SKRIPSI
Oleh :
TRISNA HAFIFUDIN
09532046
2013
MOTTO
S e s u n g g u h n y a A l l a h t i d a k me l i h a t
k e p a d a p e r a wa k a n , k e r u p a wa n a n
(p a n g k a t , j a b a t a n ,
h a r t a , ma t e r i ) k a mu
Ak a n t e t a p i A l l a h me l i h a t k e p a d a
h a t i (a k h l a k ) d a n p e r b u a t a n
(k o n t r i b u s i d i t e n g a h -
t e n g a h l i n g k u n g a n h i d u p ) k a mu
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untukmu:
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI
0543b/U/1987.
I. Konsonan Tunggal
ب Ba’ b be
ت Ta’ t te
ج Jim j je
د Dal d de
ر Ra’ r er
س Sin s es
vii
ض Dhad ḍ de titik bawah
غ Gayn g ge
ف Fa’ f ef
ق Qaf q qi
ك Kaf k ka
ل Lam l el
م Mim m em
ن Nun n en
و Waw w we
ه Ha’ h ha
ي Ya’ y ye
viii
جسيخ ditulis jizyah
V. Vokal panjang:
1. Fathah+alif ditulis ā (garis di atas)
جبههيّخ ditulis jāhiliyyah
ix
VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan
apostrof
ااوتم ditulis a’antum
نئه شكرتم
ditulis la’in syakartum
ditulis al-Qiyas
انقيبش
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, sama dengan huruf qamariyah
ditulis al-Samā’
انسمبء
IX. Huruf besar
Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
x
KATA PENGANTAR
ن
ْ َ م،عمَبلِنَب
ْ َشرُ ْورِ أَنْ ُفسِنَب وَمِنْ سَيِئَبتِ أ
ُ ْحمَدُهُ وَ َنسْ َتعِيْنُوُ وَ َنسْ َتغْ ِفرُهُ وَنَعُىذُ بِبهللِ مِن
ْ َحمْدَ ِلّلَوِ ن
َ ْإِّنَ ال
عّلَي حَ ِبيْبِنَب
َ ْسّلِّمْ وَبَب ِرك
َ صلِ َو
َ َ اَلَّلهُّم.ضِّللْ َفّلَنْ تَجِدَ لَوُ َولِيًب ُم ْرشِدًا
ْ َُيهْدِهِ اهللُ َفهُىَ ا ْل ُمهْتَدُ َومَنْ ي
Segala puji hanya bagi Allah swt. yang telah melimpahkan beribu-ribu
nikmat dan karunia kepada penulis yang salah satunya terwujud dengan
selesainya skripsi ini. Salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad saw. yang telah menunjukkan hakikat jalan
kehidupan sekaligus memberikan suri tauladan bagi setiap insan di muka bumi.
gelar Sarjana Theologi Islam pada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
semoga skripsi ini menjadi kontribusi dalam dunia akademik UIN Yogyakarta.
Meskipun, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
peran dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, motivasi,
xi
saran, dan arahan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini,
1. Ayahanda Dadang Ahmadi dan Ibunda Dede Wartini yang tak henti-henti
2. Adik-adik penulis, Sri Rahayu, Siti Nur Maryam, dan Muhammad Raihan
yang selalu memberikan senyum keceriaan dalam hidup. Tidak lupa juga
kepada seluruh keluarga besar penulis, baik dari pihak bapak maupun ibu.
6. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A. dan Afdawaiza, S. Ag., M. Ag., serta
Prof. Dr. Suryadi, M.Ag. dan Dr. Ahmad Baidowi, M.Si. selaku ketua dan
Santri Berprestasi UIN Sunan Kalijaga periode baru dan lama. Begitu
pula Mas Amu (Ahmad Mujtaba, S.Th.I, S.E.) yang selama ini membantu
adminstrasi TH PBSB.
xii
7. Drs. H. M. Yusron, M.A., selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah
skripsi ini.
untuk sekadar mendengar keluhan dan curhatan penulis baik dalam ranah
administrasi pendidikan.
10. K.H. Noer Muhammad Iskandar, SQ. selaku pengasuh Pondok Pesantren
12. Sahabat Niner’s, Kang/ Mas/ Bro Fadlul, Babel, Tantan, Zoe, Atho, Faza,
Arif, Sukri, Ali, Hasyim, Azhar, Munir, Zuhdi, Mughzi, Hulaimi, Ihya’,
Najib, Aswar, Adib, Didik, Aji, Said, Anis, H. Lubab, Yafik, Ikhlas,
xiii
Wonder Woman Yaya, Nikmah, Ika, Faizah, Lila, Izzah, Mila, Rabi’ah,
Azmil.
13. Teman-teman CSS MoRA UIN Sunan Kalijaga. Mulai angkatan 2007
14. Lovely Siti Nuraini yang selalu setia menemani sekaligus menanti selama
penulis melakukan studi di Jogja. Begitu pula Abhel selaku malaikat cinta
kami.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
Sekali lagi, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan
dan kelemahan. Sehingga, kritik dan saran yang bersifat konstruktif amat penulis
harapkan. Terakhir, penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberi
manfaat baik bagi penulis maupun semua orang, sekaligus mampu memberi
kontribusi bagi khazanah keilmuan Islam, khususnya dalam ranah Tafsir dan
Hadis. Amin.
Penulis
Trisna Hafifudin
NIM. 09532046
xiv
ABSTRAK
xv
DAFTAR ISI
xvi
BAB III. KESATUAN TEMATIK DALAM SATU SURAH
A. Kesatuan Al-Qur’an dalam Kacamata Para Ulama ..................................39
B. Teori Munāsabah dan Sistematika Al-Qur’an .........................................44
C. Kesatuan Tematik dalam Satu Surah Pespektif Iṣlāḥī .............................47
1. Konsep ‘Amūd ...................................................................................49
2. Contoh dan Analisis ‘Amūd dalam Satu Surah .................................51
BAB IV. KESATUAN TEMATIK DALAM DUA PASANG SURAH DAN
KLASIFIKASI SURAH-SURAH DI DALAM AL-QUR’AN
A. Konsep Pasangan Surah ............................................................................60
B. Klasifikasi Surah-Surah di dalam Al-Qur’an ...........................................67
1. Klasifikasi Surah-Surah Perspektif Para Ulama Klasik ....................67
2. Klasifikasi Surah-Surah Perspektif Amīn Aḥsan Iṣlāḥī ....................69
3. Kesatuan Tematik dalam Satu Kelompok Surah ..............................72
4. Identifikasi Surah-Surah Makkiyah dan Madaniyah .........................74
5. Gambaran Perkembangan Ajaran Islam ............................................79
C. Landasan atas Konsep Pasangan Surah dan Klasifikasi Surah-Surah .....81
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................89
B. Saran .........................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................93
LAMPIRAN ..........................................................................................................97
CURRICULUM VITAE .....................................................................................103
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
bagaikan struktur sebuah bangunan yang kokoh.1 Kajian seperti ini sejatinya
telah muncul di kalangan para ulama klasik yang salah satunya adalah al-
ketinggalan, para ulama ahli tafsir klasik pun—seperti Fakhr al-Dīn al-Rāzī
dalam salah satu kajian ‘Ulūm al-Qur’ān yang sering dikenal dengan sebutan
1
Lihat Amir Faishol Fath, The Unity of Al-Qur’an, terj. Nasiruddin Abbas (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2010), hlm. 1-2.
1
2
lain yang tidak ada kaitannya sedikitpun.2 Selain itu, ada juga sebagian
orientalis yang mengkritik sistematika urutan ayat dan surah di dalam al-
Qur’an. Seperti dalam buku Bell’s Introduction to the Qur’an yang dikarang
untuk membentuk surah, tetapi juga bahwa ketika telah selesai, terjadi
2
Seperti dalam surah al-Baqarah [1] yang di antaranya menguraikan tentang keharaman
makanan tertentu seperti babi, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan ancaman terhadap yang
enggan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, kemudian anjuran bersedekah, kewajiban
menegakkan hukum, wasiat sebelum meninggal, kewajiban berpuasa, hubungan suami istri, dan
seterusnya. Lihat M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan,
Isyarat Ilmiyah, dan Pemberitaan Gaib (Bandung: Mizan, 2007), hlm. 243-244.
3
itu merupakan kitab yang saling terkait antar bagiannya dan tidak ada
langkah penafsiran yang telah dibangun oleh para ulama sebelumnya. Salah
dengan tema pokok surahnya. Dengan kata lain, hal ini membuktikan akan
adanya kesatuan tematik dalam satu surah. Di antara ulama tersebut yang
memerhatikan prinsip ini adalah Syekh Muḥammad ‘Abduh (w. 1323 H).
kesatuan yang sempurna dan mempunyai kesatuan tujuan atau tema, baik
dalam kata maupun kalimatnya. Sehingga, setiap ayat dalam suatu surah
3
Quraish Shihab menyatakan bahwa memang benar ada rima yang berbeda dalam
rangkaian ayat-ayat yang ditemukan dalam satu tempat. Hal ini justru membuktikan bahwa al-
Qur’an bukanlah syair sebagaimana dituduhkan oleh kaum musyrikin terdahulu. Selain itu, hal ini
juga berfungsi agar tidak menimbulkan kejenuhan mendengar atau membaca ayat-ayat yang
rimanya terus-menerus sama, dan yang lebih penting lagi bahwa pergantian rima tersebut dapat
menyentak, sehingga melahirkan perhatian bagi pembaca ataupun pendengarnya terkait pesan
yang terkandung dalam ayat yang berbeda rimanya tersebut. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir Al-
Mishbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, vol. I (Jakarta: Lentera Hati, 2007), hlm. xviii-
xx.
4
Di antara ulama kontemporer lainnya yang sependapat dengan pandangan ini adalah
Sayyid Muḥammad Rāsyid Riḍā, ‘Abdullāh Darraz, Maḥmūd Syalṭūṭ, Sayyid Quṭb, Syekh
Muḥammad al-Madanī, Muḥammad Ḥijāzī, Aḥmad Badawī, Syekh Muḥammad ‘Alī al-Ṣābūnī,
Sayyid Muḥammad Ḥusain al-Ṭabāṭabā’ī, Muḥammad Sayyid Ṭanṭawī, Mutawallī al-Sya’rāwī,
dan Sa’īd Hawwa.
4
pentingnya pembahasan ini. Beliau adalah seorang ulama ahli tafsir Pakistan
abad 20. Beliau hidup seangkatan dengan Sayyid Abū al-‘A’lā Maudūdī,
di dalam al-Qur’an. Kitab ini merupakan sebuah kitab tafsir yang disusun
berdasarkan prinsip naẓm (koherensi) yang diperoleh dari gurunya, Ḥamīd al-
seseorang dapat memperoleh ilmu dan hikmah yang terdapat dalam al-
tema pokok yang terstruktur dan terdapat dalam surah-surah yang berbeda.
bagian secara terpisah dan tidak mampu mengambil hikmah dari berbagai
karena mereka (baca: para ahli tafsir) kurang memerhatikan konteks (situasi
teks di dalam al-Qur’an. Jika dalam suatu penafsiran, segi konteks dan asas
5
koherensi ini dan hanya mengambil satu penafsiran saja dalam menjelaskan
ayat-ayat al-Qur’an (tidak seperti para ulama ahli tafsir terdahulu yang
bagaikan satu kesatuan yang memiliki ‘amūd atau tema pokok tertentu.
Setiap bagian surah (baca: ayat-ayatnya) saling terkait dengan tema pokok
al-Qur’an itu terdapat kesatuan tematik, yakni ada yang tampak dan ada pula
yang tersembunyi. Adapun aspek yang tampak tersebut bisa dilihat melalui
dimulai dengan satu atau beberapa surah Makkiyah dan diikuti dengan satu
lima surah, yakni surah al-Fātiḥah [1] sebagai Makkiyah dan diikuti dengan
surah-surah Madaniyah, yakni surah al-Baqarah [2], Āli ‘Imrān [3], al-Nisā’
5
Lihat Amīn Aḥsan Iṣlāḥī, Tadabbur-e-Qur’ān: Pondering over the Qur’ān, vol. I, terj.
Mohammad Saleem Kayani (Kuala Lumpur: Islamic Book Trust, 2007), hlm. 33-35.
6
[4], dan al-Mā’idah [5]. Berikutnya adalah kelompok kedua yang terdiri dari
empat surah, yakni surah al-An’ām [6] dan al-A’rāf [7] sebagai bagian
Makkiyah dan diakhiri dengan dua surah Madaniyah, yakni al-Anfāl [8] dan
saw. mulai dari lahirnya, sampai puncak kejayaannya. Selain itu, seluruh
pasangan atau kembaran. Dalam arti, surah berpasangan ini saling berkaitan
dan melengkapi satu sama lain. Tidak hanya itu, klasifikasi ini—menurut
Iṣlāḥī—dijelaskan dan dikuatkan pula oleh salah satu ayat di dalam al-
kesatuan tematik di dalam al-Qur’an yang berbeda dengan para ulama ahli
memiliki beberapa ciri khas dibanding ulama-ulama lain. Hal inilah yang
B. Rumusan Masalah
surah al-Qur’an?
kelompok surah?
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
D. Telaah Pustaka
adalah The Unity of Al-Qur’an karya Amir Faishol Fath. Buku ini adalah
seri terjemahan dari kitab aslinya yang berjudul Naẓariyah al-Wiḥdah al-
Amir Faishol menjelaskan bahwa salah satu alasan mengapa tema ini sangat
penting adalah karena banyak orang Islam yang masih menyikapi al-Qur’an
secara umum.7
Dīn Farāhī tentang prinsip naẓm atau koherensi di dalam al-Qur’an. Buku ini
7
Amir Faishol Fath, The Unity of Al-Qur’an, hlm. 2.
10
tema pokoknya, struktur al-Qur’an, dll. Dengan kata lain, kajian ini berusaha
terhadap dua surah di dalam al-Qur’an, yakni surah al-Aḥzab [33] dan al-
Qiyāmah [75].9
pengenalan terhadap Sa’īd Hawwa dan kitabnya yang berjudul Al-Asās fī al-
8
Hamīd al-Din Farāhī, Exordium to Coherence in the Qur’ān, terj. Tariq Mahmood
Hashmi (Lahore: Al-Mawrid. tth).
9
Salwa M. S. El-Awa, Textual Relations in the Qur’ān (New York: Routledge. 2006),
hlm. i.
11
Tafsīr, konsep munāsabah dalam kacamata ulama klasik, dan tinjauan atas
dalam al-Qur’an sesuai dengan klasifikasi yang telah dihadirkan oleh para
mufaṣṣal.10
‘Ulūm al-Qur’ān seperti dalam kitab Al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur’ān karya al-
Djalal, dll.
Aḥsan Iṣlāḥī. Bisa dibilang kajian ini hanya dilakukan oleh para sarjana yang
10
Lihat Rahman Abdika, ‚Konsep Munāsabah dalam Tafsir Al-Asās fī al-Tafsīr: Studi
atas Pemikiran Munāsabah Sa’īd Hawwa‛, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2006.
12
ini pada awalnya adalah seri disertasi beliau di Universitas Michigan, Ann
karya ini adalah bentuk usaha beliau untuk memperkenalkan kepada para
sarjana Barat akan sebuah karya besar abad ke-20, yakni sebuah tafsir
berbahasa Urdu yang menandai sebuah kajian tafsir secara radikal dari
mula Mustansir Mir menjelaskan tentang sejarah naẓm atau koherensi, mulai
dari masa ulama klasik hingga modern. Lebih mengerucut lagi, beliau
11
Lihat Mustansir Mir, Coherence in the Qur’ān; A Study of Islāhī’s Concept of Nazm
in Tadabbur-i Qur’ān (Indianapolis: American Trust Publications. 1986), hlm. xi.
12
Al-Ḥāfiẓ Iftikhār Aḥmad, ‚Al-Syaikh Amīn Aḥsan al-Iṣlāḥī wa Manhajuhu fī Tafsīrihi:
Tadabbur-i Qur’ān‛, Disertasi Qism Dirāsāt al-Islāmiyah al-Jāmi’ah al-Islāmiyah Baharlafur,
Punjab, 1996.
13
memang secara umum telah disinggung. Akan tetapi, pada penelitian ini
Selain itu, penelitian terhadap tokoh Iṣlāḥī ini masih jarang ditemukan
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
13
Dalam penelitian kepustakaan ini, salah satu langkahnya adalah dengan memanfaatkan
sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian. Ada emapt ciri utama penelitian
kepustakaan, yakni pertama, peneliti berhadapan langsung dengan teks atau nas. Kedua, data
pustaka bersifat siap pakai (ready-made), yang artinya seorang peneliti tidak pergi kemana-mana,
kecuali hanya berhadapan langsung dengan bahan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan.
Ketiga, data pustaka umumnya adalah sumber sekunder. Keempat, kondisi data pustaka tidak
dibatasi oleh ruang dan waktu. Lihat Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2004), hlm. 1-5.
14
majalah, atau surat kabar yang setema dengan kajian yang penulis
bahas.
2. Sumber Data
jenis, yakni data primer dan data sekunder. Pertama, data primer yang
penulis maksud di sini adalah kitab tafsir Iṣlāḥī yang berjudul Tadabbur-
i Qur’ān. Kitab tafsir ini berjumlah sembilan jilid yang ditulis dengan
menggunakan bahasa Urdu. Beberapa jilid kitab ini, yakni jilid I, VIII,
www.tadabbur-i-quran.org.
penulis lakukan.
F. Sistematika Pembahasan
pokok pikiran yang ingin disampaikan si penulis. Oleh sebab itu, dalam hal
ini penulis akan membagi penelitian ini ke dalam lima pokok pembahasan
atau bab. Adapun sistematika kelima bab tersebut adalah sebagai berikut.
penulis dalam mengangkat tema yang sedang dibahas ini. Selain itu, tujuan
16
dan metode yang penulis gunakan perlu juga dihadirkan guna memberi
terdapat dalam bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,
sistematika pembahasan.
Bab kedua berisi deskripsi biografi Amīn Aḥsan Iṣlāḥī dan kitab
satu surah. Terlebih dahulu penulis menguraikan tentang definisi dan sejarah
kesatuan al-Qur’an. Kemudian penjelasan singkat terkait alat atau ilmu guna
menemukan kesatuan al-Qur’an, yakni tartīb ayat dan surah, serta teori
terkait kesatuan tematik dalam satu surah. Tidak lupa juga, penulis akan
Bab keempat berisi tentang konsep Iṣlāḥī terkait pasangan surah dan
beberapa ketentuan Iṣlāḥī yang penulis nilai unik seperti identifikasi surah-
yang penulis lakukan dan saran terhadap para peneliti selanjutnya. Demikian
PENUTUP
A. Kesimpulan
terkait dengan tema pokok tersebut. Semisal, surah al-Baqarah [2] yang
menggagas konsep pasangan surah yang hal ini tidak ditemukan pada
pemikiran para ulama lainnya. Maksud dari konsep ini adalah bahwa setiap
sampingnya. Seperti surah al-Falaq [113] dan al-Nās [114]. Kedua surah ini
89
90
ini dimulai dari surah al-Mulk [67] sampai al-Nās [114], dengan perincian
ini didasarkan pula atas salah satu ayat al-Qur’an, yakni surah al-Ḥijr [15]
ayat 87, yang menurut beliau memiliki tafsiran dan sesungguhnya kami telah
pula dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbās terkait al-
Qur’an yang diturunkan atas tujuh huruf (sab’atu aḥruf). Selain itu, beliau
juga berasumsi bahwa adanya dua surah yang saling berpasangan ini sesuai
Terkait cara mengetahui ‘amūd atau tema pokok dalam suatu surah
pokok surah yang lahir dan tersimpulkan dari gagasan pokok pada setiap
91
bagiannya tadi. Jika tema pokok tersebut mampu mewakili dan menyatukan
gagasan-gagasan pokok yang ada pada setiap bagiannya, maka tema tersebut
‘amūd surah dalam kelompoknya. Setiap surah dalam satu kelompok itu
tema pokok kelompoknya. Selain itu, segi mukhāṭab dalam setiap surah
perlu juga diperhatikan. Hal ini guna merangkai keterkaitan informasi yang
B. Saran
Sekalipun ada seri terjemahan kitab ini ke dalam bahasa Inggris, itupun
sembilan jilid.
atas identifikasi Makkiyah dan Madaniyah, dirasa perlu juga untuk diteliti
lebih lanjut. Selain itu, ada juga pemikiran Iṣlāḥī dalam bidang hadis yang
Interpretation. Hal ini penulis rasa perlu dikaji guna mengetahui bagaimana
peran dan fungsi suatu hadis dalam menafsirkan al-Qur’an perspektif Iṣlāḥī.
perlu penulis dapatkan guna menjadikan skripsi ini lebih berbobot lagi dan
bidang tafsir. Demikian juga, semoga kajian ini bisa berguna di tengah-
Ali, A. Mukti. Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan. Bandung:
Mizan, 1996.
Chirzin, Muhammad. Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an. Jakarta: Dana Bhakti Prima
Yasa, 1998.
93
94
Fath, Amir Faishol. The Unity of Al-Qur’an, terj. Nasiruddin Abbas. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2010.
Iṣlāḥī, Amīn Aḥsan. Tadabbur-e-Qur’ān: Pondering over The Qur’ān, vol. I, terj.
Mohammad Saleem Kayani. Kuala Lumpur: Islamic Book Trust, 2007.
Iṣlāḥī, Amīn Aḥsan. Tadabbur-i-Qur’ān, jilid VIII dan IX, terj. Shehzad Saleem.
Lahore: Al-Mawrid.
Qaṭṭān, Mannā’ Khalīl. Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, terj. Mudzakir AS. Bogor:
Pustaka Litera AntarNusa, 2009.
Rauf, Abdul. ‚Life and Works of Mawlana Amin Ahsan Islahi (1904-1997)‛
dalam Pakistan Journal of History and Culture, vol. XXX, no. 1, 2009.
Rāzī, Fakhr al-Dīn. Mafātīḥ al-Gaib. Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2000.
Suyūṭī, Jalāl al-Dīn. Tanāsuq al-Durar fī Tanāsub al-Suwar. Beirut: Dār al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, 1986.
------- Al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur’ān, jilid I dan II. Kairo: Maktabah Dār al-Turāts,
2007.
Zanjānī, Abū ‘Abdullāh. ‚The History of the Qur’an‛ dalam Al-Tawheed, vol.
IV.
CD Al-Maktabah al-Syāmilah.
www.al-mawrid.org
96
www.monthly-renaissance.com
www.tadabbur-i-quran.org
97
LAMPIRAN
Riwayat Pendidikan:
1. RA Sa’adatudarain Jakarta 1996-1997
2. MI Al-Mansyuriyah Jakarta 1997-2003
3. MTs Manba’ul Ulum Asshiddiqiyah Tangerang 2003-2006
4. MAK Manba’ul Ulum Asshiddiqiyah Jakarta 2006-2009
5. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009-2013
Pengalaman Organisasi:
1) Sekretaris Badan Eksekutif Santri MTs ( BES’M) Manba’ul Ulum
Asshiddiqiyah Tangerang 2005-2006
2) Divisi Ibadah Organisasi Santri Pon-Pes Asshiddiqiyah (OSPA)
Asshiddiqiyah Tangerang 2005-2006
3) Ketua III Organisasi Santri Pon-Pes Asshiddiqiyah (OSPA) Asshiddiqiyah
Jakarta 2008-2009
4) Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) CSS MoRA UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta 2011-2012
103