Anda di halaman 1dari 4

MIFTAKHUL ILMIYANTO || 041811535022 || TAXPLAN

1. Apakah tindakan melakukan revaluasi asset tetap itu menguntungkan bagi Wajib Pajak ?
Jelaskan argument saudara !
Jawaban :
Iya, revaluasi asset tetap dapat memberi keuntungan bagi WP. Tujuan utama penilaian kembali aset
tetap perusahaan dimaksudkan agar perusahaan dapat melakukan penghitungan penghasilan dan
biaya dengan lebih wajar, sehingga mencerminkan kemampuan dan nilai perusahaan yang
sebenar-benarnya.

Alasan Wajib Pajak Perlu Melakukan Revaluasi Aset


1. Meningkatkan nilai perusahaan.
2. Meningkatkan biaya penyusutan aktiva tetap di masa datang.
3. Meningkatkan keakuratan perhitungan penghasilan maupun biaya.
4. Agar neraca perusahaan menunjukkan posisi kekayaan perusahaan yang sebenarnya.

Keuntungan Revaluasi Aset untuk Kepentingan Komersial

1. Mencerminkan nilai wajarnya, sehingga perusahaan dapat lebih baik dalam pengambilan
keputusan. Selain itu, revaluasi aset juga bisa menjadi bahan pertimbangan investor dalam
melakukan investasi.
2. Bagi perusahaan yang sudah go public, revaluasi berguna untuk menyusun nilai asetnya ke
harga yang realistis.
3. Meningkatkan kepercayaan kreditur akibat membaiknya beberapa rasio keuangan
perusahaan, khususnya dalam debt to assets ratio, dan debt to equity ratio.
4. Bagi perusahaan yang ingin melakukan merger, nilai aktiva tetap pada masing-masing
perusahaan yang akan merger dapat diketahui nilai wajarnya, sehingga nantinya akan
diketahui nilai aktiva sesungguhnya saat perusahaan tersebut telah melakukan merger

2. Bagaimanakah perlakuan fiscal atas revaluasi asset tetap ?


Jawaban :
Menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar aktiva yang bersangkutan. Penilaian
kembali aktiva tetap perusahaan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun
sejak tanggal laporan perusahaan jasa penilai atau ahli penilai.

Atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan di atas nilai sisa buku fiskal
semula dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 10% (sepuluh persen.
Perusahaan yang karena kondisi keuangannya tidak memungkinkan untuk melunasi
sekaligus Pajak Penghasilan yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dapat
mengajukan permohonan pembayaran secara angsuran paling lama 12 (dua belas) bulan
sesuai ketentuan Pasal 9 ayat (4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

Sejak bulan dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap perusahaan berlaku ketentuan
sebagai berikut:           
1. Dasar penyusutan fiskal aktiva tetap yang telah memperoleh persetujuan penilaian kembali
adalah nilai pada saat penilaian kembali.       
2. Masa manfaat fiskal aktiva tetap yang telah dilakukan penilaian kembali aktiva tetap
perusahaan disesuaikan kembali menjadi masa manfaat penuh untuk kelompok aktiva tetap
tersebut.       
3. Perhitungan penyusutan dimulai sejak bulan dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap
perusahaan.       
Untuk bagian tahun pajak sampai dengan bulan sebelum bulan dilakukannya penilaian
kembali aktiva tetap perusahaan berlaku ketentuan sebagai berikut :           
1. Dasar penyusutan fiskal aktiva tetap adalah dasar penyusutan fiskal pada awal tahun pajak
yang bersangkutan.       
2. Sisa masa manfaat fiskal aktiva tetap adalah sisa manfaat fiskal pada awal tahun pajak yang
bersangkutan.       
Perhitungan penyusutannya dihitung secara prorata sesuai dengan banyaknya bulan dalam
bagian tahun pajak tersebut. 
Penyusutan fiskal aktiva tetap yang tidak memperoleh persetujuan penilaian kembali aktiva
tetap perusahaan, tetap menggunakan dasar penyusutan fiskal dan sisa manfaat fiskal
semula sebelum dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap perusahaan.

3. Bagaimanakah dengan 4 kegiatan (recognition, measurement, presentation, and disclosure)


yang dilakukan dalam asset tetap hasil revaluasi aset tetap secara fiscal ?
Jawaban :
Kegiatan yang dilakukan dalam asset tetap hasil revaluasi aset tetap secara fiscal:

 Pengakuan (recognition)

Perusahaan mengakui biaya perolehan aset tetap sebagai aset tetap jika memenuhi syarat berikut:
kemungkinan ada manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke
dalam entitas serta pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

 Pengukuran (measurement)

Pada saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan. Perusahaan
mengukur seluruh aset tetap setelah pengakuan awal pada biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan.

 Penyajian (presentation)

SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang akan disajikan, hanya
menyediakan daftar pos-pos yang berbeda baik sifat atau fungsinya untuk menjamin penyajian
yang terpisah dalam neraca. Aset tetap perusahaan disajikan dalam laporan keuangan pada
komponen neraca dan berada pada sisi debit neraca. Informasi yang disajikan dalam neraca
menurut SAK ETAP minimal mencakup pos-pos antara lain kas dan setara kas, piutang usaha
dan piutang lainnya, persediaan, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya,
aset dan kewajiban pajak, dan ekuitas.
 Pengungkapan (disclosure)

Entitas harus mengungkapkan untuk setiap kelompok aset tetap: Dasar pengukuran yang
digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto dan metode penyusutan yang digunakan.
4. a. Revaluasi Aktiva Tetap Berdasarkan Undang-Undang Pajak

 Wajib Pajak yang dapat melakukan revaluasi adalah WP Badan dalam negeri yang terletak


atau berada di Indonesia.
 Telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir sebelum
masa pajak dilakukannya penilaian kembali.

5. Mana yang lebih mengutungkan bagi WP :


a. Leasing dengan Hak Opsi atau Tanpa Hak Opsi ?
b. Revaluasi aset tetap fiscal secara parsial atau menyeluruh ?
Jawaban :
a. Lebih menguntungkan bagi WP jika memilih sewa guna usaha dengan hak opsi. Baik itu
sebagai lessor ataupun lessee. Bagi lesse, sewa guna hak opsi menguntungkan karena
dengan memilih sewa guna dengan hak opsi, klien dapat mengakui adanya beban
penyusutan yang berasal dati nilai sisa (residual value) barang modal yang bersangkutan.
Dengan adanya beban penyusutan ini maka akan memperkecil jumlah penghasilan neto
sebagai penghasilan kena pajak. Selain itu klien tidak perlu memotong PPh pasal 23. Dan
untuk klien sebagai lessor, sewa guna usaha lebih menguntungkan karena dalam penyerahan
jasanya tidak dikenakan PPN.

b. WP lebih baik melakukan revaluasi secara menyeluruh karena revaluasi secara parsial tidak
mampu memberikan penghematan pajak bagi perusahaan. Perusahaan perlu untuk
memikirkan perencanaan pajak yang lebih baik yang mampu memberikan penghematan
pajak bagi perusahaan. Dapat diambil contoh misal suatu perusahaan hanya melakukan
revaluasi terhadap tanah, bangunan, dan prasarana saja. Dampak revaluasi suatu aset tetap
perusahaan akan berpengaruh pada laba yang dihasilkan perusahaan yang kemudian akan
mempengaruhi pajak terutang yang harus dibayarkan. Pengaruhnya adalah pada nilai
penyusutan yang meningkat sebagai akibat dari meningkatnya nilai buku suatu aset tetap.
Tanah adalah aset tetap yang tidak disusutkan, sehingga walaupun tanah direvaluasi tidak
akan memberikan penghematan pajak bagi perusahaan karena tidak menghasilkan beban
penyusutan. Padahal aset tetap perusahaan yang berupa tanah direvaluasi cukup besar dan
tentu saja akan menghasilkan pajak final atas selisih lebih revaluasinya. Aset tetap
perusahaan yang berupa bangunan dan prasarana adalah aset tetap yang disusutkan,
sehingga revaluasi terhadap bangunan dan prasarana mampu memberikan sumbangsi
penghematan pajak melalui pertambahan beban penyusutan sebagai akibat dari
bertambahnya nilai buku dari aset tetap tersebut. Walaupun penambahan beban penyusutan
yang muncul sebagai akibat dari revaluasi bangunan dan prasaran memberikan pengaruh
terhadap beban pajak yang dibayarkan oleh perusahaan, namun pajak final yang timbul atas
selisih lebih revaluasi lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai