peningkatan kelembaban pada kulit bayi
(Rahardjo, 2015).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Zakiyyah, M., Ekasari, T., & Hanifah, I. (2017). Pendidikan Kesehatan Dan
Pelatihan Memandikan Bayi. J-PENGMAS (Jurnal Pengabdian
kepada Masyarakat), 1(1).
Marmi, S.ST & Kukuh Rahardjo.2015. Asuhan neonatus, bayi, balita, dan anak
prasekolah. yokyakarta: pustaka pelajar
Leveno, Kenneth J. 2012. Obstetri Williams: Panduan Ringkas Edisi 21. Jakarta:
EGC.
Hasselquist, M. B., 2006. Tata Laksana Ibu dan Bayi Pasca Kelahiran. Jakarta:
Prestasi Pustakarya.
Bobak, Irene. M., Lowdermilk., and Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC.
11