Oleh: Kelompok 15
DANU LUTHFI
HARDANI
M. IQBAL PIDIE
MUHAMMAD RIFQI
SYAHRUL IRVANDI
Dosen Pembimbing:
TAFSIRUDDIN M.Pd.I
ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS RIAU
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’Islamisasi
Nilai-nilai Kebijakan’’. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah pengetahuan
penyusun dan untuk memenuhi tugas mata kuliah agama islam. Terima kasih kami sampaikan
kepada Bapak Tafsiruddin, M.Pd.I selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah agama islam.
Demi kesempurnaan makalah ini, penyusun mohon kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat yang membangun.
Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca
semua, apabila ada kekurangan mohon maaf sebesar-besarnya.
penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….2
2.1.Pengertian Kemurahan Hati ...................................................................... 2
2.2.Pengertian Keberanian dan Kesetiaan ....................................................... 3
2.3.Pengeertian Kejujuran dan Kesabaran ...................................................... 5
2.4.Manfaat Ibadah Sholawat dan Dzikir ....................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Makalah ini bertujuan agar Mahasiswa dapat mengetahui dan lebih memahami tentang
Islamisasi Nilai-nilai Kebijakan.
BAB II
PEMBAHASAN
Murah hati secara terminologi dapat diartikan sebagai suatu sikap tenang dan
menahan diri pada saat marah. Jadi orang yang mempunyai sikap ini tidak akan marah
oleh ejekan orang-orang yang tidak mengetahui dan tidak juga takut dihina oleh
orang-orang yang tidak menggunakan akalnya, tetapi dia akan mengendalikan diri
pada saat amarahnya bergejolak.
Sifat al-hilm (Murah hati) hanya dimiliki oleh orang yang memenuhi dua syarat
yaitu, kemampuan akal yang luas, dan kebesaran jiwa.
Di sisi lain kemurahan hati beda dengan sabar. Murah hati adalah menahan diri
untuk tidak membalas dendam atas perlakuan buruk orang lain yang menyakitkan hati
dengan balasan yang sama. Sedangkan sabar adalah menerima dengan lapang dada
keadaan yang tidak menyenangkan, seperti kehilangan orang yang dicintai, sakit
parah, tertimpa musibah atau kehilangan harta.
Jadi murah hati berkaitan dengan hal-hal yang manusia masih mampu melakukan
aksi balas dendam. Manakala sabar berkaitan dengan hal-hal yang berada di luar
kemampuan manusia.
3
a. Keberanian
Syaja'ah bukannya sifat yang tidak pernah takut, tetapi syaja'ah adalah sifat yang
dapat mengatasi rasa takut. Dengan sifat ini rasa takut itu dapat dikendalikan dan
bahaya dari hal yang ditakuti itu dapat diperkecil atau dihindari. Oleh karena itu orang
yang mempunyai sifat syaja'ah memiliki ketenangan hati dan kemampuan mengolah
sesuatu dengan pikiran tenang.
1. Jiwa Besar, yaitu sadar akan kemampuan diri dan sanggup melaksanakan pekerjaan
besar yang sesuai dengan kemampuannya. Bersedia mengalah dalam persoalan kecil
dan tidak penting. Menghormati tetapi tidak silau kepada orang lain.
2. Tabah, yaitu tidak segera goyah pendirian, bahkan setiap pendirian keyakinan
dipegangnya dengan mantap.
3. Keras Kemauan, yaitu bekerja sungguh-sungguh dan tidak berputusasa serta tidak
mudah dibelokkan dari tujuan yang diyakini.
4. Ketahanan, yaitu tahan menderita akibat perbuatan dan keyakinannya.
5. Tenang, yaitu berhati tenang, tidak selalu menuruti perasaan (emosi) dan tidak lekas
marah.
6. Kebesaran, yaitu suka melakukan pekerjaan yang penting atau besar.
1
Sifat menurutkan hawa nafsu yang membabi buta
4
) َو َم ْن ي َُو ِل ِه ْم يَ ْو َمئِ ٍذ دُب َُرهُ إِ ََّّل ُمت َ َح ِرفًا ِل ِقت َا ٍل أ َ ْو15( ار
َ َيَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا إِذَا لَقِيت ُ ُم الَّذِينَ َكف َُروا زَ ْح ًفا فَ ََل ت ُ َولُّوهُ ُم ْاْلَدْب
)16(ير
ُ صِ س ْال َم َ َّْللا َو َمأ ْ َواهُ َج َهنَّ ُم ۖ َوبِئ
ِ َّ َب مِن
ٍ ضَ َُمت َ َحيِ ًزا ِإلَ ٰى فِئ َ ٍة فَقَدْ بَا َء بِغ
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang
kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka
[mundur]. Barangsiapa yang membelakangi mereka [mundur] di waktu itu, kecuali
berbelok untuk [siasat] perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan
yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari
Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat
kembalinya." (Al-Anfal : 15-16)
ْ ض أ ُ ِعد
ِ) الَّذِينَ يُ ْن ِفقُونَ فِي الس ََّّراءِ َوالض ََّّراء١٣٣( ََّت ل ِْل ُمتَّقِين ْ اواتُ َو
ُ اْلر َ س َم َّ ض َها ال
ُ ع ْر َ عوا ِإلَى َم ْغف َِر ٍة م ِْن َر ِبكُ ْم َو َجنَّ ٍة ُ ار
ِ س َ َو
ََّللاُ يُحِ بُّ ْال ُم ْح ِسنِين
َّ اس َو ِ ع ِن ال َّن َ َظ َو ْالعَافِين َ َو ْال َكاظِ مِينَ ْالغَ ْي
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa, [yaitu] orang-orang yang menafkahkan [hartanya], baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan
[kesalahan] orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (Ali-
Imraan : 133-134)
b. Kesetiaan
Kesetiaan dapat diartikan teguh dan kukuh atas segala sesuatu yang diyakininya
atau berpegang teguh atas ucapan dan pendiriannya. Agama Islam menganjurkan
umatnya untuk bersikap setia atas suatu kebenaran dalam kehidupannya, baik
kehidupan beragama, bermasyarakat, maupun berbangsa dan bernegara.
5
1. Tidak mengingkari setiap ucapannya dan janji yang telah diperbuatnya, janji
adalah utang maka kita wajib untuk tidak ingkar. Tunaikanlah setiap janji yang
sudah kalian ucapkan, jangan sampai orang yang sudah di janjikan menunggu atau
mengharap-harap janji anda. Dan yang paling penting adalah setiap kepada Agama
Allah SWT, dan Rasul-Nya, itu yang harus kita jaga.
2. Tidak goyah terhadap godaan dan cobaan yang menimpanya dalam memegang
teguh pendiriannya, orang yang setia biasanya sangat memegang teguh
pendiriannya, apalagi kalau berpegang teguh kepada kebenaran apapun resiko
yang akan dia hadapi kalau itu menyangkut kebenaran, harga mati baginya untuk
selalu menjaga dan mempertahankannya.
3. Tidak melakukan suatu perbuatan yang dapat mengecewakan orang lain, perbuatan
mengecewakan orang lain adalah salah satu perbuatan yang kurang terpuji, apalagi
kalau orang itu mempercayakan suatu pekerjaan atau apapun yang dipercayakan
kepada kita terus pekerjaan tidak sesuai dengan yang ia harapkan pasti akan sangat
kecewa. Kalau kita mampu dan bisa kerjakanlah sebaik-baiknya.
4. Bersedia berkorban demi keteguhan pediriannya. Berpegang teguh itu baik apalagi
bepegang teguh kepada keimanan dan agama Allah SWT. Serta rasul-Nya, karena
itu merupakan pegangan hidup kita. Supaya kita bisa selamat dunia dan akhirat,
sebab kebahagiaan dunia itu hanya sementara, dan akhirat itu adalah kekal.
a. Kejujuran
Dalam Islam, kejujuran dikenal sebagai ash shidqu. Istilah ini juga dijadikan
sebagai julukan bagi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihiwasallam yang memiliki sifat
jujur. Kejujuran, dalam Islam memiliki keutamaan tersendiri dan akan menjadi
penyebab datangnya pahala dan rahmat dari Allah.
Seseorang yang memiliki sifat jujur akan memperoleh kemuliaan dan derajat yang
tinggi dari Allah. Hal ini tercermin dalam firman Allah di surat al Ahzab ayat 35:
ِ ت َو ال صَّ ا دِ ق ِي َن َو ال صَّ ا دِ ق َ ا
ت ِ ت َو ال ْ ق َ ا ن ِ ت ِي َن َو ال ْ ق َ ا ن ِ ت َا ِ ت َو ال ْ ُم ْؤ ِم ن ِي َن َو ال ْ ُم ْؤ ِم ن َا ِ إ ِ َّن ال ْ ُم سْ ل ِ ِم ي َن َو ال ْ ُم سْ ل ِ َم ا
ت َو ال صَّ ا ئ ِ ِم ي َن ْ
ِ ت َو ال مُ ت َصَ د ِ ق ِي َن َو ال مُ ت َصَ د ِ ق َ ا ْ ِ ش ع َا ِ خا ْ
َ ش ِع ي َن َو ال ْ
ِ ت َو ال خَ ا ِ َو ال صَّ ا ب ِ ِر ي َن َو ال صَّ ا ب ِ َر ا
ت أ َع َ د َّ َّللاَّ ُ ل َ هُ ْم
ِ ِير ا َو ال ذ َّ ا كِ َر اً ث َ ك َ ََّّللا ن
َ ي رِ ك
ِ ا َّ ذ ال و
َ ت
ِ ا َ ظ ِ ف ا ح ْ
َ َ ْ ُ َ ُ ظ ي َن
ال و م ه ج و ر ُ ف ِ ِ ح افَ ْ ت َو الِ َو ال صَّ ا ئ ِ َم ا
ظ ي مً ا ِ َ ج ًر ا ع ْ َ َم غ ْ ف َِر ة ً َو أ
6
Dari ayat di atas, kita tahu bahwa jujur atau bertindak benar, termasuk dalam salah
satu sifat mulia yang mendatangkan ampunan dari Allah SWT. Tentu kita ingin
termasuk orang-orang yang diampuni, maka kita pun harus bersikap jujur.
Kejujuran merupakan jalan yang lurus dan penuh keselamatan dari azab di akhirat
yang keras. Bahkan, tidak hanya untuk bersikap jujur, Allah juga memerintahkan kita
untuk bersama orang-orang yang jujur. Dalam surat at Taubah ayat 119:
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar”.
Bersama dengan orang-orang yang jujur diharapkan akan membuat kita untuk
terbiasa menjaga kejujuran juga dalam diri kita.
b. Kesabaran
Sabar berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata "sobaro-yasbiru", yang artinya
menahan. Sedangkan secara istilah, pengertian sabar adalah menahan diri dari segala
sesuatu bentuk kesulitan, kesedihan atau menahan diri dalam menghadapi sesuatu
yang tidak disukainya.
Di dalam Islam, ada tiga bentuk sabar, yaitu sabar dalam ketaatan kepada Allah
misalnya puasa, zakat, dan haji. Sabar dalam menghadapi musibah misalnya
kehilangan harta, kematian, dan bencana alam. Dan sabar dalam menjauhi perbuatan
maksiat yang diharamkan Allah misalnya tidak berjudi, minuman keras, dan yang
lainnya.
Kesabaran adalah salah satu bukti cinta kita kepada Allah SWT dan orang sabar
akan mendapatkan kecintaan juga dari Allah SWT. Seperti firman Allah SWT dalam
Al-Quran:
7
Allah SWT menegaskan bahwa orang yang sabar akan mendapatkan surga. Hal ini
sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran:
ٰ
َ أُولَئِكَ يُجْزَ ْونَ ْالغُ ْرفَةَ بِ َما
صبَ ُروا
“Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas
kesabaran mereka.” (Qs. Al-Furqan : 75).
Orang-orang yang sabar dijanjikan Allah SWT dengan pahala yang tidak terbatas.
Seperti yang sudah ditegaskan Allah SWT dalam Al-Quran:
Allah SWT juga menjanjikan kabar gembira bagi orang-orang yang mau bersabar
dari berbagai ujian maupun kesulitan yang Allah SWT berikan. Karena di balik
kesulitan dan kesedihan tersebut, Allah SWT memberikan kegembiraan bagi orang-
orang yang sabar dalam melewati ujian yang Allah SWT berikan. Hal ini sebagaimana
firman Allah SWT dalam Al-Quran:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah : 155).
Allah SWT menjanjikan kesabaran bagi siapa saja hamba-hambaNya yang sabar.
Seperti yang sudah dijelaskan Allah SWT dalam AL-Quran,
a. Sholawat
Sholawat secara bahasa merupakan bentuk jamak dari ‘sholla’ yang artinya doa.
Secara istilah, sholawat merupakan doa dan pujian untuk Nabi. Sholawat ada tiga
macam. Pertama, sholawat dari Allah. Kedua, sholawat dari malaikat. Ketiga,
sholawat dari manusia atau umatnya.
Menurut Ibnu Katsir, sholawat dari Allah artinya adalah pemberian rahmat dan
kemuliaan. Jika dari malaikat, artinya adalah memohonkan ampunan. Dan jika dari
umat Beliau artinya adalah doa agar Beliau dilimpahi rahmat dan kemuliaan. Imam
Nawawi menjelaskan bahwa sholawat dari Allah berarti menambah kemuliaan. Ada
pula ulama yang menjelaskan bahwa Allah bersholawat kepada Nabi Muhammad
artinya Allah memujinya di hadapan malaikat-malaikat-Nya
َ علَ ْي ِه
ع ْش ًرا َّ ص َّلى
َ َُّللا َ ً ى َواحِ دَة َ صلَّى
َّ َعل َ َم ْن
Sholawat dari Allah ini artinya adalah pemberian kebaikan. Sebagaimana hadits
lain:
ت
ٍ سنَا َ ع َّز َو َجلَّ لَهُ ِب َها
َ ع ْش َر َح َّ َب
َ ُ َّللا َ ى َم َّرة ً َواحِ دَة ً َكت َ صلَّى
َّ َعل َ َم ْن
Keutamaan lainnya yang sangat luar biasa, siapa yang bersholawat satu kali, Allah
akan menghapus sepuluh dosanya.
َ ُع ْنه
ٍ ع ْش َر خَطِ يئ َا
ت َّ ت َو َح
َ ط ٍ صلَ َوا َ علَ ْي ِه
َ ع ْش َر َّ ص َّلى
َ َُّللا َ ً صَلَة ً َواحِ دَة
َ ى َ صلَّى
َّ َعل َ َم ْن
9
“Orang yang paling berhak mendapatkan syafa’atku di hari kiamat adalah orang
yang paling banyak bersholawat kepadaku” (HR. Tirmidzi)
Doa memiliki syarat dan adab agar dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di
antara adab berdoa agar lebih dikabulkan Allah adalah bersholawat kepada Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi waallam.
“Setiap doa akan terhalang hingga diucapkan sholawat kepada Muhammad” (HR.
Thabrani)
b. Dzikir
صدِيقًا نَبِيًّا
ِ َيس ۚ إِنَّهُ َكان ِ َواذْكُ ْر فِي ْال ِكت َا
َ ب إِد ِْر
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di
dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan
seorang nabi”.
“Dan Al Quran ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang
telah Kami turunkan. Maka engapakah kamu mengingkarinya”.
10
َّ َّللاُ ََّل ِإ ٰلَ َه ِإ ََّّل أَنَا فَا ْعبُدْنِي َوأَق ِِم ال
ص ََلة َ ِل ِذ ْك ِري َّ ِإنَّنِي أَنَا
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku,
maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”.
Dzikir dalam arti yang sebenarnya adalah suatu cara atau media untuk menyebut
dan mengingat Allah, jadi semua bentuk aktivitas yang tujuannya mendekatkan diri
kepada Allah dinamakan dzikir.
Dalam ilmu tashawwuf2, dzikir adalah syiar kaum sholihin dan sandaran para
salik3. Syarat dzikir di antaranya yaitu kehadiran hati serta keserasian hati dan lisan
saat berdzikir. Setiap kali mengucapkan kalimat dzikir, hati manusia harus
membayangkan dan mengetahui maknanya4.
فَاذْكُ ُرونِي أَذْكُ ْركُ ْم َوا ْشكُ ُروا لِي َو ََّل ت َ ْكفُ ُرو ِن
“Maka ingatlah Aku, niscaya Aku akan ingat kepada kalian.Bersyukurlah kepada-
Ku dan janganlah kalian kufur kepada-Ku”. (QS. Al-Baqarah: 152)
“Pria yang banyak berdzikir kepada Allah dan wanita yang banyak berdzikir
kepada Allah,Allah akan menyediakan ampunan dan pahala yang besar untuk
mereka”. (QS. Al-Ahzab; 35)
“Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan
Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada
ini”. (Al-Kahfi:24)
2
ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun zhohir dan batin
serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi
3
Orang-orang yang berjalan menuju Allah
4
Idhahu asrori ‘ulumil muqorrobin, Habib Muhammad bin Abdullah Alaydrus,970 H.
11
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang lalai”. (Al-A’raf: 205)
فَاذْكُ ُرونِي أَذْكُ ْركُ ْم َوا ْشكُ ُروا لِي َو ََّل ت َ ْكفُ ُرو ِن
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat)–Ku”. (Al-
Baqarah: 152)
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram”. (Ar-ra’d: 28)
ۖ ِص ََلة
َّ ع ِن ال َّ ع ْن ِذ ْك ِر
َ َّللاِ َو ُ َضا َء فِي ْال َخ ْم ِر َو ْال َم ْيس ِِر َوي
َ صدَّكُ ْم َ طانُ أ َ ْن يُوقِ َع بَ ْينَكُ ُم ْالعَدَ َاوة َ َو ْالبَ ْغ
َ ش ْي
َّ إِنَّ َما ي ُِريد ُ ال
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Murah hati (al-hilm) adalah suatu sikap tenang dan menahan diri pada saat marah
(tidak pendendam)
Keberanian (asy-syaja’ah) adalah suatu sikap sedia bertanggungjawab atas segala
perbuatannya dengan pikiran yang jernih serta harapan yang tidak putus
Kesetiaan adalah sikap teguh dan kukuh atas segala sesuatu yang diyakininya atau
berpegang teguh atas ucapan dan pendiriannya
Kejujuran (ash-shidq) adalah suatu sikap yang mencerminkan adanya kesesuaian
antara hati, perkataan dan perbuatan.
Kesabaran (ash-shobr) adalah menahan diri dari segala sesuatu bentuk kesulitan,
kesedihan atau menahan diri dalam menghadapi sesuatu yang tidak disukainya.
Sholawat akan mendatangkan rahmat Allah
Dzikir mendatangkan ketenangan hati
3.2. Saran
Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas
rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kesempatan untuk kami bisa menulis
makalah ini, dan dengan kekurangan-kekurangan yang ada pada penulisan. Maka dari
itu kami mengharap saran dan kritik untuk menuju pada yang lebih baik.
Penulis menyarankan kepada para pembaca agar lebih baik memahami tentang
Al-Qur’an yang lebih dalam supaya umat islam memahami dan mempelajari.
Ungkapan terimakasih kepada pembimbing sehingga terselesainya tulisan ini. Mudah-
mudahan Allah SWT meridhoi apa yang kita kerjakan, Aamiin.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rahasia Ilmu Para Wali. Habib Novel bin Muhammad Alaydrus. (Taman Ilmu. Surakarta,
2017)
http://salamunsingajaya.blogspot.com/2017/03/materi-syajaah.html
https://hisham.id/2015/12/setia-menurut-pandangan-islam.html
http://bersamadakwah.net/sholawat-nabi/
http://khairulmufid.blogspot.com/2016/10/makalah-murah-hati-dalam-tasawuf.html