LAPORAN PERCOBAAN IV
PEMBUATAN TEMPE
KELOMPOK II
ANGKATAN 2018
ASISTEN :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara dengan keragaman kuliner. Seperti china, korea, dan lainnya tak terlepas
dengan ciri khas tersendiri. Selain karena kekhasan dan keunikan makanan tiap
daerah, harga makanan yang murah juga membut Indonesia sebagai Negara wisata
kuliner yang tak jarang banyak sekali orang-orang yang melakukan wisata kuliner
Salah satu makanan khas dari Indonesia yang dapat dikatakan telah
Indonesia tempe sudah terkenal bahkan ke Eropa. Hal ini tidak lain karena rasanya
yang nikmat, harga yang murah dan tentunya mengandung gizi yang baik. Bahan
tanah kedelai dan dapat pula menggunakan biji lamtoro. Akan tetapi yang paling
merupakan salah satu produk bioteknologi berbasis konvensional. Hal ini karena
melibatkan mikrobia eukariotik yaitu kapang yang biasanya diperoleh dari ragi
artinya di dalam ragi tersebut mengandung empat jenis kapang dari kelompok
tempe.
pengetahuan biologi salah satunya dalam membuat tempe sangat penting untuk
diketahui.
B. Maksud Percobaan
dan benar
C. Tujuan Percobaan
D. Prinsip Percobaan
Tempe yang dibuat dari kedelai melalui tiga tahap, yaitu 1. Hidrasi dan
pengasaman biji kedelai dengan direndam bebrapa lama (untuk daerah tropis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
1. Tempe
yang kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi ( Cahyadi 2007).
untuk menangkap radikal bebas ( Sartika 2009). Menurut Haryoko (2009) dalam
(Dewi & Aziz, 2011), secara umum tempe berwarna putih, dikarenakan
tekstur yang memadat. Tempe memiliki aroma yang khas dikarenakan adanya
komponen bioaktif vital dan menurunkan agen anti- nutrisi. Perubahan biokimia
manusia ( Tamam 2019). Ada peningkatan protein larut, folat, vitamin B12,
(Korea), douche (Cina), natto (Jepang), thua nao (Thailand), dan tempe
Fermentasi tempe melibatkan Rhizopus sp, jamur dan mikroorganisme lain seperti
bakteri asam laktat dan ragi ,ada empet langkah penting untuk membuat tempe
Rhizopus spp),dan inkubasi pada suhu kamar selama 24-36 jam. Banyak jenis
mungkin berbeda antara daerah dan produsen mengenai proses dan kondisi
fermentasi. Tidak ada standar untuk pembuatan tempe di Indonesia. Fermentasi
dan produk turunan lainnya. Kandungan tersebut diantaranya ialah Vitamin B2,
Vitamin B12, Niasin dan juga asam pantotenat,bahkan hasil analisi ,Gizi tempe
menunjukkan kandungan niasin sebesar 1,13 mg/100 gram berat tempe yang
vitamin yang terdapat di dalam tempe terdiri atas dua jenis yaitu yang larut di
dalam air (Vitamin B kompleks) dan larut lemak (Vitamin A, D, E dan K). Tempe
memiliki sumber vitamin B yang potensial jenis Vitamin tersebut ialah, Vitamin
satu-satunya sumber nabati yang memiliki kandungan B12, dimana kandungan ini
hanya dimiliki oleh produk hewani, sehingga tempe memiliki potensial yang lebih
B6) meningkat 4-14 kali lebih banyak disbanding kedelai, Niasin meningkat 2-5
kali, biotin mengalami peningkatan sebesar 2-3, asam folat 4-5 kali, dan asam
(Sarwono, 2010) Kandungan dari Vitamin B12 di dalam tempe berkisar dari 1,5
sampai 6,3 mikrogram/ 100 gram tempe kering yang dikonsumsi, jumlah ini
sudah lebih dari cukup memenuhi kebutuhan Vitamin B12 seseorang per hari.
2000)
c. protein, asam folat, dan Vitamin B12, sehingga bsa mencegah terjadinya
(Hassan, 2014).
kimia (kadar air, abu, lemak, protein dan serat kasar), cemaran logam (cadmium,
timbal, timah, merkuri, arsen), cemaran arsen, dan cemaran mikroba (bakteri
Kriteria uji nomor 1 hingga 6 berhubungan dengan kualitas zat gizi tempe
tempe kedelai. Kriteria uji nmor 1 hingga 6 dari SNI3144:2009 ini tidak dapat
dijadikan acuan untuk tempe lain yang bukan terbuat dari kedelai murni.
Karakteristik dan komposisi zat gizi bahan baku akan sangat mempengaruhi
kualitas gizi empe yang dihasilkna, sebagai contoh, tempe yang dibuat dari ampas
terekstrak Bersama aiar untuk dijadikan tahu. Oleh karena itu kadar protein tempe
gembus tidak dapat mencapai kadar protein tempe kedelai sesuai SNI3114:2009,
yaitu minimal 16% basis basah. Namun ,kriteria uji nomor 7 hingga 9 masih dapat
dijdikan acuan karena tidak berhubungan dengan kandungan zat gizi, tetapi
SNI tersebut menjelaskan bahwa cara produksi yang higineis harus mengacu dan
sesuai dengan pedoman cara produksi pangan olahan yang baik, setiap tahapan
pembuatan tempe yang dijelaskan dalam buku ini mengacu pada pedoman
Menurut Kasmidjo (1990) tempe yang baik harus memenuhi syarat mutu
secara fisik dan kimiawi. Tempe dikatakan memiliki mutu fisik jika tempe itu
sudah memenuhi ciri-ciri tertentu, warna putih ini disebabkan adanya miselia
kapang yang tumbuh pada permukaan biji kedelai, Tekstur Tempe Kompak
Kekompakan tekstur tempe juga disebabkan oleh miselia - miselia kapang yang
permukaan tempe. Apabila miselia tampak lebat, hal ini menunjukkan bahwa
tekstur tempe telah membentuk masa yang kompak, begitu juga sebaliknya,
Aroma dan rasa khas tempe Terbentuk aroma dan rasa yang khas pada tempe
memiliki stuktur yang homogen dan kompak, serta berasa, berbau dan
hitam, adanya bau amoniak dan alkohol, serta beracun (Astawan, 2004)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Glycine
56,9 cm. Batang tanaman yang tumbuh dapat dibedakan dengan dua tipe yaitu
determinate dan indeterminate (Adisarwanto, 2008). Batang determinate adalah
batang yang sudah tidak dapat tumbuh lagi pada saat tanaman sudah berbunga,
sementara indeterminate adalah batang yang masih dapat tumbuh lagi atau
bertunas daun baru meskipun tanaman sudah mulai berbunga (Suhartina dan
(triangular) dengan ukuran daun medium. Daun kedelai memiliki berbagai bentuk
tergantung pada varietas kedelai yakni lonjong, lanceolate atau dapat disebut
berdaun lebar (broad leaf) dan berdaun sempit (narrow leaf) (Fachruddin, 2000)
unsur N, dengan mengubah N dari bentuk tidak tersedia menjadi bentuk tersedia
(Purwaningsih, 2008).
Bunga kedelai merupakan bunga sempurna yang memiliki warna ungu atau
putih, serta alat reproduksi bunga jantan dan betina pada satu tempat yang sama
(Fachruddin, 2000). Bunga kedelai terdiri dari dua kelopak dan dua mahkota
sehingga bunga ini seringkali disebut bunga kupu-kupu. Bunga kedelai akan
muncul pada ketiak daun atau juga dapat mucul pada cabang tanaman yang
radikula, plumula, dan hipokotil. Kotiledon benih kedelai memiliki struktur yang
protoderm dan sel dalam yang mengalami pembelahan dan diferensiasi (Mulyani,
tergantung varietasnya. Bagian kulit benih merupakan bagian terluar dari benih
yang terdiri atas testa, lapisan epidermis, hypodermis dan parenkima. Warna benih
kedelai terdiri dari kuning muda, kuning, kuningtua, kuning hijau, hijau kuning,
coklat muda, coklat, coklat tua, dan hitam (Suhartina dkk. 2012).
Polong kedelai pada saat berumur muda akan berwarna hijau, sedangkan
polong akan berubah warna hitam ketika polong sudah masak dengan bentuk
gepeng lonjong (Adie dan Krisnawati, 2015). Ukuran polong kedelai memiliki
berbagai bentuk macam isi polong diantaranya 2-3 biji. Pada berbagai varietas
memiliki bentuk biji yang berbeda pula. Pengelompokan biji diantaranya kecil (14
berasa.
Kelarutan : Larut dalam semua jenis larutan.
Penyimpana : Dalam wadah tertutup rapat.
n
Kegunaan : Zat pelarut.
C. Uraian Bakteri
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Kelas : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Family : Mucoraceae
Genus : Rhizopus