Anda di halaman 1dari 5

(Saran perbaikan kesimpulan & saran kalo mau cepat di acc)

__ = hapos, __ = penjelasan

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yaitu tentang Identifikasi


Bahaya dan Penilaian Risiko Kecelakaan Kerja pada unit Limestone Crusher
(LSC) VI PT Semen Padang. Pada periode 3 mei – 4 juni 2021 dapat disimpukan
bahwa:
1. Bahaya pada area crusher terbagi menjadi bahaya fisik (cidera, jatuh
dari ketinggian, terpeleset, kebisingan dan debu), bahaya mekanik
(kerusakan belt yang dapat menimbulkan kecelakaan jika ada kesalahan
komunikasi antara mekanik dan operator), bahaya kimia, bahaya biologis
(tertular virus COVID-19 jika tidak menggunakan masker), bahaya listrik
(jaringan kabel yang terbuka karna kelalaian pekerja) dan bahaya
psikologis (tekanan dari atasan dan perlakuan tidak baik yang diterima
sesama pekerja). (pembahasan inti dari potensi bahaya di area crusher
dibahas di point 1)
2. Potensi bahaya yang timbul disebabkan oleh unsafe action dan
unsafe condition seperti, ruang gerak terbatas didukung dengan tidak
menggunakan APD lengkap menyebabkan pekerja cidera ringan
3. Berdasarkan pengamatan penulis tingkat kebisingan pada area
crusher melebihi kapasitas pendengaran manusia, yaitu melebihi 85 dB.
Hal ini dapat menyebabkan kerusakan gendang telinga dalam jangka
waktu panjang.
4. Risiko seperti terjatuh di area crusher akibat debu tebal, kondisi
ini diperburuk saat hujan. Debu bercampur air menjadi lumpur yang
menyulitkan pekerja berjalan maupun menaiki tangga.
(kata katanya mubazir karna banyak kata2 tapi tiap point cuman bahas 1
masalah dan di kesimpulan menurut aku gak usah dijelasin lagi kek pekak
telinga tros tergelincir tu yang disebabkan dari potensi bahaya, cukop hasil
akhirnya aja, tapi menurut ku aja, kalo emg mau ditambah gas gas aja)
2. (Saran untuk gantinya)
Berdasarkan pengamatan penulis pada area LSC VI terdapat beberapa
risiko bagi pekerja seperti debu yang tebal yang berpotensi menjadi lumpur
saat hujan dan tingkat kebisingan pada area crusher yaitu >85 dB yang
melebihi dari yang ditentukan yaitu (berapa dB? Kalo ada, kalo gada
bearti 85 aja). Adapun potensi bahaya yang timbul dapat disebabkan oleh
unsafe action seperti, ruang gerak terbatas didukung dengan tidak
menggunakan APD lengkap dapat menyebabkan pekerja cidera ringan.
3. Berdasarkan penilaian yang dilakukan PT Semen Padang terdapat 26%
yang masuk kedalam presentase sedang, 14% tinggi dan 50% rendah. Hal
ini menunjukkan bahwa potensi bahaya pada area crusher VI termasuk
kedalam kategori rendah. Penilaian ini didasarkan pada penilaian kualitatif
(kata2 diatas rancu karna awalnya kayak bahas keseluruhan di pt semen
padang tapi ujongnya baru diperjelas kalo ini cuman di area crusher tros
kok 90% ? 26+14+50= 100% ????????)
3. (Saran untuk gantinya)
Berdasarkan penilaian potensi bahaya secara kualitatif yang dilakukan pada
area LSC VI yaitu 14% tinggi, 26% sedang, dan 50% rendah, adapun
penilaian potensi bahaya termasuk kedalam kategori rendah.
4. Berdasarkan standar AS?NZS 4360:2004 dengan metode semi
kuantitatif penulis melakukan penilaian risiko yang didasarkan pada
probability (kemungkinan), consequence (keparahan) dan exposure
(paparan). Dari penilaian ini didapatkan tingkat risiko yang dijabarkan
dalam persen. Setelah penilaian risiko dilakukan terdapat 13 potensi
bahaya. Pada tingkat risiko substansional yakni sebesar 24% dengan 3
potensi bahaya, tingkat kedua yakni priotiry 3 dengan presentase 38%
dengan 5 potensi bahaya dan tingkat ketiga yaitu acceptable sebesar 38%
dengan 5 potensi bahaya.
5. Pengendalian risiko yang terlihat dilakukan oleh PT Semen Padang
selama masa penelitian ialah, menempel rambu disetiap sudut crusher,
pemeriksaan yang dilakukan oleh pegawai HSE untuk memeriksa
kelengkapan APD yang digunakan pekerja, menyediakan P3K di area
crusher. (Coba ditambah lagi pengendalian risiko sama kerjanya HSE tu
walaupun gada diliat langsong tros gada dokumentasinya juga gapapa yang
penting agak banyak sikit nampak jobdesk HSE, karna kayak receh kali
kata2nya masak tugas HSE cuman tempel2, cek APD sama p3k aja,
mendeng rekrut aku aja kalo gitu)
6. Berdasarkan KEPMEN ESDM tahun 1995 PT Semen Padang telah
memenuhi regulasi yang berlaku, yaitu penggunaan APD sesuai
dengan Keputusan Mentri Pertambangan dan Energi No 555
K/26/M.PE/1995 dalam pasal 83 ayat 1 dan 2 yang mengatur penggunaan
alat pelindung diri bagi pekerja area crusher. Penyediaan APD ini tidak
dibarengi dengan kesadaran pekerja untuk selalu menggunakan APD
selama berada di area crusher.
7. Kemudian ketentuan dalam jalan bertangga (stairway).
Berdasarkan Keputusan Mentri Pertambangan dan Energi No 555
K/26/M.PE/1995 dalam pasal 95 ayat 1. Pada area crusher PT Semen
Padang dilengkapi dengan pegangan di setiap tangga tetapi kondisi debu
yang banyak di setiap area tangga membuat kondisi tangga tidak dalam
kondisi aman untuk dilewati pekerja.
8. Mengenai komunikasi yang dilakukan pekerja selama berada di area
crusher, Keputusan Mentri Pertambangan dan Energi No 555
K/26/M.PE/1995 dalam pasal 393 ayat 2. Para pekerja dilengkapi dengan
HT baik itu operator maupun mekanik yang bertugas selama crusher
bekerja.
6. (Saran untuk gantinya)
Berdasarkan KEPMEN ESDM No 555 K/26/M.PE/1995, PT Semen
padang telah memenuhi regulasi yang berlaku, adapun beberapa hal yang
telah diterapkan terkait dengan peraturan yang berlaku yaitu:
a. Pasal 83 ayat 1 dan 2
Penggunaan alat pelindung diri (APD) selama berada di area crusher
sudah memenuhi regulasi yang berlaku. (coba ditambah kata2nya)
b. Pasal 95 ayat 1
Setiap tangga yang berada di area LSC VI sudah memiliki pegangan
tangga, hal ini berkaitan dengan regulasi mengenai jalan bertangga. (coba
ditambah kata2nya)
c. Pasal 393 ayat 2 (Pasalnya sampek 393?)
Untuk mempelancar komunikasi di lapangan, para pekerja sudah
dilengkapi dengan handy talky (HT). (coba ditambah kata2nya)

(kalo mau tanya kenapa ada kata yang gak aku masokin kayak :
 Penyediaan APD ini tidak dibarengi dengan kesadaran pekerja
untuk selalu menggunakan APD selama berada di area crusher.
 kondisi debu yang banyak di setiap area tangga membuat kondisi
tangga tidak dalam kondisi aman untuk dilewati pekerja.
Kata2 tu lebih ke arah kesadaran pekerjanya tros juga kalo ada kata2 tu
bearti semen padang belom memenuhi regulasi yang berlaku, cuman coba
tanya aja sama bapak kalok tentang gitu apa dimasokin juga ga di
kesimpulan, tapi saran aku juga kalo mau dimasokin, masokin di ke point
beda, karna di point 6 yang aku buat itu tok cuman untuk menerangkan
kalo semen padang udah memenuhi ketentuan regulasi di no 555 tu, tros
juga kalo ada lagi coba ditambah regulasi kepmen no 555 di area crusher,
sama kek tadi masokin aja yang ecek2 walaupun gada aslinya, yang
penting nampak banyak aja yang udah diterapin sama semen padang
terkait dengan kepmen no 555 di area LSC VI tu )

5.2 Saran (Udah oke)


Abstrak

PT Semen Padang merupakan perusahaan penambangan yang menggunakan metode


tambang terbuka dan bergerak di bidang industri semen dengan bahan baku utama yaitu
batu gamping. Pada hasil penelitian dilapangan didapatkan informasi mengenai bahaya di
area crusher seperti bahaya fisik, bahaya mekanik, bahaya biologis, bahaya listrik, dan
bahaya psikologis. Beberapa potensi bahaya yang berada di area limestone crusher
(LSC) VI seperti debu yang tebal dan tingkat kebisingan yang melebihi 85 dB dan
unsafe action seperti terbatasnya ruang gerak dan kesadaran pekerja dalam menggunakan
APD. Penilaian potensi bahaya secara kualitatif pada area LSC VI termasuk kedalam
kategori rendah dengan 14% tinggi, 26% sedang, dan 50% rendah (Coba perbaiki angka
ini yang tadi). Adapun penilaian menggunakan metode semi kuantitatif yang dilakukan
pada area LSC VI terdapat 13 potensi bahaya, pada tingkat risiko substansional
yakni sebesar 24% dengan 3 potensi bahaya, tingkat kedua priotiry 3 dengan
presentase 38% dengan 5 potensi bahaya dan tingkat ketiga yaitu acceptable sebesar
38% dengan 5 potensi bahaya. Pengendalian risiko yang dilakukan oleh pegawai HSE
untuk mencegah potensi bahaya yaitu dengan memeriksa kelengkapan APD yang
digunakan pekerja, penyediaan p3k, (tugas2 HSE yang kusuruh tambah tadi). Dalam hal
penerapan regulasi sesuai dengan KEPMEN ESDM No 555 K/26/M.PE/1995, area LSC
VI telah memenuhi regulasi yang berlaku seperti penggunaan alat pelindung diri (APD),
kelengkapan pegangan tangga di jalan bertangga, kelengkapan handy talky (HT) pada
pekerja guna untuk memperlancar komunikasi (kalo bisa ada tambahan juga biar nampak
banyak lagi dari penerapan regulasi kepmen di area LSC VI).

Kata kunci : bahaya di area crusher, potensi bahaya di area crusher, penilaian
potensi bahaya secara kualitatif, penilaian bahaya secara semi
kuantitatif, pengendalian risiko

(Kalo bingung kenapa abstrak sama dengan bab 5 coba liat draft tga ku karna abstrak aku
bapak arahkan buatnya emang kek cuman isi dari kesimpulan yang disatuin, paleng juga
ni nanti bapak ada kasih tambahan juga (santuy))

(abstrak bahasa enggres nanti aja kalok mau aku buatnya kalo abstrak indo udah fix sama
bapak biar gak 2x kerja)

Anda mungkin juga menyukai