Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Arsitekstur Lansekap


Arsitektur lanskap atau seni taman adalah ilmu yang mempelajari tentang seni,
perencanaan, perancangan, manajemen, perawatan, dan perbaikan tanah dan perancangan
konstruksi buatan-manusia skala besar. Ruang lingkup dari profesi ini termasuk desain
arsitektural, perencanaan lokasi, pengembangan estate, restorasi lingkungan, perencanaan kota,
perencanaan taman dan rekreasi, perencanaan regional, perencanaan ruang, dan perawatan
sejarah. Arsitek lanskap dianggap merupakan sebuah profesi yang setara dengan dokter dan
pengacara, karena mereka membutuhkan pengajaran khusus dan lisensi profesional, seperti yang
dibutuhkan oleh pekerja profesional lainnya.
Lanskap, sering diberi pengertian oleh ahli geografi dengan bentang alam atau
kenampakan di atas permukaan bumi termasuk komponen penyusun hasil kegiatan dan pengaruh
manusia. Pengertian ini memberikan suatu indikasi bahwa cakupan dari bentang alam terdiri atas
elemen fisik, elemen biotis dan elemen dari hasil budidaya manusia. Bentang alam ini dapat
ditetapkan berdasar batas-batas yang diinginkan. Ini berarti bahwa lanskap dapat ditetapkan
dalam dimensi skala makro, meso dan dapat pula dalam dimensi mikro. Oleh karena itu sangat
luasnya pengertian lanskap, maka penulis, termasuk Zonneveld dan Foreman (1990), lanskap
diberikan pengertian, termasuk hal-hal sebagai berikut :
1. Lanskap selalu terdiri atas hasil dari proses alam dan buatan manusia dalam jangka waktu
tertentu, saat ini dan pada waktu yang lalu.
2. Lanskap selalu berubah dari waktu ke waktu. Tetapi perubahannya tidak dalam tingkat
yang sama. Perubahan ada yang secara gradual tetapi ada perubahan yang tiba-tiba
karena suatu bencana alam. Apabila terjadi perubahan yang mendadak pasti akan terjadi
proses pemulihan yang terjadi secara perlahan hingga mencapai keseimbangan baru.
Keseimbangan ini dapat ditandai dari parameter fisik, kimia dan biologik. Meskipun
dinamika lanskap ini terjadi kadang-kadang tidak terduga, tetapi dalam waktu tertentu
dapat diprediksi seperti proses suksesi atau proses degradasi.
3. Lanskap merupakan sistem terbuka. Sistem ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal. Lanskap dapat dipahami dengan memperhatikan daur materi, aliran energi dan
organisma.
4. Lanskap sangat beraneka ragam (heterogeneous) dalam susunan horizontal dan vertikal.
Dalam aspek vertikal dapat diketemukan pada lapisan yang ada di atmosfer, tegakan
hutan dan lapisan tanah. Sementara susunan horizontal dapat diketemukan batas-batas
land from (bentuk lahan), land unit (unit lahan) dan land use (penggunaan lahan).
Dalam skala makro, lanskap dapat ditetapkan mulai dari puncak gunung hingga batas
cakrawala di mana perairan laut sebagai batas, atau daratan dengan batas garis pantai. Lanskap
yang demikian ini adalah lanskap dalam perspektif geomorfologi. Tetapi lanskap dapat pula,
ditetapkan dalam skala meso yaitu suatu kota atau pedesaan. Sementara dalam skala mikro,
bentang alam dapat ditetapkan dalam batas seuatu kawasan. Apabila diperhatikan, pada
hakekatnya bentang alam dalam skala makro merupakan permukaan bumi. Secara fisik,
permukaan bumi ini terdiri atas darat, udara dan laut. Ketiga komponen tersebut disebut
fisiografi. Jadi fisiografi adalah permukaan bumi yang terdiri atas darat, udara dan laut (Lobeck,
1939). Ketiga komponen permukaan bumi ini, dipelajari dalam ilmu yang berbeda. Komponen
daratan dipelajari dalam ilmu geomorfologi, udara dipelajari dalam ilmu meteorologi, dan
komponen laut dipelajari dalam ilmu oseanologi.1

B. Sejarah perkembangan Arsitekstur Lansekap


Pada periode sebelum tahun 1800, sejarah arsitektur lanskap sebagian besar berupa
perencanaan dan penerapan desain kebun untuk rumah keluarga ningrat, istana, properti
kerajaan, bangunan ibadah dan religi, pusat pemerintahan. Contoh pekerjaan arsitektur lanskap
besar dalam sejarah adalah karya André Le Nôtre di Vaux-le-Vicomte dan karya di Palace of
Versailles untuk raja Louis XIV. Orang pertama yang menuliskan pembuatan lanskap di atas
kertas adalah Joseph Addison pada tahun 1712. Istilah landscape architecture ditemukan oleh
Gilbert Laing Meason pada tahun 1828 dan mulai digunakan sebagai sebuah istilah dalam bidang
pekerjaan oleh Frederick Law Olmsted pada tahun 1858 di Amerika, setelah dia bersama Calvert
Vaux menghasilkan karya Central Park, New York. Sejak itu Olmsted menyebut dirinya sebagai
Landscape Architect (sebelumnya dikenal sebagai Rural Embellisher). Contoh aplikasi ilmu dari
Arsitektur Lanskap yang mungkin sudah biasa terdengar adalah perencanaan ruang terbuka hijau
(RTH), manajemen kawasan konservasi hutan alam, konservasi kawasan mangrove, dan taman-
taman lingkungan. Arsitektur Lanskap itu menata suatu lanskap yang ukurannya tergantung
luasan yang akan dikaji. Lanskap yang dibahas dalam ilmu ini dapat berupa luasan mikro, meso

1
Rahman, Z, Proses Berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam Arsitektur Lanskap (Makalah
Diskusi Festa VI Himagron: Bogor, 1984), h. 23.
hingga makro. Contoh dari lanskap mikro adalah pekarangan rumah, lanskap meso contohnya
taman-taman lingkungan, dan lanskap makro contohnya adalah hutan kota dan taman nasional.2
Jika dikaji lebih dalam, maka aspek dari keilmuan Arsitektur Lanskap dapat menjadi ilmu
terapan yang lebih spesifik lagi, terutama dalam aspek cakupan kawasannya. Contoh
pengembangan dari ilmu Arsitektur Lanskap:
 Streetscape, yaitu lanskap/pemandangan di sepanjang koridor jalan, jalan yang alami
dengan jalur hijaunya, contohnya adalah high way, median jalan, traffic island.
 Cityscape, yaitu lanskap di kawasan kota yang didominasi oleh area terbangun.
 Ruralscape, yaitu lanskap di daerah pedesaan di mana lanskap alami dan lanskap
pertanian merupakan pemandangan dominan.

C. Periode Perkembangan Taman


a. Periode Primitif , pola tergantung alam terutama magic menggunakan batu atau kayu
yang memiliki aspek ritual bebentuk asli atau dipahat.
b. Periode Antik-Klasik, Terjadi pada masa sebelum masehi. Taman pada periode ini
ditandai dengan pola simetris dan tertutup. Tanaman yang digunakan adalah tanaman
yang dapat dimakan atau dikonsumsi hasilnya serta untuk bahan baku obat (herbal)
dan aromaterapi (parfum). Contoh taman pada periode antik: Taman Babylonia,
Taman Mesir, Taman Persia dan Taman Periode Klasik (Taman Yunani dan Taman
Romawi).
c. Periode Medieval (abad 7-15), Belangsung sekitar abad ke 7 sampai abad ke 15.
Berhubungan erat dengan perkembangan agama Kristen (Umat Nasrani). Ciri periode
ini adalah Monastert Garden atau Cloister Garden dan memiliki seni bangunan model
Gothik. Taman pada periode ini ditandai dengan pola taman berbentuk simetrik dan
tertutup sama halnya dengan pola taman periode antik atau klasik. Tanaman yang
digunakan adalah tanaman untuk obat (herbal) untuk konsumsi dengan tanaman hias,
seperti tanaman bunga untuk ritual (upacara) dan bersifat simbolik. Contoh taman
pada periode abad pertengahan: Taman Bunga Madonna Lily merupakan Lambang
Bunda Maria.

2
Ibid, h. 36.
d. Periode Renaissance (abad 15-20), Periode ini berlangsung sekitar abad ke 15
sampai abad ke 20 masehi, terutama di benua Eropa. Periode ini merupakan
penghidupan kembali bentuk-bentuk dan aspirasi klasik. Kata Renaissance jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti Lahir Kembali. Taman pada periode
ini ditandai dengan pola taman berbentuk simetrik dan geometrik tetapi sudah agak
terbuka elemen utamanya, berupa air sebagai elemen bentuk kolam dan bentuk lain
dengan tanaman yang digunakan, yaitu berupa bentuk hutan atau kelompok tanaman.
Contoh taman pada periode Renaissance: Taman Italia, Taman Perancis dan Taman
Inggris.
e. Periode Modern (Natural/Romantic) (18-20) berawal di Inggris karena kesadaran
manusia harus menyatu dengan alam yang kemudian berkembang pesat di Amerika
dan Australia.
f. Periode Modern (>20), Dimulai pada abad 20 masehi dengan bentuk taman yaitu
mempertimbangkan unsur manusia sebagai pengguna taman dan disesuaikan dengan
lingkungan sekitarnya. Termasuk dalam kategori taman berskala manusia. Contoh
taman pada periode Modern: Taman Rumah Tinggal, Taman Kota, Taman
Lingkungan dan Taman Bermain Anak-Anak.3

Daftar Referensi
Bappeda NTB. 2013. Rencana Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Provinsi NTB. Mataram.
Rahman, Z. 1984. Proses Berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam Arsitektur
Lanskap. Makalah Diskusi Festa VI Himagron. Bogor

3
Bappeda NTB, Rencana Kawasan Strategis Pariwisata Daerah Provinsi NTB (Mataram, 2013), h. 47.

Anda mungkin juga menyukai