Anda di halaman 1dari 8

PEMETAAN KUALITAS TANAH PADA LAHAN PENAMBANGAN DENGAN

METODE INVERSE DISTANCE WEIGHTED (IDW) DI DESA JANTANG,


KECAMATAN LHOONG, KABUPATEN ACEH BESAR PROVINSI ACEH

Nurul Aflah*, Mulkal, Muchlis, Alisastromijoyo, Mirna Rahmah Lubis, Jessica


Anggraini

Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Dinas Energi dan
Sumberdaya Mineral, Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

*
Corresponding author: nurul_aflah@unsyiah.ac.id

ABSTRAK

Lingkungan merupakan hal yang perlu diperhatikan lebih dalam kegiatan penambangan
khususnya tambang terbuka. Perubahan lingkungan kimia maupun fisika dapat terjadi akibat
proses kegiatan ini, baik dari perubahan kualitas tanah maupun air. Pentingnya mengetahui
kualitas tanah dan air merupakan hal yang penting. Karena jika kualitas tanah maupun air tidak
sampai dengan kadar batu muku yang sudah ditetapkan, maka langkah penanganan untuk
meningkatkan kualitas tanah dan air tersebut. Sampel Geokimia yang digunakan adalah sampel
tanah dan air yang selanjutnya diuji dengan metode AAS (Atomic Absorbsion
Spektrophotometri) untuk melihat kandungan unsur hara dan bijih besi pada tanah dan
kandungan sulfur dan besi pada air yang telah tersebar di lokasi penelitian. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui penyebaran beserta kadarnya. Dari hasil penelitian terlihat
bahwa tanah dilokasi penelitian bersifat masam, kandungan C-Organik tergolong rendah
yaitu antara 0,22%-1,84%, N-Total tergolong rendah yaitu antara 0,02%-0,16% , ketersedian
fosfor atau P-Tersedia juga tergolong rendah yaitu antara 0,55%-3,75% dan konsentrasi besi
(Fe) di lokasi penelitian sangat berlebihan yaitu antara 3000 ppm-3400 ppm. Penelitian ini
mencakup pengambilan sampel, pengujian sampel, pengolahan dan analisis data.
Selanjutnya, hasil dari analisis dilakukan pemetaan dengan menggunakan software QGIS
dengan menggunakan metode interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW).
Kata kunci: Kualitas Tanah, Fe, Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS), dan Inverse
Distance Weighted (IDW)
1. PENDAHULUAN kabupaten Aceh Besar merupakan salah
satu daerah penelitian yang mempunyai
Keberadaan sumberdaya alam yang
potensi sumberdaya alam di sector
melimpah khususnya dibidang
pertambangan dengan keberadaan deposit
pertambangan merupakan salah satu
bijih besi yang melimpah.
potensi yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Permasalahan lingkungan selalu menjadi
Desa Jantang kecamatan Lhoong isu yang paling penting. Salah satunya
yaitu yaitu perubahan fisik dan kimia pada pengukuran sistematik satu atau lebih
lahan bekas penambangan. Pada kegiatan unsur kimia pada batuan stream sediment,
penambangan terbuka, yang mengupas tanah, air, vegetasi dan udara. Metode ini
tubuh tanah samapai kedalaman puluhan dilakukan agar mendapatkan beberapa
meter untuk mendapatkan bahan mineral disperse unsur diatas yang disebut
yang diinginkan. Kegiatan pengupasan ini anomali, denga harapan menujukkan
dapat mengakibatkan turunnya kandungan mineralisasi yang ekonomis (Syahroni,
unsur hara dan dapat menimbulkan 2010). Tipe survei geokimia yang
kandungan unsur-unsur yang bersifat digunakan pada penelitian ini yaitu survei
toksik yang nantinya akan berpengaruh tanah dan survei air.
keperubahan pH tanah.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis
Metode geokimia adalah penerapan kualitas tanah dengan metode Atomic
praktis prinsip-prinsip geokimia teoritis Absorption Spectrophotometry (AAS) dan
pada eksplorasi mineral dengan tujuan pemodelan kualitas tanah dengan metode
agar mendapatkan endapan mineral baru interpolasi Inverse Distance Weighted
dari logam-logam yang dicari dengan (IDW). kemudian data geokimia akan
metode kimia tersebut meliputi diolah menggunakan software QGIS.

2. BAHAN DAN METODE analisis di laboratorium. Survey geokimia


yang dilakukan pada tanah umunya
Penelitian ini dilaksanakan di desa Jantang
mewakili daerah yang ingin di teliti. Oleh
Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh
karena itu diperlukan contoh atau sampel
Besar, Laboratorium Penelitian Tanah dan
yang diambil secara sistematis untuk
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
mengevaluasi kandungan yang ada di
Syiah Kuala Banda Aceh sebagai tempat
lokasi tersebut.
analisis tanah. Pada bulan Mei 2021.
Pengambilan sampel tanah dilakukan di 15
Alat yang digunakan adalah Global
lokasi. Pengambilan sampel tanah diambil
Positioning System (GPS), plastic sampel,
pada kedalaman 20-30 cm dengan
cangkul, penggaris, alat tulis, pH meter
beratnya sampel yang diambil yaitu 500
tanah dan alat dokumentasi. Penelitian
gram. Pengambilan sampel tanah
yang dilakukan adalah penelitian deskriptif
dilakukan dengan menggunakan cangkul
kuantitatif dengan cara observasi yaitu
dan dan sarung tangan agar sampel tidak
pengamata langsung di lapangan dan
terkontaminasi. Pencatatan titik koordinat ketelitian hasil interpolasi pada masing-
sampel dan kode sampel sangat diperlukan masing metode (IDW dengan nilai
untuk proses pengolahan data selanjutnya. power 1, 2, 3, 4 dan 5).
d. Evaluasi hasil interpolasi berdasarkan
Pengolahan data dilakukan dengan
nilai Root Mean Square Error (RMSE),
menggunakan aplikasi perangkat lunak
dimana hasil intepolasi dengan nilai
(software) QGIS dan Microsoft excel.
RMSE terendah adalah yang terbaik.
Secara garis besar metode penelitian ini
e. Pemodelan distribusi pH, kadar C-
meliputi:
Organik, N-Total, P-Tersedia dan kadar
a. Pengumpulan data dasar terdiri dari besi (Fe) dilakukan berdasarkan hasil
data koordinat, pH, kadar C-Organik, penaksiran kadar pH, kadar C-Organik,
N-Total, P-Tersedia dan kadar besi (Fe) N-Total, P-Tersedia dan kadar besi (Fe)
pada tanah. dari metode interpolasi IDW yang
b. Estimasi kadar pH, kadar C-Organik, terbaik.
N-Total, P-Tersedia dan kadar besi (Fe) f. Peta sebaran pH, kadar C-Organik, N-
menggunakan metode interpolasi IDW Total, P-Tersedia dan kadar besi (Fe)
power 1, 2, 3, 4 dan 5. pada tanah.
c. Melakukan validasi silang (cross
validation) untuk membandingkan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Lokasi penelitian terletak di Desa Jantang
Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh
Besar (Gambar 1). secara geografis letak
lokasi pengambilan sampel sebelah utara
berbatasan dengan Desa Meunasah
Kruengkala, sebelah selatan berbatasan
dengan Desa Baroh Blangmee, sebelah
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Timur berbatasan dengan Desa Baroh
Kandungan Kimia Tanah
Geunteut dan Desa Tunong Krueng kala,
Hasil analisis kandungan kimia tanah
sedangkan sebelah barat berbatasan
(Tabel 1.) yang meliputi pH, N-Total, P-
dengan Samudera Hindia.
Tersedia, C-Organik dan kandungan besi
(Fe).
Tabel 1. Hasil Analisis Laboratorium kandungan Kimia Tanah
Kandungan Kimia
C- Organik N-Total Fosfor (P- Kandungan pH Tanah
% % Tersedia) besi (Fe)
(Kriteria) (Kriteria) (Kriteria) %/ppm
(Kriteria)
1,84 0,16 0,60 0,30/3.000 5,5
(Rendah) (Rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Masam)
0,26 0,04 1,60 0,33/3.300 3,5
(Sangat rendah) (Sangat Rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Sangat Masam)
1,16 0,08 3,75 0,31/3.100 7
(Rendah) (Sangat Rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Netral)
0,22 0,03 3,00 0,33/3.300 3,5
(Sangat rendah) (Sangat rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Sangat Masam)
0,31 0,03 1,35 0,33/3.300 4,5
(Sangat rendah) (Sangat rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Masam)
0,98 0,08 0,55 0,32/3.200 6,8
(Sangat rendah) (Sangat rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Netral)
0,29 0,02 0,90 0,34/3.400 3,8
(Sangat rendah) (Sangat Rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Sangat Masam)
0,23 0,02 0,55 0,34/3.400 4,5
(Sangat rendah) (Sangat rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Sangat Masam)
0,81 0,09 0,65 0,34/3.400 6
(Sangat rendah) (Sangat rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Netral)
0,22 0,02 1,35 0,34/3.400 3,5
(Sangat rendah) (Sangat Rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Sangat Masam)
0,26 0,02 1,75 0,33/3.300 5,5
(Sangat rendah) (Sangat rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Masam)
0,23 0,02 0,95 0,34/3.400 3,5
(Sangat rendah) (Sangat rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Sangat Masam)
1,63 0,09 0,65 0,33/3.300 6
(Rendah) (Sangat rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Agak Masam)
0,67 0,07 0,60 0,34/3.400 7,5
(Sangat rendah) (Sangat rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Netral)
1,30 0,13 1,55 0,30/3.000 5,5
(Rendah) (Rendah) (Sangat rendah) (Kelebihan) (Masam)

pH Tanah netral. Menurut Hardjowigono (1987),


hasil analisis pH tanah di lokasi penelitian tanah masam disebabkan oleh tingginya
didapati bahwa rata rata tanah yang tidak ion H+ daripada ion OH-, sedangkan
memiliki vegetasi diatasnya bersifat apabila ion OH- lebih tinggi daripada ion
masam sedangkan dibeberapa titik yang H+ maka tanah akan bersifat basa.
masih memiliki vegetasi diatasnya bersifat
Berdasarkan klasifikasi menurut Pusat kandungan N pada tanah menjadi sangat
Penelitian Tanah (1987), pH > 4,5 rendah.
tergolong sangat masam, pH 4,5-5,5
tergolong masam, pH 5,6-6,5 tergolong
agak masam, pH 6,6-7,5 tergolong netral,
pH 7,6-8,5 tergolong agak basa dan pH >
8,5 basa. Artinya rata-rata pH tanah di 15
lokasi menunjukkan kategori antara
sangat masam sampai netral.

Gambar 3. Peta nilai kandungan N-Total


pada sampel tanah
Kandungan Fosfor (P-Tersedia)
Kriteria kandungan P-Tersedia di 15 titik
pada lokasi penelitian dikategorikan antara
sangat rendah. Berdasarkan klasifikasi
menurut Pusat Penelitian Tanah (1987), P-
Gambar 2. Peta Nilai pH pada sampel Tersedia <10 ppm tergolong sangat
tanah rendah, 11 ppm-20 ppm tergolong rendah,
21ppm-40 ppm tergolong sedang, 41 ppm-
Kandungan N-Total 60 ppm tergolong tinggi dan >60 ppm
Kriteria kandungan N-Total di 15 titik tergolong sangat tinggi.
pada lokasi penelitian dikategorikan antara Ketersediaan P dalam tanah sangat
sangat rendah sampai rendah. Berdasarkan dipengaruhi oleh pH, ion Fe, Al dan
klasifikasi menurut Pusat Penelitian Tanah tingkat dekomposisi bahan organic
(1987), N-Total > 0,1% tergolong sangat (Susanto, 2005). pH yang rendah ikut
rendah, 0,1%-0,2% tergolong rendah, mempengaruhi berkurangnya ketersediaan
0,3%-0,5% tergolong sedang, 0,6%-0,75% kandungan P dalam tanah. Begitu juga
tergolong tinggi dan >0.75% tergolong dengan miskinnya bahan organic dalam
sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena tanah yang juga ikut berpengaruh dalam
hilangnya vegetasi di lokasi penelitian berkurangnya ketersediaan P dalam tanah.
yang menyebabkan hilangnya sumber
bahan organic yang menyebabkan
Tersedia pada sampel tanah

Gambar 4. Peta nilai kandungan P-

Kandungan C-Organik unsur hara yang sangat rendah yang


Kriteria kandungan C-Organik di 15 titik menyebabkan hilangnya vegetasi di lokasi
pada lokasi penelitian dikategorikan antara penelitian tersebut.
sangat rendah sampai rendah. Berdasarkan
klasifikasi menurut Pusat Penelitian Tanah
(1987), C-Organik > 1,0% tergolong
sangat rendah, 1,0%-2,0% tergolong
rendah, 2,1%-3,3% tergolong sedang,
3,4%-5,0% tergolong tinggi dan >5,0%
tergolong sangat tinggi.
Kandungan C-Organik menunjukkan
berapa banyaknya bahan organic yang
Gambar 5. Peta nilai kandungan C-Orga
terdapat dalam tanah. Pada lokasi
nik pada sampel tanah
penelitian umumnya memiliki kandungan

Berdasarkan klasifikasi menurut Havlin


Kandungan Besi (Fe) and Soltanpour (1981) menyatakan bahwa
batas kritis kahat Fe yaitu 4,8 ppm.
Kriteria kandungan besi (Fe) di 15 titik
pada lokasi penelitian dikategorikan sangat Beberapa peneliti juga melaporkan kadar
berlebihan. Kandungan besi merupakan batas kritis keracunan besi yaitu:
unsur hara mikro yang sangat diperlukan a. >250 ppm (Dorlodot et al., 2005),
tanaman dalam jumlah yang cukup, b. 100 ppm pada pH 3.7 dan 300 ppm atau
apabila kandungan besi tersebut berlebihan lebih tinggi pada pH 5.0 (Sahrawat et
dalam tanah maka akan berpotensi al. 1996),
meracuni tanaman. c. 10-500 ppm (Ash et al., 2005),
Kriteria kandungan besi (Fe) di 15 titik
pada lokasi penelitian dikategorikan sangat
berlebihan.

Gambar 6. Peta nilai kandungan Besi (Fe)


pada sampel tanah

4. KESIMPULAN rendah-sangat rendah dan kandungan besi


(Fe) termasuk kedalam kategori
Berdasarkan hasil penelitian yang
berlebihan.
dilakukan di Desa Jantang Kecamatan
Lhoong Kabupaten Aceh Besar dapat 5. SARAN
disimpulkan bahwa kandungan pH
Perlu dilakukan tindaklanjut berupa
termasuk dalam kategori sangat masam-
penambahan pupuk atau bahan organic
netral, kandungan N-Total, P-Tersedia dan
agar lokasi penelitian dapat dimanfaatkan
C-Organik termasuk dalam kategori
sesuai dengan fungsinya.

Hardjowigeno, S.1987. Ilmu Tanah.


Medyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
233 hal.
Asch, F., M. Becker, D.S. Kpongor, 2005.
Havlin, J.L. and P.N. Soltanpour. 1981.
A quick and efficient screen for
Evaluation of the NH4HCO3 DTPA
tolerance to iron toxicity in lowland
Soil test for Fe, Zn, Mn, Cu. Soil
rice, J. Plant Nutr. Soil Sci. 168:
Sci. Soc. Amer. J., 45:70-77.
764–773.
Pusat Penelitian Tanah. 1983 Kriteria Sifat
Dorlodot, S., S. Lutts, and P. Bertin. 2005.
Kimia tanah.
Effect of ferrous iron toxicity on the
growth and mineral competition of Sahrawat, KL. and S. Diatta. 1995.
and interspecific rice. J. Plant Nutr., Nutrient management and season
28 (1): 1- 20. affect soil iron toxicity. Annual
Report 1994. Bouaké, Côte d’Ivoire:
West Africa Rice Development Syahroni. 2010. Metode Analisis
Association. p 34-35. Geokimia. Bandung. Unisba

Anda mungkin juga menyukai