Anda di halaman 1dari 30

Makalah

Teknologi Pangan Dan Gizi

“Merancang dan membuat suatu produk pangan baru dan mengkajinya


dengan produk-produk yang sudah ada dipasaran”

Oleh

Kelompok 3 :

1. Nola Vita Sari 1911221003


2. Tia eka yulianti 1911221014
3. Putri Ayu.A 1911221010
4. Mecsy santya 1911221012
5. Sentia Nengsih 1911221004

Pengampu Mata Kuliah :

Dr. Deni Elnovriza,STP., MSi

PRODI S1 ILMU GIZI, JURUSAN GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaanmakalahini.

Padang, 12 Desember 2021

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iv
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.2 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1. Pengertian Perancangan Produk......................................................................................3
2.2 Pengertian Produk Baru....................................................................................................5
2.3 Pengembangan produk.....................................................................................................6
2.4 Tujuan Pengembangan Produk....................................................................................7
2.5 Jenis-Jenis Pengembangan Produk..............................................................................7
2.6 Sistematika Pengembangan Produk Baru....................................................................8
2.7 Landasan Pokok Pengembangan Produk........................................................................10
2.8 Proses Perencanaan Produk.......................................................................................14
2.9 Contoh Pengembangan Tujuan dan Pembatas Pengembangan Produk.........................18
2.10 Kajian Produk Pangan Baru dengan yang ada di pasaran.........................................19
BAB III....................................................................................................................................23
KESIMPULAN.......................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................23
3.2 Saran...............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25

iii
DAFTAR GAMBAR

Figure 1. Tahapan Pengembangan Produk.................................................................................9


Figure 2. Kacang Tanah...........................................................................................................18

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketika memulai untuk mempertimbangkan peran yang diinginkan bagi produk baru
agar dapat berkontribusi di dalam membentuk perusahaan pada masa yang akan datang, ada
baiknya terlebih dahulu menjawab pertanyaan ”Apakah perusahaan kita perlu mengeluarkan
produk baru dalam rangka meningkatkan penjualan dan keuntungan?” Jika pemilik
perusahaan merasa puas dengan produk yang telah dihasilkan saat ini, apakah tidak lebih baik
dana yang tersedia dihabiskan bagi peningkatan efisiensi produksi dan perluasan distribusi
daripada menghadapi risiko dan menghadapi permasalahan pengembangan dan pengenalan
produk baru? Jika distribusi produk yang telah ada belum dilakukan ke banyak negara atau ke
tingkat internasional, apakah tidak sebaiknya modal yang tersedia digunakan untuk
memperluas pasar secara geografis dibandingkan dalam rangka usaha menangkap jenis usaha
baru.

Mungkin benar bahwa banyak perusahaan yang menjual produk seperti gula, garam,
dan tepung dapat merasa nyaman untuk beberapa tahun tanpa mengeluarkan produk baru. Ini
benar-benar menjadi kenyataan jika perusahaan tersebut disegani dan merek yang dimiliki
telah dikenal luas. Akan tetapi, perusahaan semacam ini berisiko akan digerogoti pangsa
pasarnya secara perlahan karena perusahaan kompetitor berusaha mendapatkan cara untuk
menarik konsumen membeli produknya, dan adanya terobosan teknologi atau pemasaran dari
kompetitor dapat menyebabkan penurunan penjualan secara mendadak. Pada kenyataannya
pertumbuhan perusahaan semacam itu biasanya sangat sukar, lambat, dan memerlukan biaya
besar bila tidak ada pengeluaran produk baru yang berhasil. Kenyataan lain yang perlu
dipertimbangkan adalah bahwa margin keuntungan untuk produk pangan hampir selalu
sangat rendah dan biasanya dalam jangka panjang menunjukkan kecenderungan yang
menurun, sedangkan produk baru seringnya menghasilkan margin yang relatif tinggi.

Perusahaan kecil sering menganggap pengembangan produk terlalu mahal bagi


mereka. Sebenarnya cara yang paling ekonomis untuk meningkatkan penjualan bagi
kebanyakan perusahaan kecil adalah melalui introduksi produk baru. Hal ini karena sifat
kompetisi bahwa perusahaan besar umumnya dapat menghabiskan uang dalam jumlah yang
lebih banyak untuk advertensi dan promosi; bisa mendapatkan tingkat efisiensi ekonomis
yang lebih tinggi di dalam pembelanjaan, produksi, dan distribusi; serta dapat menyewa

1
personel pemasaran yang lebih baik dibanding perusahaan kecil. Akan tetapi, mereka tidak
selalu memiliki kemampuan mengevaluasi ide dan kemampuan menguji konsumen yang
lebih baik, padahal keduanya merupakan faktor yang penting dalam pengembangan produk.
Dengan demikian, peluang pengembangan produk baru adalah milik semua perusahaan, baik
perusahaan kecil, menengah, maupun besar. Oleh karena itu, pengembangan produk baru
harus dilakukan oleh semua perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan, serta
memperluas pasar dan mempertahankan eksistensi perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari Latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dari makalah ini yaitu :

1. Apa pengertian perancangan produk?


2. Apa definisi produk baru?
3. Bagaimana Pengembangan Produk?
4. Bagaimana Tujuan Pengembangan Produk?
5. Apa saja jenis-jenis pengembangan produk?
6. Bagaimana sistematika pengembangan produk baru ?
7. Bagaimana landasan pokok pengembangan produk?
8. Bagaimana proses perencanaan produk baru?
9. Apa contoh pengembangan produk baru?
10. Bagaimana kajian produk baru tersebut dengan yang sudah ada di pasaran?

1.2 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka dapat ditulisakan tujuan dari makalah ini yaitu :

1. Dapat menjelaskan apa pengertian perancangan produk.


2. Dapat menjelaskan apa definisi produk baru.
3. Dapat menjelaskan bagaimana Pengembangan Produk.
4. Dapat menjelaskan bagaimana Tujuan Pengembangan Produk.
5. Dapat menjelaskan apa saja jenis-jenis pengembangan produk.
6. Dapat menjelaskan bagaimana sistematika pengembangan produk baru .
7. Dapat menjelaskan bagaimana landasan pokok pengembangan produk.
8. Dapat menjelaskan bagaimana proses perencanaan produk baru.
9. Dapat menjelaskan apa contoh pengembangan produk baru.
10. Dapat menjelaskan bagaimana kajian produk baru tersebut dengan yang sudah ada di
pasaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perancangan Produk
Perancangan dan pengembangan produk merupakan bagian yang sangat besar dari
semua kegiatan teknik yang ada. Kegiatan perancangan dimulai dengan didapatkannya
persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan konsep produk,
disusul kemudian dengan perancangan, pengembangan dan penyempurnaan produk.
Kemudian diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk. Perancangan adalah
kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam proses pembuatan produk. Dalam tahap
perancangan tersebut dibuat keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan-
kegiatan lain yang menyusulnya. Produk merupakan sesuatu yang dijual perusahaan kepada
pembeli. Produk yang dimaksud disini adalah produk yang bersifat rekayasa (engineering),
diskrit dan bersifat fisik..

Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan


untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk
yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan
merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur,attau bagian desain saja,
melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di
perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan
serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan
berbasis keinginan customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh
customer menjadi lebih kecil.

Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha
pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan
menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.

Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan
untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:

1. Kualitas Produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan
menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.

3
2. Biaya Produk

Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh
perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.

3. Waktu Pengembangan Produk

Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,


menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan
menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang
dilakukan tim pengembangan.

4. Biaya Pengembangan

Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi
yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

5. Kapabilitas Pengembangan.

Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.

Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini
didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu
konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan
diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.

Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap – tiap elemen suatu produk
mempunyai fungsi – fungsi sendiri. Diantara fungsi – fungsi satu dengan yang lain terkadang
ada saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen
lainnya.

Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :

 Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.


 Pengelompokan fungsi produk.

4
2.2 Pengertian Produk Baru
Banyak kalangan kadang-kadang mengalami kesulitan untuk menentukan definisi
tentang produk baru yang kemungkinan antara satu orang dan lainnya berbeda di dalam
mempersepsikannya seperti yang sepintas telah dijelaskan pada subbab sebelumnya,
termasuk para ahli teknologi pangan seperti yang dikemukakannya di dalam berbagai buku
atau makalah. Salah satu penerbit di Amerika Serikat yang setiap tahun melakukan survei
mendefinisikan produk baru adalah produk yang konsumen belum pernah berkesempatan
untuk membelinya sebelum produk tersebut diintroduksikan. Mereka tidak memperhitungkan
flavor baru, ukuran, kemasan, alternatif pemasakan, perbaikan produk, formulasi baru,
pengolahan baru, dan lain-lain.

Beberapa terminologi yang sering ditemukan dan perlu untuk dipahami diuraikan
sebagai berikut.

1. Produk lama dalam kemasan baru adalah sangat sering dilaporkan sebagai produk
baru. Ukuran baru, misalnya satu kilogram produk dalam setiap kemasannya
menggantikan kemasan lama setengah kilogram juga disebut sebagai produk baru
oleh beberapa kalangan. Menambahkan pan pengovenan pada karton pengemas
formula kue yang telah ada di pasaran juga disebut sebagai produk baru. Perbaikan
penampilan kantong untuk popcorn yang pengembangannya menggunakan oven
microwave dengan menambahkan jenis baru susceptor mungkin juga menghasilkan
produk baru. Kreasi jumlah item berbeda pada sistem pemesanan juga merupakan
produk baru bagi pemasaran dan distribusi, misalnya menjadi 18 unit per kantong dari
sebelumnya 12 unit per kantong. Perubahan desain grafis logo kadang-kadang juga
dianggap sebagai penciptaan produk baru.
2. Produk makanan yang diubah dimensinya beralasan sekali sering disebut sebagai
produk baru. Kue berukuran sangat kecil atau sangat besar mungkin berbeda pada
penerimaan dan sifat penggunaannya dibandingkan dengan ukuran yang biasa
ditemukan. Apakah roti tawar yang per batangnya terdiri atas 16 potong dianggap
sebagai produk baru dibandingkan dengan roti tawar yang sama ukurannya tetapi
terdiri dari 24 potong? Apakah minuman karbonasi dalam botol 3 liter berbeda
dibandingkan dengan yang dikemas pada botol 2 liter walaupun formula minumannya
sama dan telah dipasarkan bertahun-tahun? Dalam hal ini, keputusan yang paling
valid sebaiknya didasarkan pada perubahan wawasan dari konsumen.

5
3. Banyak produk yang dimaksudkan sebagai produk baru sebenarnya hanya merupakan
perluasan dari produk pangan yang telah ada, mengarah pada produk baru yang
mempunyai perubahanperubahan sangat kecil pada komposisi dari produk
sebelumnya, seperti flavor baru untuk produk pangan dari gelatin, tuna kaleng tanpa
garam, atau chocoa mix dengan marshmallow, atau kukis berlapis dengan isian yang
lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Benar bahwa modifikasi-modifikasi ini
memerlukan banyak keterlibatan pekerjaan teknologi dan rekayasa, dengan
menggunakan alasan ini mungkin tepat untuk disebut sebagai produk baru. Dengan
demikian, perlu dipertimbangkan apakah kriteria penerapan pendefinisian ini akan
didasarkan sebagian besar pada pertimbangan teknologi atau setidaknya sebagian
pada persepsi konsumen.
4. Sangat umum untuk menyebut produk lama yang memiliki kegunaan baru dengan
sebutan sebagai produk baru. Serabi beku dalam kemasan yang diperuntukkan bagi
proses yang menggunakan oven microwave (microwavanle container) dapat dianggap
baru, walaupun serabi beku dengan ukuran dan formulasi yang sama dalam kemasan
karton biasa telah dipasarkan bertahun-tahun. Jika perubahan secara teknologi terlibat,
maka tidak diragukan lagi untuk menyebutnya sebagai produk baru.
5. Produk yang telah dilepas ke pasar selama bertahun-tahun, ketika diintroduksikan
kembali dengan sedikit perubahan biasanya dapat digolongkan sebagai produk baru
oleh bagian pemasaran dan penjualan

Sebaliknya, banyak perusahaan dengan berat hati menyebut pangan yang secara nyata
telah diperbaiki dengan sebutan produk baru yang didasarkan pada pengertian yang ada saat
ini, jika perbaikan-perbaikan tidak berpengaruh nyata pada penampakan, performa, atau rasa,
walaupun biaya produksi berhasil direduksi, proses produksi diperbaiki atau disederhanakan,
campuran (ingredient) yang lebih baik sedang diadakan, atau umur simpannya telah
ditingkatkan.

2.3 Pengembangan produk


Pengembangan produk adalah strategi dan proses yang dilakukan oleh perusahaan
dalam mengembangkan produk, memperbaiki produk lama atau memperbanyak kegunaan
produk ke segmen pasar yang ada dengan asumsi pelanggan menginginkan unsur-unsur baru
mengenai produk. Pengembangan produk adalah proses perubahan yang dilakukan terhadap
produk yang sudah ada sekaligus proses pencarian inovasi untuk menambah nilai terhadap
barang lama dengan mengkonversikannya ke dalam produk tersebut. Dengan adanya

6
pengembangan produk berarti perusahaan sudah memahami tentang kebutuhan dan keinginan
pasar.

2.4 Tujuan Pengembangan Produk


Tujuan Pengembangan Produk Tujuan pengembangan produk adalah untuk
memberikan nilai maksimal bagi konsumen, memenangkan persaingan perusahaan dengan
memilih produk yang inovatif, produk yang dimodifikasi serta mempunyai nilai yang tinggi
baik dalam desain warna, ukuran, kemasan, merek, dan ciri-ciri lain.

Menurut Kotler dan Keller (2008), umumnya tujuan pengembangan produk baru
adalah:

a. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan sebagai


investor, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada produk
sebelumnya.
b. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu dengan
jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang baru.
Bentuknya bisa bertambah terhadap lini produk yang sudah ada maupun revisi
terhadap produk yang telah ada.

2.5 Jenis-Jenis Pengembangan Produk


Jenis-Jenis Pengembangan Produk Setiap perusahaan harus mempunyai strategi dalam
melakukan pengembangan produk. Hal ini bertujuan agar produk yang akan dikembangkan
dapat sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan konsumen yang sudah ada tetap tertarik
dengan penawaran yang diberikan oleh suatu perusahaan serta menarik konsumen baru.
Menurut Kotler dan Keller (2008), strategi pengembangan produk terdapat beberapa jenis,
yaitu:

1. Memperbaiki yang sudah ada.

Dalam hal ini perusahaan menggunakan teknologi dan fasilitas yang ada untuk membuat
variasi dan memperbaiki produk yang ada. Dalam menggunakan cara ini perusahaan tidak
memiliki resiko besar, karena hanya akan melakukan perubahan yang menyeluruh.

2. Memperluas lini produk.

Jenis pengembangan produk dilakukan perusahaan dengan cara menambah item pada lini
produk yang sudah ada atau menambah lini produk baru.

7
3. Menambah produk yang ada.

Perusahaan dalam hal ini menambah atau memberikan variasi pada produk yang telah ada
dan juga memperluas segmen pasar dengan melayani berbagai macam konsumen atau
pembeli yang memiliki selera yang berbeda-beda.

4. Meniru strategi pesaing.

Pada cara ini perusahaan meniru kebijakan pesaing yang dianggap menguntungkan, seperti
halnya penetapan harga.

5. Menambah lini produk.

Biasanya perusahaan memerlukan dana besar dalam penambahan produk baru yang tidak ada
kaitannya sama sekali dengan lini produk yang telah ada. Karena produk yang belum pernah
diproduksi sebelumnya, serta dalam hal penggunaan fasilitas-fasilitas untuk
mempromosikannya memerlukan proses yang baru pula.

Sedangkan menurut Tjiptono (2008), terdapat tiga strategi pengembangan produk,


yaitu:

1) Strategi peningkatan kualitas. Produsen dapat meningkatkan daya tahan produk atau
dengan meningkatkan kehandalan dan kecepatan pelayan terhadap konsumen.
2) Strategi peningkatan keistimewaan produk. Ada empat indikator yang dapat
meningkatkan keistimewaan suatu produk, seperti kualitas bahan yang dipakai,
keanekaragaman, kenyamanan dalam pemakaian suatu produk bagi penggunaannya dan
aksesoris tambahan.
3) Strategi peningkatan gaya produk. Produsen bisa meningkatkan nilai suatu produk dari
segi pemilihan warna produk tersebut, rancangan atau desain yang menarik dan yang
terakhir adalah kemasan yang dapat memberi nilai tambah bagi produk tersebut.

2.6 Sistematika Pengembangan Produk Baru


Konsep Pengembangan Produk Pangan adalah koordinasi dari berbagai teknik penelitian,
yaitu pemasaran, konsumen, pengolahan produk, dan rekayasa (engineering) ke dalam suatu
kesatuan penelitian yang ditujukan untuk pengembangan produk baru. secara singkat tahapan
utama di dalam pengembangan produk terdiri dari sebelas hal berikut.

1. Pengembangan tujuan yang mudah dimengerti secara tertulis.

8
2. Penetapan pembatas/kendala proyek (project constraints) pengembangan produk:

 pembatas terkait produk (product constraints),


 pembatas terkait pengolahan (processing constraints),
 pembatas terkait pemasaran (marketing constraints),
 pembatas terkait finansial (financial constraints),
 pembatas terkait perusahaan (company constraints),
 pembatas terkait lingkungan (environmental constraints).

3. Pengembangan ide produk dengan menggunakan berbagai teknik, seperti penelusuran


pustaka, curah pendapat (brainstorming), dan riset pasar.

4. Skrining ide produk untuk memutuskan produk-produk yang akan dikembangkan lebih
lanjut.

5. Pengembangan konsep produk dan spesifikasi desain produk.

6. Pengembangan prototipe produk.

7. Pengembangan metode proses atau manufaktur yang tepat bagi produksi produk.

Figure 1. Tahapan Pengembangan Produk

9
8. Pengujian produk, termasuk uji konsumen dan uji pasar.

9. Penentuan dan pengembangan rencana pemasaran dan peluncuran produk baru


(product launch).

10. Evaluasi peluang keberhasilan produk.

11. Peluncuran (launching) produk

Pada setiap tahapan, proses pengembangan produk di atas memerlukan pengkajian, dan
keputusan perlu diambil untuk menentukan apakah kegiatan tersebut dihentikan (stop) atau
dilanjutkan ke tahap berikutnya (go). Pada setiap tahapan, komitmen secara finansial dan
kebutuhan tenaga manusia meningkat secara nyata. Oleh karena itu, keputusan “stop-go”
menjadi sangat penting supaya tidak terjadi pemborosan dan terbuangnya waktu secara sia-
sia.

2.7 Landasan Pokok Pengembangan Produk


Pada tahap awal setiap pengembangan produk pangan penting untuk diketahui apa yang
ingin dicapai dengan proyek pengembangan produk tersebut. Tujuan ini harus ditentukan
pada saat awal sehingga proyek di dalam pelaksanaannya nanti akan terarah dan tidak ke sana
kemari tak menentu. Tujuan merupakan yang pertama ditetapkan di dalam proyek
pengembangan produk pangan. Tujuan tersebut tidak boleh terlepas dari visi dan misi
perusahaan, jadi tujuan tersebut harus masih dalam rentang dan mendukung visi dan misi
yang telah ditetapkan sebelumnya.

Selain itu, terdapat pula sasaran-sasaran spesifik yang perlu ditentukan begitu tujuan telah
dipahami. Setiap tahapan dari proyek direncanakan untuk mencapai beberapa sasaran. Proyek
pengembangan produk bukan hanya suatu penerapan teoretis dalam suatu kondisi yang
hampa, tetapi harus sesuai dengan lingkungan perusahaan, serta kondisi industri, pasar, dan
negara. Pembatas terhadap proyek ditentukan oleh berbagai pengaruh lingkungan dan harus
diperhitungkan atau dipertimbangkan oleh proyek secara keseluruhan

Visi

Langkah awal di dalam pendirian suatu perusahaan makanan adalah menetapkan visi.
Visi merupakan gambaran tentang masa depan ideal yang realistik dari perusahaan dan ingin
diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi harus mampu memberikan makna yang dalam
dan kuat tentang fokus apa yang akan dikerjakan di medan persaingan sehingga perusahaan

10
mampu bertahan dan berkembang. Untuk mampu menjadi gambaran ideal yang ingin
diwujudkan suatu perusahaan, pernyataan visi perlu diekspresikan dengan baik agar mampu
menjadi tema yang mempersatukan semua unsur, bagian, atau divisi yang ada dalam
perusahaan, menjadi media komunikasi dan motivasi semua pihak, serta sebagai sumber
kreativitas dan inovasi perusahaan.

Agar suatu visi menjadi realistik, dapat dipercaya, meyakinkan, dan mengandung daya
tarik, maka dalam proses pembuatannya perlu dilibatkan semua pihak terkait. Selain
keterlibatan berbagai pihak, visi perlu secara intensif dikomunikasikan kepada semua
individu di perusahaan sehingga mereka merasa sebagai pemilik visi tersebut. Hal lain yang
perlu diperhatikan di dalam pembuatan visi adalah bahwa visi akan lebih mudah diingat dan
dijadikan komitmen jika dibuat dalam kalimat yang singkat. Berikut contoh visi yang dimiliki
oleh dua perusahaan pangan terkemuka di Indonesia.

Visi Indofood Sukses Makmur, Tbk., ialah ” Perusahaan Total Food Solutions/A Total
Food Solutions Company.”

Visi PT Garudafood Putra Putri Jaya, ialah “Memuaskan konsumen melalui produk-
produk makanan dan minuman yang inovatif.”

Misi

Visi yang telah diperoleh harus diterjemahkan menjadi lebih operasional dan dapat
dijadikan acuan dalam pengembangan strategi dan aktivitas perusahaan, yaitu dalam bentuk
misi. Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai perusahaan bagi pihak-
pihak yang berkepentingan di masa datang. Pernyataan misi mencerminkan segala sesuatu
penjelasan tentang bisnis, produk, atau pelayanan yang ditawarkan oleh perusahaan.
Pernyataan misi yang jelas akan memberi arahan jangka panjang sehingga memberikan
stabilitas manajemen dan kepemimpinan di dalam perusahaan. Rumusan misi harus selalu
berada di depan meja semua staf atau karyawan perusahaan. Misi merupakan dasar bagi tahap
selanjutnya, seperti penetapan tujuan dan sasaran perusahaan, termasuk di dalam penentuan
tujuan dan sasaran pengembangan produk baru bagi perusahaan.

Berikut contoh misi PT Indofood Sukses Makmur yang merupakan hasil penjabaran visi
perusahaan.

a. Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan.

11
b. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi kami

c. Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara


berkelanjutan.

d. Meningkatkan stakeholders’ values secara berkesinambungan.

Sementara itu, contoh misi dari PT Garudafood Putra Putri Jaya yang diturunkan dari visi
perusahaan adalah:

“Kami adalah perusahaan yang membawa perubahan dengan menciptakan nilai tambah
bagi masyarakat berdasarkan prinsip saling menumbuhkembangkan.”

Tujuan

Tujuan dari proyek pengembangan produk pangan adalah hasil akhir yang diinginkan
pada akhir proyek dan di dalam penyusunannya harus memperhatikan visi dan misi
perusahaan. Tujuan adalah apa yang diinginkan oleh suatu perusahaan, terutama yang
berkecimpung pada pengolahan pangan untuk dicapai melalui pengerjaan proyek ini. Tujuan
harus pasti dan bukan samar-samar; harus jelas dan bukan rumit atau kompleks, serta harus
spesifik dan tidak terlalu umum. Tujuan harus diketahui oleh semua orang yang terlibat pada
proyek pengembangan produk dan digunakan sebagai petunjuk bagi semua aktivitas yang
dikerjakan dan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, semua orang harus memiliki
pemahaman yang sama terhadap tujuan tersebut dan tidak boleh ditafsirkan oleh orang yang
berbeda dengan cara yang berbeda.

Pernyataan tujuan seperti:

“Meningkatkan keuntungan 30%”

“Membuat produk untuk pasar Asia Tenggara”

Kedua pernyataan tujuan tersebut termasuk tujuan yang tidak jelas. Contoh tujuan yang
mudah dipahami:

“Mengembangkan produk jajanan berbahan baku lokal yang diperkaya dengan protein
ikan dan dipasarkan melalui pengecer di seluruh Indonesia dengan sasaran konsumen anak
sekolah dasar. Produk yang dikembangkan digolongkan sebagai produk sumber protein dan
dikemas dalam aluminium foil.”

12
Sasaran

Sasaran adalah target-target yang akan dicapai untuk setiap bagian atau tahapan dari
proyek pengembangan produk pangan. Pada permulaannya, proyek perlu mengkaji secara
keseluruhan mulai dari awal hingga akhir, mulai dari ide produk sampai peluncuran produk
dan menentukan sasaran-sasaran paling penting yang harus dicapai pada setiap tahapan
berbeda.

Contoh pernyataan sasaran diuraikan sebagai berikut.

a. Membandingkan tipe produk olahan ikan yang ada di pasar Malaysia.

b. Mendapatkan data komposisi dan ciri berbagai produk olahan ikan.

c. Membandingkan mutu produk olahan ikan yang diimpor dengan produk lokal.

d. Mendapatkan formula saus tomat medium ikan kaleng

e. Mengembangkan proses pengolahan sosis ikan.

f. Menentukan biaya keseluruhan bagi pabrik untuk memproduksi produk baru.

g. Menentukan potensi pasar bagi produk sosis ikan di Pulau Jawa.

h. Membandingan berbagai tipe alat pemisah tulang ikan (fish deboning machine).

Sebaiknya sasaran yang dimiliki tidak terlalu banyak. Hanya sasaran-sasaran yang
bersifat fundamental bagi proyek dan yang berperan penting bagi penyelesaian proyek perlu
dirinci.

Pembatas

Pembatas adalah faktor-faktor yang membatasi cakupan dari proyek pengembangan


produk pangan. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, pembatas tersebut dapat meliputi
hal-hal yang berkenaan dengan produk, pengolahan, pemasaran, finansial, perusahaan, dan
lingkungan. Beberapa di antaranya, seperti sumber daya keuangan dan waktu peluncuran,
akan ditentukan dalam program pengembangan produk. Pada saat ini penting untuk
mengidentifikasi batasan terkait produk, pengolahan dan pemasaran, dan juga batasan yang
berhubungan dengan perusahaan serta lingkungan sosial dan politik. Misalnya, batasan yang
berasal dari peraturan pangan dan terkait sikap masyarakat terhadap produksi, pengolahan,

13
zat tambahan makanan dan keamanan perlu diidentifikasi sebelum desain produk dimulai.
Selain itu ada batasan yang ditimbulkan oleh ketersediaan orang dan peralatan.

2.8 Proses Perencanaan Produk


Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-produk yang dikembangkan dan
waktu pengenalan ke pasar. Proses perencanaan mempertimbangkan peluang-peluang
pengembangan produk, yang diidentifikasi oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian
pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk dan analisis keunggulan para
pesaing.

Rencana produk perlu diperbarui secara berkala agar dapat mengakomodasi


perubahan dan perkembangan yang ada. Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan
pernyataan misi proyek perlu 5 (lima) tahapan proses:

1. Mengidentifikasi peluang
 Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat) tipe proyek pengembangan
produk, yaitu:
 Produk baru.
 Turunan dari produk yang sudah ada.
 Perbaikan produk yang sudah ada.
 Produk yang pada dasarnya baru.
 Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara:
 Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada.
 Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing.
 Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis.
 Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalam gaya idup,
demografi dan teknologi untuk kategori yang produk ada dan peluang-peluang
kategori produk baru.

2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan

Proyek Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan


memprioritaskan peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada
adalah:

14
a. Strategi bersaing

Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk yang
mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk memilih
peluang. Pada umumnya perusahaan melakukan diskusi pada tingkat manajemen merupakan
sebuah kompetensi strategi dan membantu dalam bersaing. Beberapa strategi yang mungkin
untuk diterapkan:

 Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi.


 Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya.
 Fokus pelanggan.
 Produk tiruan.
b. Segmentasi pasar

Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen memungkinkan perusahaan untuk


mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan sekarang
berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Pemetaan produk-produk pesaing dan milik
sendiri dalam segmensegmen akan membantu perusahaan dalam memperkirakan peluang
produk yang menyebabkan kelemahan lini produknya dan dan yang memanfaatkan
kelemahan dari penawaran pesaing.

c. Perkembangan teknologi

Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaanyang utama


adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru dalam lini produk.

d. Perencanaan platform produk

Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan produk.
Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk untuk dirancang lebih
cepat dan mudah, yang setiap produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang diinginkan
oleh pasar utama. Keputusan mengenai platform produk sangat berkaitan dengan usaha
pengembangan produk dari perusahaan dan untuk memutuskan mengenai teknologi mana
yang akan digunakan untuk produk baru.

Satu teknik untuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan perencanaan


produk adalah peta jalur teknologi. Peta jalur teknologi merupakan cara untuk menunjukkan

15
ketersediaan yang diharapkan dan masa depan penggunaan berbagai teknologi yang relevan
untuk produk yang dipertimbangkan.

e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental

Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara fundamental


adalah:

 Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).


 Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).
 Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya).
 Pengetahuan perusahaan mengenai pasar.
 Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.
 Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.
 Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.
f. Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan

Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai dengan


dimensidimensi yang berguna, sehingga manajer akan mempertimbangkan implikasi dari
keputusan perencanaan. Pendekatan pemetaan yang dikemukakan Cooper et al (1998)
melibatkan dimensi seperti resiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik pasar dan
sebagainya.

3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu

 Pengelolaan sumber daya

Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan sumber daya


secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk diselesaikan
berdasarkan sumber daya yang dianggarkan.

 Penentuan waktu proyek

Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-faktor:

o Penentuan waktu pengenalan produk.


o Kesiapan teknologi.
o Kesiapan pasar.

16
o Persaingan dalam penawaran produk.

4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan

Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber daya penting
digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim inti. Pada poin ini
pernyataan kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis kembali sebagai suatu
pernyataan visi produk.

Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk kadang sangatlah umum.
Untuk memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi pengembangan produk, biasanya tim
memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang
mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan
terdapat dalam suatu pernyataan misi.

a. Pernyataan misi

Pernyataan misi mencakup:

 Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun
menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik.
 Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya dan kualitas.
 Pasar target untuk produk, mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu pengembangan.
 Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha pengembangan.
 Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan ditujukan
untuk mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk. Daftar stakeholder
dimulai dari pengguna akhir dan pelanggan eksternal yang membuat
keputusankeputusan tentang produk. Daftar stakeholder menyediakan suatu bayangan
bagi tim untuk mempertimbangakn kebutuhan setiap konsumen.

b. Asumsi dan batasan

Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis dari produk lebih terarah.
Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyatakan asumsi dan batasan:

17
a. Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan operasional
manufaktur.

b. Pelayanan. Pelayanan pelanggan dan pendapatan pelayanan sangat menentukan


keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan perlu menyatakan sasaran strategis untuk
tingkat-tingkat kualitas pelayanan.

c. Lingkungan. Sasarannya adalah bahwa seluruh komponen akan dimanufaktur


kembali atau didaur ulang atau keduanya Sehingga seharusnya tidak ada komponen yang
dibuang pelanggan.

c. Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan lain.

5. Merefleksikan hasil dengan proses

Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya menanyakan
beberapa pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil dan proses. Karena pernyataan misi
merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality check harus dilakukan sebelum
melalui proses pengembangan. Langkah awal ini merupakan waktu untuk perbaikan.

2.9 Contoh Pengembangan Tujuan dan Pembatas Pengembangan Produk

Suatu usaha telah dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mengembangkan produk
makanan yang memanfaatkan kacang tanah sebagai salah satu bahan bakunya. Proyek
pengembangan produk tersebut diberi judul Pemanfaatan kacang tanah pada pembuatan
produk makanan bergizi untuk dipasarkan di Indonesia. Tujuan yang ditetapkan untuk
pengembangan produk tersebut adalah memanfaatan kacang tanah dalam produk makanan
bergizi berbiaya murah yang potensial diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan makanan .

18
Figure 2. Kacang Tanah

Pembatas pengembangan produk yang digunakan adalah pembatas produk, pembatas


bahan mentah, pembatas pengolahan, pembatas pemasaran, dan pembatas finansial.

1. Pembatas produk
- Produk mungkin dalam bentuk camilan (snack); atau dalam bentuk yang dapat
ditambahkan pada makanan; atau dalam bentuk produk yang dapat dioleskan.
- Produk harus memiliki kandungan gizi yang seimbang.
- Produk harus mudah dikemas dan disimpan, serta dapat didistribusikan pada suhu
kamar.
- Produk sebaiknya memiliki kestabilan yang baik pada suhu normal di Indonesia,
sekurang-kurangnya satu tahun.
2. Pembatas bahan mentah
- Bahan mentah harus tersedia di Indonesia dalam jumlah cukup dengan harga yang
layak.
- Produk harus mengandung kacang tanah dalam jumlah yang cukup banyak, yaitu di
atas 40%.
3. Pembatas pengolahan
- Pengolahan harus menggunakan peralatan sederhana yang telah tersedia di Indonesia.
- Pengolahan harus melibatkan tenaga kerja yang cukup banyak dengan hanya sedikit
automasi.
- Pengolahan harus tergolong menggunakan teknologi menengah.
4. Pembatas pemasaran

19
- Produk harus didistribusikan melalui minimarket atau supermarket yang ada di
seluruh Indonesia.
- Produk harus tersedia dalam ukuran atau unit yang kecil dan harganya murah, yaitu
Rp500/unit.
5. Pembatas finansial
- Memerlukan biaya modal yang rendah, yaitu kurang dari Rp5.000.000
- Keuntungan kotor sedikitnya 20%.

2.10 Kajian Produk Pangan Baru dengan yang ada di pasaran


Kacang tanah dalam kehidupan sehari-hari berkontribusi dalam kesehatan tubuh
manusia sebagai pemasok protein nabati yang sangat diperlukan bagi kesehatan tubuh
manusia. Karena kandungan proteinnya itulah kacang tanah di konsumsi penduduk di
Indonesia dalam berbagai bentuk kudapan. Atas dasar itu, permintaan terhadap kacang
diprediksi akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, urbanisasi,
pendidikan, dan pendapatan masyarakat (Hutabarat, 2003).

Keberadaan kacang tanah secara nasional belum diposisikan sebagai komoditas


unggulan (Harsono 2012), sehingga dapat dimaklumi jika sampai saat ini pemerintah belum
memperlakukan kacang tanah seperti yang dilakukan pada kedelai atau jagung. Pemanfaatan
kacang tanah di Indonesia mayoritas baru ditujukan hanya untuk panganan di rumah tangga.
Kudapan asal kacang tanah yang biasa disajikan antara lain berupa kacang rebus, kacang
garing, kacang goreng, bumbu masakan, dan makanan ringan lainnya.

Upaya meningkatkan daya saing secara komparatif usahtani kacang tanah masih
terbuka luas. Kuncinya terletak pada komitmen semua pihak terkait dan pemangku
kepentingan memberikan prosi perhatian yang besar pada pengembangan kacang tanah ini.
Dengan mengacu pada berbagai kondisi dan hasil studi terkait peningkatan daya saing kacang
ini, penulis mempunyai pemikiran paling tidak ada empat langkah yang perlu diupayakan
agar keberadaan kacang tanah ini memiliki keunggulan komparatif yang memadai.

Sudah saatnya kacang tanah dijadikan sebagai komoditas komersial beriringan dengan
komoditas tanaman pangan lainnya. Meskipun dalam kebijakan 116 | Ekonomi Kacang
Tanah peningkatan kedaulatan pangan, kacang tanah belum diperhitungkan bukan berarti
keberadaan kacang tanah boleh diabaikan. Sebaliknya, kacang tanah dapat dijadikan alternatif
usaha bagi petani sebagai sumber pendapatan rumah tangga. Produk kacang tanah dapat

20
memberikan kontribusi sebagai bahan baku industri makanan berbasis kacang tanah. Strategi
untuk meningkatkan daya saing kacang tanah diawali dengan melakukan penciptaan pasar,
kemudian melakukan penguatan jejaring kemitraan, reorientasi budidaya dan yang tak kalah
pentingnya adalah melakukan pendampingan teknologi.

Kandungan Gizi Kacang Tanah :

Kacang tanah adalah jenis kacang-kacangan yang berasal dari dataran Amerika
Selatan. Sebutannya beragam, dari peanuts, groundnuts, hingga goobers. Uniknya, kacang
tanah bukanlah ‘kacang sesungguhnya’ seperti kacang mete dan almon.Jenis kacang yang
satu ini tumbuh di dalam tanah dan termasuk dalam kelompok leguminosa. Ini berarti kacang
tanah lebih mirip dengan kacang lentil, kacang polong, serta kacang kedelai.

Energi: 525 kkal

Protein: 27,9 gram

Lemak: 42,7 gram

Karbohidrat: 17,4 gram

Serat: 2,4 gram

Karoten total (vitamin A): 30 mikrogram

Thiamin (vitamin B1): 0,44 miligram

Riboflavin (vitamin B2): 0,27 miligram

Niasin (vitamin B3): 1,4 miligram

Kalsium: 316 miligram

21
Fosfor: 456 miligram

Besi: 5,7 miligram

Natrium: 31 miligram

Kalium: 466,5 miligram

Tembaga: 1,55 miligram

Zinc: 1,9 miligram

Selain zat gizi, kacang tanah juga kaya akan zat fitokimia dan antioksidan. Zat fitokimia yaitu
zat-zat kimia yang secara alamiah terkandung di dalam tumbuhan. Fitokimia pada makanan
ini di antaranya isoflavon, asam fitat, fitosterol, dan p-Coumaric acid.

Mamfaat Kacang tanah untuk kesehatan :

1. Membantu menurunkan berat badan

Meskipun padat akan kalori dan lemak, kacang tanah ternyata tidak menambah berat
badan. Sebuah studi dalam jurnal Nutrition Research justru menyebutkan konsumsi kacang
tanah dapat membantu menjaga berat badan dan mengurangi risiko obesitas.

2. Menjaga kesehatan jantung

Kacang tanah memberikan manfaat bagi kesehatan jantung karena kandungan lemak
tak jenuhnya lebih tinggi dibandingkan lemak jenuh. Lemak tak jenuh adalah lemak
menyehatkan yang dapat menurunkan kolesterol serta mencegah penyakit jantung.Kacang
bernama ilmiah Arachis hypogaea ini juga kaya vitamin B3, magnesium, dan tembaga yang
diperlukan untuk memelihara kesehatan jantung. Kombinasi vitamin, mineral, dan lemak
menyehatkan akan membuat jantung Anda lebih kuat dan sehat.

3. Menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke

22
Menurut American College of Cardiology, orang yang makan kacang tanah
setidaknya 2 kali dalam seminggu mengalami penurunan risiko penyakit jantung sebesar 13
persen. Selain itu, risiko penyakit jantung koroner pun menurun hingga sebesar 15 persen.

4.Mencegah penyakit batu empedu

Batu empedu terbentuk dari sisa empedu dan kolesterol yang mengendap sehingga
membentuk kristal empedu. Lama-kelamaan, batu empedu dapat menyumbat saluran empedu
sehingga menyebabkan nyeri dan peradangan. Konsumsi kacang tanah mungkin bisa
mencegah penyakit batu empedu dengan cara menurunkan kolesterol darah. Untuk
memperoleh hasil yang lebih baik, kombinasikan dengan pola makan kaya serat dan batasi
asupan makanan tinggi lemak jahat.

5. Membantu mengontrol gula darah

Kacang tanah dan kacang-kacangan sejenisnya dapat menjadi pilihan camilan untuk
penderita diabetes karena indeks glikemiknya yang rendah. Artinya, makanan ini tidak
menyebabkan kenaikan gula darah dengan cepat. Serat pada kacang tanah juga
memperlambat pergerakan makanan di dalam saluran pencernaan, sedangkan protein
mengambil lebih banyak energi supaya dapat terurai. Kedua hal ini membuat tubuh Anda
melepaskan energi dan glukosa dengan stabil.

6. Menurunkan kolesterol

Kandungan lemak tak jenuh pada kacang tanah berpotensi menurunkan jumlah low-
density lipoprotein (LDL), yakni kolesterol ‘jahat’ yang dapat membentuk plak pada
pembuluh darah. Ini merupakan penyebab utama dari penyakit jantung koroner.Lemak
menyehatkan ini juga memelihara sel-sel tubuh dan memberikan tubuh Anda asupan vitamin
E. Vitamin E merupakan salah satu antioksidan yang melindungi jaringan tubuh Anda dari
kerusakan akibat radikal bebas.

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Perancangan dan pengembangan produk merupakan bagian yang sangat besar dari
semua kegiatan teknik yang ada. Kegiatan perancangan dimulai dengan didapatkannya

23
persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan konsep produk,
disusul kemudian dengan perancangan, pengembangan dan penyempurnaan produk.
Kemudian diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk. Perancangan adalah
kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam proses pembuatan produk. Dalam tahap
perancangan tersebut dibuat keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan-
kegiatan lain yang menyusulnya. Produk merupakan sesuatu yang dijual perusahaan kepada
pembeli. Produk yang dimaksud disini adalah produk yang bersifat rekayasa (engineering),
diskrit dan bersifat fisik..

Banyak kalangan kadang-kadang mengalami kesulitan untuk menentukan definisi


tentang produk baru yang kemungkinan antara satu orang dan lainnya berbeda di dalam
mempersepsikannya seperti yang sepintas telah dijelaskan pada subbab sebelumnya,
termasuk para ahli teknologi pangan seperti yang dikemukakannya di dalam berbagai buku
atau makalah. Salah satu penerbit di Amerika Serikat yang setiap tahun melakukan survei
mendefinisikan produk baru adalah produk yang konsumen belum pernah berkesempatan
untuk membelinya sebelum produk tersebut diintroduksikan. Mereka tidak memperhitungkan
flavor baru, ukuran, kemasan, alternatif pemasakan, perbaikan produk, formulasi baru,
pengolahan baru, dan lain-lain.

Suatu usaha telah dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mengembangkan produk
makanan yang memanfaatkan kacang tanah sebagai salah satu bahan bakunya. Proyek
pengembangan produk tersebut diberi judul Pemanfaatan kacang tanah pada pembuatan
produk makanan bergizi untuk dipasarkan di Indonesia. Tujuan yang ditetapkan untuk
pengembangan produk tersebut adalah memanfaatan kacang tanah dalam produk makanan
bergizi berbiaya murah yang potensial diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan makanan.

Kacang tanah dalam kehidupan sehari-hari berkontribusi dalam kesehatan tubuh


manusia sebagai pemasok protein nabati yang sangat diperlukan bagi kesehatan tubuh
manusia. Karena kandungan proteinnya itulah kacang tanah di konsumsi penduduk di
Indonesia dalam berbagai bentuk kudapan. Atas dasar itu, permintaan terhadap kacang
diprediksi akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, urbanisasi,
pendidikan, dan pendapatan masyarakat (Hutabarat, 2003).

Sudah saatnya kacang tanah dijadikan sebagai komoditas komersial beriringan dengan
komoditas tanaman pangan lainnya. Meskipun dalam kebijakan 116 | Ekonomi Kacang
Tanah peningkatan kedaulatan pangan, kacang tanah belum diperhitungkan bukan berarti
keberadaan kacang tanah boleh diabaikan. Sebaliknya, kacang tanah dapat dijadikan alternatif
usaha bagi petani sebagai sumber pendapatan rumah tangga. Produk kacang tanah dapat
memberikan kontribusi sebagai bahan baku industri makanan berbasis kacang tanah. Strategi
untuk meningkatkan daya saing kacang tanah diawali dengan melakukan penciptaan pasar,

24
kemudian melakukan penguatan jejaring kemitraan, reorientasi budidaya dan yang tak kalah
pentingnya adalah melakukan pendampingan teknologi.

3.2 Saran
Dari makalah diatas penulis menyadari bahwasanya masih ada kesalahan dalam
penulisan maupun penelusuran kami. Oleh sebab itu penulis berharap pada pembuatan
makalah selanjutnya dapat mengembangkan isi dari makalah ini. Penulis juga berharap
semoga makalah ii dapat berguna bagi semuanya khususnya untuk mahasiwa dan pelajar
guna menambah ilmu pengetahun tentang produk baru pangan.

DAFTAR PUSTAKA

25
Irianto, Hari Eko, dan Giyatmi. 2021. Pengembangan Produk Pangan Teori dan
Implementasi. Rajawali Pers PT Raja Grafindo Persada : Depok
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI.

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Maryoto, A. 2006. “Prospek Pangan Nutrasetikal”. Kompa: 9 Desember 2021 : 16

Basri, F.H. 1992. Perkembangan Terbaru Teori Perdagangan Internasional. Ekonomi dan
Keuangan Indonesia Penerbit FE Universitas Indonesia. Hal 219 – 245.

Adisarwanto, D.M. Arsyad, dan Sumarno. 1996. Pengembangan Paket Teknologi Budidaya
Kacang Tanah dalam Saleh., et al (eds) Risalah Seminar Nasional Prospek
Pengembangan Agribisnis Kacang Tanah di Indonesia. Balikabi Badan Litbang
Pertanian. Hal 70 - 82

26

Anda mungkin juga menyukai