Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah penulisan ilmiah yang membahas tentang MAKALAH
MENGEMBANGKAN PERENCANAAN ASUHAN YANG KOMPREHENSIF .
Pada penulisan makalah ini, kami berusaha menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh semua orang, sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca. Makalah
penulisan ilmiah ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama mahasiswa
kesehatan.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna, masih banyak
kekurangan dan kelemahan didalam penulisan makalah kami, baik dalam segi bahasa dan
pengolahan maupun dalam penyusunan.Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran yang
sifatnya membangun demi mencapainya suatu kesempurnaan dalam makalah ini.

Bangkinang, 21 Oktober 2016

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Masalah ............................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mengembangkan Perencanaan Asuhan yang Komperehensif....................... 2
2.1.1 Menetapkan Kebutuhan Tes Laboratorium.......................................... 2-3
2.1.2 Pemeriksaan Laboratorium saat Pascapartum...................................... 3-4
2.1.3 Pemeriksaan Laboratorium saat Intrapartum........................................ 4
2.2 Menetapkan Kebutuhan untuk Komplikasi Ringan....................................... 4-9
2.3 Menetapkan Kebutuhan Konsultasi atau
Rujukan pada Tenaga profesional lainya....................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan resiko ringan meliputi tes darah
berikut : golongan darah dan faktor rhesus(Rh), skining antibodi, hitung darah lengkap
(hematokrit), Rapid Plasma Reagin (RPR), atau tes lain untuk mendeteksi sifilis, titer rubela,
HBSAg dan HIV. Banyak juga klinisi melakukan kultur urine.Kondisi umum klien
memungkinkan pelaksanaan tes tambahan. Seiring kemajuan tes kehamilan, tes tambahan seperti
skrining tripel serum maternal juga diperlukan.
Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal
balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal.
Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit lain yang lebih
lengkap. Umpamanya dari rumah sakit kabupaten ke rumah sakit provinsi atau rumah sakit tipe
C ke rumah sakit tipe B yang lebih spesialistis fasilitas dan personalianya. Sedangkan horizontal
maksudnya konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada dalam satu rumah sakit, misalnya
antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak.
Konseling adalah kebutuhan proses pembicaraan dan pembahasan masalah-masalah
antara kita dengan konselor (orang yang dilatih untuk mengatasi masalah PMS).

1.2 Tujuan Masalah


1. Menetapkan kebutuhan tes laboratorium
2. Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan
3. Menetapkan kebutuhan konsultasi / rujukan pada tenaga professional lainnya

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MENGEMBANGKAN PERENCANAAN ASUHAN YANG KOMPREHENSIF

2.1.1 MENETAPKAN KEBUTUHAN TES LABORATORIUM


Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan resiko ringan meliputi tes
darah berikut : golongan darah dan faktor rhesus(Rh), skining antibodi, hitung darah
lengkap (hematokrit), Rapid Plasma Reagin (RPR), atau tes lain untuk mendeteksi sifilis,
titer rubela, HBSAg dan HIV. banyak juga klinisi melakukan kultur urine.Kondisi umum
klien memungkinkan pelaksanaan tes tambahan.Seiring kemajuan tes kehamilan, tes
tambahan seperti skrining tripel serum maternal juga diperlukan.
Tujuan dilakukannya tes laboratorium adalah untuk mendeteksi kamplikasi-
komplikasi kehamilan pada ibu hamil.Hal-hal yang bersangkutan dengan test
laboratorium :
1. Pemeriksaan Laboratorium saat Antepartum
a. Pemeriksaan urine, untuk mengetahui adanya kadar protein dan kadar glukosa di dalam
urine.
Uji glukosa dapat diindikasikan pada penderita yang gemuk, dengan riwayat keluarga
diabetes melitus, pada penderita penyakit vaskuler, atau neurologik, atau infeksi yang
tidak jelas sebabnya dan juga untuk diabetes pada kehamilan.Tes ini berguna untuk
mengetahui apakah ibu hamil juga memiliki kemungkinan mengalami diabetes melitus,
atau pada ibu hamil disebut diabetes melitus gastrional.Ibu yang berusia diatas 35 tahun,
gemuk sekali, dan pernah mengalami pada kehamilan sebelumnya disarankan untuk
melakukan pemeriksaan ini.
Catatan untuk protein urine:
1. Jernih (-)
2. Keruh atau butir halus (+)
3. Endapan (++)
4. Mengkristal (+++)

2
Catatan glukosa urine :
1. Biru/hijau keruh(-)
2. Hijau/Hijau Kekuningan (+)
3. Kuning/Kuning Kehijauan (++)
4. Jingga (+++)
5. Endapan Merah Bata (++++)
b. Pemeriksaan darah, untuk mengetahui golongan darah, faktor rhesus (Rh), Hemoglobin
dan rubelanya.
c. Pemeriksaan ultrasonografi, untuk mengetahui apakah ada komplikasi kehamilan atau
tidak, memastikan kehadiran janin, ukuran janin dan posisi plasenta, serta menetapkan
bahwa ukuran janin meningkat atau tidak. Untuk mengetahui kondisi yang ada di dalam
uterus dapat dilihat melalui layar oskiloskop dalam bentuk gambar bayangan.

2.1.2 Pemeriksaan Laboratorium saat Pascapartum


a. Pemeriksaan darah, untuk mengetahui hemoglobin.
Pemeriksaan hemoglobin adalah untuk melihat apakah ibu mengalami anemia
atau tidak. Anemia pada wanita didefenisikan sebagai konsentrasi hemoglobin
yang kurang dari 12gr% dan kurang dari 10gr% selama masa kehamilan atau
masa nifas. Konstrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada
awal kehamilan dan kembali menjelang arterem.
Klafikasi anemia adalah:
Hb 11gr%: tidak anemia
Hb 9-10gr%: anemia ringan
Hb 7-8gr%: anemia sedang
Hb <7gr%: anemia berat
b. Hematokrit.
Hematokrit adalah jumlah sel darah merah dalm darah sehingga dengan
melakukan pemeriksaan hematokrit maka akan kita dapatkan hasil perbandingan
jumlah sel darah merah terhadap volume darah merah dalam satuan persen.Kita
tahu bahwa sel darah merah sangat penting untuk kesehatan.
Sel darah merah meiliki peran vital karena bertugas untuk mengangkut oksigen
dan nutrisi keberbagai lokasi di tubuh.Oleh karena itu, ketika seorang memiliki
terlalu sedikit atau terlalu banyak sel darah merah, maka akan menimbulkan
berbagai gejala atau keluhan fisik.

3
Hematokrit normal bergantung pada jenis kelamin dan usia pasien.
Pria dewasa: 38,8-50 %
Wanita dewasa: 34,9-44,5 %
Anak-anak: 33-38 %
c. Pemeriksaan reduksi urine atau glukosa urin

2.1.3 Pemeriksaan Laboratorium saat Intrapartum


Jika wanita sudah ada pada fase aktif persalinan riwayat yang sudah diambil pada saat
kedatangan dapat menjadi satu-satunya sumber sampai bayi dilahirkan.Riwayat yang diambil
pada fase aktifpersalinan harus mencakup tinjauan ulang terhadap kehamilan, kondisi fisik dan
psikologis, tinjauan ulang terhadap kehamilan terdahulu, kesehatan secara umum, serta informasi
mengenai pengobatan dalam keluarga.
Setelah riwayat diambil, klien hanya perlu menjalani pemeriksaan fisik mencakup
pemeriksaan pelvikuntuk memastikan presentasi, posisi janin dan menentukan lebarnya
pembukaan.
2.2 MENETAPKAN KEBUTUHAN UNTUK PENGOBATAN KOMPLIKASI
RINGAN
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada trimester I, yang mana pada
setiap komplikasi tersebut dibutuhkan penanganan dan pengobatan agar kehamilan
tersebut dapat berjalan lancar (normal) seperti yang diharapkanoleh ibu hamil,
keluarganya, maupun petugas kesehatan.Komplikasi itu adayang ringan dan ada pula
yang berat.Dan sebagai seorang bidan, kita hanya diberi wewenang untuk mengatasi atau
menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan.
Komplikasi dan Ketidaknyamanan
A. Konstipasi
1) Definisi
Konstipasi adalah gangguan rasa nyaman yang umum terjadi pada trimester
pertama kehamilan.
2) Penyebab (Dasar Anatomi dan Fisiologis)
Ini juga merupakan masalah nutrisi selama kehamilan.Konstipasi cenderung
terjadi pada kehamilan akibat tekanan pada peristaltik usus dari uterus yang
terus membesar, pengaruh hormon relaksin plasenta, dan kemungkinan akibat
meningkatnya kadar progesterone.Konstipasi menyebabkan rasa begah dan
penuh serta hilang nafsu makan.
4
3) Cara Meringankan atau Mencegah
Makan-makanan yang berserat seperti sayuran hijau dan pepaya.
4) Tanda-tanda Bahaya
Bila bertambah parah atau terus berlanjut berikan pelunak feses, laksatif
ringan dan suppositoria sesuai instruksi.

B. Rasa mual dan muntah


1) Definisi
Mual muntah pada kehamilan disebut emesis gravidarum.jika mual muntah ini
berlebihan disebut hyperemesis gravidarum .
2) Penyebab (Dasar Anatomis dan Fisiologis)
Penyebab yang persis tidak diketahui kemungkinan disebabkan: Tingkat HCG
dan estrogen dan progesteron yang meningkat, relaksasi oto-otot halus,
metabolisme tubuh(perubahan dalam metabolisme karbohidrat) keletihan,
mekanikal (kongesti, peradangan, pengembungan, dan pergeseran) .
3) Cara Meringankan atau Mencegah
Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum bangkit dari tempat tidur di pagi
hari, makan sedikit-sedikit tetapi sering, duduk tegak setiap sekali selesai makan,
hindari makanan yang berminyak dan berbumbu keras, makan makanan kering
dengan minum diantara waktu makan, bangun dari tidur secara perlahan-lahan
dan langsung bergerak, jangan menggosok gigi segera setelah makan, minum teh
herbal dan istirahat yang cukup.
4) Tanda-tanda Bahaya
Tanda-tanda kurang gizi, hiperemesis gravidarum, perubahan dalam status gizi,
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, kehilangan berat badab yang signifikan,
ketosis dan asetonuria, pastikan tidak ada appendisitis, kolesistisis, dan
pankreatitis.
C. Mengidam
1) Defenisi
Ngidam merupakan salah satu ciri pada ibu hamil.Seperti ngidamkan makanan
atau minuman.
2) Penyebab (Dasar Anatomi dan Fisiologis)
Sering dikaitkan dengan anemia akibat kekurangan zat besi, bisa juga
meruppakan tradisi.
7
3) Cara Meringankan atau Mencegah
Tidak perlu dikhawatirkan selama diet dalam arti gizi tetap memadai, didiklah
wanita tentang bahaya makan makanan yang tidak benar.Bhaslah rencana
makanan yang diterima yang mencakup gizi yang diperlukan serta
memuaskan rasa mengidam tradisi adat.
4) Tanda-tanda Bahaya
Jika pertambahan berat badan tidak memadai atau bahkan kekurangan berat
badan terjadi, diikuti tanda-tanda gejala anemia karena kekurangan zat besi
atau infeksi, tanda-tanda kurang gizi, jika bahan ngidam adalah bahan beracun
ataujika bahan gizi dimakan berada dalam jumlah yang tidak diperbolehkan
atau ditolerir.
A. Keputihan
1) Defenisi
Keputihan atau fluor albus merupakan sekresi vaginal pada wanita.
2) Penyebab (Dasar Anatomi dan Fisiologis)
Hiperplasia(peristiwa meningkatnya jumlah sel yang terjadi pada organ
tertentu akibat pengingkatan mitosis) mukosa vagina, Produksi lendir
meningkat oleh kelenjar endoserviks karena meningkatnya erstrogen.
3) Cara Meringankan atau Mencegah
Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari, pakailah pakaian yang terbuat
dari katun atau bahan dengan daya serat yang kuat, hindari pakaian dalam
yang terbuat dari nilon.
4) Tanda-tanda Bahaya
Jika sangat banyak atau baunya menyengat, atau warna kuning atau abu-abu
(semua penyakit kelamin), keluarnnya air (membran pecah), perdarahan
vaginal.
B. Frekuensi berkemih meningkat
1) Defenisi
Miksi meningkat pada ibu hamil trimester I dan trimester 3.
2) Penyebab
Tekanan uterus diatas kandung kemih karena pembesaran rahim.
3) Cara meringankan atau mencegah
Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan untuk berkemih.

8
4) Tanda-tanda Bahaya
Waniita hamil beresiko terkena infeksi saluran kemih, dan pyelonefritis
karena ginjal dan kandung kemih berubah.
C. Sakit Kepala
1) Defenisi
Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala atau pusing.
2) Penyebab (Dasar Anatomi dan Fisiologis)
Kontraksi, ketegangan otot dan keletihan, pengaruh hormon, tegangan mata
sekunder terhadap perubahan okuler, kongesti hidung, dinamika cairan saraf
yang berubah, dan alkalosis pernafasan ringan.
3) Cara Meringankan atau Mencegah
Biofeedback, teknik relaksasi, memasase leher dan otot bahu, penggunaan
bungkusan hangat atau es keleher, istirahat, dan mandi air hangat.
4) Tanda-tanda Bahaya
Bila bertambah parah atau terus berlanjut, jika dibarengi dengan tekanan
darah tinggi dan proteinaria atau preeklamsia
D. Anemia
1) Defenisi
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr % pada
trimester I dan III atau kadar lebih kecil 10,5 gr % pada trimester II
(Cunningham,, 2005). Anemia pada kehamilan adalah anemia karena
defisiensi zat besi, koreksi anemia dan pengambilan status besi dapat dicapai
dengan pemberian preparat besi – ferosulfat, fumarat atau glukonas-yang
dapat memberikan 200 mg elemen besi.Pengobatan dilanjutkan hingga 3
bulan setelah koreksi anemia untuk mengembalikan cadangan besi.Peningksan
Hb minimal 0,3gr/dl tiap minggu.Jika wanita tersebut tidak dapat
mentoleransi preparat besi maka terapi parenteral dapat diberikan.Menurut
WHO kejadian anemia hamil berkisar antara 20 % sampai dengan 89 %
dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Hb 9 –10 gr % disebut
anemia ringan. Hb 7 –8 gr % disebut anemia sedang. Hb < 7 gr % disebut
anemia berat (Manuaba, 2010).

9
E. Hyperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah pada ibu hamil pada saat
trimester I, mual muntah ini bisa menggangu aktivitas dari ibu hamil tersebut sehingga
dikatakan dengan patologis.
Pada tingkat 1 dan 2 kasus ini bisa ditangani oleh bidan dan tingkat 3 dan 4 harus
dirujuk ke dokter.
Cara mengatasinya dengan menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun
dari tempat tidur, makan roti kering atau biskuit dengan the hangat.
Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak, makanan dan minuman
sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
 Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital.Vitamin yang dianjurkan Vitamin
B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau
Khlorpromasin.Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
 Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut
oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang
kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

2.3 MENETAPKAN KEBUTUHAN KONSULTASI ATAU RUJUKAN PADA TENAGA


PROFESIONAL LAINNYA
a. Definisi
Sistem rujukan dalam pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung jawab
timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal maupun
horizontal.
Rujukan vertikal maksudnya rujukan dan komunikasi antara satu unit ke unit lain
yang lebih lengkap. Umpamanya dari rumah sakit kabupaten ke rumah sakit provinsi atau
rumah sakit tipe C ke rumah sakit tipe B yang lebih spesialistis fasilitas dan
personalianya.

10
Sedangkan horizontal maksudnya konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada
dalam satu rumah sakit, misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan
anak.
b. Tujuan Rujukan
 Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-baiknya.
 Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman pendrota atau bahan laboratorium dari unit
yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap fasilitasnya.
 Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skill)
melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah.

c. Jenis rujukan

Rujuka Horizontal Rujukan Vertikal →

→Rujukan antara Rujukan antara pelayanan

pelayanan kesehatan kesehatan yang berbeda

dalam satu tingkatan, tingkatan, ex: Klinik ke

ex: Pustu ke PKM induk RSUD/RS SWASTA atau

d. Kegiatan rujukan dan pelayanan ini antara lain berupa :


 Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit kesehatan yang
lebih lengkap.
 Rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas
 Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya, seperti kasus-kasus ginekologi
atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis.
 Pengiriman bahan laboratorium.
 Bila penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan
kirimkan lagi kepada unit semula, bilamana perlu disertai dengan keterangan yang
lengkap (surat balasan)
e. Kegiatan rujukan informasi medis antara lain berupa :
 Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas
kepada unit yang mengirim.
11
 Menjalin kerjasama sistem pelaporan data-data medis umumnya dan data-data parameter
pelayanan kebidanan khususnya terutama mengenai kematian maternal dan perinatal. Hal
ini sangat berguna untuk memperoleh angka-angka secara regional dan nasional.
Contoh : ibu hamil dengan diagnosa hipertensi pada pemeriksaan 140/90 mmHg disertai
edema saa memeriksakan diri ke bidan A, karena batas dari wewenang bidan sehingga bidan
merujuk ke rumah sakit.
f. Hal-hal yang dapat dirujuk
 Memberikan asuhan kebidanan pada klien dengan resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi antar dokter.
 Rujukan atas kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan dan nifas.
 Merujuk klien yang sedang menghadapi kasus atau masalah reproduksi, seperti kasus
ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis.
g. Hasil informasi dari kegiatan rujukan
 Membahas secara lengkap data-data medis klien yang telah dikirim dan advis
rehabilitas kepada unit yang mengirim.
 Menjalin kerjasama sistem pelaporan tentang data-data medis pada umumnya dan
data-data parameter pelayanan kebidanan khususnya mengenai kematian maternal
dan perinatal

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kunjungan awal prenatal merupakan kesempatan untuk menkaji wanita hamil yang
datang untuk memperoleh perawatan prenatal. Kunjungan ini merupakan waktu untuk membina
hubungan saling percaya dan memperlihatkan kepdulian sehingga klien selalu kembali untuk
mendapat bimbingan, dukungan, dan memantau kesejahteraan klien serta bayinya.
Peran bidan dan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan terutama dalam memberikanasuhan,
memberikan pendidikan, penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Agar individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat tahu bagaimana cara menangani
permasalahan klien terkait dengan kesehatan ibu hamil dan kesehatan janinnya agar mendapat
pola hidup yang baik dalam kebutuhan sehari-hari.

13
Daftar Pustaka
Rukiah,Yeye.2009``Asuhan Kebidanan I Kehamilan``.Purwakarta,Trans infomedia.

14

Anda mungkin juga menyukai