Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN 9

PENJUALAN ANGSURAN

TUGAS INDIVIDU PERTEMUAN 9


Toko AGUNG MOTOR menjual mobil secara angsuran dengan persyaratan pembayaran
pertama (down payment) sebesar 40% dan sisanya diangsur selama 30 bulan. Pembayaran
angsuran per bulan Rp200.000,00/mobil. Harga pokok mobil tesebut adalah 80% dari
harga jual.
Transaksi penjualan yang terjadi pertama kali adalah pada tanggal 1 Maret 1998 dengan
dijual 10 mobil. Angsuran pertama dimulai pada tanggal satu bulan berikutnya. Tarif
bunga angsuran ditentukan 12% per tahun. Pembayaran setiap kali angsuran tidak
termasuk biaya bunga.
Toko AGUNG menggunakan metode laba diakui pada tahun penjualan.
Pertanyaan:
a. Berapakah besarnya penjualan 10 buah mobil tersebut.
b. Berapakah besarnya uang muka penjualan mobi tesebut.
c. Berapakah besarnya laba kotor dari penjualan mobil tersebut.
d. Buat jurnalnya pada saat angsuran tanggal 1 Maret 1998

TUGAS KELOMPOK PERTEMUAN 9


I.Pilihlah Salah Satu Jawaban yang Paling Benar.

1.1. Rekening “ Piutang Angsuran” didalam laporan posisi keuangan, menurut


Standar Akuntansi Keuangan, dicatat dalam golongan:
a. Aktiva lain-lain
b. Aktiva lancar
c. Aktiva lancar dengan penjelasan
d. Pendapatan yang belum diterima

1
1.2. Jika P adalah penjualan angsuran, G adalah laba penjualan angsuran, sedangkan
uang muka ditentukan sebesar 20%, maka besarnya piutang angsuran dapat dicari
dengan rumus:
a. P-(20% X Q)
b. P-(20% X P)
c. Q+(20% X P)
d. P – Q

1.3. Apabila terjadi penghapusan piutang angsuran barang dagangan, rekening yang
harus disesuaikan akibat adanya penghapusan tersebut selain rekening piutang
angsuran adalah:
a. Rekening penjualan angsuran
b. Rekening laba kotor belum direalisasi
c. Rekening laba kotor direalisasi
d. Rekening harga pokok penjualan

1.4. PT. “B” tahun 19B menghapus piutang angsuran sebesar Rp 800.000,00.
Prosentase laba kotor dari penjualan angsuran tersebut adalah 80%. Besarnya laba
kotor belum direalisasi yang disesuaikan ( dihapuskan ) akibat adanya
penghapusan tersebut adalah:
a. Rp 160.000,00
b. Rp 640.000,00
c. Rp 800.000,00
d. Rp 4.000.000,00

Data berikut ini digunakan menjawab soal nomor 4.5 dan 4.6

Aktiva tetap dibeli seharga Rp 5.000.000,00 secara angsuran dengan pembayaran


bulanan Rp 250.000,00 selama 20 bulan. Bunga bulanan ditentukan sebesar 1,5%.
Pembelian dilakukan tanggal 6 Agustus 19A dengan pembayaran pertama pada bulan
itu juga.

1.5. Besarnya kas yang harus dibayarkan oleh pembeli tersebut pada awal bulan Mei
19B apabila biaya bunga ditambahkan dalam pembayaran angsuran adalah:

2
a. Rp 250.000,00
b. Rp 295.000,00
c. Rp 250.000,00
d. Rp 287.500,00

1.6. Apabila ditentukan bahwa dalam pembayaran angsuran tersebut sudah termasuk
biaya bunga, maka besarnya pokok angsuran yang dilunasi pada bulan Januari
19B adalah:

a. Rp 250.000,00
b. Rp 306.250,00
c. Rp 186.915,00
d. Rp 189.720,00

1.7. Bila K adalah penjualan angsuran, L adalah besarnya uang muka pembayaran
angsuran, M adalah besarnya harga pokok penjualan angsuran, dan N adalah
volume angsuran, maka besarnya pembayaran setiap kali angsuran dihitung
dengan rumus:

K−M
a.
N
K−L
b.
N
M −L
c.
N
d. (K – L) + (L + N)

1.8. Jika P adalah jumlah penjualan angsuran, Q adalah laba kotor penjualan
angsuran, dan R adalah jumlah penerimaan kas dari penjualan angsuran maka
Laba Kotor yang direalisasi (LKD) dicari dengan rumus:

Q
a. ( X 100%) X R
P
P−Q
b. ( X 100%) X R
P
P

3
P−Q
c. ( X 100%) X R
Q
P
d. XR
Q

Data berikut ini digunakan untuk menjawab soal nomor 4.9 dan 4.10

Catatan akuntansi Tuan “HARSO” menunjukkan data-data mengenai penjualan


angsurannya sebagai berikut:

- Laba kotor yang direalisasi tahun 1996 = Rp 18.125.000,00


- Prosentase laba kotor tahun 1996 = 25%
- Laba yang belum direalisasi tahun 1996 = Rp 60.000.000,00

1.9. Besarnya penerimaan pembayaran angsuran untuk tahun 1996 adalah:


a. Rp 240.000.000,00
b. Rp 72.500.000,00
c. Rp 180.000.000,00
d. Rp 4.531.250,00

1.10. Besarnya harga pokok penjualan angsuran tahun 1996 adalah:


a. Rp 72.500.000,00
b. Rp 240.000.000,00
c. Rp 180.000.000,00
d. Rp 78.125.000,00

1.11. Rekening “Barang dagangan dimiliki kembali” dapat timbul jika:


a. Barang dagangan yang sudah dijual, dikembalikan oleh pembeli.
b. Pembeli gagal memenuhi kewajiban pembayarannya dalam transaksi penjualan
angsuran.
c. Barang dagangan yang sudah dijual kepada pembeli, dibeli kembali oleh
penjual.

4
d. Pembeli mengembalikan barang dagangan kepada penjual karena barang
tersebut cacat atau tidak normal.

1.12. Rekening “Cadangan selisih harga pertukaran” dalam masalah tukar tambah
(Trade In) dalam penjualan angsuran, timbul karena adaya:
a. Selisih antara taksiran harga pokok (Estimated Cost) dengan harga pertukaran.
b. Selisih antara harga jual setelah perbaikan dengan harga pertukaran.
c. Selisih antara harga pertukaran dengan taksiran laba normal penjualan kembali.
d. Selisih antara harga jual barang bekas dengan perkiraan harga pokok.

1.13. Jumlah piutang angsuran adalah Rp 1.500.000,00 telah dilunasi sebesar Rp


700.000,00. Pembeli tidak mampu lagi untuk melunasinya. Laba kotor yang
diperhitungkan sebesar 25%. Barang dagangan ditarik kembali dengan taksiran
nilai Rp 600.000,00. Besarnya LKBD yang dihapuskan dari transaksi tersebut
adalah:
a. Rp 100.000,00
b. Rp 175.000,00
c. Rp 150.000,00
d. Rp 200.000,00

1.14. Jurnal yang digunakan untuk mencatat adanya pemilikan kembali barang
dagangan apabila dalam pemilikan kembali tersebut timbul laba adalah:

Debit Kredit
a. Barang dagangan dimiliki kembali Laba pemilikan kembali
b. Barang dagangan dimiliki kembali Piutang penjualan angsuran
c. Laba kotor belum direalisasi, Piutang penjualan angsuran
Barang dagangan dimiliki kembali laba pemilikan kembali
d. Laba kotor bebas direalisasi barang Penghapusan piutang
dagangan dimiliki kembali Laba pemilikan piutang

5
1.15. Apabila P adalah harga pertukaran barang, Q adalah cadangan selisih harga
pertukaran, dan R adalah harga jual setelah perbaikan, maka besarnya harga pokok
barang yang diakui (Estimated Cost) adalah:
a. P – R
b. P – Q
c. R – Q
d. (P – R) + Q

Anda mungkin juga menyukai