OLEH
1810231002
TANAH A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
1. Cari komoditi yang ada di sekitar lokasi tempat tinggal Saudara serta persyaratan
penggunaan/karakteristik lahan dari komoditi tersebut dan dokumentasinya.
Pembahasan :
Untuk kelas kesesuaian lahan padi sawah didapatkan kelas S3 dengan sub kelas S3 tc,s
yang faktor pembatasnya adalah temperatur dan lereng. Dimana temperatur rata-rata tahunan
adalah 230C dan nilai lereng adalah 6 %. Dimana S3 merupakan lahan mempunyai faktor
pembatas berat yang mempengaruhi produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan yang
lebih banyak dari lahan tergolong S2. Untuk mengatasi faktor pembatas pada S3 diperlukan
modal tinggi, sehingga perlu bantuan atau intervensi pemerintah atau pihak swasta karena
petani tidak mampu mengatasinya.
Faktor pembatas lereng, dapat diperbaiki dengan cara membuat terasering sehingga
sawah menjadi bertingkat agar tidak terlalu curam sehingga bisa memperkecil bahaya erosi.
Bahwa salah satu teknik konservasi tanah klasik dengan cara mekanis yang bertujuan untuk
mengawetkan tanah melalui pengurangan aliran permukaan dan erosi. Permukaan lahan yang
miring diubah sedemikian rupa menjadi lebih datar sehingga laju aliran permukaan menjadi
lambat dan air meresap ke dalam tanah (infiltrasi).
TUGAS 2
OLEH
1810231002
TANAH A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu
penggunaan tertentu. Menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007), kesesuaian
lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk tipe penggunaan lahan (jenis tanaman
dan tingkat pengelolaan) tertentu. Sedangkan menurut Sitorus Kesesuaian lahan
adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan
tertentu. Kelas kesesuaian suatu areal dapat berbeda tergantung daripada tipe
penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Penggunaan lahan termasuk
dalam komponen sosial budaya karena penggunaan lahan mencerminkan hasil
kegiatan manusia atas lahan serta statusnya. Karakteristik lahan adalah sifat lahan
yang dapat diukur atau diestmasi. Dari beberapa pustaka menunjukkan bahwa
penggunaan karakteristik lahan untuk keperluan evaluasi lahan bervariasi.
Karakteristik lahan yang digunakan pada penyusunan evaluasi lahan adalah:
1. Temperatur udara
2. Curah hujan
3. Kelembaban udara
4. Drainase tanah
5. Tekstur tanah
6. Kedalaman efektif tanah
7. KTK liat
8. Keasaman tanah (pH)
9. C-organik
10. Lereng
11. Bahaya erosi
12. Genangan
Kelas sangat sesuai (S1) : Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang
berarti atau nyata terhadap penggunaan
berkelanjutan, atau hanya mempunyai faktor
pembatas yang bersifat minor dan tidak
mereduksi produktivitas lahan secara nyata.
B. Tujuan
Untuk mengetahui jenis kelas kesesuain lahan dari komoditi padi yang
berada di Nagari Batu Basa Kabupaten. Tanah Datar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kondisi Tanah
Pada umumnya jenis tanah di Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh tanah
Kambisol yang membentang mulai dari barat memanjang hingga bagian timur
wilayah yang tersebar hampir diseluruh kecamatan yang ada di Tanah Datar.
Tanah Kambisol (menurut sistem FAO) merupakan tanah yang mempunyai
horison B kambik dan horison A umbrik atau molik, serta tidak terdapat gejala
hidromorfik. Nama kambisol berasal dari “kambik” yang berarti berubah atau
horison bawah permukaan kambik dan “solum” yang berarti tanah. Ciri-ciri utama
horison kambik adalah memiliki tekstur berupa pasir bergeluh halus atau pasir
bergeluh sangat halus atau pasir sangat halus, mempunyai kandungan Bahan
Organik rendah, dan tidak mempunyai struktur histik, mollik, dan umbrik.
Jenis tanah yang cukup dominan adalah tanah Andosol yang tersebar
dibagian kaki gunung Merapi sebelah utara serta sebagian tersebar di sebelah
selatan Kecamatan Batipuh Selatan. Sifat fisika yang khas dari tanah Andosol
digunakan sebagai kriteria dalam Taksonomi tanah (Soil Survey Staff 2014) yaitu
memiliki berat isi yang rendah, kandungan air pada 15 bar yang tinggi, dan
kandungan air tinggi, ketersediaan air bagi tanaman sedang sampai rendah,
memiliki batas mencair yang tinggi dan indeks plastisitas yang rendah, tanah ini
sulit didispersi serta terjadi perubahan yang irreversible pada semua sifat-sifat
tersebut apabila telah dikeringkan. Tan (1984) mengemukakan bahwa sifat fisika
penting lainnya dari Andisol adalah struktur tanahnya. Dilihat dari sifat bahan
induknya, tanah Andosol yang berkembang dari bahan induk masam (liparit)
mempunyai kandungan Alo paling tinggi, sedangkan tanah yang berkembang dari
bahan induk basa (basalt) mempunyai nilai Alo paling rendah. Hal tersebut
menyebabkan mengapa tanah Andosol mempunyai retensi yang tinggi terhadap
fosfat dan tanah Andosol yang berasal dari bahan induk liparit mempunyai retensi
P yang paling tinggi
Sebelah selatan bagian tengah wilayah Tanah Datar ditutupi oleh jenis tanah
pedsolik yang memanjang ke arah utara. Sementara untuk jenis tanah gleisol,
pedsolik dan rendzina hanya merupakan bagian terkecil dari penyebaran jenis tanah
di Kabupaten Tanah Datar, seperti; jenis tanah Gleisol tersebar mengelilingi
sepanjang Danau Singkarak atau tepatnya di Kecamatan Batipuh Selatan bagian
timur dan sebelah barat Kecamatan Rambatan. Jenis Tanah Regosol tersebar di
bagian wilayah Kecamatan Lintau Buo.
Jenis tanah Regosol ini bertekstur kasar (pasir, pasir berlempung),
mempunyai horison A okrik, umbrik atau histik, ketebalan > 25 cm. Tanah regosol
adalah tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api. Tanah regosol
berupa tanah aluvial yang baru diendapkan. Material jenis tanah ini berupa abu
vulkan dan pasir vulkan. Tanah regosol merupakan hasil erupsi gunung berapi,
bentuk wilayahnya berombak sampai bergunung, bersifat subur, tekstur tanah ini
biasanya kasar, berbutir kasar, peka terhadap erosi, berwarna keabuan, kaya unsur
hara seperti P dan K yang masih segar, kandungan N kurang, pH 6 - 7, cenderung
gembur, umumnya tekstur makin halus makin produktif, kemampuan menyerap air
tinggi, dan mudah tererosi.
B. Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca dimana cuaca merupakan keadaan atmosfer
pada suatu saat di waktu tertentu. Iklim didefinisikan sebagai ukuran rata-rata dan
variabilitas kuantitas yang relevan dari variabel tertentu (seperti temperatur, curah
hujan atau angin), pada periode waktu tertentu, yang merentang dari bulanan hingga
tahunan atau jutaan tahun.
1. Radiasi matahari
Radiasi matahari adalah peristiwa yang terjadi pada atmosfer yang
dianggap penting bagi sumber kehidupan. Lamanya penyinaran matahari
ditentukan oleh posisi bumi mengelilingi matahari seakan-akan bergerak
dari 23½ lintang utara dan 23½ lintang selatan. Berdasarkan pengaruh
lamanya penyinaran pada tanaman terutama pada proses pembungaan maka
tanaman dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok (Gunarsih dalam
Rosalina, 2012) yaitu:
a. Long day plant, yaitu tumbuhan yang menghasilkan bunga apabila
penyinaran lebih dari 14 jam.
b. Short day plant, yaitu tumbuhan yang menghasilkan bunga apabila
penyinaran kurang dari 12 jam, misalnya Stroberi.
c. Neutral day plant, yaitu tanaman yang menghasilkan bunga tanpa
dipengaruhi lamanya penyinaran, misalnya Mentimun
2. Temperatur atau Suhu Udara
Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala
tertentu dengan menggunakan termometer. Menurut Atmaja (2009) suhu
dipermukaan bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a) Jumlah
radiasi matahari yang diterima pertahun, permusim, dan perhari; b)
Pengaruh daratan atau lautan; c) Pengaruh ketinggian tempat; d) Pengaruh
angin secara tidak langsung; e) Pengaruh panas laten; f) Penutup tanah; g)
Tipe tanah; h) Pengaruh sudut datang sinar matahari.
3. Kelembaban
Kelembaban adalah banyaknya uap air yang ada di udara. Pada umumnya,
kelembaban yang tinggi ada di khatulistiwa sedangkan yang terendah ada
pada lintang 400. Besarnya kelembaban suatu daerah merupakan faktor
yang dapat menstimulasi curah hujan (Atmaja, 2009). Pengaruh
kelembaban terhadap tanaman tampak pada perubahan stomata yang
menjadi terbuka atau tertutup. Daerah yang mempunyai kelembaban tinggi
menyebabkan stomata akan tertutup sehingga CO2 yang menjadi bahan
pokok fotosintesis tidak dapat masuk ke dalam daun. Akibatnya adalah
mengurangi terjadinya penguapan. Sebaliknya, pada daerah atau tempat
dengan kelembaban rendah, maka penguapan yang terjadi lebih banyak.
4. Angin
Angin merupakan gerakan atau perpindahan massa udara dari satu tempat
ke tempat lain secara horizontal. Massa udara adalah udara dalam ukuran
yang sangat besar yang mempunyai sifat fisik yang seragam dalam arah
yang horizontal. Sifat massa udara ditentukan oleh daerah di mana massa
udara terjadi, jalan yang dilalui oleh massa udara, dan umur dari massa
udara itu. Gerakan angin berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke
daerah yang bertekanan rendah. Angin lokal ini biasanya tidak begitu baik
bagi tanaman karena sifatnya yang kering sehingga menyebabkan besarnya
evaporasi dan trasnpirasi yang akan dilakukan oleh tanaman. Kadang-
kadang hal ini akan menyebabkan tanaman menjadi layu karena tanaman
tersebut tidak dapat mengimbangi jumlah air yang hilang dengan
pengambilan air dari dalam tanah (Atmaja, 2009).
5. Curah hujan
Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan
presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan adalah proses
kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk
jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi
bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu
pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara (Atmaja, 2009).
Alat dan bahan yang digunakan adalah GPS, bor tanah mineral tipe Belgia
(panjang 1,2 m), Bor tanah gambut tipe Eijkelkamp (panjang setiap batang 1 m),
Buku Munsell Soil Color Chart, Kompas geologi untuk mengetahui arah mata
angin, Abney level untuk mengukur kemiringan lereng, ph Truog untuk mengukur
ph tanah di lapangan, ph Lakmus dan cairan H2O2 untuk mengukur ph tanah daerah
pantai yang mengandung pirit, Buku kunci Klasifikasi Tanah Nasional (BBSDLP,
2014), Buku kunci klasifikasi tanah Keys to Soil Taxonomy edisi 2014, Meteran
baja atau meteran band, Alat gali profil tanah (cangkul, sekop, linggis, dll),
Kantong plastik dan label untuk contoh tanah pewakil, Komputer Laptop untuk
entri data dan analisis spasial, penyusunan peta-peta dan laporan
B. Metode
Tugas ini dilakukan berpedoman pada skripsi yang telah ada dengan
menggunakan metode survei pada tingkat semi detil dengan skala peta 1:50.000.
Rangkaian tugas terdiri dari tahap persiapan, pra survei, survei utama, analisis tanah
di laboratorium, serta pengolahan data. Pengambilan sampel tanah akan dilakukan
secara Purposive Random Sampling, sampel tanah diambil berdasarkan satuan
lahan pada luasan > 25 Ha. Sampel tanah yang sudah diambil, dilakukan analisis di
laboratorium sesuai dengan prosedur.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Lahan aktual atau kelas kesesuaian lahan dalam keadaan alami, belum
mempertimbangkan usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi kendala atau faktor-faktor pembatas yang ada di setiap satuan peta.
Seperti diketahui, faktor pembatas dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: Faktor
pembatas yang sifatnya permanen dan tidak mungkin atau tidak ekonomis
diperbaiki, dan faktor pembatas yang dapat diperbaiki dan secara ekonomis masih
menguntungkan dengan memasukkan teknologi yang tepat.
Untuk kelas kesesuaian lahan padi sawah didapatkan kelas S3 dengan sub
kelas S3 tc,s yang faktor pembatasnya adalah temperatur dan lereng. Dimana
temperatur rata-rata tahunan adalah 230C dan nilai lereng adalah 6 %. Dimana S3
merupakan lahan mempunyai faktor pembatas berat yang mempengaruhi
produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak dari lahan
tergolong S2. Untuk mengatasi faktor pembatas pada S3 diperlukan modal tinggi,
sehingga perlu bantuan atau intervensi pemerintah atau pihak swasta karena petani
tidak mampu mengatasinya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan tabel hasi kelas kesesuaian lahan aktual didapatkan kelas S3
dengan Sub kelas S3 tc, s yaitu faktor pembatasnya adalah temperatur rata-rata
tahunan dengan lereng. Sehingga pada tabel kriteria kesesuaian lahan potensial
dapat dperbaiki dengan cara memmbuat lahan sawah menjadi terasering atau
berteras sehingga akan mengurangi terjadinya erosi.
B. Saran
Untuk tugas selanjutnya agar banyak dipahami mengenai kelas kesesuain
lahan sehingga memudahkan dalam pengerjaan tugas.
DAFTAR PUSTAKA
FAO. 1976. A Framework for Land Evaluation. FAO Soils Bulletin no 32 and ILRI
Publication no 22. International Institute for Land Reclamation and
Improvement/ILRI. Wageningen. the Netherlands. 87 pp.
Hardjowigeno, S. dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan &
Perencanaan Tata Guna Lahan. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Hasanah,I. 2007. Bercak Tanam Padi. Jakarta. Azka Mulia Media
Tripathi, K.K., Govila, O.P., Warrier, R., Ahuja, V, 2011. Biology of Oryza sativa
L. (Rice), Ministry of Environment and Forests Government of India: New
Delhi, 3
LAMPIRAN