Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS
“KONSEP KEPERAWATAN RUMAH”

KELOMPOK 13 :
Annisa Febi Ramadhani 1611312012
Fuji Rahmalina 1611311008
Risada Septriella 1611313011

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas taufik dan hidayah-Nya
bahwa makalah “Konsep Keperawatan Rumah” telah dapat kami selesaikan dengan
baik. Makalah ini kami susun berdasarkan bahan dan buku referensi yang kami
gunakan. Dalam rangka meningkatkan proses belajar mandiri, kami mahasiswa
dituntut untuk selalu kreatif dalam belajar dan mengembangkan potensi diri.

Makalah ini merupakan bagian dari perangkat pembelajaran mata kuliah


Keperawatan Komunitas II Fakultas Keperawatan Universitas Andalas dan sekaligus
sebagai tugas kuliah dari kelompok 13. Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan mahasiswa mengenai bentuk dan makna kata.

Kami menyadari bahwa walaupun telah bekerja keras untuk menyusun


makalah ini namun tidak akan mungkin menjadi lebih baik tanpa masukan pihak lain.
Untuk itu kami mengharapkan kepada semua pihak agar memberikan masukan demi
perbaikan makalah ini.

Untuk itu kepada segala pihak yang telah membantu kami tidak lupa
mengahanturkan banyak terimakasih atas segala dukungan yang telah diberikan.

Padang, 22 Februari 2019

Tim penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3
2.1 Defenisi Homecare..................................................................................................3
2.2 Cara Mendirikan Homecare....................................................................................3
2.3 Izin Homecare.........................................................................................................7
2.4 Pelaksanaan Pelaporan Homecare...........................................................................11
BAB III PENUTUP...........................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini
disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat
sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi
dengan cepat diketahui oleh masyarakat. Perkembangan era globalisasi yang
menyebabkan keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan
keperawatan di negara yang telah berkembang, sosial ekonomi masyarakat semakin
meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas
tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan
kesehatan yang murah dan terjangkau. Sehingga memerlukan perawatan lebih lama di
rumah sakit.
Lama perawatan di rumah sakit telah menurun secara dramatis dalam era
peningkatan biaya keperawatan kesehatan, potongan anggaran yang besar, managed
care, perkembangan teknologi yang cepat, dan pemberian pelayanan yang maju,
karena penyebab langsung, atau efek langsung dari variabel ini, industri perawatan di
rumah menjadi alat untuk menurunkan biaya dan lama perawatan. Akibatnya, industri
perawatan di rumah berkembang menjadi masalah yang kompleks dan harus diatasi
dengan  perhatian yang besar bila salah satu tujuannya adalah memberi hasil yang
terbaik bagi setiap individu.
Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu
dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi
pelayanan, yang diorganisir untuk memberi pelayanani rumah melalui staf atau
pengaturan berdasarkan perjanjian kerja atau kontrak (Warola, 1980 Dalam
Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan Di Rumah Yang Disusun Oleh
PPNI dan DEPKES).
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu
dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu
standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola
keperawatan kesehatan di rumah memerlukan izin operasional. Berbagai faktor yang
mendorong perkembangan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah antara lain:
Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK bidang kesehatan, tersedianya SDM
kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di rumah.
Berdasarkan data di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan
keperawatan telah memiliki banyak kemajuan. Kebutuhan akan layanan keperawatan
yang lebih fleksibel tanpa harus menjadi peserta perawatan intensif di rumah sakit
juga menjadi salah satu perhatian dalam dunia keperawatan. Kebutuhan masyarakat
akan layanan tersebut dapat terfasilitasi dengan danya layanan home care yang baik
dan professional dari perawat sebagai pelaku utama dalam layanan kesehatan ini.

B.     Rumusan Masalah
1. Apa definisi home care?
2. Bagaimana susunan home care ?
3. Cara mendirikan home care ?
4. Izin dalam mendirikan home care ?
C.    Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Berdasarkan latar belakang masalah, makalah ini bertujuaun untuk mengetahui lebih lanjut
apa itu home care.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus yang terdapat dalam makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui definisi home care
b. Mengenal susunan home care
c. Cara mendirikan home care
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Home Care
Departemen kesehatan RI (2002), mengatakan bahwa homecare adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
emningkatkan, mempertahakan atau memaksimalkan tingkat kemandirian akibat dari
penyakit.
Homecare merupakan layanan kesehatan yang dilakukan oleh profesonal di
tempat tinggal pasien atau bisa dirumah pasien dengan tujuan membantu memenuhi
kebtuhan pasien dalam mengatasi masalah kesehatan profesioanal dengan melibatkan
anggota keluarga sebagai pednukung di dalam proses perawatan dan penyembuhan
pasien sehingga keluarg abisa mandiri dalam mengatasi masalah kesehatannya.
(Parellangi, 2015)
2.2 Cara Mendirikan Homecare

A. Kelembagaan Homecare
Secara kelembagaan, home care melekat dengan rawat inap sebagai salah satu
bentuk layanan medis yakni rawat inap yang memiliki hirarki baku. Dalam
institusi layanan kesehatan (dalam hal ini milik pemerintuah semua sistem ada
aturannya, dan sudah tentu kompetensi medis diserahkan kepada dokter.
Selanjutnya dokter dapat mendelegasikan tindakan meddis kepada paramedic
berdasarkan indikasi dan protap (prosedur tetep). Ini dimaksudkanuntuk
melindungi pasien dan petugas, sehingga jika terjadi sesuatu berkenaan
dengan tindakan medis, dapat dipertanggungjawabkan sesuai undang-undang
dan kompetensi. Kecuali jika Home care tidak ada tindakan medis, maka
perawatan bersifat follow up, bisa jadi tidak diperlukan penanggung jawab
dokter.
Adanya kelembagaan Home care mengacu pada UU No.12 Tahun 1992 dan
UU No. 29 tahun 2004, kompetensi tindakan medis (praktek, homecare,
klinik, balai pengobatan, RS dan lain-lain) adalah seorang dokter Ketentuan
Konsil Kedokteran Indonesia. Artinya penanggung jawaban seorang dokter
atau dokter gigi (dalam hal perawatan kesehatan gigi dan mulut)
Health home care dilakukan oleh tiga kelompok lembaga berweang, yaitu :
Lembaga kesehatan di rumah bersertifikat (certified home health agency/
CHHA) : program perawatan kesehatan di rumah jangka panjang (the long
term health cae program (LTHHCP) : dan lembaga berlisensi. Rinciannya
adalah sebagai berikut :
1) Lembaga kesehatan di rumah bersetifikat (CHHA)
Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan bagi individu yang
mengalami penyakit akut untuk menerima perawatan terampil yang
dibutuhkan di rumah mereka sendiri. CHHA memenuhi kebutuhan
indivisu dengan member berbagai jenis pelayanan, termasuk pelayanan
keperawatan terampil, terapi wicara, terapi fisik dan terapi okupasi,
pelayanan social medis, asisten perawatan kesehatan di rumah (HHA(,
konseling nutrisi, transpostasi, peralatan, dan terapi pernapasan.
Program untuk anak dan ibu dan program AIDS, terdapat juga pelayanan
berteknologi tinggi seperti terapi intravena, kemoterapi di rumah, dan
penatalaksanaan nyeri. CHHA dikenal sebagai program jangka pendek
karena pelayanan yang diberikan biasanya singkat.
2) Program perawatan kesehatan di rumah jangka panjang (LTHHCP)
Program perawatan kesehatan di rumah jangka panjang dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan individu yang menderita penyakit krons di rumah.
Merupakan program yang memberikan pelayanan social dan kesehatan
kepada masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatan di rumah
dalam waktu yang lama. Biaya pelayanan kesehatan pasien tidak boleh
lebih dari 75% biaya rata-rata perawatan institusional jangka panjang di
wilayah jangka panjang di wilayah setempat. Pelayanan keperawatan yang
diberikan meli[uti tepai fisik, okupasi, dan wicara, pelayanan social medis,
dukungan nutrisi serta pelayanan perwatan personal.
B. Struktur organisasi home care
Adapun susunan dari organisasi home care ini adalah
1. Penanggung jawab
a. Bertanggung jawab atas segala bentuk pelayanan home care
b. Menerima konsultasi dari pelaksanaan home care
c. Mengetahui segala bentuk perawatan bagi klien
2. Ketua umum
a. Mengkoordinasikan tim pelayanan
b. Mengelola segala bentuk pelayanan yang diberikan
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap
kinerja pelyanan
d. Membaut laporan kegiatan pelayanan
3. Ketua pelayanan
a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan perawatan
b. Menjalin komunikasi antar ketua pelaksanaan home care
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan pelayanan
home care
4. Ketua pelaksana 1, 2 dan 3
a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan perawatan dengan
timnya
b. Mengatur proses pelayanan home care
c. Menjalin kerjasama antar tim
d. Menyusun laporan kegiatan pelayanan keperawatan di rumah
5. Pelaksana pelayanan 1
a. Melaksanakan pengkajian dan menentukan diagnose keperawatan
b. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnose keperawatan
c. Melaksanakan intervensi/tindakan keperawatan sesuai rencana yang
ditentukan
d. Mengevaluasi kegiatan/tindakan yang diberikan dengan berpedoman
pada renpra
e. Membaut dokumntasi tertulis pada rekam keperawatan setiap selesai
melaksanakan tugas
f. Memberikan pendidikan kesehatan
g. Melakukan usaha promotif, preventif dan edukasi
6. Pelaksana pelayanan 2
a. Memberikan terapi pada klien
b. Memantau perkembangan dan kemampuan klien
c. Membrikan pengetahuan keluarga dank lien tentang gizi yang tepet
bagi klien
7. Pelaksana pelayanan 3
a. Memberikan terapi medis yang sesuai
b. Menerima konsulan dari tim perawat
c. Mendiagnosa kemajuan klien
C. Rencana kegiatan pelayanan home care (Ferry Efendi - Makhfudli, 2009)
Rencana kegiatan meliputi beberapa fase, sebagai berikut:
1. Fase persiapan :
Pada fase pertama ini, perawat mendapatkan data tentang keluarga yang
akan dikunjungi dari puskesmas atau ibu kader. Perawat perlu membuat
laporan pendahuluan untuk kunjungan yang akan dilakukan. Kontrak
waktu kunjungan perlu dilakukan pada fase ini.
2. Fase inisiasi (perkenalan)
Fase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan. Selama fase ini,
perawat dan keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaiamana
keluarga menanggapi suatu masalah kesehatan
3. Fase implementasi
Pada fase ini perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang dimiliki oleh klien dan keluarga.
Lakukan intervensi sesuai rencana. Eksplorasi nilai-nilai keluarga dan
persepsi keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan
sesuai tingkat pendidikan klien dan keluarga serta sediakan pula informasi
terlutis.
4. Fase terminasi
Fase ini perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada
pencapaian tujuan yang diucapkan bersama keluarga. Menyusun rencana
tindak lanjut terhadap masalah kesehatan yang sejarang ditangani dan
masalah kesehatan yang mungkin di alami oleh keluarga sangat penting
dilakukan fase terminasi
5. Fase pasca kunjungan
Sebagai fase terakhir hendaknya perawat membaut dokumentasi lengkap
tentang hasil kunjungan untuk disimpan di pelayanan kesehatan,
dokumentasi tersebut harus memebuhi aspek lengkap (komplit), jelas
(clear), dan dapat dibaca (legible). Adapun cara untuk melakukan
kunjungan yaitu :
- Angket
- Pertelepon
- Lewat email
- Kunjungan
D. Penjadwalan kunjungan
Penjadwalan kunjungan kegiatan ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama
dengan klien. Jadwal pelaksanaan kegaitan ini biasanya lebih sering dilakukan
pada saat pertama kemudian secara bertahap akan berkurang seiring dengan
kemajuan klien. Akan tetapi pemantau perkembangan klien tidak dibiarkan
begitu saja melainkan melalui via telepon dan kunjungan bulanan saja.
2.3 Izin Home Care
a. Aspek legal dan etik home care
1) Dasar hukum dalam home care
Dasar hokum dari praktik home care adalah praktik pelayanan mandiri
perawat yang diatur dalam beberapa undang-undang. Diantaranya yaitu:
a) UU Kes. No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
b) PP. No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan
daerah
c) UU. No. 32 tahun 2004 tetang pemerintahan daerah
d) UU. No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
e) Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik
perawat
f) Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
g) Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan
perkesmas
h) SK Menpan No. 94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang jabatan
fungsional perawat
i) PP. No. 32 tahun 1996 tentang pelayanan medic swasta
j) Permenkes RI No. HK 02.02/MENKES/148/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik perawat
2) Ruang lingkup dalam homecare
Menurut PPNI (2009) ruang lingkup dalam pelayanan home care adalah:
a) Memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dan holistic
(bio, psiko, sosio, spiritual, cultural)
b) Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang diberikan kepada
klien
c) Melakukan koordinasi dengan tim yang lain jika praktik dilakukan
secara berkelompok
d) Sebagai pembela (advokat klien)
e) Menentukan frekuensi atau lamanya pelayanan keperawatan pada klien
f) Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya
g) Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarganya
3) Prinsip Pelayanan Home Care
Menurut PPNI (2009) prinsip pelayanan home care adalah:
a. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat
b. Pelaksanaan home care terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter,
bidan, perawat, ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi lain).
c. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam
praktik
d. Mengumpulkan data secara akurat, sistematis, dan komperhensif
e. Menggunakan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan dalam
menetakan diagnosa
f. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada kebutuhan
dasar pasien
g. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari preventif, kuratif,
promotif, dan rehabilitatif
h. Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi
keperawatan, medik, dan lainnya
i. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui
manajemen khusus
j. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim
k. Mengembangkan kemampuan profesional
l. Berpartisipasi dalam kegiatan riset untuk pengembangan home care
m. Menggunakan kode etik profesi dalam pelaksanaan pelayanan home
care.
b. Kode etik profesi perawat
Kode etik perawat menurut PPNI:
Perawat dan Klien
a. Perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan
menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak
terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit,
umur, jenis, kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta
kedudukan social.
b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menhormati nilai-nilai bidaya,
adat-istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien
c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan
d. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan
oleh berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Perawat dan Praktik
a. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang
keperawatan melalui belajar terus menerus
b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang
tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan
serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan kilen
c. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang
akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang
bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan
delegasi kepada orang lain.
d. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukan perilaku profesional

Perawat dan masyarakat

a. Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk


memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan dan kesehatan masyarakat

Perawat dan teman sejawat

a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat


maupun dengan tenaga kesehatan lainnya dan di dalam memelihara
keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh
b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis,
dan illegal.

Perawat dan profesi

a. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar


pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam
kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan
b. Perawat berperan aktif dalam kegiatan pengembangan profesi
keperawatan
c. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun
dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi.

2.4 Pelaksanaan pelaporan home care

Pelaksanaan homecare

A. Pendampingan dan Perawatan Sosial


Pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia adalah suatu proses interaksi
dalam bentuk ikatan sosial antara pendamping dengan lanjut usia dalam upaya
memberikan kemudahan kepada lanjut usia untuk mengidentifikasi kebutuhan dan
memecahkan permasalahan yang dihadapinya melalui pencegahan, pemulihan dan
pengembangan meliputi aspek fisik, sosial, mental emosional, intelektual, vokasional
dan spiritual
B. Tahapan Pendampingan Pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah
dilakukan dengan tahap kegiatan sebagai berikut :
1. Penjajagan Kegiatan untuk memperoleh data dan informasi mengenai
lanjut usia dan peluang-peluang keterlibatan pihak-pihak yang terkait guna
memperoleh dukungan kerjasama dalam pelaksanaan program
Pendampingan dan Perawatan sosial Lanjut Usia di Rumah.
2. Seleksi Pendamping Kegiatan untuk menyeleksi calon pendamping
yang akan melaksanakan progam pendampingan dan perawatan sosial
lanjut usia di rumah. Kegiatan ini dilakukan melalui wawancara dan
pengisian formulir (terlampir). Pendamping yang terpilih perlu membuat
perjanjian yang disepakati antara lembaga dan pendamping.
3. Sosialisasi dan Pemantapan Pendamping Kegiatan pengenalan program
pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di rumah kepada pendamping
yang melibatkan pihak-pihak terkait sebagai rujukan termasuk dinas kesehatan,
dinas sosial, Kementerian Agama, pemerintah setempat, pekerja sosial,
psikolog dan lain-lain.
4. Pelaksanaan Program Program Kegiatan Pendampingan dan Perawatan
sosial lanjut Usia di rumah, dilaksanakan melalui tahapantahapan kegiatan;
1) Pengolahan data lanjut usia;
2) Pemilihan dan penetapan lanjut usia sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan;
3) Penetapan lanjut usia sebagai penerima program pendampingan;
4) Kontrak pelayanan antara lanjut usia dan keluarganya dengan
pendamping;
5) Identifikasi kebutuhan lanjut usia oleh pendamping;
6) Pelaksanaan pendamping dan perawatan sosial lanjut usia.
5. Monitoring Program Kegiatan pemantauan pelaksanaan program
pendampingan dan perawatan sosial lanjut usia di lapangan yang dilaksanakan
oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial sebagai penyelenggara program.
Monitoring dilakukan untuk mengetahui hambatan, dukungan dan alternatif
pemecahan masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan pelayanan.
6. Pelaporan Kegiatan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan program
pendampingan dan perawatan lanjut usia oleh pendamping secara berkala.
C. Prinsip Pendampingan Prinsip Pendampingan dan Perawatan Sosial Lanjut Usia

1. Hak azasi dan Kehormatan Semua lanjut usia mempunyai hak azasi dan
kehormatan yang sama.
2. Individualisasi Setiap lanjut usia mempunyai keunikan tersendiri, pemberian
pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
3. Kemandirian Lanjut usia perlu dimotivasi agar dapat lebih mandiri dalam
berbagai bidang.
4. Hak menentukan diri sendiri Lanjut usia berhak menentukan pilihan dalam
pengambilan keputusan dalam menjalankan kehidupannya.
5. Keluarga sebagai sumber pemecahan masalah. Lingkungan keluarga berperan
sebagai sumber pemecahan masalah yang dihadapi lanjut usia.
6. Aksesibilitas Lanjut usia dapat memperoleh kemudahan dalam menggunakan
berbagai fasilitas dan pelayanan.
7. Partisipasi Lanjut usia Memberikan kesempatan pada lanjut usia untuk terlibat
dalam berbagai kegiatan
8. Penggunaan bahasa lanjut usia Pendamping harus mampu memahami bahasa
lanjut usia.
9. Produktivitas Memberikan kesempatan bagi lanjut usia untuk produktif sesuai
dengan kondisinya.
10. Perawatan diri sendiri dan keluarga Menyertakan lanjut usia dan keluarga
dalam upaya pemeliharaan kesehatan lanjut usia.
11. Pelibatan masyarakat Setiap pendampingan lanjut usia di lingkungan keluarga
diperlukan pelibatan masyarakat kehidupannya.

D. Kriteria Pendamping Untuk dapat menjadi pendamping dalam program Home Care
maka terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi diantaranya :

1. Sehat Jasmani dan Rohani dan berjiwa relawan sosial


2. Pendidikan Minimal SMU
3. Usia antara 25 s/d 55 tahun
4. Mempunyai pengalaman dalam memberikan pelayanan kepada Lanjut Usia
5. Memiliki komitmen, tanggung jawab sosial, motivasi dan disiplin yang tinggi
dalam melaksanakan tugasnya
6. Berdomisili di wilayah setempat
7. Mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap lanjut usia
8. Bersedia dan sanggup mengikuti pelatihan/pemantapan pendampingan.

E. Fungsi dan Peran Pendamping

1. Fungsi pendamping adalah:


a. Fungsi pencegahan, yaitu melakukan berbagai kegiatan untuk mencegah
agar lanjut usia tidak mengalami kesulitan atau masalah.
b. Fungsi pemulihan, yaitu melakukan berbagai kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan, mengatasi kesulitan, dan memecahkan masalah yang dialami
lanjut usia.
c. Fungsi pengembangan, yaitu melakukan berbagai kegiatan untuk menjaga
dan atau meningkatkan kemampuan lanjut usia dalam melakukan berbagai
aktivitas sehari-hari atau menyalurkan hobi dan bakat.
2. Peran pendamping dapat dikelompokkan:
a. Pelayanan terhadap lanjut usia :
 Memandirikan sesuai dengan kemampuan lanjut usia itu sendiri;
 Melaksanakan prinsip – prinsip pendampingan lanjut usia;
 Melakukan komunikasi (berbicara/mendengar dan mengetahui bahasa
tubuh);
 Memperhatikan kesehatan, kebersihan, keamanan dan kenyamanan
lanjut usia;
 Melatih pergerakan tubuh / olah raga;
 Memperhatikan kondisi lanjut usia di tempat tidur (lama dan jadwal
tidur).
Dalam menunjang fungsi dan peran petugas pendamping tersebut harus
dilengkapi dengan perangkat/instrumen kegiatan, antara lain:
 Jadwal kunjungan pendampingan;
 Formulir pendataan lanjut usia; 32 | Pedoman Pendampingan &
Perawatan Home Care
 Formulir Seleksi sasaran rawatan;
 Formulir laporan pendampingan ;
 Formulir rujukan.
b. Kerjasama dengan keluarga Menjalin hubungan kerja (komunikasi) dengan
keluarga adalah hal yang paling penting dalam hal ini keluarga turut
dilibatkan dan diberikan kesadaran dalam pelaksanaan pendampingan
terutama dalam hal petugas pendamping berhalangan.
c. Pelaporan tugas pendampingan
Pelaporan tugas pendampingan kepada lembaga yang menugaskan
dilakukan dengan menggunakan:
 Formulir laporan pendampingan satu kali setiap 1 bulan.
 Formulir monitoring dan evaluasi masing-masing satu kali setiap dua
bulan dan satu tahun.
 Pertemuan koordinasi antara pendamping dan lembaga dilaksanakan
satu kali setiap 1 bulan

E. Pelaporan

Pelaporan merupakan serangkaian kegiatan penyusunan dan penyampaian


hasil kegiatan baik kegiatan monitoring maupun hasil kegiatan evaluasi. Pelaporan
digunakan sebagai bahan dokumentasi, pertanggung jawaban keuangan dan
fungsional, menjadi bahan masukan bahkan sebagai bahan kontrol bagi upaya
perbaikan dan optimalisasi kegiatan pemberian bantuan sosial. Mekanisme
penyampaian laporan :

1. LKS mengirimkan laporan pertanggung jawaban keuangan dan kegiatan kepada


Dinas Sosial Provinsi dengan tembusan Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia
dan Dinas Sosial Kabupaten/kota, lengkap dengan dilampirkan data - data dan
foto penerima manfaat dan bukti rekening penerimaan uang masuk dan
pengeluaran keuangan serta fotocopi rekening tabungan.
2. Dinas Sosial Provinsi menghimpun, menyusun laporan dan membuat rekapitulasi
untuk dilaporkan ke Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Pedoman
Pendampingan & Perawatan Home Care | 43
3. Batas waktu pelaporan bulanan diterima paling lambat pada minggu pertama
bulan berikutnya. LKS yg belum membuat laporan sampai dengan batas waktu
yang telah ditentukan menjadi catatan bagi Dinas Sosial sebagai dasar untuk
menegur LKS tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Menurut Departemen Kesehatan (2002) home care adalah pelayanan


kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu
dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.

Cara mendirikan homecare dengan kita harus tahu bagaimana kelembagaan


home care, dan struktur organisasi home care. Izin home care terdiri dari aspek legal
dan etik , ruang lingkup dalam homecare , prinsip pelayanan home care dll.

Pelaksanaan home care yaitu salah satunya Pendampingan dan perawatan


sosial adalah suatu proses interaksi dalam bentuk ikatan sosial antara pendamping
dalam upaya memberikan kemudahan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan
memecahkan permasalahan yang dihadapinya melalui pencegahan, pemulihan dan
pengembangan meliputi aspek fisik, sosial, mental emosional, intelektual, vokasional
dan spiritual.

3.2 Saran

Mahasiswa diharapkan lebih mengetahui dan memahami tentang konsep home


care dan nantiknya mengetahui kelebihan dan kelemahan dari sebuah teori yang di
gunakan untuk mengukurnya dan menggunakannya dengan baik.
Daftar Pustaka
American Medical Association. 2001. Guide To Home Caregiving New York:
John Wiley & Sons.
Effendi, Ferry Dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori
Dan Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Departemen Kesehatan Republic Indonesia. 2007. Kurikulum Dan Modul Pelatihan
Pos Kesehatan (Poskestren). Jakarta: Depkes RI
Kebijakan dan Program Pelayanan Sosial Lanjut Usia di Indonesia. 2003.
Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

Jurnal pedoman pendampingan dan perawatan social lanjut usia di rumah (home
care). 2014 diakses pada tanggal 21 februari 2019 link :
file:///D:/SEMESTER%206/METODOLOGI/jurnal%20utk%20bkin%20latar
%2 0blakang/764Home_Care_Lansia.pdf

Depkes, R.I. (2002). Pedoman Penerapan Home Care. Jakarta : Dirjen Pelayanan


Medik.

Parellangi, A. 2015. Dokumen Homecare Nursing Cahaya Husada Kaltim Aspek


Legal Dalam Praktik Keperawatan. Samarinda

Anda mungkin juga menyukai