Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


(PAUD 4504)

DI SUSUN OLEH :
NAMA : RATIH SETIANINGRUM
NIM : 825348775

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2019.2
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(PAUD 4504)

JUDUL PENELITIAN
1. Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Kegiatan Bermain Peran
Untuk Anak Pada Kelompok Bermain Mawar Tawangmangu Karanganyar
Semester 2 Tahun Ajaran 2018/2019
2. Meningkatkan Kemampuan Sosial Emosional Dalam Kemandirian Anak Melalui
Kegiatan Makan Bersama Pada Anak Di Taman Penitipan Anak Taruna Robbani
Tawangmangu Karanganyar Semester 2 Tahun Ajaran 2018/2019
3. Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Melalui Kegiatan Menyususun
Kepingan Bentuk Geometri Di Taman Kanak-Kanak 01 Nglebak Tawangmangu
Kelompok B Tawangmangu Karanganyar Semester 2 Tahun Ajaran 2018/2019

DI SUSUN OLEH :
NAMA : RATIH SETIANINGRUM
NIM : 825348775

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA
2019.2
LAPORAN
PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN
PENDIIDKAN ANAK USIA DINI (PAUD 4504)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI


KEGIATAN BERMAIN PERAN UNTUK ANAK PADA KELOMPOK
BERMAIN MAWAR TAWANGMANGU KARANGANYAR
SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2018/2019

OLEH :
NAMA : RATIH SETIANINGRUM
NIM : 825348775

UNIVERSITAS TERBUKA
SURAKARTA
TAHUN 2019.2
LEMBAR PENGESAHAN

LAMPORAN PENELITIAN
ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD 4504)

FOKUS PENELITIAN :

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI


KEGIATAN BERMAIN PERAN UNTUK ANAK PADA KELOMPOK
BERMAIN MAWAR TAWANGMANGU KARANGANYAR
SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2018/2019

Telah disetujui oleh Karanganyar, 11 Mei 2019


Kepala KB Mawar Mahasiswa

Dra. TRISUSWANTINAH RATIH SETIANINGRUM


NIM. 825348775

Disahkan oleh
Tutor Pembimbing

KARTINI, S.Pd, M.Pd

ii
KELOMPOK BERMAIN
MAWAR
Alamat : Tawangmangu, Karanganyar

LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Dra. Trisuswantinah
NIP :-
Jabatan : Kepala KB Mawar Tawangmangu Karanganyar

Memberi ijin dan persetujuan pada :


Nama : Ratih Setianingrum
NIP : 825348775
Program Studi : S1 PG PAUD Universitas Terbuka
Untuk melakukan Observasi di Kelompok Bermain Mawar Tawangmangu
Karanganyar. Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Analisis Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini.
Obsevasi dilaksanakan pada hari Senin, 8 April 2019. Demikian surat
persetujuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Karanganyar, 8 April 2019


Kepala KB Mawar
Tawangmangu

Dra. TRISUSWANTINAH

iii
MOTTO

 Selalu Bersikap Rendah Hati Dalam Segala Hal


 Rajin Berlatih Dalam Segala Sesuatu
 Menjadi Hal Yang Berguna Untuk Siapapun Dan Dimana Pun
 Kerjakan apa yang ingin kamu kerjakan sekarang jangan tunda besuk – besuk

iv
ABSTRAK

RATIH SETIANINGRUM, 825348775. Meningkatkan kemampuan bahasa


anak melalui kegiatan bermain peran untuk anak pada Kelompok Bermain Mawar
Tawangmangu Karanganyar Semester 2 tahun ajaran 2018/2019.
Di Kelompok Bermain Mawar pada tanggal 8 April 2019 Penelitian Subyek
penelitian adalah anak – anak kemompok bermain dengan jumlah 19 anak dan 1
pendidik. Teknik mengumpulkan data dengan menggunakan observasi, wawancara
dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan tabulasi data dan
analisis kritis.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas di simpulkan bahwa
Kelompok Bermain Mawar, Tawangnmangu, Karanganyar mempunyai program
pengembangan bahasa sejak dini yang meletakkan dasar yang kuat bagi anak untuk
mengembangkan kemampuan bahasa dan perkembangan selanjutnya.
Mengembangkan kemampuan bahasa Anak Melalui Kegiatan Bermain Peran
Pada Kelompok Bermain Mawar Tawangmangu, Karanganyar.
dilakukan dengan kegiatan bermain peran anak belajar berbagai kosakata bahasa dan
belajar mempraktekkan kegiatan yang ada dalam kehidupan yang sebenarnnya.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karrena
hanya limpahan kadi dan berkay-Nyalah peneliti yang menyelesaikan tugas analisis
kegiatan anak usia dini pada Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui
Kegiatan Bermain Peran Untuk Anak Pada Kelompok Bermain Mawar
Tawangmangu Karanganyar Semester 2 Tahun Ajaran 2018/2019
Namun tidak dipungkiri juga bahwa peran dan kerjasama dari berbagai pihak
yang dengan tulus ikhlas membantu pelaksanaan laporan analisis kegiatan Anak Usia
Dini.
Laporan ini dibuat untuk dapat memenuhi satu tugas dalam mata kuliah
Analisis Kegiatan Pengembangan AUD (PG PAUD 4504)
Program S1 PAUD ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari
semua pihak maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Universitas Terbuka yang telah memberi fasilitas yang memadai berupa materi
dan tutor.
2. Ir. Muhammad Kholis, M.Si., selaku kepala UBPJJ UT Surakarta.
3. Titiek Budi Lestari, SE, S.Pd.AUD. selaku Tutor S1 PAUD yang membimbing
dalam penelitian.
4. Dra.Trisuswantinah selaku Kepala Kelompok Bermain Mawar Tawangmangu,
Karanganyar yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mlakukan
observasi.
5. Pengasuh kelompok bermain mawar
Penulis berharap semoga amal baik dari Bapak dan Ibu di atas mendapat
balasan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis mengakui dalam membuat laporan ini masih banyak terdapat
kelemahan dan kekurangan, maka saran yang membangun ttap penulis harapkan.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat diterima dan bermanfaat.

Karanganyar, 8 April 2019


Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESSAHAN ................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang penelitian ......................................................................... 1
B. Fokus penelitian ........................................................................................ 2
C. Tujuan penelitian ...................................................................................... 2
D. Manfaat penelitian .................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan tentang pengembangan bahasa .................................................. 5
B. Tinjauan tentang bermain ......................................................................... 8
C. Tinjauan tentang kelompok bermain ........................................................ 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek penelitian ..................................................................................... 12
B. Metode penelitian ..................................................................................... 12
C. Instrumen penelitian ................................................................................. 12
BAB IV ANALISIS DATA
A. Tabulasi data ............................................................................................. 20
B. Analisis kritis ............................................................................................ 21
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 23
B. Saran ......................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24
LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Keberadaan Kelompok Bermain sangat diperlukan untuk membantu
meletakkan dasar pengembangan multipotensi dan multi kecerdasan pada diri
setiap anak berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebelum memasuki
jenjang pendidikan selanjutnya.
Kelompok bermain mawar merupakan yayasan yang melayani
pendidikan AUD lewat jalur non formal, memberikan layanan kepada anak usia
dini yang berusia 3 tahun sampai 4 tahun. Kelompok Bermain mawar berlokasi
di Tawangmangu Karanganyar.
Tujuan dari Kelompok Bermain adalah untuk membantu meletakkan
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik kasar dan motorik
halus, kecerdasan dalam berfikir, mencipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spritual, kecerdasan sosial emosional atau kecerdasan sikap dan perilaku serta
beragama, kecerdasan bahasa, dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap
– tahap perkembangan yang dilalui anak usia dini
(http://i.wikipedia.org/wiki/pendidikan).
Menurut Undang – Undang No. 20 Tahun 2003. Tentang sistem
pendidikan nasional pasal 1 ayat (14) menjelaskan bahwa pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangssangan unruk
membantu petumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Dalam usia kelompok bermain anak mempunyai berbagai keinginan
selalu mengamati, melihat dan meniru. Usia kelompok bermain adalah tahap
keinginan unrtuk menadirian. Setiap anak merupkan individu yang unik, dan
masing – masing individu memiliki keunikan dan ciri tersendiri yang tidak sama
dengan individu lain, oleh karena itu upaya pengembangan anak usia dini
hendaknya dilakukan melalui belajar dan bermain.
2

Bermain merupakan komponen penting dan berpengaruh pada kualitas


suatu program bagi anak usia dini.
Hal ini karena bermain merupkan kegiatan yang menyenangkan bagi
anak melalui beermain anak memperolehkesempatan, bereksplorasi
(exploration), menemukan (finding), mengekspresikan perasaan (expression),
dan berekreasi (creation) serta Menambahkan kosakata pada berbahasa anak.
Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
melaksanakan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Bahasa
Anak Melalui Kegiatan Bermain Peran Untuk Anak Pada Kelompok Bermain
Mawar Tawangmangu Karanganyar Semester 2 Tahun Ajaran 2018/2019”

B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di Kelompok Bermain mawar berlokasi di
Tawangmangu maka peneliti ini difokuskan pada salah satu kegiatan yakni
“bermain peran dalam pengembangan aspek bahasa pada anak”

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan bermain peran dalam
pengembangan aspek bahasa anak.
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan bermain peran
c. Kebijakan pendidik yang melakukan kegiatan tersebut.
2. Membuat analisis kritis mengenai pengembangan sosial emosional melalui
metode bermain.
3

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapakan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan pendidik khususnya tentang
pengembangan aspek bahasa pada anak melalui kegiatan bermain peran di
kelompok bermain Mawar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik
- Mempelajari diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitarnya
- Belajar untuk memilih bahasa yang di gunakan untuk berbagai
informasi
- Belajar untuk saling berinteaksi dengan orang lain
- Belajar menjawab dan memberikan peertanyaan
- Belajar membangun kerja sama
- Membangun kemampuan berkonsentrasi
- Membantu anak mengembangkan berbagai macam aspek
perkembangannya
b. Bagi pendidik
- Mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal
- Menambah kemampuan guru dalam memberikan pembelajaran
khususnya pada cara memilih kegiatan yang sesuai dengan tujuan
dan peerkembangan anak.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapa memberikan sumbangan bagi
sekolah/lembaga dalam proses belajar mengajar dan diharapkan data
tersebut memberikan kegiatan bermain peran yang melatih
kemandirian, tanggung jawab, kerja sama, berinteraksi satu sama lain
dalam aspek berbahasa.
d. Bagi Orang Tua
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi orang tua
tentang pentingnya kegiatan bermain pada anak usia dini sehingga
4

orang tua dapat memberi bimbingan kepada anaknya sesuai dengan


tahap perkembangannya.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Pengembangan Bahasa


1. Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan sebuah sarana untuk makhluk hidup guna
berinteraksi sosial dengan sesama makhluk hidup yang lainnya baik itu
sejenis maupun bukan sejenis. Bahasa merupakan sebuah kunci pokok untuk
kehidupan manusia, hal ini karena dengan adanya bahasa seseorang dapat
berinteraksi dengan sesamanya serta bahasa ialah sumber daya untuk
kehidupan bermasyarakat. Adapun sebuah bahasa dapat untuk digunakan
jika dapat saling memahami atau mengerti erat hubungannya dengan
penggunaan dari sumber daya bahasa yang dimiliki. 
Plato (Plato) berpendapat bahwa pengertian bahasa adalah
pernyataan yang ada pada pikiran seseorang dengan memakai perantaraan
rhemata (ucapan) serta onomata (nama benda atau sesuatu) yang merupakan
cerminan ide seseorang dalam arus udara dengan melalui media yaitu mulut.
Diatas telah disebutkan pengertian bahasa dan dapat diambil kesimpulan,
bahwa pengertian bahasa ialah sebuah sistem yang teratur dan berupa
berbagai lambang bunyi yang dipakai dalam mengekspresikan pikiran serta
perasaan dari bahasa tersebut. Dari pengertian bahasa diatas, terdapat hal-hal
yang menonjolkan beberapa segi, antara lain : 
1. Bahasa adalah sistem. Arinya bahwa bahasa tunduk kepada berbagai
kaidah tertentu baik gramatik, fonemik, dan fonetik. Bahasa itu tidak
bebas, namun terikat kepada berbagai kaidah tertentu.
2. Sistem bahasa itu sukarela (arbitary). Bahwa mempunyai sistem yang
berlaku secara umum, serta bahasa merupakan suatu peraturan yang
mendasar. Sebagai contoh: ada beberapa bahasa di dunia yang memulai
suatu kalimat dengan memakai kata benda terlebih dahulu seperti
Bahasa Inggris, dan juga terdapat bahasa yang memakai kata kerja

5
6

untuk mengawali kalimatnya. Dan seseorang tidak dapat untuk menolak


aturan tersebut.
3. Bahasa pada dasarnya ialah bunyi serta manusia sudah memakai bahasa
lisan tersebut sebelum bahasa lisan seperti halnya anak yang baru
belajar berbicara sebelum belajar untuk menulis. Di dunia banyak orang
yang dapat berbahasa lisan, namun tidak dapat untuk menuliskannya.
Jadi bahasa pada dasarnya ialah bahasa lisan, adapun menulis
merupakan bentuk bahasa kedua. Tulisan itu merupakan lambang
bahasa dan bahasa itu adalah ucapan.
4. Bahasa adalah simbol. Bahasa merupakan beberapa simbol tertentu.
Misalnya pada kata ”rumah” yang menggambarkan hakikat suatu
rumah. Jadi bahasa merupakan berbagai lambang tertentu. Pembaca
ataupun pendengar meletakkan simbol atau lambang secara
proporsional

2. Fungsi Bahasa
Setelah memahami mengenai pengertian bahasa, alangkah baiknya
untuk mengetahui juga tentang fungsi bahasa. Berikut beberapa fungsi
bahasa:
a. Dalam tujuan praktis, fungsi bahasa yaitu untuk berkomunikasi dalam
kehidupan.
b. Dalam tujuan artistik, sebuah bahasa yang diolah dan dirangkai dengan
indah dapat memiliki fungsi bahasa sebagai sebuah media pemuasan
rasa estetis bagi manusia.
c. Dalam tujuan pembelajaran, fungsi bahasa adalah sebagai media dalam
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, baik itu yang masih berada
pada ruang lingkup bahasa itu sendiri, ataupun diluar ruang lingkup
bahasa, seperti pengetahuan sejarah dan ilmu pengetahuan yang
lainnya.
7

d. Dalam tujuan filologis, fungsi bahasa untuk mempelajari berbagai


naskah tua untuk menyelidiki latar belakang dari sejarah manusia,
perkembangan bahasa itu sendiri, dan lain sebagainya.
e. Fungsi bahasa juga penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dalam bidang tersebut, sebuah bahasa digunakan pada
konsep untuk kecerdasan buatan.
Metode bermain peran merupakan salah satu metoda yang dapat
digunakan dalam mengmbangkan kemampuan bahasa dimana
diupayakan untuk membantu anak dalam menemukan makna dari
lingkungan yang bermanfaat dan memecahkan masalah yang dihadapi
dengan kelompok sebayanya.
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi, dapat digunakan
untuk berfikir, mengekspresikan perasaan dan melalui bahasa dapat
menerima pikiran dan perasaan orang lain. Perkembangan bahasa
dimulai sejak bayi dan mengandalkan perannya pada pengalaman,
penguasaan dan pertumbuhan bahasa.  Pengembangan kemampuan
berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak mampu
berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya.

Komunikasi pada anak juga memiliki beberapa tujuan khusus, yaitu meliputi :

1) Bahasa Reseftif
Bahasa reseftif adalah bahasa yang pasif. Bahasa reseftif memiliki tujuan
yaitu: membantu anak dalam mengembangkan kemampuan mendengarkan
pada anak, dapat membantu anak dalam mengidentifikasi konsep melalui
pemahaman  kata-kata, dapat meningkatkan kemampuan anak untuk
merespon pembelajaran langsung, dan dapat membantu abak untuk
mengkreasi setiap komunikasi lainnya.
8

2) Bahasa Ekspresif
Bahasa ekspresif adalah bahasa yang bisa membantu anak untuk
mengekspresikan keinginan anak dan perasaan anak.

3)   Komunikasi non verbal


Dimana komunikasi ini dapat membantu para anak untuk mengekspresikan
suatu perasaan dan emosinya melalui ekspresi wajah sang anak. Selain itu
komunikasi non verbal ini mampu untuk mendorong sang anak menggunakan
kontak mata ketika ia sedang berinteraksi denag orang yang ada disekitarnya.

B. Tinjauan Tentang Bermain


1. Pengertian Bermain
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan / tanpa
menggunakan alat yang menghasilkan pengertian / memberikan informasi,
memberikan kesenanagn maupun mengembangkan imajinasi pada anak.
Pemahaman tentang bermain juga akan membuka wawasan dan
menjernihkan pendapat kita sehingga akan dapat lebih luwes terhadap
kegiatan bermain itu sendiri, dan akibatnya akan mendukung segala aspek
perkembangan anak.
Montessori seorang tokoh pendidik menekankan bahwa ketika anak
bermain ia mempelajari dan menyerap segala sesuatu yang terjadi di
lingkungan sekitarnya.
Frobel menyatakan bahwa imajinasi merupakan dunia akan setiap
benda yang dimainkan dengan imajinasi anak.
2. Pengertian Bermain Peran
Main peran kadang disebut juga dengan main, simbolik, main pura –
pura, fantasi, imajinasi, main drama.
Anak usia dini suka bermain peran dengan melakukan percobaan
melalui berbagai bahan dan peran.
Erikson (1963) membagi main peran menjadi 2 jenis yaitu main peran
mikro dan main peran makro. Main peran mikro adalah berain peran dengan
9

bahan – bahan dengan sesungguhnya seperti rumah boneka dan


perabotannya, kereta dan rrelnya, pesawat udara, miniatur kebun
binatang/miniatur perkotaan yang dilengkapi dengan mobil dan orang –
orang. Main peran makro adalah bermain peran dengan alat – alat berukuran
sesungguhnya yang dapat digunakan untuk memainkan peranan yang
dipilih, misalnya anak berperan menjadi profesi tertentu dengan
menggunakan peralatan aslinya/tiruannya.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa munculnya ketertarikan anak
untuk main peran mulai terlihat ketika ia berusia 1 tahun hal ini dapat kita
Amati ketika anak membersihkan rumah/lingkungan sekitar seperti
menyapu, mengepel, menyulaki dan kemampuan ini berkembang terus
seiring dengan perkembagan kemampuan berfikirnya ditambah dengan
rangsangan positif yang diberikan dari orang – orag dewasa di
lingkungannya.
Kemampuan berfikir seorang anak ynang sudah dapat bermain peran
sudah lebih tinggi dari anak yang apabila diberi mainan hanya manipulasi
mainan tersebut. Untuk memprkuat kerja kelima inderanya.
Tujuan main peran diharapkan dapat mengembangkan aspek – aspek
sebagai berikut :
a. Kemampuan Bahasa
Anak – anak menggunakan bahasa untuk menjelaskan suatu yang
sedang mereka kerjakan dan mendiskusikan peran – perannya. Selain
itu anak juga menggunakan ketrampilan membaca dan menulis sewaktu
alat – alat main keaksaraan dimasukkan dalam sentra main peran saat
anak main peran di sentra main peran, anak dapat belajar hal sebagai
berikut :
1) Munculnya keaksaraan
2) Konsep matematika
3) Sains/Ilmu Pengetahuan Alam
4) Pengetahuan sosial
5) Seni
10

b. Kemampuan Anak
Anak – anak belajar mengembangkan ketrampilan otot – otot
kecilnya misalnya anak mengancingkan baju boneka, anak juga beljar
ketrampilan membedakan penglihatan dan koordinasi mata dan
tangannya, misalnya saat anak meletakkan alat – alat meinannya ke
tempatnya.
c. Kemampuan Kognisi
Anak membuat gambar/coretan di dalam otaknya tentang
pengalaman – pengalamannya masa lalunya bdan gambar/coretan
tentang keadaan anak bayangkan imajinasi merupakan bentuk dari
kemampuan berfikir abstrak.
d. Kemampuan Sosial Emosional
Ketika bermain peran, anak – anak mendiskusikan peran –
perannya, naskah cerita, yang memungkinkan anak untuk belajar saling
menghargai pendapat teman, bekrja sama, dan mengendalikan
keinginan – keinginannya sendiri karena harus saling berbagi dengan
teman.

C. Tinjauan Tentang Kelompok Bermain


Kelompok Bermain (KB) adalah pembinaan sebagai ussaha
kesaejahteraan anak dengan mengutamakan kegiatan bermain dan
menyelenggarakan pendidikan pra sekolah bagi anak yang berusia sekurang –
kurangnya 3 tahun sampai degan memasuki pendidikan dasar (direktorat PAUD
2006)
Tujuan umum dalam pengelolaan kegiatan di KB adalah memberikan
pelayanan pada anak usia 2 – 4 tahun di Kelompok Bermain sesuai dengan
amanat Undang – undang Dasar 1945 dan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal o3 yaitu “ Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemempuan dan membentuk watak serta peradaban
bangssa yang bermartabat dlam ragka mencerdaskan kehidupan engsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
11

beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (UU RI No. 20 tahun 2003).
Ada tiga prinsip dalam pengelolaan kegiatan di Kelompok Bermain
tersebut :
1. Prinsip pendidikan anak usia dini yaitu berorientasi pada kebutuhan anak,
belajar melalui bermain, kreatif, dan inovatif, lingkungan yang kondusif,
menggunakan pembelajaran terpadu, mengebangkan ketrampilan hidup,
menggunakan berbagai media dan sumbeer belajar.
2. Prinsip perkembangan anak.
3. Prinsip belajar melalui bermain.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak – anak didik dan pendidik serta
pengelola Kelompok Bermain Mawar, Tawangmangu , Karanganyar waktu
pendidikan tanggal 8 April 2019, pukul 07.30 – 10. 00 WIB.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu menginterpretasikan
dan mengenal gejala yang diteliti di lapangan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Observasi
Observasi adalah sistem / rencana untuk mengamati perilaku selain itu
observasi juga diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek peneliti (Margono,
2003).
Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap obyek di tempat
terjadi/berlangsung peristiwa sehingga observer (pangamat) berada bersama
obyek yang diselidiki disebut observasi langsung.
Sedangkan observasi tidak langsung adlah ipengamatan dan
pencatatan yang dilakukan tidak pada saat peristiwa tersebut berlangsung.
2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan
keterangan / pendapat tentang suatu hal atau masalah. Orang yang
mewawancara di sebut pewawancara (intervie) dan orang yang diwawancara
disebut pemberi wancara (intervie) atau disebut juga responden.

12
13

3. Teknik Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen - dokumen baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik. Dokumen yng diurakan (analisis) dibanding dan
dipadukan (sitesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan
utuh
Jadi studi dokumentasi tidak sekedar mengumpulkan dan
menuliskan/melaporkan dalam bentuk ketetapan – ketetapan tentang
sejumlah dokumen, namun yang dilaporkan adalah hasil analisis terhadap
dokumen – dokumen tersebut (Amirin, 2000)
Menurut Guba dan Lincoln (1981:228) dokumen adalah setiap bahan
tertulis atau pun film, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan
seorang penyidik.
14

OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN


DI KELOMPOK BERMAIN (KB) MAWAR
TAWANGMANGU
UMUR 3 – 4 TAHUN
TANGGAL 8 April 2019

Hal – Hal Yang


Ada
Unik/Menarik Yang
No Keterangan, Uraian, Pertanyaan
Ditemukan Dalam Tida
Kegiatan Pembelajaran Ya
k
1 Model pengembangan Klasik

kegiatan
2 Penata ruang √
3 Kegiatan yang dilakukan Anak bermain peran melatih
anak kemandirian mengembangkan
kemampuan dalam bahasa anak
serta pengembangan bahasa.
Dengan melakukaninteraksi
terhadap teman.
4 Alat peraga edukatif (APE) Perlengkapan mainan desediakan
yang digunakan √ dari sekolah termasuk peralatan
kegiatan dalam beermain peran
5 Pengaturan/pengelompokan Anak di bagi dengan peran

masing-masing
6 Cara pendidik memimpin Memberikan peraturan permainan

kegiatan kepada anak saat bermain
7 Peran orang tua Tidak ada yanng menunggu

anak,anak sudah mandiri

Catatan secara umum :


15

Kegiatan pembelajaran sudah terprogram dan sudah tidak anak yang yang masih
ditunggu oleh orang tuanya.

WAWANCARA DENGAN PENDIDIK


16

Kelompok Bermain Mawar


Tawangmangu
Tanggal 8 April 2019

1. Usia berapa saja anak – anak yang berada di Kelompok Bermain yang Ibu/Bapak
asuh ?
Jawab :
Usia anak di Kelompok Bermain Mawar 3 – 4 tahun.
2. Ada berapa jumlah anak didik yang berada pada KB yang Ibu asuh ?
Jawab :
Jumlah anak didik pada KB Mawar ada 19 anak (P=13,L=6)
3. Apa perbedaan/keistimewaan program yang Ibu asuh dibanding dengan KB
lainnya ?
Jawab :
 Menanamkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Essa
 Pembelajaran doa – doa berupa surat – surat pendek
 Mengutamakan parenting setiap bulan
4. Bagaimana cara menyusuun rencana kegiatan untuk anak diKB yang Ibu/Bapak
asuh ?
Jawab :
Berpedoman pada promes dan RKM pengenalan dan komunikasi
5. Referensi apa yang Ibu/Bapak gunakan untuk menyusun rencana kegiatan
tersebut ?
Jawab :
Berpedoman pada Kurikulum tahun 2013.
6. Apa saja yang Ibu/Bapak ambil/manfaatkan dari referenci tersebut ?
Jawab :
Mempermudah menyusun rencana kegiatan dan mengembangkan seluruh
potensi kecerdasan anak sesuai tingkat perkembangan masing – masing.
17

7. Tadi saya melihat pada waktu kegiatan ada anak bermain peran, mengapa ibu
lakukan itu ?
Jawab :
Ini dilakukan untuk melatih anak dalam pengembangan sosial emosional anak
dalam tingkah peerkembangannya.
8. Apakah dasar pemikiran sehingga Ibu/Bapak melakukannya ?
Jawab :
Didasarkan pada visi dan misi KB
Membantu anak dalam bekerja sama, kemandirian, menghargai orang lain.
18

WAWANCARA DENGAN KEPALA/PENGELOLA


Kelompok Bermain Mawar
Tawangmangu
Tanggal 8 April 2019

1. Apakah visi dan misi/tujuan dari KB dalam konteks pendidikan anak ?


Jawab :
 Visi  “Sehat Cerdas Ceria Berkarakter Bermain Dan
: Bertaqwa”
 Misi  - Meningkatkan ketaqwaan kepada ALLAH SWT
: - Menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
terhadap ALLAH SWT
- Menciptakan belajar secara aktif ,kreatif dan
menyenangkan sehingga anak tumbuh kembang
secaa optimal ssuai perkembangannya
- Memberikan simulasi pada semua aspek
perkembangan
- Membiasakan perilaku ramah dan sopan ,jujur
dan disiplin serta karakter bangsa yang luhur
 Tujuan visi dan  Mencerdaskan anak didik sekolah, bissa menjadi
misi : anak yang berkepribadian baik secara islami.

2. Untuk mencapai visi/misi, tujuan tersebut prigram apa yang diadakan di


kelompok bermain yang Bapak/Ibu pimpin ?
Jawab :
 Menghafal surat pendek
 Praktek sholat dan berwudhu
 Makan bersama setiap hari
 Jalan – jalan bersama
 Pertemuan dengan orang tua wali murid setiap bulan
3. Siapa yang merancang program tersebut ?
Jawab :
19

Kepala, pendidik, komite, desa, puskesmas.


4. Ada beberapa jumlah pendidikan dan anak di KB ini ?
Jumlah :
 Pendidik ada 1 orang
 Jumlah anak didik 19 anak

5. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan kelompok Bermain ini ?


Jawab :
Klasik

6. Tadi saya berbicara dengan salah satu seorang pendidik di kelompok bermain ini
dalam menurutnya kelompok bermian ini utamanya menerakpan kegiatan
pengembangan sosial emosional melalui bermain peran ?
Jawab :
Karena melalui bermain peran anak - anak mendiskusikan peran –
perannya/naskan cerita yang memungkinkan anak untuk belajar saling
menghargai pendapat orang lain, kerja sama dan mengendlikan keinginan –
keinginan sendiri karena harus saling berbagi dengan teman.

7. Apa dasar pemikirannya sehingga Bapak/Ibu melakukan kegiatan seperti itu ?


Jawab :
Berdasarkan visi, misi dan tujuan dari pembelajaran di Kelompok Bermain
Mawar Tawangmangu maka anak akan lebih mudah dalam memahami dunia
sekitar dan belajar mempraktekkan kegiatan yang ada dalam kehidupannya dan
mudah bersosialisasi dengan lingkungannya.
BAB IV
ANALISI DATA

A. Tabulasi Data
Untuk memudakan analisis data, maka penelitian ini dibuat tabulasi berikut :
Wawancara Wawancara
Dengan Pendidik Dengan Pengelola
Observasi Dokumentasi
Kelompok Kelompok
Bemain Bermain
Anak – anak Di KB kami Melalui bermain Dalam kegiatan
melakukan mengembangkan peran anak – anak bermain peran
kegiatan bermian potensi yang ada mendiskusikan anak dapat tugas
peran berjualan melalui kegiatan peran – perannya. – tugas peran
bermain peran Naskah cerita yang degan temannya,
untuk memungkinkan saling berbagi
mengembangkan anak untuk belajar sehingga anak
sosial emosional saling menghargai tidak
anak. Melatih pendapat orang lain berantem/berteng
kemandirian kerja sama dan kar.
sesuai dengan mengendalikan
tingkat keinginan –
perkembangannya keinginannya
sendiri karrena
harus saling
berbagi dengan
teman Dalam kegiatan
 Dengan Kegiatan bermain peran,
bermain peran pembelajaran anak dapat
anak akan berdasarkan mengendalikan
melatih perpaduan klasikal, emosinya, tidak
kemampuan BCCT, sentra dan egois, mau
bahasa melalui kelompok membagi tugas
percakapan – dengan teman
percakapan sebayanya.
dengan teman,
anak
bersosialisai
dengan teman
dan

20
21

mengembangka
n sosial
emosional anak
 Penyusunan
rencana
pembelajaran
mengacu pada
promes dan
RKM
pengenalan dan
komunikasi
 Guru Semua alat Kami lebih Kegiatan
memberikan perahga di KB mengutamakan pemebelajaran
kebebasan Cita Mandiri mengembangkan sudah terencana
anak dalam tersedia, sehingga berbagai potensi dan sudah
melakukan anak dapat anak sejak usia dini terprogram
kegiatan di mengembangkan agar siap mengikuti
luar dan di potensi anak pendidikan dasar
dalam ruangan menurut dan mampu
 Semua APE kmampuan anak menyesuaikan diri
desediakan di masing – masing. dengan
sekolah Kegiatan lingkungannya.
termasuk dilakukan di
stetoskop, dalam ruangan
suntikan, obat sekolah
– obatan,
timbangan
berat badan,
thermometer

B. Analisis Kritis
Dari data tersewbut di atas dapat disimpulkan kegiatan – kegiatan anak
bermain peran dapat mengembangkan sosial emosional kemandirian anak
dengan baik di KB Mawar Tawangmangu.
Tujuan main peran dapat mengembangkan aspek kemampuan sosial
emosional ketika main peran, anak – anak mendiskusikan peran –
perannya/naskah cerita yang memungkinkan banak untuk belajar saling
22

meghargai pendapat teman, bekeerja sama, dan mengendalikan keinginan –


keinginan sendiri karena harus berbagi dengan teman.
Kelompok Bermain Mawar melaksanakan kegiatan bermain peran
praktek menjadi tukang kebersihan yang bertujuan agar anak dapat mengenal
peralatan kebersihan serta mengerti dan memahami tugas dan pekerjaan seorang
tukang kebersihan.
Dengan kegiatan main peran, anak membuat keadaan yang ia ciptakan
sendiri ssambil memperbaiki kesalahan – kesalahan dan memperkuat harapan –
harapannya. Melalui kegiatan bermaion peran tukang kebersihan bisa menjadi
terapi bagi anak. Anak yang awalnya takut jika bertemu seorang DKP melalui
main peran tukang kebersihan perlahan – lahan dia belajar bahwa ketakutannya
tidak perlu terjadi karena DKP bukan orang yang jahat tapi justru ingin
membantu mengajak menjaga kebersihan.
Saat bermain peran ini, anak akan belajar menghadapi pertentangan
emosi, menguatkan diri untuk masa depan menciptakan masalalu dan
mengembangkan imajinasi.
Melalui kegiatan bermain peran dapat mengembangkan kemampuan
bahasa anak, seperti munculnya keaksaraan, konsep matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan seni.
Melalui kegiatan bermain peran langsung, kemampuan berfikir anak
lebih tingi dari pada bermain menipulasi karena dengan bermain peran anak
dapat memperkuat kinerja kelima panca inderanya. Apa yang dilakukan di
Kelompok Bermain Mawar yaitu mengembangkan sosial bemosional anak
melalui bermain peran, menjelaskan bahwa kegiatan itu dapat mengembangkan
kemampuan emosional anak di mana anak mulai belajar mengenal
lingkungannya melalui bermain, bersosialisasi dengan temannya dan mulai
mengikuti aturan dalam bermain.
Semua kegiatan yang dilakssanakan di KB Mawar,Tawangmangu
melalui kegiatan bermain yang mengembangkan sosial emosional anak serta
kemampuan berbahaasa dan berbicara anak untuk dapat belajar memahami dunia
sekitarnya dan mempraktekkannya dalam bentuk kegiatan yang nyata.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesmipulan
Dari data tersaji, dapat disimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Di Kelompok Bermain Mawar, Tawangmangu mempunyai program
penanaman sikap keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
kegiatan pembelejaran yang mempersiapkan anak – anak untuk hidup lebih
mandiri dan berkembang nilai – nilai sosial secara maksimal selain nilai
sosial juga mengembangkan moral dan tanggung jawab.
2. Kegiatan yang dilaksanakan bermian peran dapat mengambangkan sosial
emosional anak serta meningkatkan kemampuan berbahasa anak untuk
dapat belajar memahami dunia sekitarnya dan mempraktekkan kegiatan
dalam kehidupan yang nyata.
3. Lingkungan Kelompok Bermian Mawar Tawangmangu disiapkan dalam
penanaman sikap sesuai ajaran Islam yang selanjutnya akan membentuk
generasi yang berkarakter sholeh, cerdas, kreatif dan hidup berdampingan
dengan yang lain sebagai makhluk sosial.

B. Saran
1. Dalam mengembangkan sosial, emosional anak di KB MAWAR harus
disesuaikan degan kurikulum tingkat perkembangan anak dan yang paling
penting dalam melaksanakan pembelajaran harus santai dan anak tidak
tertekan.
2. Pembelajaran hendaknya benar sesuai dengan tema yang ada
3. Pada kegiatan pembelajaran pendidikan harus kreatif dan bervariasi dalam
memberikan kegiatan bermain.

23
DAFTAR PUSTAKA

Anggona, Toha. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

Asmawati, Luluk. 2011. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.


Jakarta: Universitas Terbuka

D. Wijana, Widarni. 2011. Kurikulum PAUD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Erikson (1963). Fungsi bahasa Anak usia dini . Jakarta

Gunarti, winda. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar


Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Musfiroh, Tadkiroatun, 2010. Pengemangan kecerdasan Majemuk. Jakarta:


Uiversitas Terbuka.

Nugraha, Ali. 2008. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Suyatno, Agus. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Aksara Baru.

TIM PG PAUD. 2000. Analisis Kegiatan Pengembangan PAUD. Jakarta: Universitas


Terbuka.

24
21

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN


PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(PAUD 4504)

Menumbuhkan Kemandirian Melalui Kegiatan Makan


Bersama Pada Anak Di Taman Penitipan Anak TARUNA ROBBANI
Bener ,Tawangmangu
Tahun Ajaran 2018/2019

DI SUSUN OLEH :
NAMA : RATIH SETIANINGRUM
NIM : 825348775

UNIVERSITAS TERBUKA SURAKARTA


2019.2
22

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Nama Mahasiswa : Ratih Setianingrum


NIM : 825348775
Waktu Penelitian : 08.00-13.00 WIB
Tempat Penelitian : Taman Penitipan Anak TARUNA ROBBANI
Masalah/Fokus Penelitian : Menumbuhkan Kemandirian Melalui Kegiatan
Makan Berssama Pada Anak Di TPA TARUNA
ROBBANI Bener, Tawangmangu, Karanganyar.

Mengetahui Karanganyar, 25 April 2019


Pengelola TPA
TARUNA ROBBANI Mahasiswa

ERNY KRESNAWATI, S.Pd RATIH SETIANINGRUM


NIM. 825348775

Pembimbing

KARTINI, S.Pd,M.Pd
23

TAMAN PENITIPAN ANAK (TPA)


TAMAN PENITIPAN ANAK
TARUNA ROBBANI
Alamat : Bener, Tawangmangu, Karanganyar

LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ERNY KRESNAWATI, S.Pd
NIP :-
Jabatan : Kepala TPA TARUNA ROBBANI
Memberi ijin dan persetujuan pada :
Nama : Ratih Setianingrum
NIP : 825348775
Program Studi : S1 PG PAUD Universitas Terbuka
Untuk melakukan Observasi di Taman Penitipan Taruna Robbani Bener,
Tawangmangu Karanganyar. Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini.
Obsevasi dilaksanakan pada hari Kamis 25 April 2019. Demikian surat
persetujuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Karanganyar, 25 April 2019


Kepala TPA Taruna Robbani
Tawangmangu

ERNY KRESNAWATI, S.Pd


24

MOTTO

 Apapaun Kondisinya harus mampu berusaha dengan diri sendiri

 Tidak ada kata putus asa dalam segala hal


25

ABSTRAKSI

RATIH SETIA NINGRUM, 825348775. Menumbuhkan kemandirian melalui


kegiatan makan bersama pada anak di Taman Penitipan Anak Taruna Robbani,Bener,
Tawangmangu, Karanganyar, Surakarta Universitas Terbuka Tahun 2019
Di TPA CITA MANDIRI pada tanggal 25 April 2019 Penelitian Subyek
penelitian adalah anak – anak TPA Taruna Robbani dengan jumlah 19 anak dan 6
pendidik. Teknik mengumpulkan data dengan menggunakan observasi, wawancara
dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data menggunakan tabulasi data dan
analisis kritis.
Agar memberi masukan pada pembaca tentang menanamkan kemandirian
anak melalui kegiatan bermain bersa pada anak usia dini.
Berdasarkan pembahasan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
menanamkan kegiatan pembiasan pada anak delaksanakan dengan bermain bersama
– sama temannya.
26

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


rahm,at, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas berupa
laporn analisis kegiatan AUD pada Tempat Penitipan Anak Nurul Iman Jetis
Karanganyar.
Laporan ini dibuat untuk dapat memenuhi satu tugas dalam mata kuliah
Analisis Kegiatan Pengembangan AUD (PG PAUD 4504)
Penelitian Analisis ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari
semua pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Universitas Terbuka yang telah memberi fasilitas yang memadai berupa materi
dan tutor.
2. Ir. Muhammad Kholis, M.Si., selaku kepala UBPJJ UT Surakarta.
3. Titiek Budi Lestari, SE, S.Pd.AUD. selaku Tutor S1 PAUD yang membimbing
dalam penelitian.
4. Erny Kresnawati, S.Pd selaku pengelola Kelompok Bermain Taruna Robbani
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mlakukan observasi.
Kami berharap semoga amal baik dari pihak – pihak di atas mendapat balasan pahala
dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa penyusuna laporan ini masih banyak kekurangan
dan kekhilafan. Untuk segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan, semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Karanganyar, 25 Apri 2019


Penulis

RATIH SETIANINGRUM
NIM. 825348775
27

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESSAHAN ................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................
MOTTO ................................................................................................................
ABSTRAK ...........................................................................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang penelitian .........................................................................
B. Fokus penelitian ........................................................................................
C. Tujuan penelitian ......................................................................................
D. Manfaat penelitian ....................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan tentang pengembangan sosial ....................................................
B. Tinjauan tentang bermain .........................................................................
C. Tinjauan tentang kelompok bermain ........................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek penelitian .....................................................................................
B. Metode penelitian .....................................................................................
C. Instrumen penelitian .................................................................................
BAB IV ANALISIS DATA
A. Tabulasi data .............................................................................................
B. Analisis kritis ............................................................................................
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
LAMPIRAN .........................................................................................................
28

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Zaman sekarangn ibu banyak yang terjun dalam kegiatan bekerja yang
menwarnai kehidupan keluarga, menimbulkan pernyataan tentang hasil yang
bisa diperoleh dari pendidik anak. Pertanyaan ini menjadi teras lebih bermakna
karena ayah tak juga menjadi surut dari kegiatannya di luar rumah, bahkan
cenderung meningkat seiring dengan tuntutan kehiduoan, padahal kehadiran
keduanya ssangat diperlukan oleh anak – anaknya tak peduli berapapun
umurnya.
Kaitannya dengan itu, siapa yang layak dan sanggup diserahi tanggung
jawab sebagai “keluarga pengganti” mengandung makna bukan mengambil alih
atau menghilangkan tanggung jawab dan fungsui keluarga sepenuhnya
melainkan hanya mengganti untuk sementara waktu selama orang tua
berhalangan dalam memberikan pendidikan sehingga anak terhindar dari
stagnasi proses tumbuh kembang. Fenomena ini tentunya perlu disikapi sungguh
– sungguh sejka sekarang, karena tidak mudah memperoleh keluarga pengganti
untuk ibu menjaga anaknya, seperti yang banyak dialami ibu rumah tangga pada
masa dulu sampai sekarang.
Dalam perspektif tersebut, pemahaman engenai berbagai kebutuhan bagi
perkembangan anak, serta pentingnya pemenuhan kebutuhan dasar tersebut
dalam meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak, termasuk pemahaman
mengenai lembaga yang dapat dijadikan alternatif pemenuhan kebutuhan dasar
perkembangan anak, seperti pengasuh, dan pendidikan yang dapat meningkatkan
kualitas tumbuh kembang anak sangatlah penting. Peranan “keluarga pengganti”
menagndung makna bukan mengambil alih atau menghilangkan tanggung jawab
atau fungsi keluarga sepenuhnya, melainkan hanya mengganti hanya untuk
sementara waktu selama orang tua berhalangan dalam memberikan asuhan, dan
pendidikan sehingga anak tethindar dari stagnasi proses tumbuh kembang pada
29

gilirannya dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak secara umum


(Depdiknas,2003).
UU No. 11 Tahun 2009, pasal 1 ayat, kesejahteraan sosial ialah suatu
kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spriritual, dan sosial setiap warga
nehgara agar dapt hidup layak dan mempu mengembangkan diri sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya. Karena itu jelas sekali bahwa pertumbuhan dan
perkembangan anak sebagai calon generasi penerus perlu mendapatkan perhatian
penuh (Depos, 2003).
Program prasekolah saat ini mencakup pengasuhna anak. Pengasuhan
dalam proses ini kemungkinan akan membawa efek bagi proses pembiasaan
anak mencapai perkembangan kemandirian. Pilihan pengasuhan anak dirumah
saja atau disuatu lembaga pebdidikan prasekolah, keduanya memiliki dan
kekurangan masing – masing. Iskandar (2003) menambahkan bahwa program
kegiatan belajar di prasekolah seharusnya menanamkan dan menumbuhkan
pentingnya pembinaan perilaku dan sikap yang dapt dilakukan melalui
pembiasaan yang baik sejka dini agar anak tumbuh menjadi pribadi yang matang
dan mendiri serta melatih anak untuk hidup bersih dan sehat serta kebiasaan
disilin dalam kehidupan sehari – hari.
Dengan deikian pendidikan prasekolah harus dikembalikan kepada
kepentingan anak itu sendiri dengan prinsip the best interest of the chlid.
Suasana bemain yang menyenangkan, memahami anak secara individual,
menciptakan suasana kreatif yang memungkinkan anak dapat mengekspresikan
berebagai gagasan secara bebas, semua iniadalah suasana yang kondusif bagio
proses tumbuh kembang anak secara optiomal (Borden dalam Mlyadi).
Kemandirian berkaitan erat dengan adanya kemampuan untuk mengambil
inisiatif dan mengatasi masalah, penuh ketekunan, memperoleh kepuasan dari
ussahanya, serta ingin melaukan suatu tanpa bantuan orang lain.
Pendirian Tempat Penitipan Anak Cita Taruna Robbani
,Bener,Tawangnmangu,Karanganganyar dilandasi oleh peikiran bahwa
pentingnya pola asuh dan pendidikan anak sejak dini dan meningkatkan
kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan bagi anaknya. Banyak ibu
30

yang aktif bekerja diluar rumah, sedangkan tenaga pembantu yang kadang
kurang kesadarannya akan pentingnya mendidik anak serta pola asuh yang tepat
darinya.
Berdasarkan Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional Bagian VII
Pasal 28 ayat (4) berbunyi : pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
nonformal berbentuk Taman Penitipan Anak (TPA), taman penitipan anak
(TPA) atau bentuk lain yang sederajat. TPA adalah wahana asuh kesejahtaeraan
sosial yang berfungsi sebagai pengganti orang tua serta pemberi stimulusyang
tepat dan anak merasa terpenuhi asupan yang tepat.
Anak baru lahir sampai memasuki pendidikan dasar meupakan masa
yang sangat penting sekaligus masa penentu kehidupan selanjutnya. Masa ini
sebagai masa yang tepaat untuk diberikan asupan berupa rangsangan –
rangsangan yang banyak dan tepat, hal ini berytujuan untuk semua
pengembangan kemampuan fisik motorik, bahasa, seni, kognitif, moral, sosial,
emosional dan kepribadian.
Pada pengembangan kemandirian adalah proses tumbuh kembangnya
sikap mandiri anak melalui pengenalan berbagai aktivitas yang biasa dilakukan
dalam keluarga yaitu mencuci baju. Semakin seringnya anak berlatih aktivitas
harian yang dilakukan dalam keluarga atau rumah tangga, akan menanamkan
kemampuan pada anak untuk mengerjakan aktivitas itu secara mendiri. Dengan
semakin berkembangnya sikap mandiri anak, sehingga sikap – sikap
ketergantungan anak dalam keluarga sedikit demi sedikit akan berkurang.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan observasi yang dilaksanakan, maka penelitian terfokus pada
kegiatan menanamkan kemanfirian anak melalui kegiatan bermain bersama di
Tempat PenitipanAnak Taruna Robbani,Bener,Tawangmangu, Karanganyar
yang dilaksanakan pada tanggal 25 April 2019.
31

C. Tujuan Penelitian
1. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai :
a. Bagaimana cara penanganan dan pengaturan anak di TPA yang terdiri
dari berbagai usia, mulai dari bayi sampai usia 6 bulan.
b. Kegiatan apa saja yang diberikan kepada anak – anak selama berada di
TPA.
c. Sarana dan prasarana apa saja yang harus disediakan dalam
penyelenggaraan TPA.
d. Bagamana cara menanamkan kemandirian anak melalui kegiatan
bermain bersama di Tempat Penitipan Anak Cita Mandiri Nangsri
Kebakkramat, Karanganyar.
2. Membuat analisis kritis (critical analisis) mengenai usaha menanamkan
kemandirian anak melalui kegiatan bermain bersama.

D. Manfaat Penelitian
Manfaaat yang diperoleh setelah diadakan penelitian :
1. Bagi Anak
Mengembangkan hubungan yang harmonis dan akrb antara orang tua dan
pendidik, pendidik dengan anak, juga anak dengan anak. Anak tertanam
kemandirian melalui aktivitas makan sendiri.
2. Bagi Orang Tua
Orang tua akan merasa tertambah pengalaman dan berguna sekali bagi oleh
orang tua sebagai modal dan gambaran untuk mendidik sikap kemandirian
anak dirumah.
3. Bagi Pendidik
Merasa bertambah ilmu dari pengalaman di tempat penelitian. Ilmu dari
pengalaman di tempat penelitian diracik dari pembelajaran yang
m,enyenangkan melalui permainan, sehingga anak dalam menerima
pengalaman tadi melalui bermain akan lebih bermakna dan terkesan.
32

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kemandirian Anak
Kemandirian merupakan salah satu aspek yang gigih diperjuangkan oleh
setiap remaja sebagaimana sebuah ungkapan yang disampaikan oleh Fasick yang
dikutip jalaluddin rakhmat (2006:35) “one goal of every adolescent is to be
accepted as an autonomous adult (satu tujuan dari remaja yang disepakati seperti
kemandirian orang dewasa)”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai keadaan dapt
berdiri sendiri, tidak bergantung kepada orang lain, dan kata kemandirian
sebagai kata benda dari mandiri diartikan sebagi hal atau keadaan dapat berdiri
sendiri tanpa bergantung mbantuan orang lain. Arti ini memberi penjelasan
bahwa kemandirian merujuk pada kepercayaan dan kemampuan diri untuk
menyelesaikan persoalan – persoalan tanpa bantuan khusus dari orang lain.
Keengganan untuk di kontrol orang lain, dapat melakukan sediri kegiatan –
kegiatan dan menyelesaikan sendiri masalah – masalah yang dihadapi (Hanna
Widjaja, 2006).
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil satu benang merah bahwa
secara substansial arti mendiri atau kemandirian atau otonom atau autonomy
mempunyai kata kunci yang sama yakni terlepas dari iketergantungan orang lain,
mempunyai tanggung jawab pribadi, serta mampu melaksanakan sesuatunya
dengan dirinya sendiri. Oleh karena itu selanjutnya dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan istilah kemandirian atau mandiri yang merujuk pada konsep
kemandirian atau autonomy yang dissampaikan oleh Steinberg (2003).
Secara psikososial kemandirian tersusun dari tiga bagian pokok yaitu: 1).
Otonomi emosional (emotional autonomy) – aspek kemandirian yang
berhubungan dengan perubahan kedekatan atau keterkaitan hubungan emosional
individu, terutama sekali dengan orang tua, 2). Otonomi bertindak (behavioral
autonomy) – aspek kemampuan untuk membuat keputusan secara bebas dan
33

menindak lanjutinya dan 3). Otonomi nilai (Vaue autonomy) – aspek kebebasan
untuk memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah, yang wajib dan
yang hak, apa yang penting dan apa yang tidak penting (Steinberg, 2003).
Otonomi emosi (kemandirian secara emosi) menunjukkan kepada
pengertian yang dikembangkan remaja mengenai indiviuasi dan melepaskan diri
atas ketergantungan mereka dalam pemenuhan kebutuhan – kebutuhan dasar dari
kedua orang tua mereka (Steinberg dan Siverberg dikutip jalaluddin rakhmat,
2006). Hubungan antara anak dan orang tua berubah dengan sangat cepat,
terutama sekalu setelah anak memasuki usia remaja.
Sejalan dengan semakin mandirinya anak dalam mengurus dirinya sendiri
pada pertengahan masa kanak – kanak, maka waktu yang diluangkan orang tua
terhadap anak semakin berkurang dengan sangat tajam (Nasution, 2006:34).
Pergerakan perkembangan dalam interaksi sosial pada masa remaja bergerak dari
arah keluarga menuju luar keluarga. Artinya bahwa bila selama ini remaja ketika
masih masa kanak – kanak merreka berkutat dalam keluarga atau keluarga
menjadi lingkungan inti dalam kehidupan sehari – hari, maka pada masa remaja
hal ini mulai terkurangi seiring dengan perluasan lingkungan remaja yang
dialaminya, remaja akan berussaha melepaskan ikatannya dengan orang tuanya.
Ia berusaha menjadi dirinya sendiri, ia berusaha mencari model idealisasinya
yang sesuai dengan keinginanya. Pada fase ini ketergantungan emosional remaja
terhadap orang tuanya semakin berkurang, menyusul semakin memuncaknya
kemandirian emosional mereka, meskipun ikatan emosional anak terhadap orang
tua tidak mengkin dan tidak serta merta dapat dilakuan seccara sempurna
(Jalaluddin Rakhmat, 2006)
Seorang anak yang memiliki rasa mandiri yang tinggi adalah anak yang
berusaha keras dan hampir berhasil menggali segenap potensi dirinya sendiri
tetapi secara teratur mereka memikirkan perasaan, pikiran, perilaku dan selalu
ingin tahu bagaimana pendapat orang lain tentang dirinya dan biasanya
merupakan teman yang menyenangkan. Sebabnya yaitu karena mereka bisa
melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan mereka berharap serta mencari
pengalaman dan hasil yang bagus.
34

B. Kagiatan makan bersama


Kegiatan bermain di TPA salah ssatu tujuannya adalah melatih anak
mandiri dan terampil dalam kehidupan sehari – hari. Alat – alat yang digunakan
dalam berrmain biasanya lego, boneka, balin dan lain – lain. Dalam kegiatan
bermain anak – anak TPA biasanya spontan. Bermain lego untuk mengasah
kognitif anak, bermain boneka dapat mengasah perkembangan bahasa, bermain
bola mengasah kepada fisik motorik anak.
Dalam kegiatan bermain anak – anak di TPA disesuaikan dengan minat
anak sesuai dengan usia, pengasuh hanya mengawasi dan mengarahkan, karena
di Tempat Penitipan Anak Taruna Robbani,Bener Tawangmangu,, Karanganyar
rata – rata anak antara 6 Bulan-5 Tahun, sehinga alat – alat yang digunakan tidak
sama.
Dengan makan bersama diharapkan dapat melatih kemandirian anak,
beradaptasi sehingga nantinya anak dapat dengan mandiri mampu mengurus
dirinya sendiri.
35

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang penulis ambil sebagai bahan penelitian adalah
anak – anak Tempat Penitipan Anak Taruna Robbabni,Bener,Tawangmangu
Karanganyar dengan jumlah 19 anak dengan 1 Kepala, 4 pengasuh,1
Pendidik,Penelitian dilaksnakan pada tanggal 25 April 2019

B. Metode Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat pada kegiatan anak di tempat
penitipan Anak Taruna Robbani,Bener,Tawangmangu, Karanganyar,
menerapkan pola asuh kemandirian untuk menanamkan kebiasaan rutin sehari –
hari pada anak. Dengan kemandirian anak – anak belajar untuk dapat melaukan
kegiatan – kegiatan sederhana tanpa tergantung atau meminta bantuan orang
lain.

C. Instrumen Peneletian
Instrumen yang digunakan saat peneliti melaksanakan penelitian dengan
menggunakan metode – metode diantaranya adalah :
1. Penelitian dengan teknik observasi
Pengamatan secara pasif dengan dilakukan terhadap anak dank guru
pembimbing, guru mengajak anak bermain yang disukai anak, teregantung
minatnya masing – masing.
Sebenarnya peneliti duduk pada sudut tempat kegiatan untuk mengamati
kegiatan yang dilaukan anak dengan pengamatan yang memfokuskan pada
sikap kemandirian anak.
2. Penelitian dengan teknik wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti. Peneliti mendapatkan informasi tentang
berbagai hal megenai pelaksanaan pembelajaran dan perkembangan anak.
36

3. Selain dengan teknik observasi dan wawancara peneliti menggunakan teknik


dokuentasi.
Teknik dokumentasi dilakukan guna melengkapi data yang diperlukan untuk
membutktikan tentang aktivitas anak dan pendidik yang terjadi di lapangan
serta penjelasan lebih luas mengenai fokus penelitian.
37

OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN


Di Tempat Penitipan Anak Taruna Robbani,Bener,Tawanngmangu, Karanganyar
TPA : Taruna Robbani
Tanggal : 25 April 2019
Hal – Hal Yang
Ada
Unik/Menarik Yang
No Keterangan, Uraian, Pertanyaan
Ditemukan Dalam Tida
Kegiatan Pembelajaran Ya
k
1 Model pengembangan √  Kegiatan dilakukan di luar
kegiatan maupaun di dalam ruangan
2 Penata ruang √  Tempat untuk makan bersama
cukup rapi
3 Kegiatan yang dilakukan √  Untuk bayi yang belum ada
anak kegiatan, namun untuk yang
berumur 2-3 tahun sudah ada
kegiatan,beraneka kegiatan
yang dilakukan
4 Alat peraga edukatif (APE) √  Meneyesusaikan usia anak
yang digunakan
5 Pengaturan/pengelompokan √  DudukMembentuk
lingkarangan
6 Cara pendidik memimpin √  Pendidik memimpin sesuai
kegiatan dengan tugasnya dan sudah
profesional, untuk yang bayi
ada 4 orang pengasuh untuk
usia 2-3 tahun ada 1 orang
pengasuh dan 1 orang pendidik
7 Peran orang tua √  Orang tua langsung meninggal
kan tempatpenitipan karena
orang tua bekerja dari pagi
sampai siang
38

Instrumen Wawancara Dengan Guru/Pendidik


Tempat Penitipan Anak Cita Mandiri Nangsri Kebakkramat, Karanganyar

1. usia berapa saja anak – anak yang berada dalam Taman Penitipan Anak yang
Ibu/Bapak asuh ?
Umur 6 bulan- 5 tahun : 19 anak L:9 P : 10
2. Ada perbedaan/keistimewaan program di Taman Penitipan Anak yang
Ibu/Bapak asuh dibandingkandengan Taman
- Waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih ringan
3. Bagaimana cara menyusun rencana kegiatan di Taman Penitipan Anak yang
Ibu/Bapak Asuh :
- Mengacu pada Buku “Acuan Menu Pembelajaran pad TPA”
4. Referensi apa ssaja yang Ibu/Bapak pergunakan untuk menyusun rencana
kegiatan anak ?
- Menanamkan kemandirian kepada anak-anak
5. Apa saja yang Ibu/Bapak ambil/manfaat dari referensi tersebut ?
- Untuk membentuk, melatih mandiri dan mendidik lewat dari 5 kemampuan
sikap perilaku, bahasa kognitif, fisik motorik dan seni sehingga anak bisa
tumbuh dan berkemabang sempurna.
6. Tadi saya melihat kegiatan makan bersama. Mengapa ibu melakukan kegiatan
tersebut ?
- Untuk menanmkan rasa kemandirian pada diri anak
7. Apa dassar pemikiran sehingga Ibu/Bapak melakukan kegiatan seperti itu ?
- Didasarkan pada visi/misi/tujuan dari pembelajaran TPA Islam, serta
menanamkan kepada anak untuk bisa mandiri atas dirinya sendiri
8. Pembelajaran seperti apa yang Ibu/Bapak tanamkan pada anak, dengan masing –
masing usia yang berbeda – beda ini ?
- Di TPA terutama menanamkan rasa kebersamaan dahulu, setelah itu
memasukkan nilai – nilai agama.
9. Mengapa menanamkan kemandirian ?
- Karena anak-anak agar mampu menjaga dirinyas sendiri
39

10. Mengapa anak – anak di TPA tidak diperbolehkan membawa mainan dari rumah
?
- Itu salah satu car menenamkan kebersamaan, mainan apa saja disini adalah
milik bersama dan untuk bermain
- Kalau anak – anak diperbolehkan membawa mainan dari rumah, rasa
egonya susah hilang karena merasaa meinannya sendiri.
40

Wawancara Yang Dilakukan Terhadap


Kepala Taman Penitipan Anak

1. Apa Visi/ Misi/ Tujuan dari Taman Penitipan Anak di dalam kontek pendidikan
anak ?
Visi : memajukan Anak untuk lebih mandiri dan terampil
Misi : bersikap santun, ramah, mandiri dan kreatif
2. Untuk mencapai visi/ misi/ tujuan tersebut, program apa yang diadakan di
Taman Penitipan Anak yang Ibu/ Bapak Pimpin ?
- APE dan semua dilaksanakan secara rutin
3. Siapa yang merancang program tesebut ?
- Pimpinan TPA
- Pendidik dan Pengasuh
4. Ada beberapa jumlah pendidik dan jumlah anak di Taman Penitipan Anak ?
Pengelola 1 orang
Pengasuh 4 orang
Pendidik 1 orang Jumlah anak ada 19 anak
5. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di Taman penitipan Anak
ini (misal model sentra, model area, model kelompok)
- Model klasik
6. Tadi saya telah berbicara dengan seorang pendidik di Taman Penitipan Anak ini,
dan menurutnya Taman Penitipan Anak ini utamanya menanamkan kemandiriaN
melalui makan bersama. Alasan apa lembaga ini mempriorItaskan hal tersebut ?
- Alasan : agar anak lebih terbiasa menjadi pribadi yang mandiri.
7. Apa dasar pemikirannya sehingga Ibu/Bapak melakukan kegiatan seperti itu ?
- Berdasarkan visi dan misi TPA dan dikarenakan banyak para orang tua yang
sibuk bekerja, sehingga anak perlu adanya orang yang mengasuh dengan
tepat, jadi dengan adanya TPA ini seperti bisa memberikan solusi yang baik
bagi orang tua yang berkarier tanpa menelantarkan anak.
8. Kapan Taman Penitipan Anak dini berdiri ?
Tahun 2008
41

BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data Taman Penitipan Anak (TPA)


Wawancara
Wawancara
Observasi Dengan Pimpinan Dokumentasi
Dengan Guru
TPA
Anak anak datang - Kegiatan yang Kenapa TPA ini Dalam program
diantar orang tua diberikan pada didirikan yaitu TPA Taruna
pada saat hari anak sejak untuk membantu Robbani
masih pagi pagi bermain orang tua yang ditanamkan rasa
dengan bola, sibuk bekerja dan kemandirian
lego dan tidak mempunyai melalui kegiatan
puzzel. pembantu dirumah, makan bersama
Setelah anak – maka TPA sangat
anak jenuh membatu
beermain khususnya anak-
ndidalam, anak yang tidak
anak-anak ada pengasuh di
diajak bersama rumah, maka TPA
– adalah pilihan yang
sama,kemudia tepat bagi orang tua
n makan menitipkan anak-
bersama anak dengan aman
- Anak – anak tidak perlu biaya
duduk mahal
melingkar dan
pengasuhpun
dduk bersama
- sama
Makan bersama - Mengapa Semua anak di
menanamkan TPA mendapatkan
kemandirian makan bersama
melalui makan dalam sehari-
bersama harinya
karena anak-
anak cukup
mampu
membuat
dirinya
mandiri
Dalam Kegiatan yang Diantara program Untuk anak-anak
pembelajaran sifatnya bebas, TPA (Tempat TPA membawa
guru yang disukai anak Penitipan Anak bekal mekan dan
42

menggunakan – anak, karena Taruna Robbani, minuman dari


berbagai jenis didalam Bener,Tawangnma rumah masing –
kain bekas, untuk memberikan ngu,Karanganyar masing terutama
menempelkan kegiatan di TPA selain unrtuk anak yang
jenis jenis walaupun ada pembelajaran masih bayi, susu/
pakaian pada pedoman yang terpadu, juga minuman dan
anak. Guru dalam sudah ada, tidak menanamkan mekanannya
pembelajaran menutup kebersamaan atau dibawa adri
anak tidak kemungkinan bersosialisai rumah.
menggunakan untuk dengan sesama
media / peraga memberikan teman bermain
kegiatan ytang yang ada di TPA.
sifatnya spontan Disini pemimpin
dikarenakan anak bersama guru/
sendiri dengan pendidik tidak
usia yang masih bosan – bosannya
relatif kecil, anak untuk menciptakan
kadang bosan suatu kegiatan
dengan aktifitas permainan yang
sudah terlalu sifatnya bisa
sering dilihat menumbuhkan
maupun pada anak untuk
dilakukan, karena kebersamaan dan
anak-anak mandiri.
sifatnya menyukai
hal hal yang bari
dan menarik
perhatiannya. Jadi
bagi para
pengasuh TPA
(taman penitipan
anak) tidak
bossan bosannya
untuk berinovasi
dan peka dengan
perubahan
perkembangan
dan kebutuhan
serta minat anak
B. Analisi Kritis
Dari pengamatan penulis dapat menyimpulkan bahwa kegiatan di Tepat
Penitipan Anak Taruna Robbani,Bener,Tawangmangu, Karanganyar menitik
beratkan pada kebiasaan anak bisa hidup bersama, berteman yang harmonis
sesuai tahap perkembangannya, serta melatih kemandirian anak khususnya
43

melakukan aktivitas harian secara mandiri tanpa bantuan orag lain. Hal ini
dimaksudkan agar anak nanti terbentuk sebagawi manusia yang berbudi pekerti,
mempunyai rasa kemandirian yang tinggi.
Kiranya sangatlah tepat Tempat Penitipan Anak Taruna Robbani
Twangnmangu, Karanganyar dalam menyelenggarakan program ini, karena
dengan bermain anak dapat belajar menyesuaikan diri dengan anak – anak lain di
sekitarnya, sehingga sikap kemandirian anak sedikit demi sedikit dapat
terbentuk. Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa pentingnya
keberadaan Taman Penitipan Anak sebagai lembaga yang membantu meletakkan
dasar kearah perkembangan, sikap, pengetahuan dan ketrampilanyang diperlukan
bagi anak dari usia 0 – 3 tahun dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya
serta pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Termasuk juga persiapan
untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
Salah satu dari pengembangan anak di Tempat Penitipan anak TARUNA
robbani,Bener,Tawangmangu, Karanganyar adalah meminta anak untuk mau
diajak melakukan kegiatan dengan program yang disiapkan guru atau sesuai
dengan kemampuan masing – masing dengan dibimbing gurunya walau sering
anak salah dan masih diam saja.
Apabila kita perhatikan maka dalam kegiatan ini dapat menarik perhatian
anak karrena anak sangat senang. Secara umum Tempat Penitipan Anak Taruna
Robbani ini telah mempunyai kagiatan – kagiatan yang baik dan terarah.
Kegiatan tersebut telah disusun sedimikian rupa sejalan dengan bidang
pengembangan sehingga untuk mencapai hasil sangat besar yaitu menanamkan
dasar – dasar kemandirian. Prioritas kemampuan ini pada hakekatnya adalah
pengembangan menanamkan kemandirian anak.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
44

A. Kesimpulan
Dari Tabulasi data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
1. Tempat Penitipan Anak Taruna Robbani mempunyai program penanaman
untuk bersikap kemandirian dalam segala kegiatan. Hal ini untuk
menanamkan pembiasaan anak sejak dini agar lebih mandiri dan dapat
mengenadlikan diri pada anak dalam melakukan kegiatan yang bersifat
unrtuk dirinya sendiri dengan mandiri,Kegiatan pengembangan dalam
pembiasaan pada anak dilaksanakan dengan makan bersama
2. Dalam pencapaian pembelajaran dengan berbagai metode tapi tetap
dilaksanakan dengan bermain.

B. Saran – Saran
Dari hasil penelitian yang ditemui pada Taman Penitipan Anak bahwa :
1. Tempat Penitipan Anak Taruna Robbani telah memberi peranan atau
kontribusi yang besar pada masyarakat Tawangmangu dan sekitarnya,
terutama bagi ibu – ibu atau orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya,
tetapi anak tetap terpelihara dengan baik sesuai dengan penangannya, maka
Taman Penitipan Anak ini menjadi solusi yang sangat baik bagi keluarga
yang sibuk.
2. Pengembangan pembiasaan kemandirian di Tempat Penitipan Anak Taruna
Robbani semakin hari mudah-mudahan bisa terus meningkatkan fasilitas
dan pelayanan yang lebih baik bagi anak – anak yang ada, sehingga orang
tua semakin percaya pada Tempat Penitipan Anak Taruna Robbani tersebut

DAFTAR PUSTAKA
45

Ahmad H. Arsyad. 2000. Pendidikan Anak Usia Dini, Bandung : Alfabeta

Ali Badru Zaman san Sy Dina Dwiyana. 2009, Program Pelibatab Orang Tua dan
Masyarakat, Universitas Terbuka Jakarta

Amirin, Isbandi Rukminto, 1994, Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Imu


Kesejahteraan Sosial Dasar-Dasar Pemikiran. Jakarta : PT. Raja
Grafindo, Persada

Anna Poedjiadi dan Suwarno, 2008, Filsafat Ilmu,Universitas Terbuka Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Rintisan Program Taman


Penitipan Anak. Jakarta : Ditjen PLSP Depdiknas RI

Departemen Sosial RI. 191. Petunjuk Teknik Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan


Keluarga Melalui Penitipan Anak. Jakarta

Departemen Sosial Ri. 2004. Standar Pelayanan Sosial Anak di Taman Penitipan
Anak. Jakarta

Elizabeth B. Hurlock. 1993. Psikologi Perkembangan. Jakarta

Ernawulan Syaodiah dan Mubiar Agustin, 2008, Bimbingan Konseling untuk Anak
Usia Dini. Universitas Terbuka Jakarta.

Ournomo, Bambang Hanipar. 1994. Memahami Dunia Anak – Anak. Bandung :


Mandar Maju

Setiawan B. B. 2002. Pengasuh dan Peran Penitipan Anak. Jurnal Ilmiah PADU
Edisi Pertama

Siri Aisyah, dkk, 2008, Pengembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak
Usia Dini. Universitas Terbuka Jakarta.

Soetoto Pontjopoentro, dkk. 2003. Permainan Anak, Universitas Terbuka Jakarta.

Takdiroatun Musfiroh, 2008, Perngembangan Kecerdasan Majemuk, Universitas


Terbuka Jakarta.

Widarni D Wijana, dkk. 2008. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas
Terbuka Jakarta.
46

LAMPIRAN

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS KEGIATAN


PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
47

(PAUD 4504)

PENGEMBANGAN KOGNITIF MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK


KEPINGAN GEOMETRI DI TAMAN KANAK – KANAK
AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL KELOMPOK B
NANGSRI KEBAKKRAMT KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2018/2019

DI SUSUN OLEH :
NAMA : RATIH SETIA NINGRUM
NIM : 825348775
PROGRAM STUDI : S1
POKJAR : KARANGANYAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SURAKARTA
2019.2
LEMBAR PENGESAHAN
48

Laporan penelitian dan analisis kegiatan


Pengembangan pendidikan anak usia dini
(PAUD 4504)

Dengan judul :
PENGEMBANGAN KOGNITIF MELALUI KEGIATAN MEMBENTUK
KEPINGAN GEOMETRI DI TAMAN KANAK – KANAK
AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL KELOMPOK B
NANGSRI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2018/2019

Mengetahui Karanganyar, ............................2019


Kepala TK Aisyiyah Bustanul Athfal Mahasiswa

........................................... RATIH SETIA NINGRUM


NIM. 825348775

Mengesahkan
Tutor Pembimbing

..............................................

TAMAN KANAK – KANAK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL


ALAMAT : NANGSRI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR
49

LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Janbatan :

Bersama ini memberikan ijin dan persetujuan kepada :


Nama : Ratih Setia Ningrum
Nim : 825348775

Untuk melaksanakan observasi di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Nangsri


Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar.

Demikian surar persetujuan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Karanganyar, ................................
Kepala TK Aisyiyah Bustanul Athfal

................................

MOTTO
50

Percaya pada diri sendiri adalah sebagai modal


untuk menempuh kehidupan

ABSTRAK
51

Ratih Setia Ningrum, NIM 825348775. Meningkatkan kemampuan anak


melalui Kegiatan Membentuk dari kepingan geometri di TK Aisyiah Bustanul Athfal
Nangsri, Kebakramat, Karanganyar. Tugas Mandiri, Universitas Terbuka Surakarta,
2012.
Penelitian ini bertujuan mengumpulkan data mengenai : Alasan pendidik
melakukan kegiatan membentuk dari kepingan geometri. Tujuan pendidik melakukan
kegiatan tersebut. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
Metode dan strategi apa yang dilakukan. Membuat analisis kritis (Critical Analysis)
mengenai kegiatan tersebut.
Penelitian ini mengambil tempat di TK Aisyiah Bustanul athfal nangsri,
Kebakkramat, Karanganyar dan subjek penelitian ini adalah anak didik TK Aisyiah
Nangsri, Kebakkramat, Karanganyar. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara dan analisis kritis.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa di TK Aisyiah Bustanul Athfal Nangsri, Kebakkramat, Karanganyar
mempunyai program meningkatkan kognitif anak khususnya mengembangkan
kreatifitas anak melalui kegiatan pengkonstruksian benda atau memanipulasi objek,
mengubah bentuk segitiga dan segi empat menjadi bentuk lain.

KATA PENGANTAR
52

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas berupa laporan Analisis
Kegiatan Pengembangan Pendidik Anak Usia Dini pada TK Aisyiah Bustanul Athfat
Nangsri, Kebakkramat, Karanganyar. Laporan ini dibuat untuk dapat memenuhi slah
satu tugas dalm mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini
(PAUD 4504)
Program S1 PAUD ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari
semua pihak maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Universitas Terbuka yang telah memberi fasilitas yang memadai berupa materi
dan tutor.
2. Ir. Muhammad Kholis, M.Si., selaku kepala UBPJJ UT Surakarta.
3. Titiek Budi Lestari, SE, S.Pd.AUD. selaku Tutor S1 PAUD yang membimbing
dalam penelitian.
4. Sularmi, S.Pd selaku Kepala TK Aisyiah Nangsri, Kebakkramat Karnganyar.
5. Indriyani Penyelenggara TK Aisyiah Bustanul Athfal Nangsri, Kebakkramat,
Karanganyar.
6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam pembuatan laporan ini yang
tidak dapat kami sebut satu persatu.
Penulis mengakui dalam membuat laporan ini masih banyak terdapat
kelemahan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mohon saran dan
kritik yang membangun dalam perbaikan laporan ini sehingga dapat membantu
penulis dalam mengadakan perbaikan.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat diterima dan bermanfaat
bagi semua pihak yang terkait khususnya bagi dunia pendidikan Taman kanak-
kanak.

Karanganyar, .............................
Penulis

BAB I
PENDHULUAN
53

A. Latar Belakang Masalah


Taman Kanak – kanak (TK sebagai program pendidikan pra sekolah
diarahkan pada upaya untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki
pendidikan dasar. Dalam buku pedoman kurikulum berbasis kompetensi yang
dikeluarkan dari pusat kurikulum dijelaskan bahwa penyelenggaraan Taman
Kank- kanak dan Roudhotul Athfal difokuskan pada peletakan dasar
pengembangan sikap, pengetahuan,keterampilan dan daya cipta sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam Undang – undang No. 20 tahun
2003 pasal 3 dan Permendiknas No. 58. Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan
Nasional dijelaskan bahwa pendidikan usia dini pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak – Kanak, Roudhatul Athfal atau bentuk lain yang
sederajat yang menggunakan program untuk anak usia 4 – 6 tahun.
TK Aisyiah Nangsri, Kebakkramat, Karanganyar. Berdiri pada tahun
1978 atas kerjasama dengan pemerintah desa dan masuyarakat dengan tujuan
membantu mengembangkan segala potensi anak yang dimiliki anak baik fisik
meupun psikis guna memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Program S1 PG PAUD Universitas Terbuka bertujuan menghasilkan
lulusan yang profesional yaitu yang mepu mengembangkan program
pengembangan anak usia dini dan menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi
perkembangan lembaga PAUD tempatnya bekerja. Kemampuan mahasiswa
mengambangkan program PAUD yang dibangun melalui penguasaan berbagai
mata kuliah yang berkaitan dengan pengetahuan mengenai perkembangan anak
usia dini dan metode – metode pengembangannya. Sementara agar dapat
membuat inovasi yang bermanfaat dalam PAUD, mahasiswa harus mampu
melihat dan menganalisis secara kritis (Critical Analysis) suatu kegiatan
kemampuan pengembangan anak usia dini.

B. Fokus Penelitian
54

Setelah diadakan observasi di salah satu ruangan kelas di TK Aisyiah Nangsri,


Kebakkramat, Karanganyar. Maka penelitian ini terfokus pada salah satu
kegiatan yaitu menciptakan bentuk dari kepingan geometri.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
a. Mengumpulkan data mengenai :
1. Alasan pendidik melakukan kegiatan menciptakan bentuk dari kepingan
geometri.
2. Tujuan pendidikan melakukan kegiatan tersebut
3. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
4. Metode dan strategi apa yang digunakan.
b. Membuat analisis kritis (Critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan pembelajaran anak
di TK Aisyiah Nangsri, Kebakkramat, Karanganyar.
b. Sebagaimana pelatihan mahasiswa untuk melakuakn penelitian
c. Mengembangkan kemampuan siswa dalam menganalisis suatu kegiatan
anak di lembaga PAUD
d. Menambah wawasan bagi mahasiswa btentang pembelajaran yang dapat
dikembangkan ditempatnya bekerja.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
a. Anak Taman Kanak – Kanak
Penggunaan kepingan geometri dalm pembelajaran ketrampilan
menciptakan bentuk menunjukkan anak termotivasi aktif dan senang
dalam proses pembelajaran sehingga ketrampilan anak dalam
menciptakan bentuk meningkat.
b. Bagi Guru
55

Penggunaan media kepingan geometri dalm pembelajaran ketrampilan


menciptakan bentuk untuk meningkatkan kinerja guru dalam
pembelajaran dan memberikan pengalaman langsung kepada guru yang
terkait dalam proses pembelajaran yang inovatif.
c. Bagi orang tua
Agar dapat menambah wawasan bagaimana cara memfasilitasi dan
mendukung kemampuan anak dengan menggunakan media kepingan
geometri, dapat mengajak anak untuk menciptakan berbagai bentuk
dengan bai dan benar, dalam suasana yang gembira dan penuh kasih
sayang.
d. Bagi sekolah
Hasil bpenelitian ini dapat memberikan pengalaman bagi guru lain
dalam menggunakan media pembelajaran sehingga ketrampilan
menciptakan bentuk siswa meningkat yang ada akhirnya mencapai hasil
secara maksimal.

BAB II
56

LANDASAN TEORI

A. Tentang Perkembangan Kognitif Anak


Menurut Alferd Binet, potensi kognitif seseorang tercermin dalam
kemampuannya menyelesaikan tugas – tugas yang menyangkut pemahaman dan
penalaran. Cameron dan Barley (1967) mengatakan aktifitas kognitif akan sangat
tergantung pada kemampuan berbahasa baik lisan maupun tulisan, karena bahasa
adalah alat untuk berfikir dimana dalam berfikir menggunakan pikiran (Kognitif)
Anita E. Woolfolk (1995) menurut teori – teori lama kognitif memiliki
tiga pengertian, yaitu : kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang
diperoleh dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau
lingkungan pada umumnya dengan berhasil. Selanjutnya Woolkfolk
mengemukakan bahwa kognitif merupakan pengetahuan dalam rangka
memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif (perkembangan
mental dan kognisi) adalah pikiran. Pikiran merupakan bagian dari beerfikirnya
otak, bagian tersebut digunakan untuk proses pengakuan, mencari sebab akibat,
proses mengetahui dan memahami. Pikiran anak berkembang dari hari ke hari,
memahami sesuatu informasi dan pikirannya terus berjalan sejalan dengan
perkembangannya. Anak berkembanga pemikirannya dengan cepat dan baik,
maka ia menjadi kognisi.

B. Membangun Kognitif Pada Anak


Pengembangan kognitif pada anak bertujuan menstilmulasikan kemampuan
berfikir anak sehingga potensi anak akan tercapai secara optimal. Adapun
pengembangan kognitif diarahkan pada pengembangan kemampuan auditory,
visual, taktik, kinestik, aritmatika, geometri, dan saind permulaan. Sementara
anak dalam membangun pengetahuan di pandang dari sudut pandang teori :

1. Teori Peniruan Pengetahuan


57

Anak membangun pengetahuan dari kegiatan mengamati dan meniru apa


yang ia lihat, artinya anak memperoleh input pengetahuan tidak hanya
melalui indera penglihatan tetapi juga pendangaran.
2. Teori Konstruktivis pada teori pengetahuan
Peaget (Furt, 1969) menyatakan bahwa pengetahuan adalah hasil dari
pengkonstruksian pemikiran secara aktif dengan membuat hubungan antar
objek satu dengan lainnya.
3. Konsep Perubahan (Transformasi)
Menurut Peaget (Foreman, 1993) pengetahuan berkembang dengan
mempelajari bagaimana objek bergerak, berubah posisi, bentuk dan
bagaimana objek tersebut berubah jika dihubungkan dngan benda lainnya.
4. Menggunakan Perubahan di Taman kanak – Kanak
Misalnya dengan pertanyaan atau dengan menghadirkan benda yang tida
dapat diubah.
Metode yang dapat digunakan untuk membangun pengetahuan anak, antara lain :
1. Metode praktek langsung
2. Metode cerita atau dongeng
3. Metode tanya jawab
4. Metode proyek
5. Metode bermain peran
6. Metode demonstrasi
Membangun pengetahuan anak haruslah berdasarkan pada bermain dan
permainan, karena dengan bermain dapat mengembangkan berbagai aspek yang
diperlukan untuk persiapan masa depan. Bermain dapat membantuk
perkembangan tubuh, emosional, sosial, kognitif dan moral serta kepribadian
meupun bahasa, bermain bisa juga dijadikan media untuk membina hubungan
yang dekat antar anak aatu anak dengan orang tua.guru/orang dewasa lainnya
sehingga tercipta komunikasi yang efektif.
Bromley (1992) anak perlu dikenalkan dengan bergam bentuk geometrti,
terlebih dahulu dalam bentuk dua dimensi. Kegiatan pemberian tugas bagi anak
terfokus pada benda geometri yang sederhana, seperti lingkaran, persegi empat,
58

dan segi tiga dan jangan mencoba lebih banyak benda lagi sebelum anak
memahami ketiga bentuk tersebut. Hal ini bertujuan agar anak tidak mengalami
kerancuan dalam berbagai macam objek.
Dengan mengenalkan bentuk geometri, pengembangan seni anak dapat
lebih mengarah kepada pelakssanaan kegiatan yang mengasyikkan dan menarik
minat anak sehingga melalui kegiatan tersebut seluruh aspek perkembangan
dapat berkembang seara optimal.

BAB III
59

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini ada;ah anak – anak, Pendidik dan Pimpinan TK Aisyiah
Nangsri, Kebakkramat, Karanganyar.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu menginterprestasikan
data mengenai fenomena / gejala yang diteliti dilapangan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi
Observasi adalah sistem atau rencana untuk mengamati sesuatu dalam
penelitian ini, berguna untuk melihat fenomena yang unik/menarik untuk
dijsdiksn fokus penelitian.
b. Wawancara
Wawancara adalah tenya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan
keterangan atau pendapatnya tentang seuaru hal atau masalah, dalam hal ini
untuk menggali informasi lebih dalam mengenai fokus penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik mengumpulkan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen – dokumen, baik dokumen tetulis,
gambar maupun elektronik. Berguna untuk mengumpulkan bukti – bukti dan
penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian.

HASIL OBSERVASI
60

DI TK AISYIAH NANGSRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

Hal – Hal Yang


Ada
Unik/Menarik Yang
No Keterangan, Uraian, Pertanyaan
Ditemukan Dalam Tida
Kegiatan Pembelajaran Ya
k
1 Model pengembangan √  Kelompok
kegiatan
2 Pengelolaan anak √  Dalam kelas terdapat 3 kelompk
3 Penata ruangan √  Mejad ditat secara
berkelompok, ada 3 kelompok
4 Kegiatan yang dilakukan √  Anak menciptakan bentuk dari
kepingen geometri
5 Pengaturan/pengelompokan √  Anak melaksanakan kegiatan
anak secara klasikal.

Catatan secara umum :


Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat dilihat bahwa indikator kemampuan
berhasil dilaksanakan anak, terlihat anak dengan mudah memahami tugas yang
diberikan guru dan mengerjakan tugas dengan hasil yang cukup baik dan terbaca
hasilnya.

HASIL WAWANCARA
61

DI TK AISYIAH NANGSRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

Wawancara yang dilauakn terhadap Pendidik di Taman – kanak – kanak :


1. Usia berapa saja anak – anak yang berdada dalam Tama kanak – kanak yang
Ibu/Bapak asuh :
- Kelompok A : 4 s/d 5 tahun
- Kelompok B : 5 s/d 6 tahun
2. Bagaimana cara penyusunan rancana kegiatan untuk anak di Taman kanak –
kanak yang Ibu/apak asuh ?
Menggunakan acuan kurikulum 2013
3. Referensi apa yang Ibu/Bapak pergunakan untuk menyusun rencana kegiatan
anak ?
Mengikuti pelatihan kelompok kerja guru KKG, IGTKI dan seminar – seminar
tentang pendidikan usia dini.
4. Dalam pembelajaran tntunya tidak terlepas dari alat peraga, bagaimana dengan
hal tersebut ?
Tadi alat peraga yangsaya pergunakan ukurannya kurang sesuai, sebenarnya
alat peraga harus jelas dilihat anak.
5. Tadi ssayav melihat anak – anak sudah dapat menciptakan bentuk,
perkembangan apa yang ibu kembangkan tadi. Kenapa Ibu melaksanakan
kegiatan tersebut ?
Saya mengembangkan kognitif anak dalam indikator menciptakan bentuk dari
kepingan geometri, selain melakssanakan indikator sya mengembangkan
kemampuan berfikir kreatif anak.
6. Apakah ibu juga memberikan penilaian secara langsung pada hasil kerja anak ?
Kami memberi binta pada lembar kegiatan anak agar anak termotivasi untuk
melaksanakan kegiatan.

Wawancara yang dilakukan terhadap Kepala/Pimpinan Taman Kanak – kanak :


62

1. Apa visi/misi/tujuan dari Taman Kanak – kanak ini dalam konteks pendidikan
anak ?
- Visi : menjadikan anak didik sehat, cerdas, ceria dan beriman
- Misi :
a. Menghantar sedini mengkin untuk mengenalkan Allah SWT &
Rasulullah
b. Memberikan wadah untuk tumbuh kembang anak usia dini secara
optimal melalui kegiatan Taman Kanak – Kanak
c. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran orang tua
atau bmasyarakat dalam upaya membina tumbuh kembang anak
secara optimal
d. Menciptakan kualitas dan kuantitas layanan lembaga penyelenggara
Pendidikan Anak Usia Dini
e. Mempersiapkan anak usia dini agar kelak lebih siap memasuki
pendidikan dasar.
2. Untuk mencapai visi/misi/tujuan tesebut, program apa yang diadakan di Taman
kanak – kanak yang Ibu/Bapak pimpin ?
Melakssanakan pembiasaan dalam kegiatan sehari - hari
3. Siapa yang merancang program tersebut :
Kepala Sekolah dan guru, namun untuk rancangan harian saya serahkan pada
guru kelas.
4. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di Taman Kanak – kank ini ?
Pendidik : 10 arang
Anak : 133 anak
5. Model pengembangan kegiatan apa yang diteapkan di Taman kanak – kanak ini
(misal : model sentra, model area, model kelompok) ?
Pembelajaran menggunakan model kelompok kadang model sentra.
6. Tadi saya telah berbicara dengan salah seorang pendidik di Taman kanak –
kanak ini, dan menurutnya taman kanak – kanak ini utamanya menerpkan
kegiatan pengembangan kognitif. Alasan apa lembaga ini memperioritaskan hal
tersebut ?
63

Pegembangan kognitif anak dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan


kreatifitas dan kemampuan berfikir anak dalam menyelesaikan masalah.
7. Bagaimana penyediaan alat peraga di TK Bu ?
Kalau beli jarang, alat peraga sebaiknya hasil kreatifitas guru karena setiap
hari ganti sesuai kegiatan yang dilaksankan.

BAB IV
ANALISIS DATA
64

A. Tabulasi Data
Dari hasil penelitian agar mudah menganalisis data maka dibuat tabulasi data
sebagai berikut :
Wawancara
Wawancara
Observasi Dengan Pimpinan Dokumentasi
Dengan Guru
TK
Anak Tadi saya Pengembangan Lembar kegiatan
menciptakan mengembangkan kognitif anak anak
bentuk dari kognitif anak dilaksanakan
kepingan dalam indikator dengan tujuan
geometri menjadi menciptakan meningkatkan
bentuk binatang bentuk dari kreatifitas dan
kuda kepingan kemampuan befikir
geometri serta anak dalam
kemampuan menyelesaikan
berfikir kreatif mesalah.
anak.
Alat peraga Tadi alat peraga Jarang beli, alat Lembar kegiatan
hanya yang saya peraga sebaiknya anak
menggunakan pergunakan hasil kreatifitas
media belajar ukurannya kurag guru karena setiap
anak dan tidak sesuai, hari berbeda sesuai
sesuai sebenarnya alat dengan kegiatan
peraga harus jelas yang dilaksankan
dilihat anak
Pengelolaan Sebenarnya Model kelompok
ruang dan cara model kelompok,
mengajar guru tetapi dalam
dengan model memilih kegiatan
kelompok tetapi sama dan anak
anak tidak mmau
melaksanakan diarahkan dan
kegiatan memilih kegiatan
pembelajaran yang berbeda
secara klasikal.

B. Analisi Kritis
65

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kewgiatan menciptakan


bentuk dari potongan geometri merupakan pengembangan kemampuan kognitif
khusunya pada Pengembangan Geometri (PG). Kemampuan ini berhubungan
dengan perkembangan konsep bentuk dan ukuran, kegiatan ini juga dapat
mengembangkan kreatifitas anak dalam merangkai sebuah bentuk menjadi
sesuatu yang baru.
Hal tersebut sesuai dengan pembelajaran Vygotsky (1976), dalam
pengembangan berbagai potensi anak usia dini dapat dilakuakn melalui berbagai
aktifitas yang terprogram untuk memenuhi kebutuhan perkembangan anak.
Seperti pembelajaran block building, bahan yang dibutuhkan adalah balok
konstruksi, bentuk yang akan dijadikan balok dan kertas. Bertujuan untuk
membimbing pengaturan atau pengendalian diri, perencana dan koordinasi
berbagai peranan pada nak - anak pra sekolah serta memberikan sarana yang
memperlihatkan ungkapan simbolik (gambaran) dan manipulasi konkrit.
Dalam teori konstruktivis pada teori pengetahuan, anak belajar dengan
mengubah obyek yaiotu dengan memanipulasinya. Menurut Piaget dalam E.
Foreman (1193) menyatakan bahwa pengetahuan bukan hanya berupa peniruan
dari lingkungan anak melaikan lebih kepada mengkonstruksi pemikiran. Piaget
(Furt, 1969) menyatakan bahwa pengetahuan adalah hasil dari pengkonstruksian
pemikiran secara aktif dengan membuat hubungan antar obyek satu dengan
lainnya.
Penggunaan media dan sumber belajar yang berfungasi untuk
memperjelas pembelajaran seperti yang diungkapkan Anggani Sudono (1995)
bahwa sumber belajar adalah segala macam bahan yang dapat digunakan untuk
memberikan informasi maupun berbagai ketrampilan kepada murid maupun
guru, tidak sesuai dengan situasi dan kondisi karrena alat terlalu kecil. Dalam
menentukan media atau sumber belajar hendaknya memperhatikan :
1. Kesesuaian dengan perencanaan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan sarana belajar
3. Kesesuaian dengan tingkat keterbacaan media
4. Kesesuaian dengan situasi dan kondisi
66

5. Obyektifitas
Model pembelajaran juga harus jelas, jika model kelompok maka kegiatan juga
dilaksanakan secara kelompok, artinya penataan ruang secara kelompok.
Pemilihan kegiatan juga secara kelompok, sebaiknya anak diberi batasan dalam
memilih kegiatan, selain itu keterlibatan dalam belajar juga sangat penting.
Keterlibatan (engagement) menurut Fisher (1991), seorang anak akan belajar
dari demonstrasi apabila ia terlibat didalamnya dan menurut Brian Cambourne
(1998) anak akan terlibat dalam suatu kegaiatn apabila ia merasa kegiatan
tersebut berarti dan berguna bagi dirinya ketia ia berfikir bahwa ia akan
mendapat pengalaman yang menyenangkan.

BAB V
67

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. TK Aisyiah Nangsri, Kebakkramat, Karanganyar mempunyai alasan yang
tept dalam menciptakan bentuk denan kepingan geomettri yang merupakan
kegiatan untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak khususnya
mengembangkan kreatifitas anak melalui kegiatan pengkonstruksian benda
atau manipulasi obyek, mengubah bentuk geometri menjadi bentuk lain.
2. Kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan anak lebih dimaknai sebagai
kegiatan yang menyenangkan
3. Pemakaian alat peraga yang tidak sesuai tidak membantu anak dalam
berlajar dan memahami fungsi dari alat tersebut.
4. Pengorganisasian anak tanpa diikuti strategi yang tepat juga tidak akan
berhasil.

B. Saran
Hal – hal yang disarankan penulis adalah :
1. Penggunaan alat peraga sebaiknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi
serta keterbacaan anak.
2. Pengelolaan kelas/pengorganisasian anak perlu adanya strategi agar sesuai
dengan yang direncanakan.

DAFTAR PUSTAKA
68

Anonim. (2003). UU RI No. 20. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas

Anonim. (2009). Permendiknas No. 58. Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta : Depdiknas

Elkind (1987). Metode Pengembangan Perilaku Kemampuan Dasar Anak Usia Dini.
Jakarta : Universitas Terbuka.

Gadner, Howard (2002). Multi Intellegence. Kecerdasan Majemuk Teoridan Praktek.


Jakarta : Interaksa

Musfiroh, Takdiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan.


Jakarta : Depertemen

Suciati, Dkk. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

Setiawan, Denny, Dkk. M(2009). Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan


Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sujiono, Yuliani Nurani, Dkk. (2005). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta :


Universitas Terbuka.

Zaman Badru, Dkk. (2005). Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta : Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai