RIVIEW ARTIKEL
Abstrak
Selulosa mikrokristal merupakan bahan suatu yang memiliki banyak manfaat. Kandungan Comment [WN3]: Suatu bahan
Comment [WN4]: Sebutkan
selulosa mikrokristal terdapat dalam beberapa sumber alam seperti tanaman berkayu, kulit kapas, manfaatnya apa contohnya
jerami, ampas tebu melalui tahap isolasi yaitu delignifikasi dengan larutan basa, bleaching, dan
hidrolisis α-selulosa dengan menggunakan larutan asam encer pada suhu tinggi. Karakteristik selulosa Comment [WN5]: Konsep S-P-O
diterapkan,
mikrokristal dapat dilakukan melalui uji organoleptik, identifikasi, uji pati, kelarutan, susut Selolusa mikrokristal dapat diisolasi dari
beberapa sumber alam.....
pengeringan, pH, daya alir dan sudut diam, kompresibilitas, serta dengan menggunakan instrumen dengan tahapan delignifikasi, bleaching,
dan hidrolisis α-selulosa.
Fourier Transform Infrared (FTIR), Scanning Electron Microscope Energy-Dispersive X-ray Comment [WN6]: karakterisasi
Comment [WN7]: identifikasi apa?
Spectrofotometry (SEM-EDS), dan Difraktometer sinar-x. Aplikasi selulosa mikrokristal dalam Comment [WN8]: Bahasa inggris
seragamkan dengan sebelumnya
bidang farmasetik dapat digunakan sebagai pengisi tablet untuk metode kempa langsung, selain itu
dapat berfungsi juga sebagai pengikat dan penghancur tablet. Comment [WN9]: Cari sumber lainnya
di jurnal internasional, jangan fokus ke
tablet, sebagai eksipien lainnya, misal
Kata kunci : selulosa mikrokristal, isolasi, karakterisasi, aplikasi dalam bidang farmasetik. dalam drug delivery, carrier dll
content exists in several natural sources such as woody plants, cotton leather, straw, bagasse through
isolation stages delignified with alkaline solutions, bleaching, and hydrolysis of α-cellulose by using
dilute acid solutions at high temperatures. Characteristics of microcrystalline cellulose can be done
through organoleptic test, identification, starch test, solubility, drying shrinkage, pH, powder flow and
repose angel, compressibility, and by using Fourier Transform Infrared (FTIR) , Scanning Electron
Applications of microcrystalline cellulose in the pharmaceutical can be used as tablets filler for direct
compression methods, otherwise they may also serve as binders and disintergrant of tablets.
(Shlieout, Arnold and Müller, 2002). Kapas Gambar 1. Struktur Molekul Selulosa
yang mungkin untuk MCC (Suzuki and Penyusunan serat-serat selulosa Comment [WN16]: jika ingin disingkat
buat singkatan sejak awal!
Nakagami, 1999). Baik kayu lunak dan kayu menghasilkan daerah kristalin (bila molekul
keras dapat digunakan (Landín et al., 1993). selulosa tersusun teratur) dan amorf (bila tidak
daerah amorf dari selulosa sangat bervariasi. dan atau bahan peledak. Sedangkan selulosa
Daerah kristalin dalam selulosa berkisar antara kualitas dibawahnya digunakan sebagai bahan
50-70% (Sanjaya, 2001) baku pada industri kertas dan industri sandang
Berdasarkan derajat polimerisasi dan dan kain (serat rayon). Kemurnian selulosa
kelarutan dalam senyawa natrium hidroksida sering dinyatakan melaui parameter α-selulosa.
17,5%, selulosa dapat dibedakan atas lima Biasanya semakin tinggi kadar α-selulosa,
jenis yaitu (1) Alpha Cellulose (α-selulosa) maka semakin baik mutu bahannya (Umar
Serat selulosa tersusun dari beberapa didapatkan ukuran kasar, serat tanaman
juta serat mikrofibril. Serat mikrofibril ini dihaluskan dengan menggunakan mesin
terbagi menjadi dua bagian berbeda, yaitu penggiling. Tujuan preparasi ini adalah untuk
bagian amorf dan kristalin. Bagian amorf memudahkan isolasi selulosa yang terkandung
terbentuk dari rantai selulosa dengan massa dengan memperkecil ukuran, meningkatkan
fleksibel. Bagian ini dapat larut dengan luas permukaan kontak, memecah ikatan kimia
pemberian asam mineral. Sedangkan bagian pada rantai molekul yang panjang sehingga
kristalin tersusun dari rantai selulosa dengan diharapkan mendapatkan hasil rendemen yang
ikatan yang kuat dalam susunan linear yang optimal (Fitriana, 2009).
asam asetat dalam mengikat lignin mikrofibril selulosa sehingga serat terikat
terikat oleh lignin akan terlepas dari lignin Pada proses ini terbentuk pulp berwarna
sehingga didapatkan kandungan pulp dengan coklat pekat yang mengendapt didalam larutan Comment [WN19]: ????
kadar α-selulosa yang lebih banyak (Wibisono natrium hidroksida. Larutan berwarna coklat
pemanasan alkali menggunakan Natrium kromofor yaitu gugus yang memiliki ikatan
Hidroksida 25% b/v pada suhu 1050C dan rangkap terkonjugasi yang menyebabkan suatu
dididihkan selama satu jam. Perbandingan senyawa memiliki warna (Hamisan et al.,
sampel dengan Natrium Hidoksida adalah 1:20 2009). Kemudian serat tanaman dipisahkan
(Mohamad Haafiz et al., 2013). Pada proses ini kembali dari pelarutnya dengan cara
terbentuk pulp atau bubur selulosa dimana α- penyaringan dan pemerasan, serat tanaman
selulosa terisolasi sebagai residu. α-selulosa dibilas sampai pH Kembali netral. Pulp yang
merupakan senyawa yang tidak larut dalam diperoleh dicuci berulang hingga pH 6-7.
NaOH atau basa kuat, hal ini digunakan untuk Tahap berikutnya yaitu bleaching.
mendegradasi polimer lignin yang kemudian Tujuan dari tahap ini adalah untuk
akan larut ke dalam air, maka dari itu nama menghilangkan sisa lignin dan karbohidrat
lain dari tahap ini adalah tahap delignifikasi. yang tidak terpisah sempurna dalam pulp.
Larutnya lignin disebabkan oleh terjadinya Proses bleaching akan membuat warna pulp
transfer ion hidrogen dari gugus hidroksil pada menjadi lebih cerah atau putih. Proses ini
lignin ke ion hidroksil (Gilligan, 1974). Lignin dilakukan dengan cara memanaskan serat
merupakan suatu polimer yang tersusun dari tanaman dalam larutan NaClO dengan
unit-unit fenil propana dengan berat molekul perbandingan sampel dan pelarut 1:8
tinggi. Pada dinding sel tumbuhan dipanaskan pada suhu 1050C selama 15-20
menyebabkan kekakuan dan kekerasan menit (Mohamad Haafiz et al., 2013). Pada
jaringan, terdapat pada bagian kedua dinding saat perendaman sampel yang semula terapung
sel, terutama pada bagian tengah lamela. di dalam larutan berwarna putih kecoklatan
dinding sel dengan penyelingan susunan perlahan menjadi putih seluruhnya dan turun di
7
dasar permukaan. Hal ini disebabkan karena pula dimana n ≈ 220 sehingga dihasilkan
produk teroksidasi menjadi suatu bahan yang selulosa mikrokristal (Håkansson and Ahlgren,
residu dibilas dengan aquades secara berulang Residu selulosa mikrokristal yang
hingga pH kembali netral. Selanjutnya pulp didapat dibilas dengan aquadest sampai pH
dikeringkan dengan menggunakan oven 50ºC netral dan disaring dengan menggunakan
selama 12-24 jam (Carlin, 2008). Pulp kering kertas saring. Selanjutnya dilakukan tahap
Pulp kering hasil oven berupa α-selulosa Pharmaceutical Excipients (Rowe, Sheskey
depolimerisasi menjadi selulosa mikrokristal manufaktur selulosa mikrokristal. Comment [WN20]: Buat bagan sendiri
bagaimana tahapan isolasi Selulosa
Mikrokristal
melalui proses hidrolisis pemotongan rantai
pelarut adalah 1:20 (Ohwoavworhua and diletakan diatas dasar yang berwarna putih,
Adelakun, 2005). Selama proses hidrolisis diamati bentuk atau rupa, warna, rasa, bau
terjadi pemisahan secara parsial pada (Zulharmita, 2012). Selulosa mikrokrisral yang
penyususn mikrofibril selulosa dimana bentuk baik memiliki organoleptik serbuk hablur,
amorf akan putus dan meninggalkan bentuk berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa
kristalin yaitu daerah molekul selulosa yang (Ohwoavworhua and Adelakun, 2005). Uji ini
tersusun teratur (Ma, Chang and Yu, 2008). dilakukan dengan menggunakan indera Comment [WN21]: indra
Tujuan dari proses ini agar α-selulosa yang manusia sebagai alat utama untuk pengukuran
merupakan selulosa berantai panjang dengan daya penerimaan terhadap produk. Tujuan dari
derajat polimerisasi yang tinggi yaitu 600-1500 uji organoleptik adalah untuk mengetahui
dihidrolisis sehingga terjadi pemotongan peranan penting suatu bahan dalam penerapan
polimer menjadi ukuran yang lebih kecil mutu suatu sediaan. Pengujian organoleptik
kerusakan suatu dari suatu produk. Uji kelarutan dilakukan terhadap empat
Identifikasi pelarut yaitu air, alkohol 95%, HCl 2 N, Comment [WN22]: analisis kualitatif??
kaca arloji dan dispersikan dalam 2 ml larutan selulosa mikrokristal yang baik yaitu tidak
seng klorida beriodium, senyawa akan menjadi larut dalam air, tidak dalam dalam alkohol
warna biru violet (Zulharmita et al, 2012). 95%, tidak larut dalam HCl 2N, sukar larut
Reaksi yang terjadi dalam uji identifikasi dalam NaOH 1N, dan tidak larut dalam eter
adalah suatu reaksi kimia yang digunakan (Karim, 2014). Selulosa mikrokristal sulit
untuk mengetahui keberadaan suatu zat baik untuk terlarut dalam pelarut karena adanya
ion ataupun gugus dalam suatu sampel. Uji ikatan hidrogen yang kuat antar gugus
identifikasi dapat dijadikan ciri khas hidroksil pada rantai ikatan yang berdekatan
keberadaan suatu zat dalam suatu sampel dari pada struktur kristalin penyusun selulosa
dan tambahkan pada filtrat 0,1 ml iodium 0,05 Sebanyak 5 gram sampel dimasukkan
M, tidak terbentuk warna biru (Zulharmita et dalam krus porselen, kemudian dikeingkan
al, 2012). Apabila dalam suatu sampel yang dalam oven pada suhu 100-105oC sampai
mengandung pati atau karbohidrat direaksikan diperoleh berat konstan. Persentase susut
dengan iodium maka akan menghasilkan reaksi pengeringan dapat ditentukan dengan
warna menjadi warna biru. Selulosa perbandingan berat sampel dengan berat
mikrokristal hasil isolasi tidak boleh setelah dikeringkan (Zulharmita et al., 2012).
mengandung karbohidrat atau pati sebab dalam Susut pengeringan selulosa mikrokristal yang
proses bleaching karbohidrat atau pati tersebut baik adalah <7% (Rowe, Sheskey and Quinn,
sudah dihilangkan, maka dari itu hasil reaksi 2009). Tujuan dilakukannya uji ini adalah
warna dalam uji pati ini tidak menghasilkan untuk memberikan batasan maksimal (rentang)
tentang besarnya senyawa yang hilang pada partikel serbuk semakin besar untuk terjadinya
Sebanyak 2 gram serbuk diaduk dengan (Fitzpatrick and Ahrné, 2005). Sudut diam
100 ml air suling selama 5 menit dan diukur memberikan penilaian terhadap gesekan
pHnya dengan pH meter (Ohwoavworhua, internal dan kohesif. Pengukuran sudut diam
Okhamafe and Adelakun, 2009). Selulosa peka terhadap kelembaban dan dapat menjadi
mikrokristal yang baik memiliki rentang pH 5- suatu cara dalam memonitor perbedaan antar
7,5 (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009). pH suatu batch dengan batch yang lain (Bhimte
Serbuk dimasukan ke dalam corong mengetahui sifat alir dari serbuk. Indeks
powder flow tester untuk uji daya alir. Serbuk kompresibilitas diukur dengan menggunakan
kemudian dijatuhkan dari corong dengan alat tapped density tester. Campuran serbuk
dibuka katup bawah corong hingga atau massa tablet ditimbang sebanyak 25 gram
membentuk gundukan serbuk yang diuji, jika (m), kemudian dimasukan kedalam gelas ukur
tidak mengalir dapat diberikan getaran dengan lalu diukur volumnya (V1).
seluruh serbuk jatuh mengalir dicatat, diukur Gelas ukur yang berisi serbuk kemudian
tinggi dan jari-jari, dan dihitung sudut diletakkan pada alat tapping, kemudian
istirahatnya (Haque, 2010). Selulosa diketukkan sebanyak 400 kali sehinga terjadi
mikrokristal yang baik memiliki sudut istirahat penurunan volume (V2), kemudian volume
dengan profil laju alir dari sampel dan baku Kemudian indeks kompresibilitasnya dihitung
Selulosa mikrokristal yang baik akan adanya gugus OH, ikatan hidgrogen, C-H
memiliki nilai kerapatan sejati sebesar 1,512- alkana, ikatan C-O eter, dan alkohol (Yanuar et
kali dari ukuran sebenarnya, ukuran partikel Difraktometer sinar-x. Dari hasil pengujian ini
dapat diperkirakan berkisar antara 2,94-117,6 diketahui bahwa selulosa mikrokristal hasil
µm memiliki bentuk tak beraturan serta tekstur isolasi mengandung fasa kristal dan fasa amorf
permukaan yang tidak rata berbentuk sudut dengan derajat kristalinitas yang cukup tinggi.
runcing dan tumpul (Yanuar et al., 2003). Hal ini dapat dilihat dari munculnya tiga
bahan pengisi tablet dalam metode kempa Selulosa mikrokristal memiliki ikatan
langsung (Bolhuis and Anthony Armstrong, hidrogen pada molekul selulosa yang
2006). Selain sifat pengikatnya yang kering, berdekatan. Hal ini memungkinkan
selulosa mikrokristal juga merupakan bahan pembentukan banyak ikatan hidrogen, inilah
(Ferrari et al., 1996) dengan syarat sifat memiliki kemampuan kekompakan yang
lubrikasi rendah karena koefisien gesekannya tinggi, walaupun di bawah kekuatan kompresi
yang sangat rendah (Hwang, R.-C., Peck, yang rendah (Ali et al., 2009).
2001). Namun sifat ini tidak menggantikan Berkat kerapatan curahnya yang relatif
kebutuhan akan bahan disintegrasi dan rendah dan distribusi ukuran partikel yang
lubrikan yang sebenarnya saat selulosa luas, selulosa mikrokristal dapat secara efisien
mikrokristal digunakan dalam formulasi (Bala, mengikat bahan lain, terutama bahan aktif
Khanna and Pawar, 2013). Selulosa farmasi yang sulit untuk dibuat tablet (Bolhuis,
mikrokristal dengan bahan disintegran dan G.K., Chowhan, 1996). Selulosa mikrokristal
lubrikan mungkin saling melengkapi untuk menunjukkan potensi pengenceran yang tinggi,
meningkatkan kemampuan disintegrasi suatu sedangkan rentang ukuran partikel yang luas
tablet (Mostafa, Ibrahim and Sakr, 2012). memberikan kepadatan pengempaan material
Selain itu selulosa mikrokristal memiliki sifat menjadi lebih baik (Carlin, 2008).
kompresibilitasnya rendah (Albers, J., Knop, porositas intrapartikel yang sangat tinggi yaitu
K., Kleinebudde, 2006). Selulosa mikrokristal sekitar 90-95% luas permukaan internal
dapat digunakan sebagai pengisi dan pengikat (Doelker et al., 1987). Porositas tinggi ini
sebagai penghancur tablet dengan konsentrasi tablet yang disebabkan oleh penetrasi air ke
5%-20% (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009). dalam matriks tablet hidrofilik dengan cara
lain yaitu memiliki kompatibilitas yang luas terganggunya ikatan hidrogen. Tekanan
apabila dicampurkan dengan bahan obat lain, pemadatan yang meningkat, menurunkan
innert, kemudahan penanganan, dan keamanan penetrasi air ke dalam tablet dan meningkatkan
baik untuk film selulosa yang merupakan farmasetik, beberapa peneliti sudah
lapisan polimer yang umum (Felton and membuktikan bahwa selulosa mikrokristal
McGinity, 1999). Hal ini menghasilkan merupakan pengisi tablet terbaik untuk metode
peningkatan adhesi dan kekuatan film (Khan, kempa langsung, selain itu dapat berfungsi
Fell and Macleod, 2001). juga sebagai pengikat dan penghancur tablet.
pabrik mungkin memiliki sifat yang berbeda Dalam pembuatan artikel ini, penulis
karena jenis pulp yang digunakan sebagai berterima kasih kepada Bapak Narul Wathoni,
bahan baku dan kondisi manufaktur masing- Ph.D., Apt. sebagai pembimbing. Bapak Rizky
masing (Landín et al., 1993). Sifat atau atribut Abdullah selaku dosen metodologi dan
yang berbeda ini dapat mempengaruhi penelitian, dan kepada teman-teman Farmasi
kemampuan tablet. UNPAD 2014 yang telah membantu. Comment [WN24]: Hapus, tidak
penting!
Selulosa mikrokristal dapat diisolasi Albers, J., Knop, K., Kleinebudde, P. (2006)
‗Brand-to-Brand and Batch-to-Batch
dari alfa selulosa sebagai pulp dengan asam Uniformity of Microcrystalline
Cellulose in Direct Tableting With a
mineral yang berasal dari bahan tanaman
Pneumo-Hydraulic Tablet Press‘,
berserat melalui isolasi dengan cara hidrolisis Pharm. Ind, 68, pp. 1420–1428.
larutan asam encer pada suhu tinggi. Aldebron, G. dan C. N. (1996) Pharmaceutical
Powder Compaction Technology. New
Karakteristik khas selulosa mikrokristal dapat York : I. Marcel Dekker.
ditentukan dengan melakukan pengujian
Ali, J. et al. (2009) ‗Microcrystalline cellulose
organoleptik, identifikasi, uji pati, kelarutan, as a versatile excipient in drug research‘,
Journal of Young Pharmacists, 1(1), p.
susut pengeringan, pH, daya alir dan sudut 6. doi: 10.4103/0975-1483.51868.
Sun, J. X. et al. (2004) ‗Isolation and Yamanae, C., dan O. (1999) ‗Proceedlings
characterization of cellulose from International Conference on Advance
sugarcane bagasse‘, Polymer Fiber Material‘, in. Jepang : Ueda, pp.
Degradation and Stability, 84(2), pp. 62–65.
331–339. doi:
10.1016/j.polymdegradstab.2004.02.00 Zamora Antonio (2013) Cellulose:
17