Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

DESKRIPSI UMUM DAERAH PENILITIAN

4.1 Gambaran umum Amerika Serikat

Amerika Serikat adalah negara terbesar ketiga di dunia, Amerika Serikat

terletak di Amerika utara secara geografis memiliki luas 9,826,630 meter persegi dan

menjadi negara dengan populasi terbesar ketiga di dunia dengan jumlah penduduk

332.475.72 pada tahun 2021.

Ibukota Amerika Serikat adalah Washington DC. Amerika Serikat sudah

merdeka sejak tanggal 4 Juli 1776. Bahasa yang dipakai di negara ini adalah bahasa

Inggris. Amerika Serikat memiliki 50 negara bagian (Gambar 1) dan District of

Columbia dengan pemandangan pegunungan tinggi di Barat dan dataran tengah yang

luas. Secara geografis, titik terendah di negara ini adalah di Death Valley yang berada

di 86 meter di bawah permukaan air laut dan puncak tertinggi adalah Denali (Gunung

McKinley) di 6.198 meter di atas permukaan air laut.

Gambar 1. Peta Amerika Serikat


Secara astronomis Amerika Serikat terletak 24° LU- 49°LU dan 30° BB-

66°BB. Letak geografis Amerika Serikat adalah di kawasan Amerika Utara yang

bersama dengan Kanada. Wilayah daratan yang ada di Amerika Serikat terpisah

menjadi Amerika Serikat, Hawai dan Alaska. Berikut ini batas negara Amerika

Serikat:

1. Wilayah Amerika Serikat utara langsung berbatasan dengan negara Kanada.

2. Wilayah Amerika Serikat selatan langsung berbatasan dengan negara Meksiko dan

juga teluk Meksiko.

3. Wilayah Amerika Serikat timur langsung berbatasan dengan Samudera Atlantik.

4. Wilayah Amerika Serikat barat langsung berbatasan dengan Samudera Pasifik

Amerika Serikat sangat kaya akan sumber daya alam dimana keseluruhannya

dapat dikembangkan secara maksimal dan dipakai industri. Beberapa hasilnya seperti

tembaga, uranium, batu bara, hingga minyak dan gas alam.

Negara ini sudah dikenal luas sebagai negara penguasa sehingga pariwisatanya

pun juga sangat diminati. Deretan pegunungan di Amerika Serikat menjadi wisata

yang sangat terkenal, seperti Grand Canyon, pemandangan di kawasan Florida dan

California.

Pertanian adalah industri utama di Amerika Serikat, yang menjadikan Amerika

pengekspor makanan. Pada sensus pertanian 2007, terdapat 2,2 juta unit pertanian,

dengan luasan 922 juta akre (2.730.000 km2), dan rata-rata 418 akre (169 hektar) per

unit pertanian.  Meskipun kegiatan pertanian terdapat di seluruh negara bagian di

Amerika, namun pusatnya berada di Great Plains, sebuah hamparan luas dengan tanah

yang subur yang posisinya berada di bagian tengah negara di sekitar Danau

Besar yang dikenal sebagai Sabuk Jagung. Pada tahun 2012 luas lahan AS mencapai
hampir 2,3 miliar hektar, dengan hampir 1,2 miliar hektar digunakan untuk pertanian

(USDA, 2021).

Hasil pertanian pangan di Amerika Serikat terkenal dengan gandum, jagung,

oat, dan beras. Pada tahun 2020, produksi gandum mencapai 171 juta bushel, jagung

sebanyak 13,779 juta bushel, Oat 54 juta bushels, dan beras sebanyak 188,6 juta

bushels. Satu satuan bushels setara dengan 25,4 kg ((USDA, 2021).

4.2 Trend konsumen kopi di Amerika Serikat

Industri produksi kopi di Amerika Serikat menunjukan pertumbuhan selama beberapa

tahun terakhir, yang didorong oleh meningkatnya jumlah konsumen yang membeli kopi

becitra rasa dan kualitas tinggi yang mahal.

Konsumsi kopi warga Amerika Serikat mencapai titik tertinggi sejak 2012. Fakta ini

diketahui dari survei industri yang digelar pada 2018. Konsumsi rumahan dan minuman

gourmet (minuman dalam kemasan) memicu kenaikan tersebut. Pada tahun 2019, terdapat

gerai coffe shop di seluruh wilayah Amerika. Sturbuck memiliki 14.875 cabang coffe shop,

Dunkin sebanyak 9.570 cabang, Jab Owned Brands sebanyak 4.739 dan cabang lain sebanyak

8.090 cabang (Allegra word coffe portal, 2020). Sturbuck menjadi coffe shop paling populer

di Amerika hingga memiliki penjualan sekitar 21.380 juta dolar.

Konsumsi perkapita kopi berdasarkan wilayah di Amerika Serikat dapat dilihat pada

gambar 2. Konsumsi perkapita negara Amerika wilayah timur laut sebesar 2,16 gelas

perkapita per hari. Wilayah Northeast mencakup sembilan negara bagian: negara-negara

bagian di New England yaitu Connecticut, Maine, Massachusetts, New, Hampshire, Rhode

Island dan Vermon. Konsumsi kopi di wilayah ini tertinggi dibandingkan dengan daerah lain.

Konsumsi kopi perkapita tertinggi kedua adalah wilayah midwest. Wilayah midwest ini
adalah  Illinois, Indiana, Michigan, Ohio, Wisconsin, Iowa, Kansas, Minnesota, Missouri,

North Dakota, Nebraska, and South Dakota.

Konsumsi percapita berdasarkan wilayah (gelas)

2.2 2.16
2.15
2.1 2.08
2.05
2 1.97
1.95
1.9
1.9
1.85
1.8
1.75
Northeast midwest suth west

Gambar 2. Konsumsi Perkapita Kopi berdasarkan wilayah di Amerika Serikat

Menurut hasil survei oleh National Coffee Association (NCA), 64 persen orang

Amerika berusia 18 atau lebih mengonsumsi secangkir kopi pada pagi hari sebelum mereka

diwawancara pada 2018. Ini naik 62 persen dibandingkan survei serupa pada 2017 setara

dengan angka kasar terakhir pada 2012. Kopi di Amerika serikat sering dinikmati pada pagi

hari saat sarapan, 83 persen warga Amerika minum kopi pada pagi hari, 18 persen pada siang

hari dan 9 persen pada malam hari.

National data coffe data trend 2021, menunjukkan bahwa 58 persen warga Amerika

mengonsumsi kopi setiap hari, 24 persen mengkonsumsi jus, 46 persen mengkonsumsi

mineral water, 47 persen the, dan 36 persen minuman bersoda. Uniknya, pengeluaran kopi di

Amerika serikat yang tertinggi adalah wanita. Wanita akan menghabiskan $2,327 pertahun

untuk kopi, sedangkan laki-laki sebanyak $1,934 pertahun. Konsumsi minuman kopi warga

Amerika mencapai 2 gelas kopi perkapita per hari. Dari jumlah itu, terhitung bahwa

konsumsi kopi mencapai 646 juta gelas kopi perhari.


Dimasa pandemi, trend konsumsi kopi juga mengalami perubahan di Amerika Serikat.

Adanya Lockdown, karantina, isolasi, work from home, menjadikan trend minum kopi di

rumah menjadi kebiasan baru bagi warga Amerika. Berdasarkan data NCT 2021, 85 persen

dari konsumen kopi, mengkonsumsi satu gelas kopi dari rumahnya. Konsumsi kopi di rumah

meningkat 8 persen dari awal Januari 2020. Trend ini mengarahkan peminat kopi untuk

merubah pola perilaku minum kopinya. 41 persen dari mereka mencoba membuat kombinasi

atau varian baru dari kopi dari rumah, 25 persen membeli varian baru, 27 persen mencoba

meniru kopi di cafeshope di rumah, 23 persen membeli mesin kopi baru di rumahnya.

Pemesanan kopi melalui aplikasi dan kopi pesan antar juga mengalami peningkatan sebesar

30 persen selama masa pandemi covid-19.

Berdasarkan jenis kopi yang dikonsumsi, warga Amerika Serikat lebih 44 persen

mengkonsumsi jenis kopi tradisional, 40 persen mengonsumsi kopi tradisional gourmet, 31

persen jenis kopi tradisional non gourmet, 24 persen espresso, 11 persen non espresso, 10

persen decaf (tanpa kafein) dan hanya 5 persen kopi instant. Kopi gourmet (Kopi spesialty)

adalah istilah untuk menyebut kopi dengan mutu tertinggi, biasanya berasal dari kopi

perkebunan khusus (NCA, 2020).

Jika dilihat dari segi usia, kelompok umur yang paling banyak minum kopi adalah

usia 60 tahun ke atas. Sekitar 72 persen dari lansia tersebut mengkonsumsi kopi. 64

persen dari yang berusia 25-39 mengkonsumsi kopi, 62 persen dari yang berusia 40-59,

47 persen dari remaja juga minum kopi (18-24 tahun).

4.3 Hubungan Perdagangan Amerika Serikat-Indonesia

Amerika Serikat (AS) merupakan negara dagang terbesar di dunia. Empat mitra dagang

terbesar AS adalah Kanada, Meksiko, China dan Jepang. AS tetap merupakan negara

produsen terbesar di dunia yang merepresentasikan seperlima output manufaktur global. Dari

500 perusahaan besar di dunia, 133 diantaranya bermarkas di AS.


Amerika Serikat merupakan mitra dagang terbesar ke-4 bagi Indonesia. Total

nilai ekspor perdagangan Indonesia-Amerika di tahun 2020 mencapai 18.622,50 Juta

dolar dimana Indonesia memperoleh surplus dari perdagannya sebesar 10.042,40 Juta dolar

(BPS, 2021).

Berdasarkan data United States International Trade Commission (USITC), total

perdagangan Indonesia-AS pada 2018 mencapai 29 miliar dolar AS. Dari jumlah tersebut,

nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai 20,8 miliar dolar AS dan impor sebesar 8,2 miliar

dolar AS. Meskipun Indonesia masih mencatatkan surplus perdagangan terhadap AS, namun

nilainya terus menurun setiap tahunnya. Pada tahun 2018, impor Indonesia dari Amerika

sebesar 10.176,2 juta dolar Kemudian berturut-turut mengalami penurunan pada tahun 2019

dan 2020 yaitu masing-masing 9.261,6 juta dolar dan 8.580,2 juta dolar (Kemendagri, 2021)

Beberapa produk ekspor Indonesia pada tahun 2020 ke negara Amerika adalah Barang

perhiasan senilai 627,33 juta dolar, besi baja 42,0 juta dolar, hasil minyak 0,1 juta dolar, ikan

segar dan beku 703 ribu dolar, karet remah 589,6 juta dolar, kimia dasar organis 303,7 juta

dolar, kopi  202,352 juta dolar, lada hitam 8,82 juta dolar, lada putih 10,39 juta dolar, logam

dasar mulia 62,98 juta dolar, minyak kelapa sawit 62.978 juta dolar, pakaian jadi 2 944,8 juta

dolar, alat listrik 808,92 juta dolar, sarang burung 16,6 juta dolar, sepatu olahraga 929 juta

dolar, tanaman obat dan rempah-rempah 85,6 juta dolar (BPS, 2021).

Iklim perdagangan Indonesia dengan Amerika banyak tergantung pada kebijakan

perdagangan kedua belah pihak. Dalam hubungan dagang internasional dengan negara-negara

maju, salah satu fasilitas kemudahan perdagangan yang disediakan bagi eksportir dari

negaranegara berkembang adalah GSP (Generalized System of Preference) Amerika.

Prinsipnya, GSP adalah sebuah sistem tarif impor di negara-negara maju, yang

dikhususkan bagi berbagai produk yang berasal dari negara-negara berkembang dan

terbelakang (Pratomo, 2004). Awalnya, fasilitas ini diajukan ke sidang World Trade
Organization (WTO) sebagai alat untuk mengatasi adanya ketimpangan daya saing antara

negara maju dengan negara berkembang, sehingga negara berkembang diperkenankan

menerima kemudahan berupa pengenaan tarif bea masuk yang lebih rendah daripada tarif

normal Most Favoured Nation (MFN) dari negara-negara maju.

GSP juga terdapat ketentuan terkait berbagai negara penerima fasilitas serta produk apa

saja yang diperkenankan memperoleh fasilitas GSP. Hal yang unik dari GSP adalah fasilitas

ini masih memberikan kebebasan bagi masingmasing negara yang mengadopsi untuk

menentukan negara penerima fasilitas serta daftar produk sendiri, meskipun wajib diadopsi

oleh negara-negara maju. Indonesia merupakan salah satu negara penerima fasilitas GSP dari

Amerika Serikat sebagai negara tujuan ekspornya.

Sejak tahun 1974, Amerika sudah memberikan fasilitas GSP kepada sekitar 120 negara

terhadap 5.000 produk dari total 13.000 jenis produk yang dikenal di Amerika. Pada tanggal

13 April 2018 United States Trade Representative (USTR) juga telah mengumumkan akan

melakukan review kelayakan GSP terhadap 3 negara yaitu Indonesia, India dan Kazakhstan.

Adanya kebijakan ini akan sangat mempengaruhi jumlah ekspor Indonesia ke Amerika. Jika

GSP dari Amerika dihentikan terhadap Indonesai, maka tarif bea impor Amerika terhadap

Indonesia akan meningkar yang menyebabkan penurunan ekspor Indonesia ke Amerika.

Proses penilaian kelayakan penerima fasilitas GSP dan review produk suatu negara

merupakan agenda tahunan USTR. Untuk itu, Pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap

kinerja atase perdagangan yang berada di Washinton DC dan Indonesia perlu memperkuat

peran diplomasi perdagangan dan sering melakukan update informasi yang terjadi di negara

mitra dagang (Buletin APBN, 2018).

4.4 Tanaman kopi di AS

Terdapat 5 pulau penghasil kopi di Amerika Serikat, yaitu Hawai (Big Island), Maui,

Kauia, Molokai, Oahu. Namun kopi kona dari pulau besar Hawaii yang paling dikenal dan
paling banyak diminati. Kopi ini berasal dari distrik Kona. Hawaii dikaruniai dengan

tanahnya yang subur. Kopi tumbuh sejak lama di pulau tersebut bahkan sebelum wilayah ini

dibentuk menjadi “state”. Kopi di Hawaii ditanam bertahun-tahun dan hingga saat ini

dikonsumsi tak hanya di Amerika Serikat tetapi juga diekspor di banyak negara salah satunya

Jepang.

Kopi ini dibudidayakan di Lereng Hualalai dan Mauna Loa di Distrik Kona Utara dan

Selatan. Reputasi Kopi Kona ini cukup diakui bahkan menjadi salah satu kopi dengan harga

lumayan mahal. Alasan harga kopi yang mahal karena upah pekerja yang cukup tinggi di

Amerika Serikat. Selain itu, kualitas kopi Arabika Kona ini memang digadang-gadang layak

dihargai dengan jumlah yang mahal.

4.5 Regulasi dan Ketentuan produk Kopi di AS

Produksi dan standar label industri kopi diatur oleh Food and Drug Administration

(FDA) dalam Federal Food, Drug and Cosmetic Act (FD&C Act) dan Fair Packaging and

Labeling Act. Misi FDA adalah mempromosikan dan menjaga kesehatan masyarakat dengan

membantu menjaga produk yang beredar di pasar dan memonitor keamanan produk setelah

dipergunakan. The Nutrition Labeling and Education Act yang termasuk dalam FD&C Act

mensyaratkan makanan dan minuman untuk mempunyai label nutrisi. Adalah tanggung

jawab manufaktur untuk tetap mengikuti persyaratan label makanan pada setiap saat. Selain

itu, FDA juga telah mengeluarkan Food Ingredient Safety Program yang mengatur dan

mengevaluasi klaim bahan, nutrisi dan lainya pada produk makanan.

Konsumen AS cenderung meminta peraturan yang lebih ketat mengenai label makanan,

iklan, kemasan, dan nutrisi yang diklaim oleh manufaktur makanan. Ketidakpatuhan dalam

hal tersebut dapat mengakibatkan penarikan produk dan dikenakan denda. Tarif bea masuk

kopi di AS untuk Coffee and Substitutes (cents/kg) berkisar antara 0 – 1.5. Produk kopi

lainya bebas dari tarif bea masuk.

Anda mungkin juga menyukai