Anda di halaman 1dari 15

PEMAKAIAN KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

 CEVIN GANDA WIJAYA


 MARIO FAUZAN ARIF
 MIFTAHUL ADLI
 MUHAMMAD HAZMIL
 MUHAMMAD RIFQI
 RAHMAD BAKRI
 RAHMAT ARBADILAH
 RENDI CATUR PUTRA ARLIANDI
1. UNSUR-UNSUR PENTING DALAM KALIMAT:
 Subjek
Subjek adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis.
Subjek dapat berbentuk kata benda, frasa kata benda, atau kata kerja.
Contoh: Adli memukul Bakri.
 Predikat
Predikat adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis
tentang subjek. Predikat biasanya berbentuk kata kerja, frasa kata kerja, frasa
numeral (bilangan), kata benda, frasa kata benda, frasa preposisi (kata depan), kata
sifat, atau frasa kata sifat.
Contoh: Cevin memancing ikan.
 Objek

Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi kata kerja. Objek dapat berbentuk kata benda
atau frasa kata. Bagian kalimat ini terletak setelah predikat berkata kerja aktif transitif. (-kan, -i,
me-).
Contoh: Rahmat membaca Alquran.
 Komplemen

Komplemen atau pelengkap sering disamakan dengan objek. Padahal, pelengkap beda dengan
objek karena tidak dapat menjadi subjek ketika dipasifkan. Pelengkap mengikuti predikat yang
berimbuhan ber-, ter-, ber-an, ber-kan, dan kata-kata khusus (merupakan,, berdasarkan, dan
menjadi).
Contoh: Hazmil menjadi seorang polisi.
 Keterangan

Keterangan adalah bagian kalimat yang berfungsi meluaskan atau membatasi


makna subjek atau predikat.

Contoh: Mahasiswa Ilmu Komunikasi UR lulus pada tahun 2022.


2. Aturan-aturan tentang ejaan (EYD)
 Pemenggalan suku kata
Contoh: la-in, pa-ku, sau-da-ri, trans-mig-ra-si.
 Penggunaan huruf kapital
 Penulisan huruf miring
Untuk penulisan nama buku, majalah, atau surat kabar yang dikutip dalam sebuah
tulisan; untuk menegaskan atau mengkhususkan suatu kata dalam sebuah tulisan;
untuk menuliskan kata ilmiah atau istilah asing yang belum disesuaikan ejaannya.

 Pemakaian tanda baca


3. Cara-cara memilih kata dalam kalimat (diksi)

Pilihan kata (diksi) merupakan syarat yang sangat penting, karena pilihan kata yang tidak tepat
dapat menimbulkan gangguan pemahaman dari pembaca terhadap kalimat yang dibaca.
Cara-cara menentukan diksi:
 Kata yang baku
Pemakaian kata-kata yang belum diakui kebakuannya harus dihindari. Misalnya, kasih, cuman,
bikin, nggak. Bentuk baku untuk kata-kata itu adalah memberi, hanya, membuat, dan tidak.
 Kata yang lazim
Kata yang lazim adalah kata yang sudah biasa digunakan baik secara lisan ataupun dalam tulisan.
 Kata yang cermat
Misalnya, kata seluruh, semua, dan segala adalah kata yang bersinonim. Maka, penulis harus
cermat memilih kata yang tepat sesuai dengan nuansa kalimat yang ditulis.
Setiap kalimat harus mempunyai subjek dan predikat. Subjek adalah tentang
sesuatu yang menjadi inti pembicaraan. Predikat adalah hal yang menceritakan
atau menjelaskan inti pembicaraan.
Contoh:
 Teman Adli tampan.
 Cevin sedang makan.
 Kebudayaan Indonesia menjadi milik seluruh bangsa Indonesia.
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah hubungan timbal balik antara subjek
dan predikat, antara predikat dengan objek atau dengan keterangan-keterangan
yang menjelaskan unsur-unsur kalimat tersebut. Yang dimaksud dengan kesatuan
ialah adanya satu ide pokok atau kesatuan pikiran dalam satu kalimat. Jadi,
kesepadanan dan kesatuan dalam kalimat ialah kemampuan struktur bahasa dalam
mendukung gagasan ide yang dikandung kalimat tersebut.
Contoh:
 Ia naik haji ketika masih menjadi mahasiswa.
 Ia masih menjadi mahasiswa ketika naik haji.
Yang dimaksud dengan kesejajaran ialah penggunaan bentuk-bentuk bahasa dalam
penulisan dengan konstruksi yang sama dalam susunan serial. Kesamaan bentuk
yang dimaksud adalah jika bentuk pertama merupakan kata benda, maka kategori
kata yang sederajat juga kata benda. Jika bentuk pertama merupakan kata kerja,
bentuk kedua, ketiga dan seterusnya juga kata kerja.

Contoh:

Harga kertas meningkat, upah kerja naik, biaya cetak bertambah, terpaksa buku itu
dinaikkan juga.
Penekanan dalam kalimat dapat dilakukan dengan cara :

 Pengutamaan bagian kalimat (posisi dalam kalimat).

 Urutan yang logis

 Pengulangan kata

Contoh:

1. Ibu guru memerintahkan murid-murid menggambar pemandangan.

2. Kehidupan di desa kadang-kadang sulit, susah, dan merana.


Kehematan dalam kalimat efektif meliputi kehematan pemakaian kata, kehematan
frase atau bentuk lainnya. Kehematan itu menyangkut soal gramatika dan bentuk
kata.

Salah satu kehematan di antaranya menghindari pengulangan subjek kalimat.


Karena pengulangan subjek, maka kalimat tidak menjadi jelas.

Contoh:

‘Anak muda itu berlari-lari setelah dia dinyatakan lulus ujian’, diubah menjadi ‘anak
muda itu berlari-lari setelah dinyatakan lulus ujian’.
Variasi kalimat diperlukan untuk menghindarkan pembaca dari suasana monoton
dan kebosanan.

Contoh:

 Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju. (S – P-O)

 Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu. (P–O–S)

 Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal. (S–O– P)

Anda mungkin juga menyukai