Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASI FISIKA II & STABILITAS OBAT


“MIKROMERITIK”

Disusun Oleh:
Kelompok 5 (Alih Jenjang A)
1. Agi Algiana (01021081)
2. Ainun Nur Akidah (01021082)
3. Eka Umi Barkah (01021278)
4. Endah Nurkhoiriyyah (01021211)
5. Endang Kurniasih (01021212)
6. Fadila Indrayati (01021213)
7. Januarti Rosalinda T. H (01021281)
8. Valenda Gustomi (01021292)
9. Aulia Safitri (Online)
10. Diyah Khusnul H (Online)

YAYASAN PENDIDIKAN IMAM BONJOL


SEKOLAH TINGGI FARMASI CIREBON
2021
MIKROMERITIK

I. TUJUAN
- Menentukan kecepatan alir dan sudut istirahat serbuk
- Menentukan kerapatan curah, kerapatan mampat, dan kerapatan sejati

II. DASAR TEORI


Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi tentang partikel kecil. Satuan ukuran partikel yang
sering digunakan dalam mikromeritik adalah mikrometer. Data tentang ukuran partikel diperoleh
dalam diameter partikel dan distribusi diameter (ukuran) partikel, sedangkan bentuk partikel
memberikan gambaran tentang luas permukaan spesifik partikel dan teksturnya kasar atau halus
permukaan partikel (Martin, Swarbick, dan Cammarata, 1993).
Dalam mikromeritik ada dua metode dasar dalam mengetahui ukuran partikel yaitu metode
mikroskopik dan metode pengayakan. Metode mikroskopik merupakan metode sederhana yang
hanya menggunakan satu alat mikroskop. Kerugian dari metode mikroskopik adalah garis tengah
yang diperoleh hanya dua dimensi dari partikel tersebut yaitu dimensi panjang dan lebar, selain itu
jumlah partikel yang harus dihitung sekitar 300-500 partikel agar mendapat suatu perkiraan yang
baik dari distribusi, sehingga metode ini membutuhkan waktu dan ketelitian (Martin dkk, 1993).
Adapun sampel yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Saccaharum Lactis dan
Propilenglikol. Saccharum Lactis atau yang biasa disebut laktosa adalah bentuk disakarida dari
karbohidrat yang dapat dipecah menjadi bentuk lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa.
Laktosa ada didalam kandungan susu dan merupakan 2-8% bobot susu keseluruhan, laktosa
mempunyai rumus kimia C₁₂H₂₂O₁₁. Sedangkan Propilenglikol adalah zat cair sintesis yang
menyerap air, diberi label senyawa organik dalam kimia karena sifat karbonnya.
Berikut adalah monografinya:
a. Saccharum Lactis
- Pemerian : serbuk atau partikel kristal berwarna putih, tidak berbau, rasa manis.
- Kelarutan : larut dalam air, sedikit larut dalam etanol 95% dan eter.
- Stabilitas : laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan dalam penyimpanan. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh panas, kondisi lembab yang kelembabannya
hingga 80%.
- pH larutan : 4 – 6,5
- Titik leleh : 232℃
- Inkompabilitas: laktosa anhidrat inkompatibel dengan oksidator kuat. Dapat mengalami
reaksi Maillard dengan amina primer dan sekunder bila disimpan dalam
kondisi kelembaban tinggi untuk waktu yang lama.
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk dan kering.
- Khasiat : zat tambahan, pengisi.

b. Propilenglikol
- Pemerian : tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, cair, dengan rasa manis, rasa
sedikit pedas mnyerupai gliserin
- Kelarutan : larut dengan aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin, dan air. Larut pada
1 : 6 bagian eter, tidak larut dengan minyak atau tetap minyak mineral
ringan, tetapi akan larut beberapa minyak essensial.
- Stabilitas : secara kimia stabil jika dicampur dengan methanol 95%, gliserin atau air,
larutan cair, dan dapat disterilisasi menggunakan autoklaf.
- Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup dan terlindung dari cahaya, pada suhu
sejuk dan tempat kering.
- Khasiat : humektan
III. ALAT DAN BAHAN
Alat:
- Corong
- Penggaris
- Gelas Ukur 100 ml
- Piknometer 25 ml
- Timbangan analitik

Bahan:
- Saccharum Lactis
- Propilenglikol

IV. CARA KERJA


a) Menentukan Kecepatan Alir
• 25 – 50 gram sampel dimasukkan ke dalam corong yang bawahnya ditutup.
• Amati waktu yang diperlukan sampai sampel mengalir semuanya. Percobaan
dilakukan tanpa dan dengan diketuk - ketuk.
• Ukur diameter dan tinggi onggokan serbuk dengan menentukan 4 garis diameter
dan diambil rata – ratanya.
• Hitung sudut istirahatnya.
b) Menentukan Kerapatan Curah dan Kerapatan Mampat
• Timbang 50 gram sampel, masukkan ke dalam gelas ukur 100 ml. Catat volume
serbuk.
Kerapatan curah = berat serbuk dibagi volume serbuk.
Kerapatan mampat didapatkan dengan mengetuk – ketuk serbuk dalam gelas ukur.
Tentukan pemampatan dengan variasi ketukan (0, 50, 100, 150, 200, 250 ketukan
tiap menit).
c) Menentukan Kerapatan Sejati
• Timbang piknometer 25 ml kosong (W1)
• Timbang piknometer + pelarut yang tidak melarutkan zat ( W1’)
Maka bobot pelarut (W2) = W1’ – W1
• Pindahkan 2-3 ml pelarut di piknometer ke tabung reaksi yang bersih
• Timbang seksama 1 – 1,5 gram sampel (W3)
• Masukkan sampel ke piknometer yang berisi pelarut, tambahkan pelarut sampai
volume piknometer dan timbang.
Berat hasil penimbangan – bobot piknometer = W4
𝑊2 𝑋 𝑊3
• Kerapatan sejati = g/ml
25 (𝑊2+𝑊3−𝑊4)

V. DATA PENGAMATAN
a) Menentukan Kecepatan Alir Serbuk dan Sudut Istirahat
t = 2,7 cm
D1 = 8,2 cm
D2 = 7,5 cm
D3 = 8 cm
D4 = 8,1 cm

8,2+7,5+8+8,1
Drata-rata =
4
= 7, 95 cm
7,95
r =
2
= 3,975 cm
-1 t
tan =
r
2,7
=
3,975
= 0,68
tan-1 0,68 = 34,21
Kesimpulan  kecepatan alir cukup
Sudut istirahat tan-1 0,68 = 34,21О
b) Menentukan Kerapatan Mampat
Sampel Jumlah Ketukan Volume Kerapatan Longgar
Saccharum Lactis 0 80 0,62
50 57 0,88
100 56 0,89
150 56 0,89
200 56 0,89
250 55 0,91

Kerapatan mampat − Kerapatan longgar


% Kompresibilitas = x 100%
Kerapatan mampat
0,91−0,62
= x 100%
0,91
= 31,86%
c) Menentukan Kerapatan Sejati
• Pikno kosong = 17,3 gram (W1)
• Pikno + pelarut (PPG) =43,5 gram (W1’)
• Bobot solvent = W1’ – W1
= 43,5 gram – 17,3 gram
= 26,2 gram (W2)
• (W3) = 1,5 gram
• (W4) = Berat hasil penimbangan – pikno kosong
= 44,2 gram – 17,3 gram
= 26,9 gram

W2 X W3
Kerapatan Sejati = 25 (W2+W3−W4) g/ml
26,2 gram x 1,5 gram
= g/ml
25 (26,2 gram+1,5 gram−26,9 gram)
39,3 gram
= g/ml
25 (27,7 gram−26,9 gram)
39,3 gram
= g/ml
25 x 0,8 gram
39,3 gram
= g/ml
20 gram
= 1,965 g/ml
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu tentang percobaan mikromeritik yang bertujuan untuk
menentukan kecepatan alir dan sudut istirahat serbuk serta menentukan kerapatan curah, kerapatan
mampat, dan kerapatan sejati. Mikromeritik itu sendiri merupakan ilmu dan teknologi yang
mempelajari tentang partikel kecil, diperkenalkan oleh Dalla Valle. Adapun sampel yang
digunakan dalam praktikum ini adalah saccharum lactis dan untuk pelarutnya menggunakan
propilenglikol.
a) Uji Kecepatan Alir dan Sudut Istirahat
Sampel serbuk diletakkan dalam corong alat uji kecepatan alir yang bagian bawahnya
ditutup, sampel serbuk yang keluar dari alat tersebut dihitung kecepatan alirnya dengan
menghitung waktu yang diperlukan oleh sejumlah serbuk untuk turun melewati corong
tersebut dengan menggunakan stopwatch dari mulai dibukanya tutup bagian bawah hingga
semua massa granul mengalir keluar dari alat uji. Onggokan granul dapat digunakan untuk
menghitung sudut istirahat. Diameter rata – rata onggikan granul dan tinggi puncak
onggokan granul diukur.
Hubungan antara sudut istirahat dengan kecepatan alir
Sudut Istirahat Sifat Aliran
< 25 Sangat baik
25 – 30 Baik
30 – 40 Cukup
> 40 Sangat sukar
Dari uji yang telah dilakukan dididapatkan hasil sudut istirahat adalah 34,21О, sehingga
dapat disimpulkan bahwa sifat kecepatan alirnya cukup.
b) Kerapatan Curah dan Kerapatan Mampat
Untuk menentukan kerapatan curah dan kemampatan mampat menggunakan alat berupa
gelas ukur 100 ml dan sampel berupa saccharum lactis. Nilai dari kerapatan longgar
memiliki nilai lebih kecil dari kerapatan mampat. Hal ini dikarenakan pada kerapatan
longgar masih terdapat volume rongga atau ruang antar partikel, sedangkan setelah
dimampatkan (diketuk) sesuai dengan jumlah ketukan yang ditentukan (0,50,100,150,
200,250) volume rongga atau ruang antar partikel sudah jauh lebih berkurang.
Dari uji yang telah dilakukan didapatkan hasil kerapatan mampat sebesar 0,91 dan
kerapatan longgar sebesar 0,62. Sehingga kompresibilitasnya adalah sebesar 31,86 %.
c) Kerapatan Sejati
Penentuan kerapatan sejati merupakan penentuan kerapatan partikel yang sederhana karena
hanya membutuhkan alat berupa piknometer dan cairan pelarut yang tidak melarutkan zat,
dalam praktikum kali ini pelarut yang digunakan adalah propilenglikol serta sampel
saccharum lactis. Sampel yang digunakan sebesar 1,5 gram dan piknometer 25 ml. Dari uji
yang telah dilakukan didapatkan hasil kerapatan sejati sebesar 1,965 g/ml.
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Mikromeritik adalah ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang partikel kecil.
2. Dari uji sudut istirahat yang telah dilakukan didapatkan hasil 34,21О dengan sifat
kecepatan alirnya cukup.
3. Dari uji kerapatan curah dan kerapatan mampat didapatkan hasil sebesar 0,91 untuk
kerapatan mampat dan 0,62 untuk kerapatan curah dengan kompresibilitasnya sebesar
31,86%.
4. Dari uji kerapatan sejati yang telah dilakukan didapatkan hasil sebesar 1,965 g/ml.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan: Jakarta.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan: Jakarta.
Martin, dkk. 1993. Farmasi Fisik 2 Edisi III. Jakarta: UI Press. Pp 522-537, 1077-1119.
Rowe, dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition.
Pharmaceutical Press: USA.
IX. LAMPIRAN
a) Kecepatan Alir dan Sudut Istirahat
❖ Sampel dimasukkan ke dalam corong lalu ukur diameter dan tinggi onggokan

b) Kerapatan Mampat
❖ Sampel Saccharum Lactis

❖ Uji Kerapatan Mampat


c) Kerapatan Sejati
❖ Sampel Saccaharum Lactis

❖ Piknometer + Propilenglikol

❖ Piknometer + Propilenglikol + SL

❖ Menimbang piknometer + isi

Anda mungkin juga menyukai