Anda di halaman 1dari 24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

I. IDENTITAS MATA PELAJARAN


1.Mata Pelajaran :Akuntansi Keuangan
2.Materi Pokok :Utang Obligasi
3.Kelas/semester : XIl
4.Pertemuan minggu ke: 2
5.Waktu :3x45 menit
II. KEMAMPUAN DASAR/TUJUAN PEMBELAJARAN/INDIKATOR PENCAPAIAN
1. Standar Kompetensi :
3.25 Menguasai materi utang obilgasi yang mencakup karakteristik, pengertian, dan
jenis-jenis utang obligasi
4.25 Mampu melakukan pencatatan transaksi utang obligasi

2. Kompetensi Dasar :
3.25 Menjelaskan karakteristik, pengertian, dan jenis-jenis utang obligasi
4.25 Mencatat transaksi yang terkait dengan utang obligasi

3. Indikator Ketercapaian / Tujuan Pembelajaran


Setelah mengikuti pembelajaran siswa diharapkan mampu :
1. Menjabarkan karakteristik dan  pengertian utang obligasi panjang
2. Mampu melakukan proses pencatatan transaksi utang obligasi
III. MATERI PEMBELAJARAN
1. Uraian materi pokok
1. Karakteristik dan pengertian utang obligasi.
2. Pengertian surat utang obligasi.
3. jenis utang obligasi.
4. harga pasar obligasi.
IV. SUMBER, ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Sumber
1. Buku Pembelajaran:
Chandra, Priyo dan Muh Nur Eli Brahim.2019. Akuntansi dan Keuangan SMK/MAK
kelas XII semester 2.Yogyakarta:Penerbit Andi
2.Internet
Muhammad nandif.2019. “Pengertian Jenis Karakteristik Obligasi”,
https://id.scribd.com/document/432837753/Pengertian-Jenis-Karakteristik-Obligasi,
diakses pada 15 november 2021
2. Alat-alat :
1.Infokus/proyektor
2.leptop
3.buku bahan ajar
3. Media :
Media visual yaitu materi pembelajaran yang disusun dalam bentuk power point

V. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN/TAHAPAN PEMBELAJARAN

No Kegiatan Belajar Waktu Aspek Life Skill yang


(menit) dikembangkan
1 PRA PEMBELAJARAN Contoh:
a. Prasyarat: a. Kesadaran diri (kesadaran
Guru Menyampaikan rencana eksistensi diri dan kesadaran
pembelajaran dan tujuan yang ingin potensi)
dicapai selama pembelajaran.
b.Apersepsi dan Motivasi:
Guru memberikan gambaran kasus 15 menit
yang ada terkait materi yang akan
dipelajari dan guru mempersilahkan
siswa untuk memberi tanggapan
terhadap kasus tersebut.

2 KEGIATAN INTI b. Kecakapan sosial (kecakapan


PEMBELAJARAN: kerjasama)
1 Guru menyampaikan materi utang c. Kecakapan akademik
obligasi (melakukan percobaan)
2.Siswa dibimbing untuk 90 menit d. Dst
membentuk 4 kelompok belajar
3 Siswa diberikan lembar kerja
yang akan didiskusikan yang terdiri
dari materi:
a.Karakteristik obligasi
b.Jenis obligasi
c.Harga pasar obligasi
d.Contoh soal perhitungan obligasi
4 Setiap kelompok dipersilahkan
untuk mempresentasikan hasil
diskusi
5 Guru memberi penjelasan terkait
materi yang belum dipahami siswa
3 PENUTUP 30 menit
a.Menyimpulkan e. Kesadaran potensi diri
Guru dan siswa memberi f. Kecakapan akademik
kesimpulan dari materi utang
obligasi
b.Pemberian tugas pokok bahasan
berikutnya
Guru menyampaikan tugas individu
untuk pertemuan berikutnya yaitu
siswa ditugaskan untuk membuat
resume tentang materi konsinyasi

VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


- Penilaian :
1. Jenis Tagihan :Tes Tertulis
2. Bentuk Instrument : Latihan Soal obyektif
Alat Penilaian :Soal Akuntansi kelas XII (Semester Genap)
1.Jenis utang jangka panjang adalah, kecuali…
a. Utang Obilgasi
b. Utang Hipotik
c. Kredit bank jangka panjang
d. Utang wesel jangka panjang
e. Utang dagang
2.surat obligasi adalah utang…
a. Obligasi
b. Hipotik
c. Dagang
d. Usaha
e. Pinjaman pada bank
3.Utang jangka panjang dengan jaminan benda tidak bergerak adalah utang…
a. Hipotik
b. Obligasi
c. Utang dagang
d. utang wesel
e. Uang muka.
4.Utang wesel termasuk…
a. Utang jangka panjang
b. Harta lancar
c. Utang jangka pendek
d. Harta tetap
e. Beban
5.berikut yang termasuk jenis obligasi adalah…
a. Obligasi dijamin dan tidak dijamin
b. Obligasi berjangka
c. Obligasi konvertibel
d. Obligasi terdaftar
e. Semua benar
- Tindak Lanjut
1. Remedial,
Jika ada siswa tidak mencapai standar kompetensi minimal akan dilaksanakan
remedial

No Hari/Tanggal Tempat Jumlah Siswa


1. Rabu Kelas yang kosong 5 orang
2. Jumat Kelas yang kosong 5 orang

2. Pengayaan atau Percepatan


Jika ada siswa memerlukan pengayaan dan percepatan akan dilaksanakan pada
saat proses pembelajaran atau diluar proses pembelajaran (lampirkan jadwalnya)

No Hari/Tanggal Tempat
1. Rabu Kelas yang kosong
2. Jumat Ruang guru

Lampiran 1
Materi: Utang Obligasi

1.Pengertian Obligasi
Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan
untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada
waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
2.Jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:
a.Berdasarkan waktu jatuh tempo:
1) Obligasi Biasa (Term Obligasi): obligasi yang berlaku hanya satu periode.
2) Obligasi Berseri (Serial Bond): obligasi yang berlaku lebih dari satu periode
b.Dilihat dari sisi penerbit:
1) Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk
badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
2) Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
3) Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut membiayai
proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).
c. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:
1) Zero coupon bond, yaitu obligasi yang tidak mewajibkan penerbitnya         membayar
coupon (bunga)  secara periodik kepada pemegangnya.
2) Coupon bond (fixed coupun bond & Floating coupon bond), yaitu obligasi yang
mewajibkan penerbit untuk membayar coupon (bunga) secara periodik baik tetap
(fixed coupon bond) maupun bunga mengambang (floating coupon bond)

 d.Dilihat dari hak penukaran/opsi:


1) Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
2) Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik
penerbitnya.
3) Callable Bonds: obligasi yang memberi hak kepada penerbitnya untuk melakukan
penarikan/pelunasan pada waktu tertentu (waktu penarikan biasanya sudah diatur
dalam perjanjian waktu penerbitan obligasi)
4) Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemilik/pemegang untuk
menukarkan/meminta pelunasan kepada penerbit/emiten.
e.  Dilihat dari segi jaminan:
1) Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya
atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk
didalamnya adalah:
 Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan
penanggungan dari pihak ketiga
 Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan
agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
 Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit
dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
2) Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi
dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
f.Dilihat dari segi nilai nominal:
1) Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1
miliar per satu lot.
2) Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil,
baik corporate bonds maupun government bonds.
3.Harga Obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi
dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
 Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan
nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah
100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
 at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai
obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
 at discount (dengan Diskonto): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal:
Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari
obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.
4.Pencatatan Utang Obligasi
Apabila obligasi dijual tidak tepat pada tanggal pembayaran bunga, pembeli obligasi
disamping membayar harga obligasi juga harus membayar bunga berjalan sejak tanggal
bunga terakhir sampai tanggal penjualan obligasi tersebut. Bunga berjalan yang dibayar oleh
pembeli dicatat perusahaan dengan mengkredit rekening biaya bunga atau rekening utang
bunga obligasi. Apabila bunga berjalan dikreditkan kerekening utang bunga obligasi maka
pembayaran bunga obligasi berikutnya dicatat dengan mendebit utang bunga obligasi sebesar
bunga berjalan dan sisanya didebitkan kerekening biaya bunga.
Amortisasi premi atau diskonto dapat dicatat setiap bulan, setiap tanggal pembayaran bunga

5.Pelunasan Obligasi Sebelum Jatuh Tempo


Obligasi bisa ditarik untuk dibayar kembali sebelum saat jatuh temponya. Selisih antara
jumlah pelunasan dengan jumlah nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau rugi karena
penarikan obligasi. Nilai buku obligasi adalah nilai nominal ditambah dengan premi yang
belum diamortisasi atau dikurangi dengan diskonto yang belum diamortisasi. Apabila
terdapat biaya penjualan obligasi, maka biaya penjualan yang belum diamortisasi juga
diikurangkan pada nilai nominal obligasi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


I. IDENTITAS MATA PELAJARAN
1.Mata Pelajaran :Akuntansi Keuangan
2.Materi Pokok : Pembubaran Persekutuan Karena Perubahan Pemilik
3.Kelas/semester : XIl
4.Pertemuan minggu ke:4
5.Waktu :3x45 menit

II. KEMAMPUAN DASAR/TUJUAN PEMBELAJARAN/INDIKATOR PENCAPAIAN


4. Standar Kompetensi :
3.27 Mampu memaparkan pengertian pembubaran  persekutuan, keadaan yang
menyebabkan pembubaran  persekutuan,dan masuk/keluarnya anggota persekutuan
serta penyatuan/peleburan persekutuan
4.27 Mampumelakuka pencatatan transaksi keuangan yang terkait dengan
pembubaran  persekutuan karena perubahan  pemilik.

5. Kompetensi Dasar :
3.27 Menjelaskan pengertian pembubaran  persekutuan, keadaan yang
menyebabkan pembubaran  persekutuan, dan masuk/keluarnya anggota persekutuan
serta penyatuan/peleburan persekutuan
4.27 Mencatat transaksi keuangan yang terkait dengan pembubaran  persekutuan
karena perubahan  pemilik.

6. Indikator Ketercapaian / Tujuan Pembelajaran


Setelah mengikuti pembelajaran siswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian pembubaran  persekutuan, keadaan yang menyebabkan
pembubaran  persekutuan! dan masuk/keluarnya anggota persekutuan serta
penyatuan/peleburan persekutuan
2.Mencatat transaksi keuangan yang terkait dengan pembubaran  persekutuan karena
perubahan  pemilik.

III. MATERI PEMBELAJARAN(Terlampir)


1.Uraian materi pokok
a.Pengertian pembubaran Usaha persekutuan.
b. keadaan yang menyebabkan pembubaran  persekutuan
c.masuk/keluarnya anggota persekutuan
d. penyatuan/peleburan persekutuan

IV. SUMBER, ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN


1. Sumber
1. Buku Pembelajaran:
Chandra, Priyo dan Muh Nur Eli Brahim.2019. Akuntansi dan Keuangan SMK/MAK
kelas XII semester 2.Yogyakarta:Penerbit Andi
2. kornelius Harefa,SE., M.Si., (2011), Akuntansi Keuangan Lanjutan 1.Medan :
Perdam Mulya Sarana
4. Alat-alat :
1.Infokus/proyektor
2.leptop
3.buku bahan ajar
5. Media :
Media visual yaitu materi pembelajaran yang disusun dalam bentuk power point
VI. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN/TAHAPAN PEMBELAJARAN

Waktu Aspek Life Skill yang


No Kegiatan Belajar
(menit) dikembangkan
1 PRA PEMBELAJARAN Contoh:
a.Prasyarat: g. Kesadaran diri (kesadaran
Guru Menyampaikan rencana eksistensi diri dan kesadaran
pembelajaran dan tujuan yang ingin potensi)
dicapai selama pembelajaran.
b.Apersepsi dan Motivasi:
Guru memberikan gambaran kasus 15 menit
yang ada terkait materi yang akan
dipelajari dan guru mempersilahkan
siswa untuk memberi tanggapan
terhadap kasus tersebut.

2 KEGIATAN INTI h. Kecakapan sosial (kecakapan


PEMBELAJARAN: kerjasama)
1. Guru menyampaikan materi i. Kecakapan akademik
tentang Pembubaran (melakukan percobaan)
Usaha persekutuan 2.Siswa 90 menit j. Dst
dibimbing untuk membentuk 4
kelompok belajar
3 Siswa diberikan lembar kerja
yang akan didiskusikan yang terdiri
dari materi:
a.Pengertian pembubaran
Usaha persekutuan.
b. keadaan yang menyebabkan
pembubaran  persekutuan
c.masuk/keluarnya anggota
persekutuan
d. penyatuan/peleburan persekutuan
4.Setiap kelompok dipersilahkan
untuk mempresentasikan hasil
diskusi
3 PENUTUP 30 menit
a.Menyimpulkan k. Kesadaran potensi diri
Guru dan siswa memberi l. Kecakapan akademik
kesimpulan dari materi
Pembubaran Usaha persekutuan
b.Pemberian tugas pokok bahasan
berikutnya

VII. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


- Penilaian :
1. Jenis Tagihan :Tes Tertulis
2. Bentuk Instrument : Latihan Soal esay
Alat Penilaian :
Soal esay Akuntansi kelas XII (Semester Genap)
1. Sebutkan 3 sebab utama bubarnya persekutuan
2. Apa saja yang termasuk dalam faktor bubarnya persekutuan karena sesuai dengan
perjanjian persekutuan ?
3. Apa perbedaan antara perubahan persekutuan dengan perbubaran persekutuan?
4. Sebutkan 5 macam cara pembelian hak sekutu lama oleh sekutu baru!.
5. Apa saja kemungkinan yang terjadi dalam transaksi jual beli sebagian dari Hak-
hak seruluh anggota sekutu!.
Soal objektif:
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan!

1) Bubarnya persekutuan diikuti dengan bubarnya perusahaan disebut:


A. Akuisisi
B. Likuidasi
C. Merger
D. Konsolidasi

2) Di bawah ini tidak dapat dikategorikan sebagai disolusi (bubarnya persekutuan


tidak diikuti bubarnya perusahaan induk) adalah:
A. Merger
B. Privatisasi
C. Aliansi
D. Akuisisi

3) Berikut ini yang bukan merupakan penyebab bubarnya persekutuan, yaitu:


A. Persekutuan bubar karena masuknya sekutu baru
B. Persekutuan bubar karena dilikudasi
C. Persekutuan bubar karena mengalami kerugian
D. Persekutuan bubar karena jangka waktu persekutuan habis.

4) Penyebab bubarnya persekutuan yang termasuk dalam kategori bubarnya


karena berdasarkan Undang-Undang adalah:
A. Sekutu meninggal dunia.
B. Pengunduran diri sekutu secara resmi.
C. Persekutuan dirubah menjadi PT.
D. Tujuan Persekutuan yang tertuang dalam perjanjian telah tercapai.
5) Seseorang dapat menjadi sekutu baru dari persekutuan yang telah berdiri
dengan cara:
A. Mendaftar dan membuat perjanjian
B. Membeli hak sekutu lama baik seorang, sebagian dari beberapa sekutu atau
sebagian dari seluruh sekutu.
C. Menyetor modal mula-mula.
D. Memberi pinjaman kredit kepada persekutuan.

Lampiran
Materi :Pembubaran Persekutuan
1.Pengertian
“suatu persekutuan dinyatakan dibubarkan apabila perjanjian bersama yang semula diadakan
untuk menjalankan usaha bersama-sama telah berakhir.”
2.Keadaan-keadaan yang menyebabkan terjadinya pembubaran persekutuan
Pembubaran atas dasar perjanjian persekutuan (act of the parties),karena:
 Berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam perjanjian atau tercapainya tujuan.
 Persetujuan bersama.
 Pengunduran diri seorang anggota persekutuan.
Pembubaran atas dasar bekerjanya undang-undang,karena:
 Kematian seorang atau beberapa anggota persekutuan.
 Bangkrutnya seorang atau lebih anggota atau persekutuan.
3.Kejadian-kejadian tertentu yang mengakibatkan tidak dapat bertindaknya perusahaan yang
disebabkan oleh perbuatan individu anggota yang membawa nama persekutuan.
 Ada perang di dalam suatu negara dari salah seorang anggota (persekutuan).
 Pembubaran atas dasar keputusan pengadilan, antara lain dalanr keadaan sebagai
berikut :
 Ketidakmampuan seorang anggota untuk memenuhi kewajibannya terhadap
perjanjian persekutuan.
 Tindakan seorang anggota yang mengakibatkan tidak ada keserasian dalam usaha
yang sedang berjalan.
 Perselisihan intern di antara anggota.
 Tidak mungkin lagi untuk mendapatkan keuntungan secara kontinyu dari usaha
 Alasan lainnya yang mengakibatkan pembubaran misalnya kecurangan atau penyajian
yang keliru di dalam pembentukan formasi persekutuan.
4.Persoalan akuntansi dalam pembubaran persekutuan
 Masalah masuknya seorang atau lebih anggota baru.
 Pengunduran diri seorang anggota.
 Kematian seorang anggota atau lebih.
 Penyatuan dan atau perubahan bentuk badan usaha.
5.Masalah masuknya seorang atau lebih anggota baru
Seseorang yang akan masuk ke dalam persekutuan dapat memasukkan modal dengan cara :
 Membeli sebagian atau seluruhnya dari bagian modal (penyertaan) seorang atau lebih
anggota lama (tidak ada kekayaan baru yang diterima oleh persekutuan);
 Menanamkan kekayaan pada persekutuan, sehingga kekayaan persekutuan bertambah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

I. IDENTITAS MATA PELAJARAN


1.Mata Pelajaran :Akuntansi Keuangan
2.Materi Pokok : Sewa Guna Usaha
3.Kelas/semester : XIl
4.Pertemuan minggu ke:4
5.Waktu :3x45 menit

II. KEMAMPUAN DASAR/TUJUAN PEMBELAJARAN/INDIKATOR PENCAPAIAN


1.Standar Kompetensi :
3.29 Mampu memaparkan pengertian keunggulan, kriteria dan prosedur kapitalisasi
dalam sewa guna usaha serta  pencatatan terkait dengan transaksi sewa guna usaha
4.29 Mampu Mencatat transaksi keuangan yang terkait dengan masalah sewa guna
usaha

2.Kompetensi Dasar :
3.27 Menjelaskan pengertian keunggulan, kriteria dan prosedur kapitalisasi dalam
sewa guna usaha serta  pencatatan terkait dengan transaksi sewa guna usaha
4.27 Mencatat transaksi keuangan yang terkait dengan masalah sewa guna usaha
3.Indikator Ketercapaian / Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran siswa diharapkan mampu :
1.Menjelaskan pengertian keunggulan, kriteria dan prosedur kapitalisasi dalam sewa
guna usaha serta  pencatatan terkait dengan transaksi sewa guna usaha
2.Mampu melakukan pencatatan transaksi keuangan yang terkait dengan masalah
sewa guna usaha

III. MATERI PEMBELAJARAN(Terlampir)


Uraian materi pokok:
1. Pengertian sewa guna usaha
2. Keunggulan sewa guna
3. Kriteria dan prosedur kapitalisasi dalam sewa guna usaha
4. Membedakan lease modal dan lease operasi
5. pencatatan lease oleh penyewa guna usaha
6. Pencatatan lease oleh pihak  perusahaan sewa guna usaha
IV. SUMBER, ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1.Sumber
1. Buku Pembelajaran:
Chandra, Priyo dan Muh Nur Eli Brahim.2019. Akuntansi dan Keuangan SMK/MAK
kelas XII semester 2.Yogyakarta:Penerbit Andi
2. kornelius Harefa,SE., M.Si., (2011), Akuntansi Keuangan Lanjutan 1.Medan :
Perdam Mulya Sarana
2. Alat-alat :
1.Infokus/proyektor
2.leptop
3.buku bahan ajar
3.Media :
Media visual yaitu materi pembelajaran yang disusun dalam bentuk power point

VII. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN/TAHAPAN PEMBELAJARAN

Waktu Aspek Life Skill yang


No Kegiatan Belajar
(menit) dikembangkan
1 PRA PEMBELAJARAN Contoh:
a.Prasyarat: m. Kesadaran diri (kesadaran
Guru Menyampaikan rencana eksistensi diri dan kesadaran
pembelajaran dan tujuan yang ingin potensi)
dicapai selama pembelajaran.
b.Apersepsi dan Motivasi:
Guru memberikan gambaran kasus 15 menit
contoh kegiatan sewa dan guru
mempersilahkan siswa untuk
memberi tanggapan terhadap kasus
tersebut.

2 KEGIATAN INTI n. Kecakapan sosial (kecakapan


PEMBELAJARAN: kerjasama)
1.Guru menyampaikan materi o. Kecakapan akademik
tentang Sewa Guna usaha /Lease (melakukan percobaan)
2.Siswa dibimbing untuk 90 menit p. Dst
membentuk 3 kelompok belajar
3.Siswa diberikan lembar kerja
yang akan didiskusikan yang terdiri
dari materi:
1. Pengertian sewa guna usaha
2. Keunggulan sewa guna
3. Kriteria dan prosedur
kapitalisasi dalam sewa
guna usaha
4. Membedakan lease modal
dan lease operasi
5. pencatatan lease oleh
penyewa guna usaha
6. Pencatatan lease oleh pihak
perusahaan sewa guna usaha
4.Setiap kelompok dipersilahkan
untuk mempresentasikan hasil
diskusi
3 PENUTUP 30 menit
a.Menyimpulkan q. Kesadaran potensi diri
Guru dan siswa memberi r. Kecakapan akademik
kesimpulan dari materi Sewa guna
usaha
b.Pemberian tugas pokok bahasan
berikutnya

VIII. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT


- Penilaian :
1. Jenis Tagihan :Tes Tertulis
2. Bentuk Instrument : Latihan Soal objektif
Alat Penilaian :
Soal objektif:
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan!

1. Perusahaan sewa guna usaha di indonesia lebih dikenal dengan nama leasing, yang artinya
adalah......
a. Usaha yang bergerak di bidang pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal
yang di inginkan oleh nasabah
b. Barang-barang modal dapat disewa atau dibeli secara kredit
c. Pihak leasing dapat membiayai keinginan sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati
d. Perusahaan leasing dapat diselenggarakan oleh badan usaha yang berdiri sendiri
e. Leasing tidak boleh melakukan kegiatan yang dilakukan oleh bank seperti memberi
simpanan
2. Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah ....
a. Lembaga pembiayaan
b. Pemberian izin untuk melakukan usaha-usaha pembiayaan
c. Perjanjian antara lesoor dengan lessee
d. Wewenang untuk melakukan usaha leasing
e. Ketentuan mengenai usaha leasing
3. Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha leasing dengan menyediakan berbagai macam
barang modal, adalah pengertian dari ....
a. Lessee
b. Leasing
c. Operating lease
d. Lessor
e. Finance lease
4. Lembaga pembiayaan menurut ketentuan dimungkinkan untuk melakukan salah satu dari
kegiatan pembiayaan seperti dibawah ini, kecuali ......
a.Finance lease
b. Leasings
c. Ventura capital
d. Factoring
e. Consumer finance
5. Dibawah pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas leasing adalah.....
a. Ventura capital, factoring
b. Lessor, lessee, supplier, dan asuransi
c. Finance lease, operating lease
d. Direc finance lease, sales, dan lease back
e. Independent leasing, captive lessor dan lease brokera.
6. Jenis-jenis perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatannya dibagi kedalam tiga
kelompok, yaitu......
a.Lessor, lessee, suplier, dan asuransi
b. Finance lesae, operating lease, dan leasing
c. Independent leasing, captive lessor dan lease broker
d. Direc finance leasing, sales dan lease back
e.Ventura capital, factoring, dan credit card
7. Di bawah ini merupakan jenis-jenis dari kopersai yang berkembang pada saat ini,
Kecudi.....
a. Koperasi lembaga pembiayaan
b. Koperasi produksi
c. Koperasi konsumsi
d. Koperasi sinpan pinjam
e. Koperasi serba guna
8. Biaya bunga yang di bebankan kepada peminjam, semakin banyak uang yang disalurkan
akan memperbesar keuntungan koperasi. Pernyataan di atas merupakan....
a. Keuntungan koperasi
b. Tujuan koperasi
c. Manfaat koprasi
d. Fungsi koperasi
e. Hakekat koperasi
9. Pendiri lembaga koperasi adalah orang yang membuat kesepakatan dengan akte notaris,
kemudian di daftar ke Kanwil Departemaen koperasi setempat untuk mendapatkan
pengesahannya, jumlah minimal anggotantanya terdiri dari.....
a. 20 orang
b. 10 oran
c. 30 orang
10. Tujuan dari didirikannya koperasi simpan pinjam di Indonesia adalah......
a. Mengurangi pengganguran
b. Meringaakan beban ekonomi masyarakat
c. Tempat untuk menyimpan dan meminjam uang
d. Selain anggota koperasi, masyrakat umum juga bisa meminjam uang
e. Mengutakan pinjaman kepada para anggota dengan bunga yang relatif murah

Lampiran
Materi : Manajemen Sewa Guna Usaha

 
1.Pengertian

a) Kegiatan Sewa Guna Usaha Adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) rnaupun
sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk digunakan oleh lessee
selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. 
b) Finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha, di mana lessee pada akhir masa
kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan
nilai sisa yang disepakati.
c) Operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.

Dalam setiap transaksi leasing di dalamnya selalu melibatkan 3 pihak utama, yaitu :

a. Lessor adalah perusahaan sewa guna usaha atau dalam hat ini pihak yang memiliki hak
kepemilikan atas barang.

b. Lessee adalah perusahaan atau pihak pemakai barang yang bisa memiliki hak opsi pada
akhir perjanjian.

c. Supplier adalah pihak penjual barang yang disewagunausahakan.

 Dari segi pandangan hukum, kegiatan sewa guna usaha memiliki 4 (empat) ciri yaitu:

Pertama : Perjanjian antara lessor dengan pihak lessee.

Kedua : Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha, lessor mengalihkan hak


penggunaan barang kepada pihak lessee.

Ketiga : Lessee membayar kepada lessor uang sewa atas penggunaan barang (asset).

Keempat : Lessee mengembalikan barang tersebut kepada lessor pada akhir periode
yang ditetapkan lebih dahulu dan jangka waktunya kurang dari umur
ekonomi barang tersebut.

 2.Perkembangan Leasing Di Indonesia

Usaha leasing di Indonesia pada prinsipnya masih relatif baru. Kegiatan usaha ini secara
formal baru diperkenalkan pada tahun 1974 berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB)
Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan No.
Kep.122/MK/IV/2/1974, No. 32/ M/SK/2/1974, dan No. 30/Kpb/I/1974 tanggal 7 Februari
1974 tentang Perizinan usaha leasing.

Dengan Keputusan Presiden No. 61 Tahun 1988 sebagai bagian dari deregulasi 20 Desember
1988 atau Pakdes, diperkenalkan suatu lembaga pembiayaan yang salah satu bidang usahanya
adalah leasing. Meskipun sebelum itu usaha leasing telah dilakukan, namun dalam
pelaksanaannya usaha leasing dilakukan secara tersendiri. Dengan dibentuknya lembaga
pembiayaan, maka leasing termasuk bidang usaha lembaga pembiayaan di samping factoring,
modal ventura, kartu kredit dan pembiayaan konsumen. Dalam ketentuan lebih lanjut, usaha
modal ventura, dikeluarkan dari bidang usaha lembaga pembiayaan dan terus dilakukan
secara terpisah dengan badan hukum tersendiri.

3.Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Leasing

Setiap transaksi leasing sekurang-kurangnya melibatkan 4 (empat) pihak yang


berkepentingan, yaitu: lessor, lessee, supplier, dan bank atau kreditor.

1.      Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada
pihak lessee dalam bentuk barang modal. Lessor dalam financial lease bertujuan untuk
mendapatkan kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang
modal dengan mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor
bertujuan mendapatkan keuntungan dari penyediaan barang serta pemberian jasa jasa
yang berkenaan dengan pemeliharaan serta pengoperasian barang modal tersebut.

2.      Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk
barang modal dari lessor. Lessee dalam financial lease bertujuan mendapatkan
pembiayaan berupa barang atau peralatan dengan cara pembayaran angsuran atau secara
berkala. Pada akhir kontrak, lessee memiliki hak opsi atas barang tersebut. Maksudnya,
pihak lessee memiliki hak untuk membeli barang yang di-lease dengan harga berdasarkan
nilai sisa. Dalam operating lease, lessee dapat memenuhi kebutuhan peralatannya di
samping tenaga operator dan perawatan alat tersebut tanpa risiko bagi lessee terhadap
kerusakan.

3.      Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang
untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara tunai oleh lessor. Dalam
mekanisme financial lease, supplier langsung menyerahkan barang kepada lessee tanpa
melalui pihak lessor sebagai pihak yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam
operating lease, supplier menjual barangnya langsung kepada lessor dengan pembayaran
sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara tunai atau berkala.

4.      Bank. Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau kreditor tidak
terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank memegang peranan
dalam hal penyediaan dana kepada lessor terutama dalam mekanisme leverage lease di
mana sumber dana pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit bank. Pihak supplier
dalam hal ini tidak tertutup kemungkinan menerima kredit dari bank. untuk memperoleh
barang-barang yang nantinya akan dijual sebagai objek leasing kepada lessee atau lessor.

4.Penggolongan Perusahaan Leasing

Perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatan usahanya dapat digolongkan ke dalam 3


(tiga) kelompok, yaitu:

a. Independent Leasing Company

Perusahaan leasing jenis ini mewakili sebagian besar dari industri leasing. Perusahaan tipe ini
berdiri sendiri atau independen dari supplier yang mungkin dapat sekaligus sebagai pihak
produsen barang dan dalam memenuhi kebutuhan barang modal nasabahnya (lessee).
Perusahaan dapat membelinya dari berbagai, supplier atau produsen kemudian di-lease
kepada pemakai.

Lembaga keuangan yang terlibat dalam kegiatan usaha leasing, misalnya bank-bank, dapat
pula disebut sebagai lessor independen. Banyak lembaga keuangan yang bertindak sebagai
lessor tidak hanya memberikan pembiayaan leasing kepada lessee tetapi juga memberikan
pendanaan kepada perusahaan leasing. Di samping itu lessor independen dapat pula
memberikan pembiayaan kepada supplier (manufacturer) yang sering disebut dengan vendor
program.

b. Captive Lessor

Captive lessor akan tercipta apabila supplier atau produsen mendirikan perusahaan leasing
sendiri untuk membiayai produk-produknya. Hal ini dapat terjadi apabila pihak supplier
berpendapat bahwa dengan menyediakan pembiayaan leasing sendiri akan dapat
meningkatkan kemampuan penjualan melebihi tingkat penjualan dengan menggunakan
pembiayaan tradisional.

Captive lessor in[ sering pula disebut dengan twoparty lessor. Pihak pertama terdiri atas
perusahaan induk dan anak perusahaan leasing (subsidiary) dan pihak kedua adalah lessee
atau pemal:ai barang.

 c. Lease Broker atau Packager

Bentuk akhir dari perusahaan leasing adalah leasebroker atau packager. Broker leasing
berfungsi mempertemukan calon lessee dengan pihak lessor yang membutuhkan suatu barang
modal dengan cara leasing. Broker leasing biasanya tidak memiliki barang atau peralatan
untuk menangani transaksi leasing untuk atas namanya. Di samping itu perusahaan broker
leasing memberikan satu atau lebih jasa-jasa dalam usaha leasing tergantung apa yang
dibutuhkan dalam suatu transaksi leasing.

 5.Proses Dan Mekanisme Transaksi Leasing

Leasing pada prinsipnya merupakan industri multidisiplin yang meliputi antara lain bidang
perpajakan, keuangan dan konsep akuntansi. Leasing mengandung arti suatu penjanjian
antara pemilik barang (lessor) dengan pemakai barang (lessee). Mekanisme leasing tersebut
merupakan dasar-dasar dalam suatu transaksi leasing (basic lease).

 Lessee menghubungi supplier untuk pemilihan dan penentuan


jenis barang, spesifikasi, harga, jangka waktu pengiriman,
jaminan purnajual atas barang yang akan di-lease.
 Lessee melakukan negosiasi dengan lessor mengenai kebutuhan
pembiayaan barang modal. Pada tahap awal ini, lessee dapat
meminta lease quotation yang tidak mengikat dari lessor.
Dalam lease quotation ini dimuat mengenai syaratsyarat pokok
pembiayaan leasing antara lain: keterangan barang, harga
barang, cash security deposit, residual value, asuransi, biaya
administrasi, jaminan uang sewa dan persyaratan-persyaratan
lainnya.
 Lessor mengirimkan letter of offer atau commitment letter
kepada lessee yang berisi syarat-syarat pokok persetujuan
lessor untuk membiayai barang modal yang dibutuhkan lessee
tersebut. Apabila lessee menyetujui semua ketentuan dan
persyaratan dalam letter of offer, kemudian lessee
menandatangani dan mengembalikannya kepada lessor.
 Penandatanganan kontrak leasing setelah semua persyaratan
dipenuhi lessee. Kontrak leasing tersebut sekurang kurangnya
mencakup hal-hal antara lain: pihak-pihak yang terlibat, hak
milik, jangka waktu, jasa leasing, opsi bagi lessee, penutupan
asuransi, tanggungjawab atas objek leasing, perpajakan, jadwal
pembayaran angsuran sewa dan sebagainya.
 Pengiriman order beli kepada supplier disertai instruksi pengiriman barang kepada
lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang yang telah disetujui.
 Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan. Selanjutnya
lessee menandatangani surat tanda terima dan perintah bayar dan diserahkan kepada
supplier.
 Penyerahan dokumen oleh supplier kepada lessor termasuk faktur dan bukti-bukti
kepemilikan barang lainnya.
 Pembayaran oleh lessor kepada supplier.
 Pembayaran angsuran (lease payment) secara berkala oleh lessee kepada lessor
selama masa sewa guna usaha yang seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang
dibiayai serta bunganya.

6.Teknik-Teknik Pembiayaan Leasing

Teknik pembiayaan leasing dapat dilihat dari jenis transaksi leasing yang secara garis besar
dapat dibagi dua kategori pembiayaan yaitu: 

a.Finance Lease

Teknik pembiayaan menurut finance lease ini, perusahaan leasing sebagai lessor adalah pihak
yang membiayai penyediaan barang modal. Penyewa guna usaha (lessee) biasanya memilih
barang modal yang dibutuhkan dan atas nama perusahaan leasing, sebagai pemilik barang
modal tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang
menjadi objek transaksi leasing.Selama masa leasing, lessee melakukan pembayaran sewa
secara berkala sebesar jumlah seluruhnya ditambah dengan pembayaran nilai sisa (residual
value). Kalau ada, akan mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang
dibiayai serta bunganya, yang merupakan pendapatan perusahaan leasing. 

Ciri-ciri finance lease antara lain:

a.       Objek leasing tetap milik lessor sampai dilakukannya hak opsi.

b.      Barang modal bisa dalam bentuk barang bergerak/tidak bergerak.

c.       Masa sewa barang modal sama dengan umur ekonomisnya.

d.      Jumlah lease payment = jumlah biaya perolehan + biaya-biaya lainnya + spread.
e.       Lessor tidak dapat secara sepihak mengakhiri masa kontrak (non-cancellable), atau
akan dikenakan denda.

f.        Risiko ekonomis misalnya biaya pemeliharaan ditanggung lessee.

g.       Transaksi keuangan.

h.       full pay out.

i.         Disertai hak opsi beli sesuai dengan residual value.

j.        Lessor tidak boleh menyusutkan barang modal.

k.      Angsuran leasing tidak dikenakan PPN dan PPh Pasal 23. 

b.Direct Financial Lease

Transaksi leasing dalam bentuk direct financial lease, sering pula disebut true-lease, atau
disingkat direct lease saja; merupakan suatu bentuk transaksi leasing di mana lessor membeli
suatu barang atas permintaan pihak lessee dan sekaligus menyewagunausahakan barang
tersebut kepada lessee yang bersangkutan. Spesifikasi barang yang akan di-lease tersebut
termasuk penentuan harga dan penentuan supplier dapat dilakukan oleh lessee. Tujuan utama
lessee pada dasarnya adalah semata-mata untuk mendapatkan pembiayaan dengan cara
leasing, guna memperoleh barang modal yang dapat digunakan dalam proses produksi dan
atau meningkatkan kapasitas produksi. Sedangkan proses pembelian mulai dari order
pembelian dilakukan pihak lessor dan semata-mata untuk kebutuhan lessee.

Ciri-ciri direct financial lease antara lain:

a.       Lessee sebelumnya tidak memiliki barang modal (kebalikan dengan sale and lease
back).

b.      Pembelian barang oleh lessor semata-mata untuk kebutuhan lessee.

c.       Penentuan spesifikasi barang, harga dan supplier dapat dilakukan oleh lessee.

d.      Tujuan utama lessee semata-mata untuk mendapatkan financing untuk tujuan proses
produksi atau peningkatan kapasitas produksi. 

c.Sale and Lease Back

Transaksi leasing dalam bentuk sale and lease back ini pada prinsipnya adalah pihak lessee
sengaja menjual barang modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan kontrak sewa
guna usaha atas barang tersebut. Lessee dalam hal ini berperan sebagai pihak yang menjual
barang untuk digunakan selama masa lease yang disetujui kedua pihak. Metode leasing ini
dimaksudkan untuk memperoleh tambahan dana untuk modal kerja. Jadi transaksi leasing di
sini bersifat refinancing. Transaksi leasing seperti ini banyak dilakukan di Indonesia akibat
adanya masalah impor barang modal, perizinan serta pengoperasian, maupun pembiayaan
kembali terhadap pinjaman yang telah diperoleh lessee untuk memperoleh barang modal
yang semula tidak melalui transaksi lease. Dengan adanya kendala atau masalah impor
barang modal ini terutama dalam hal pengenaan bea masuk atau pajak dalam rangka
pengadaan suatu barang modal, umumnya pihak lessee akan membeli lebih dahulu atas nama
sendiri barang impor atau eks-impor, termasuk membayar bea masuk dan bea impor lainnya.
Selanjutnya barang tersebut dijual kepada lessor untuk selanjutnya diserahkan kembali
kepada lessee untuk digunakan sesuai dengan jangka waktu yang disetujui dalam kontrak
leasing.

 d.Leveraged Lease

Pada prinsipnya leveraged lease merupakan salah satu teknik pembiayaan dalam finance
lease yang digunakan lessor.

Menurut teknik ini, di samping melibatkan lessor dan lessee juga melibatkan kreditor jangka
panjang dalam membiayai suatu objek leasing. Pihak kreditor jangka panjang inilah yang
memiliki porsi terbesar dalam membiayai transaksi leasing ini. Sedangkan porsi pembiayaan
pihak lessor biasanya berkisar 20%-40% dari keseluruhan pembiayaan, sisanya disediakan
oleh kreditor. Kreditor tersebut dapat berupa bank atau lembaga keuangan lainnya. Status
kreditor di sini hanya sebagai penyedia dana kepada lessor, sedangkan jaminannya biasanya
adalah objek leasing itu sendiri. Perbedaannya dengan teknik direct lease adalah terletak pada
jumlah pembiayaan yang diberikan oleh lessor 100%. Oleh karena itu, lessor bertanggung
jawab langsung kepada kreditor sesuai dengan jumlah pembiayaannya.

e.Syndicated Lease

Syndicated lease adalah pembiayaan leasing yang dilakukan oleh lebih dari satu lessor atas
suatu objek leasing. Syndicated lease terjadi apabila lessor karena alasan-alasan risiko tidak
bersedia, atau karena alasan tidak memiliki kemampuan pendanaan untuk menutup sendiri
suatu transaksi leasing yang nilainya cukup besar yang dibutuhkan oleh lessee. Untuk
memenuhi permintaan atau kebutuhan lessee tersebut, maka beberapa perusahaan leasing
melakukan perjanjian kerja sama untuk membiayai objek leasing dimaksud. Selanjutnya,
dalam pelaksanaannya dari kelompok lessor, berdasarkan persetujuan ditunjuk salah satu
lessor untuk bertindak sebagai koordinator dalam melaksanakan perjanjian leasing dengan
pihak lessee termasuk dengan pihak supplier.

 f.Cross Border Lease

Cross border lease adalah transaksi leasing yang dilakukan di luar batas suatu negara, di
mana lessor berkedudukan di negara berbeda dengan negara lessee. Jenis transaksi leasing ini
kadangkadang disebut pula sebagai leasing lintas negara atau transaksi leasing internasional
karena transaksi yang dilakukan melibatkan dua negara yang berbeda. Metode pembiayaan
ini merupakan hal yang kompleks dan bersifat khusus. Transaksi leasing ini mengandung
banyak risiko bagi lessor karena bagaimanapun juga akan melibatkan mekanisme hukum,
perpajakan dan masalah-masalah lainnya dari masing-masing negara yang bersangkutan.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut biasanya transaksi leasing antara negara dilakukan
oleh afiliasinya atau subsidiary perusahaan leasing yang bersangkutan. Namun untuk
mempermudah pelaksanaan transaksi tersebut banyak transaksi leasing internasional tidak
dilakukan sebagaimana mekanisme leasing yang sebenarnya. Transaks leasing biasanya
dilakukan dengan cara perjanjian penjualan bersyarat yaitu pihak lessee diwajibkan membeli
barang yang di-lease-nya pada akhir kontrak. Cara ini pada dasarnya hanya untuk melindungi
lessor dari kompleksitas peraturan dan ketentuan-ketentuan negara asing.
 g.Vendor Program

Vendor program atau disebut juga vendor lease adalah suatu metode penjualan yang
dilakukan oleh produsen atau dealer di mana perusahaan leasing memberikan atau
menyediakan fasilitas leasing kepada pembeli barang. Dalam mekanisme transaksi vendor
program ini, lessor membayar kepada vendor sesuai dengan harga barang yang dipilih atau
ditentukan oleh pembeli (lessee), selanjutnya pembayaran sewa atau angsuran oleh lessee
dapat dilakukan langsung kepada lessor, atau dapat dibayarkan melalui vendor yang
bersangkutan. Cara pembayaran tersebut dapat dilakukan sesuai perjanjian.

h.Operating Lease

Dalam leasing bentuk ini, lessor sengaja membeli barang modal dan selanjutnya di-lease-kan.
Berbeda dengan finance lease, dalam operating lease jumlah seluruh pembayaran berkala
tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut
berikut dengan bunganya. Perbedaan ini disebabkan perusahaan leasing mengharapkan
keuntungan justru dari penjualan barang modal yang di-lease-kan atau melalui beberapa
kontrak leasing lainnya.

Operating lease atau kadang-kadang juga disebut dengan sewa guna usaha biasa adalah suatu
perjanjian kontrak antara lessor dengan lessee di mana:

a.       Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada pihak lessee
untuk digunakan dengan jangka waktu relatif lebih pendek daripada umur ekonomis
barang modal tersebut.

b.      Lessee atas penggunaan barang modal tersebut, membayar sejumlah sewa secara
berkala kepada lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya perolehan
barangtersebut beserta bunganya atau disebut juga non full pay out lease.

c.       Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang
tersebut.

d.      Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease pada lessor.

e.       Lessee biasanya dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu atau
disebut cancellable.

Kegiatan operating lease di beberapa negara, termasuk Indonesia tidak begitu umum dilaku-
kan. Hal ini akibat adanya alasan-alasan tertentu, antara lain tidak tersedianya dukungan
pasar sekunder atas barang bekas leasing dan alasan-alasan teknis lainnya, misalnya
diperlukannya tempat atau gudang penampungan.

7.Perbedaan Pembiayaan Leasing Dengan Pembiayaan Lainnya

 a.Leasing dengan Sewa Menyewa

Dalam suatu transaksi leasing, lessor adalah pemilik atas objek leasing, sementara lessee
hanyalah pemakai saja. Di samping itu kontrak leasing bersifat non-cancelled artinya kontrak
tidak dapat dibatalkan kecuali terjadi hal-hal yang berupa kelalaian. Lessee memiliki hak opsi
(option right) untuk membeli objek leasing sesuai dengan nilai sisa barang. Sedangkan sewa
menyewa menurut KUH Perdata Pasal 1548 disebutkan bahwa:

"Sewa-menyewa ialah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya
untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang, selama suatu
waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan itu
disanggupi pembayarannya ".

Dengan definisi sewa menyewa seperti tersebut di atas akan terlihat perbedaan prinsipil sewa-
menyewa dengan leasing yang terletak pada tidak adanya hak opsi bagi penyewa untuk
membeli barang yang disewanya tersebut.

 b.Leasing dengan Sewa Beli

Secara umum sewa beli dapat didefinisikan sebagai berikut yaitu "persetujuan antara pihak
penjual barang dengan penyewa, di mana penyewa berhak menggunakan barang yang
bersangkutan untuk suatu jangka waktu yang disepakati bersama dengan pembayaran secara
berkala yang ditetapkan oleh penjual barang". Dalam definisi ini hak pemilikan atas barang
tersebut berada pada pihak penjual dan akan beralih kepada pihak penyewa begitu
pembayaran berkala tersebut telah lunas. Dari definisi tersebut terlihat bahwa perbedaan
sewa-beli dengan leasing adalah pada sewa-beli hak milik secara mutlak beralih kepada
penyewa pada akhir perjanjian dan semua pembayaran telah dibayar penuh. Sementara dalam
leasing hak kepemilikan tidak mutlak langsung beralih kepada penyewa (lessee) tetapi
terdapat hak opsi yaitu apakah penyewa akan memiliki barang tersebut dengan cara
membelinya seharga nilai sisa atau memperpanjang penggunaan barang tersebut dengan
memperbarui perjanjian leasing atau akan mengembalikannya kepada pemilik atau lessor.

 c.Leasing Jual Beli dengan Cicilan

Kegiatan transaksi yang hampir menyerupai leasing adalah jual beli dengan cicilan.
Persamaannya terletak pada pembayaran secara berkala atau penggunaan suatu barang atas
suatu harga yang disepakati. Sedangkan perbedaannya adalah dalam hal jual beli dengan
cicilan pemilikan barang beralih pada saat dilakukannya transaksi. Sementara dalam leasing
hak pemilikan tetap pada lessor. Jual beli adalah suatu persetujuan di mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain membayar
harga sesuai yang telah dijanjikan. Sebagai jaminan atas barang yang dijual dalam metode
jual beli dengan cicilan, terutama kelangsungan pembayaran cicilan secara teratur selama
periode yang disepakati kedua pihak, maka antara penjual dengan pembeli mengadakan
ikatan secara notarial penyerahan hak milik.

d.Fleksibilitas dalam Leasing

Sewa guna usaha merupakan metode pembiayaan yang fleksibel dalam memenuhi berbagai
kebutuhan pihak lessee. Fleksibilitas leasing sebagai sumber pembiayaan antara lain dapat
dijelaskan sebagai berikut:

a.       Step Lease

yaitu suatu kontrak leasing yang memungkinkan pihak lessee melakukan pembayaran
baik dalam rangka untuk meningkatkan (step-up lease) maupun untuk mengurangi atau
menurunkan (step-down lease) jangka waktu leasing, guna mengatasi keterbatasan arus
kas lessee.

b.      Skipped Payment Lease

yaitu suatu perjanjian atau kontrak leasing yang menghendaki pihak lessee untuk
melakukan pembayaran selama pada periode atau bulan-bulan tertentu setiap tahunnya.
Skipped payment lease distruktur untuk memenuhi kebutuhan musiman atau untuk
mengatasi masalah arus kas yang sedang dihadapi oleh lessee.

c.       Swap Lease

Swap lease memungkinkan lessee untuk melakukan penukaran atas barang yang di-
lease apabila barang tersebut mengalami kerusakan dan atau memerlukan perbaikan dan
penggantian komponen tertentu. Penukaran dengan barang lain yang sejenis selama
barang tersebut diservis untuk menghindari penambahan biaya pemeliharaan dan
penundaan.

d.      Upgrade Lease

Leasing dengan cara ini memberikan pilihan yang lebih fleksibel bagi lessee yang
memungkinkan meminta tambahan barang leasing guna meningkatkan kapasitas atau
efisiensi. Upgrade lease dapat pula dilakukan dengan menukar barang atau peralatan
yang di-lease dengan peralatan yang sejenis tetapi lebih canggih akibat terjadinya
perkembangan teknologi.

e.       Master Lease

Master lease merupakan suatu cara leasing di mana lessor memberikan lease line credit
yang memungkinkan lessee untuk menambah barang atau peralatan untuk di-lease
(sampai maksimum jumlah clan periode tertentu), dengan persyaratan yang sama seperti
kontrak sebelumnya, tanpa perlu dilakukan negosiasi dan perjanjian kontrak leasing
baru.

f.        Short-term or Experimental Lease

Kadang-kadang perjanjian atau kontrak leasing dilakukan dengan jangka waktu yang
relatif pendek atau diberikan masa percobaan penggunaan barang yang di lease. Selama
jangka waktu percobaan tersebut lessee akan memutuskan apakah barang yang
bersangkutan akan di-lease sampai jangka waktu yang diinginkan dan yang lebih
penting apakah barang tersebut memberikan dan meningkatkan keuntungan lessee. Hal
tersebut akan menghilangkan risiko spekulasi bagi lessee dalam usaha memperoleh
suatu barang.

 8.Kelebihan Leasing Sebagai Sumber Pembiayaan

a.Pembiayaan Penuh

Transaksi leasing sering dilakukan tanpa perlu uang muka dan pembiayaannya dapat
diberikan sampai 100% (full pay out). Hal ini akan membantu cash flow terutama bagi
perusahaan (lessee) yang baru berdiri atau beroperasi dan perusahaan yang mulai
berkembang.

 b.Lebih Fleksibel

Dipandang dari segi perjanjiannya, leasing lebih luwes karena leasing lebih mudah
menyesuaikan keadaan keuangan lessee dibandingkan dengan perbankan. Pembayaran
angsuran secara berkala akan ditetapkan berdasarkan pendapatan yang dihasilkan lessee
sehingga pengaturan pembayaran angsuran secara berkala dapat disesuaikan dengan
pendapatan yang dihasilkan objek yang dilease.

 c.Sumber Pembiayaan Alternatif

Leasing merupakan sumber pembiayaan lain bagi perusahaan tanpa mengganggu fasilitas
kredit (credit line) yang telah dimiliki. Dari segi jaminan leasing tidak terlalu menuntut
adanya jaminan tambahan yang lebih banyak dibandingkan apabila lessee memperoleh
pinjaman dari pihak lainnya. Karena hak kepemilikan sah atas objek lease serta pengaturan
pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan oleh objek lease sehingga
merupakan jaminan bagi leasing itu sendiri. Dengan demikian harta yang telah dijaminkan
untuk kredit tetap dapat menjamin kredit yang sudah ada. 

d.Arus Dana

Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam perencanaan arus dana
karena pengaturan ini akan mempunyai dampak yang berarti terhadap pendapatan lessee. Di
samping itu, persyaratan pembayaran di muka yang relatif lebih kecil akan sangat
berpengaruh pada arus dana terlebih apabila ada pertimbangan kelambatan menghasilkan laba
dalam investasi.

 9.Pembayaran Angsuran Sewa guna usaha (Lease Payment)

Pengaruh finasial yang timbul dari transaksi leasing adalah berapa besarnya uang sewa atau
angsuran yang harus dibayar kepada lessor sampai akhir periode kontrak. Besarnya angsuran
sewa atau lease payment yang dibayarkan lessee merupakan penjumlahan dari bunga dan
cicilan pokok atau dengan kata lain angsuran leasing terdiri dari unsur bunga dan pokok.

Besarnya lease payment setiap periode ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a.       Nilai Barang Modal. Nilai barang modal pada prinsipnya merupakan penjumlahan
harga barang modal dengan nilai sisanya pada akhir periode kontrak. Nilai tersebut
merupakan pula nilai kontrak leasing.

b.      Simpanan Jaminan. Simpanan jaminan atau security deposit dalam transaksi jual beli
biasa fungsinya barangkali dapat dikatakan sebagai uang jaminan atau uang muka lessee
atas suatu kontrak leasing. Besarnya simpanan jaminan ini tergantung pada kesepakatan
antara lessor dengan lessee. Namun umumnya, simpanan jaminan tersebut besarnya
berkisar l0%-20% dari harga barang. Hal tersebut berarti pembiayaan bersih lessor
berkisar antara 80%-90%. Dalam hubungannya dengan pembayaran sewa, semakin besar
simpanan jaminan, semakin kecil pembayaran sewanya.
c.       Nilai Sisa. Nilai sisa atau residual value adalah perkiraan wajar atas nilai suatu barang
modal yang di-lease pada akhir masa kontrak. Pada akhir kontrak ini sering nilai sisa terse
but jumlahnya relatif lebih besar terutama apabila umur ekonomis barang modal yang di-
lease-kan tersebut melebihi jangka waktu kontrak. Metode apa pun yang dipilih atau
digunakan dalam menentukan pembayaran uang sewa guna usaha, nilai sisa barang modal
yang diperkirakan di akhir kontrak merupakan hal yang penting dipertimbangkan untuk
menetapkan harga dari setiap jenis sewa guna usaha. Nilai sisa dan pembayaran sewa
merupakan sumber utama pemasukan bagi lessor. Semakin tinggi perkiraan nilai sisa,
semakin kecil pembayaran sewa yang dikenakan lessor. Misalnya, apabila lessor
memperkirakan akan menjual barang modal pada akhir jangka waktu kontrak leasing
sebesar 10% dari total harga, berarti lessor hanya membutuhkan 90% dari harga barang
tersebut melalui pembayaran sewa.

d.      Jangka Waktu..

Jangka waktu yang umum dilakukan di Indonesia berkisar antara 2 sampai 5 tahun.
Semakin lama jangka waktu lease ini semakin rendah pula pembayaran sewa. Pada akhir
jangka waktu leasing, lessor memberikan kesempatan pada lessee untuk memilih salah
satu dari 3 alternatif berikut:

1)      Mengembalikan barang modal tanpa timbul kewajiban, kecuali mungkin biaya
pembongkaran (deinstallation) dan biaya transportasi bila ada.

2)      Membeli barang modal dengan harga yang ditetapkan berdasarkan tafsiran
harga pasar pada akhir kontrak (fair market value purchase option) atau membeli
barang tersebut berdasarkan perjanjian yang disetujui pada awal, kontrak (fixed
purchase option).

3)      Memperpanjang jangka waktu leasing dengan harga yang ditentukan kembali.

e.       Tingkat Bunga. Tingkat bunga yang umum digunakan dalam perhitungan pembayaran
leasing adalah tingkat bunga efektif yang ditetapkan oleh lessor yang dihitung
berdasarkan besarnya biaya dana ditambah dengan tingkat keuntungan yang diinginkan
lessor. Tingkat keuntungan ini sering juga disebut spread. Biaya dana lessor dihitung
berdasarkan tingkat bunga (prime rate) yang diberikan bank. Spread sesungguhnya
bukanlah merupakan total keuntungan lessor karena dalam spread sebenarnya termasuk
pula antara lain unsur biaya overhead.

Anda mungkin juga menyukai