Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi kata kerja. Objek dapat berbentuk kata benda
atau frasa kata. Bagian kalimat ini terletak setelah predikat berkata kerja aktif transitif. (-kan, -i,
me-).
Contoh: Rahmat membaca Alquran.
Komplemen
Komplemen atau pelengkap sering disamakan dengan objek. Padahal, pelengkap beda dengan
objek karena tidak dapat menjadi subjek ketika dipasifkan. Pelengkap mengikuti predikat yang
berimbuhan ber-, ter-, ber-an, ber-kan, dan kata-kata khusus (merupakan,, berdasarkan, dan
menjadi).
Contoh: Hazmil menjadi seorang polisi.
Keterangan
Pilihan kata (diksi) merupakan syarat yang sangat penting, karena pilihan kata yang tidak tepat
dapat menimbulkan gangguan pemahaman dari pembaca terhadap kalimat yang dibaca.
Cara-cara menentukan diksi:
Kata yang baku
Pemakaian kata-kata yang belum diakui kebakuannya harus dihindari. Misalnya, kasih, cuman,
bikin, nggak. Bentuk baku untuk kata-kata itu adalah memberi, hanya, membuat, dan tidak.
Kata yang lazim
Kata yang lazim adalah kata yang sudah biasa digunakan baik secara lisan ataupun dalam tulisan.
Kata yang cermat
Misalnya, kata seluruh, semua, dan segala adalah kata yang bersinonim. Maka, penulis harus
cermat memilih kata yang tepat sesuai dengan nuansa kalimat yang ditulis.
Setiap kalimat harus mempunyai subjek dan predikat. Subjek adalah tentang
sesuatu yang menjadi inti pembicaraan. Predikat adalah hal yang menceritakan
atau menjelaskan inti pembicaraan.
Contoh:
Teman Adli tampan.
Cevin sedang makan.
Kebudayaan Indonesia menjadi milik seluruh bangsa Indonesia.
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah hubungan timbal balik antara subjek
dan predikat, antara predikat dengan objek atau dengan keterangan-keterangan
yang menjelaskan unsur-unsur kalimat tersebut. Yang dimaksud dengan kesatuan
ialah adanya satu ide pokok atau kesatuan pikiran dalam satu kalimat. Jadi,
kesepadanan dan kesatuan dalam kalimat ialah kemampuan struktur bahasa dalam
mendukung gagasan ide yang dikandung kalimat tersebut.
Contoh:
Ia naik haji ketika masih menjadi mahasiswa.
Ia masih menjadi mahasiswa ketika naik haji.
Yang dimaksud dengan kesejajaran ialah penggunaan bentuk-bentuk bahasa dalam
penulisan dengan konstruksi yang sama dalam susunan serial. Kesamaan bentuk
yang dimaksud adalah jika bentuk pertama merupakan kata benda, maka kategori
kata yang sederajat juga kata benda. Jika bentuk pertama merupakan kata kerja,
bentuk kedua, ketiga dan seterusnya juga kata kerja.
Contoh:
Harga kertas meningkat, upah kerja naik, biaya cetak bertambah, terpaksa buku itu
dinaikkan juga.
Penekanan dalam kalimat dapat dilakukan dengan cara :
Pengulangan kata
Contoh:
Contoh:
‘Anak muda itu berlari-lari setelah dia dinyatakan lulus ujian’, diubah menjadi ‘anak
muda itu berlari-lari setelah dinyatakan lulus ujian’.
Variasi kalimat diperlukan untuk menghindarkan pembaca dari suasana monoton
dan kebosanan.
Contoh:
Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju. (S – P-O)
Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu. (P–O–S)
Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal. (S–O– P)