Anda di halaman 1dari 10

Lampiran Materi

DIABETES MELLITUS

1. PENGERTIAN

Diabetes meliitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan


hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin
atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya (Francis dan John
2000).
Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekerungan insulin baik absolut maupun relative (Arjatmo, 2002).
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan
multi system dan mempunyai karakteristik hiperglikemia yang disebabkan defisiensi
insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner dan Sudart 2001).

2. TIPE DIABETES MELLITUS


a. Diabetes Tipe I
Diabetes tipe I ditandai dengan penghancuran sel-sel beta pancreas.
Kombinasi faktor genetic, immunologi dan mungkun pula lingkungan diperkirakan
turut menimbulkan destruksi sel beta. Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes
tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi suatu kecendrungan atau predisposisi genetic
kea rah terjadinya diabetes tipe I. Kecendrungan ini ditemukan pada individu
yang memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyt Antigen) tertentu. HLA
merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi
dan proses imun lainnya. Resiko terjadinya diabetes tipe I meningkat tiga hingga
lima kali lipat pada indivisu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLA
tersebut.
Faktor-faktor immunologi, pada Diabetes Tipe I terdapat bukti adanya suatu
respon autoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibody
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi pada jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah jaringan asing. Sedangkan faktor lingkungan
merupakan faktor eksternal yang dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta (Irawan Susilo Imim, dkk 2000). Karakteristik
DM Tipe I:
1) Mudah terjadi ketoasidosis
2) Pengobatan harus dengan insulin
3) Onset akut

1
4) Biasanya kurus
5) Biasanya terjadi pada usia muda
6) Berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4
7) Didapatkan antibody sel islet
8) 10% terdapat Riwayat diabetes dalam keluarga
b. Diabetes Tipe II
Faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya
retensi insulin. Selain itu terdapat pula fakto-faktor resiko tertentu yang
berhubungan dengan proses terjadinya diabetes mellitus tipe II. Faktor-faktor
tersebut adalah:
1) Usia: resistensi isnulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
Karakteristik DM Tipe II:
1) Sukar terjadi ketoasidosis
2) Pengobatan tidak harus dengan insulin
3) Onset lambat
4) Gemuk atau tidak gemuk
5) Biasanya terjadi pada usia lebih ddari 45 tahun
6) Tidak berhubungan dengan HLA
7) Tidak ada antibody sel islet
8) 30% ada riwayat diabetes pada keluarga
9) Kurang lebih 100% kembar identik terkena (Irawan Susilo Imim, dkk 2000).

3. PENYEBAB DIABETES MELLITUS


a. Keturunan
b. Usia
c. Kegemukan
d. Kurang gerak
e. Kehilangan insulin
f. Alkoholisme
g. Obat-obatan

4. TANDA Dan GEJALA


a. Berat badan menurun
b. Banyak makan dan minum
c. Sering buang air kecil

2
d. Jika terdapat luka akan sulit sembuh
e. Cepat Lelah dan mengantuk
f. Kesemutan pada jari
g. Pengelihatan kabur

5. FAKTOR RESIKO TERKENA DM


a. Anak-anak
b. Remaja
c. Orang tua
d. Obesitas

6. KOMPLIKASI DM
Komplikasi diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi akut dan kronis. Yang termasuk
dalam komplikasi akut adalah hipoglikemia, diabetes ketoasidosis (DKA), dan
hiperglikemik hyperosmolar nonketocic Coma (HHNC). Yang termasuk dalam
komplikasi kronis adalah retinopati diabetic, nefropati diabetic, neuropati,
dislipidemia, dan hipertensi.
a. Komplikasi akut
- Diabetes ketoasidosis
Diabetes ketoasidosis adalah akibat yang berat dari deficit insulin yang berat
pada jaringan adipose, otot skeletal, dan hepar. Jaringan tersebut termasuk
sangat sensitive terhadap kekurangan insulin. DKA dapat dicetuskan oleh
infeksi (penyakit).
b. Komplikasi kronis
- Retinopati diabetic
Lesi paling awal yang timbul adalah mikroaneurism pada pembuluh retina.
Terdapat pula bagian iskemik, yaitu retina akibat berkurangnya aliran darah
retina. Respon terhadap iskemik retina ini adalah pembentukan pembuuh
darah baru, tetapi pembuluh darah tersebut sangat rapuh sehingga mudah
pecah dan dapat mengakibatkan perdarahan vitreous. Perdarahan ini bisa
mengakibatkan ablasio retina atau berulang yang mengakibatkan kebutaan
permanen.
- Nefropati diabetic
Lesi renal yang khas dari nefropati diabetic adalah glomerulosklerosis nodular
yang tersebar dikedua ginjal disebut sindrom Kommelstiel-Wilson.
Glomeruloskeriosis nodular dikaitkan dengan proteinuria, edema dan
hipertensi. Lesi sindrom Kommelstiel-Wilson ditemukan hanya pada DM.

3
- Neuropati
Neuropati diabetic terjadi pada 60-70% individu DM. neuropati diabetic yang
paling sering ditemukan adalah neuropati perifer dan autonomic.
- Dislipidemia
50% individu dengan DM mengalami dislipidemia.
- Hipertensi
Hipertensi pada pasien dengan DM Tipe I menunjukkan penyakit ginjal,
mikroalbuminuria. Pada pasien dengan DM Tipe II, hipertendi bisa menjadi
hipertensi esensial. Hipertensi harus secepat mungkin diketahui dan
ditangani karena bisa memperberat retinopati, nepropati, dan penyakit
makrovaskular.
- Kaki diabetic
Ada 3 faktor yang berperan dalam kaki diabetic yaitu neuropati, iskemia, dan
sepsis. Biasanya amputasi harus dilakukan. Hilangnya sensori pada kaki
mengakibatkan trauma dan potensial untuk ulkus. Perubahan mikrovaskular
dan makrovaskular dapat mengakibatkan iskemia jaringan dan sepsis.
Neuropati, iskemia, dan sepsis bisa menyebabkan ganggreng dan amputasi.
- Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah dibawah 60 mg/dl,
yang merupakan komplikasi potensial terapi insulin atau obat hipoglikemik
oral. Penyebab hipoglikemia pada pasien sedang menerima pengobatan
insulin eksogen atau hipoglikemik oral.

7. PENATALAKSANAAN
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan dibetes:
a. Diet
Suatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15% protein, 75%
karbohidrat kompleks direkomendasikan untuk mencegah diabetes. Kandungan
rendah lemak dalam diet ini tidak hanya mencegah arterosklerosis, tetapi juga
meningkatkan aktivitas reseptor insulin.
b. Latihan
Latihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes. Pemeriksaan
sebelum Latihan sebaiknya dilakukan untuk memastikan bahwa klien lansia
secara fisik mampu mengikuti program Latihan kebugaran. Pengkajian pada
tingkat aktivitas klien yang terbaru dan pilihan gaya hidup dapat membantu
menentukan jenis Latihan yang mungkin paling berhasil. Berjalan atau berenang,

4
dua aktivitas dengan dampak rendah, merupakan permulaan yang sangat baik
untuk para pemula. Untuk lansia dengan NIDDM, olahraga dapar secara
langsung meningkatkan fungsi fisiologis dengan mengurangi kadar glukosa
darah, meningkatkan stamina dan kesejahteraan emosional, dan meingkatkan
sirkulasi, serta membantu menurunkan berat badan.
c. Pemantauan
Pada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu diperiksa secara
rutin. Selain itu, perubahan berat badan lansia juga harus dipantau untuk
mengetahui terjadinya obesitas yang dapat meningkatkan resiko DM pada lansia.
d. Terapi (jika diperlukan)
Sulfoniluria adalah kelompok obat paling sering diresepkan dan efektif hanya
untuk penanganan NIDDM. Pemberian insulin juga dapat dilakukan untuk
mempertahankan kadar glukosa darah dalam parameter yang telah ditentukan
untuk membatasi komplikasi penyakit yang membahayakan.
e. Pendidikan
- Diet yang harus dikonsumsi
- Latihan
- Penggunaan insulin

8. PENGATURAN GIZI UNTUK DIABETES MELLITUS


Pengaturan nutrisi atau gizi yang baik merupakan bagian dari
penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan terapi nutrisi adalah
keterlibatan secara menyeluruh dari seluruh anggota tim yang terdiri dari dokter,
petugas kesehatan lain, pasien serta keluarga pasien.
Prinsip pengaturan makanan pada pasien diabetes pada umumnya hamper
sama dengan anjuran makan pada pasien diabetes pada umumnya yaitu makanan
seimbang sesuai kebutuhan kalori dan zat gizi setiap orang. Pada pasien diabetes,
perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Keteraturan jadwal makan
Pasien diabetes harus makan 3 kali sehari untuk mendistribusikan asupan
energi dalam sehari dengan seimbang. Bila dibutuhkan, dapat diberikan
makanan selingan sebagai bagian dari kebutuhan sehari.
b. Jenis dan jumlah makanan
Hal ini terutama berlaku bagi pasien diabetes yang menggunakan obat
penurun glukosa darah atau menggunakan insulin.
Dokter akan menghitung kebutuhan kalori pasien berdasarkan ststus gizi,
usia, jenis kelamin, aktivitas dan pekerjaan masing-masing pasien. Kebutuhan

5
kalori tersebut kemudian akan dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%),
makan siang (30%) dan makan malam/sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan
(10-15%) diantaranya.
1) Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan per hari.
Makanan harus mengandung karbohidrat, terutama yang berserat tinggi
seperti beras merah, sereal dan roti gandum. Sumber karbohidrat yang
dikonsumsi kurang lebih 3-7 porsi sehari (tergantung status gizi).
Penggunaan pemanis/gula harus dihitung sebagai bagian dari kalori dan
tidak boleh lebih besar dari 5% total asupan.
2) Lemak
Asupan lemak dianjurkan 20-25% kebutuhan kalori dan tidak
diperkenankan melebihi 30% total asupan energi. Lemak jenuh harus
kurang dari 7% kebutuhan energi. Bahan makanan yang perlu dibatasi:
daging berlemak, krim, susu tinggi lemak. Anjuran konsumsi kolesterol
adalah kurang dari 200mg/hari.
3) Protein
Protein dibutuhkan 10-20% total asupan energi. Sumber protein yang
baik: seafood (ikan, udang, cumi dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa
kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan tempe.
Kebutuhan konsumsi sumber protein adalah lauk hewani sebanyak 3
porsi penukar sehari dan lauk nabati 2-3 porsi penukar per hari.
4) Natrium (garam)
Anjuran asupan garam (natrium) untuk pasien diabetes sama dengan
anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg natrium
atau sama dengan 6-7 gram (1 sendok teh) garam dapur per hari. Bagi
pasien diabetes dengan hipetensi, pembatasan natrium hingga 2400 mg
per hari atau sama dengan 4-5 gram (3/4 sendok teh) garam dapur per
hari. Sumber natrium lain garam dapur, vetsin, soda dan bahan pengawet.
5) Serat
Anjuran konsumsi serat adalah kurang lebih 25 gram/hari. Serat dapat
diperoleh dari kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran serta sumber
karbohidrat yang tinggi serat. Sumber makanan tersebut juga
mengandung vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan sehingga
sangat baik dikonsumsi baik sebagai pendamping makanan utama atau
sebagai selingan. Sayuran sebaiknya dikonsumsi 2-3 porsi penukar per
hari dan buah sebanyak 2-4 penukar per hari.

6
6) Olahraga
Hal yang tidak boleh dilupakan adalah selain mengatur gizi dengan baik,
pasien diabetes juga sebaiknya berolahraga teratur dan mengikuti
pengobatan seperti yang dianjurkan oleh dokter. Pasien diabetes juga
sebaiknya datang control teratur 1 bulan sekali untuk mengecek target
pengobatannya.

9. POLA MAKAN PASIEN DM


a. Makanlah aneka ragam makanan
- Sumber zat tenaga (karbohidrat dan lemak)
- Sumber zat pembangun (protein)
- Sumber zat pengatur (vitamin, air dan mineral)
b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
c. Makanlah makanan sumber karbohidrat kompleks dan serat
d. Batasi konsumsi lemak
e. Gunakan garam beryodium 1 sendok the perhari
f. Makanlah makanan pagi
g. Minum air kurang lebih 8 gelas perhari
h. Olahraga teratur
i. Makanlah makanan yang aman kesehatan
j. Hindari minuman alcohol dan merokok
k. Bacalah label pada kemasan makanan

Contoh pengaturan pola makan


a. Pagi : Roti 2 iris, margarin ½ sdm, telur 1 butir.
b. Pukul 10.00 : Pisang 1 buah
c. Siang : Nasi 9 Sdm, udang 5 ekor, tahu 1 potong, minyak + kelapa
parut 1 potong, sayuran 1 mangkuk, buah apel 1 buah
d. Malam : Nasi 6 Sdm, kacang merah 1 potong, apel 1 buah, ayam 1
potong

10. INDEKS GLIKEMIK


Indeks glikemik adalah ukuran seberapa besar efek suatu makanan yang
mengandung karbohidrat dalam meningkatkan kadar gula darah setelah dimakan,
dibandingkan dengan glukosa atau roti putih. Makanan dengan indeks glikemik tinggi

7
adalah makanan yang cepat dicerna dan diserap sehingga kadar gula darah akan
meningkat dengan cepat secara signifikan.
Klasifikasi Kisaran GI Contoh
Rendah GI 55 atau kurang Kebanyakan buah-buahan
dan sayuran (kecuali
kentang, semangka), roti
kasar, pasta, kacang-
kacangan, susu, yougurt,
produk sangat rendah
karbohidrat (beberapa
keju, kacang, minyak
goreng)
Sedang GI 56-69 Seluruh produk gandum,
beras basmati, ubi jalar,
gula meja
GI tinggi 70 keatas Jagung putih, rice kripies,
kentang panggang,
semangka, croissant, roti
putih, sereal sarapan
diekstrusi, nasi yang
paling putih (misalnya
melati), glukosa lurus
(100)

11. PIRAMIDA MAKANAN DIABETES


a. Kelompok I: Biji-bijian dan tepung termasuk beras
Makanan yang terbuat dari biji-bijian dan pati yang ditemukan di piramida
makanan diabetes didasar. Makanan kelompok biji-bijian dan tepung yang
banyak mengandung karbohidrat seperti beras, gandum, rye, jagung, kentang,
kacang polong, kacang pinto dan makanan lain biji-bijian yang umum digunakan
termasuk dalam kelompok ini.
b. Kelompok II: Sayuran
Sayuran kelompok makanan terletak tepat diatas dasar kemolpok I piramida
makanan diabetes. Sayuran secara alami rendah kadar lemak, rendah kalori dan
kaya akan vitamin, mineral, serat dan zat gizi mikro.

8
c. Kelompok III: Buah-buahan
Kelompok buah ini juga terletak tepat diatas dasar piramida makanan diabetes
Bersama dengan sayuran dan buah-buahan kaya akan vitamin, mineral, serat
dan karbohidrat.
d. Kelompok IV: Susu
Kelompok ini berada dilapisan kedua (sayuran dan buah) dari piramida makanan
diabetes. Kelompok susu mengandung lebih banyak protein dan kalsium serta
vitamin. Dari kategori susu untuk menu diet diabetes harus dipilih produk susu
dengan kadar lemak rendah.
e. Kelompok V: Daging, pengganti daging dan protein lainnya
Kelompok ini Bersama dengan susu dalam piramida makanan diabetes
mengandung protein, vitamin yang sangat tinggi dan mengandung mineral yang
banyak.
f. Kelompok VI: Lemak, minyak, gula dan alcohol
Kelompok makanan ini berada dipuncak piramida makanan diabetes, yang
menunjukkan bahwa makanan hanya dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes
dalam jumlah yang sedikit dan harus dihindari.

DAFTAR PUSTAKA

9
Askandar Tjokroprawiro, 2000, Simposium Diabetes Mellitus, Fakultas Kedokteran UNAIR
RSUD Dr Sotomo, Surabaya

Brunner & Suddart, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 2. EGC:
Jakarta.

Irawan Susilo Imim, dkk, 2000, Waspadai Diabetes Mellitus, Cahaya Remadja Bandung.

Johnson. M, 2000, Diabetes Terapi dan Pencegahanya,IKAPI, Bandung

Sarwono, W, DKK, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Balai Penerbit , FKUI,
Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai