Anda di halaman 1dari 1

Contoh Kasus Pasien Hipertensi yang dilakukan HD (1)

Obat Amlodipin, Furosemid, Candesartan, dan Bisoprolol digunakan untuk mengontrol hipertensi dari
pasien hemodialisa. Pada pasien hemodialisa biasanya digunakan kombinasi dua sampai empat obat
antihipertensi. Apa yang terjadi jika pasien menghentikan pengobatan Furosemid karena mengalami eso
berupa diuresis?

Obat obat Amlodipin, candesartan dan bisoprolol adalah obat obat yang sering digunakan untuk
pasien dengan keluhan gagal jantung, darah tinggi, edema paru gangguan ginjal tertentu,
gangguan hati, dan lain sebagainya. . Sehingga harus dikombinasikan obat furosemide agar
cairan tubuh dapat keluar sehingga tidak mengalami pembengkakan akibat obat obat jantung dan
hipertensi tsb. Efek samping dari furosemid yang paling sering adalah seringnya buang air kecil.
Sehingga penggunaan furosemid dilakukan dipagi hari untuk meminimalisir terganggunya tidur
akibat BAK. Efek samping yang akan terjadi apabila pasien tidak lagi mengonsumsi furosemide
maka terjadi ketidakseimbangan mineral dan elektrolit,sehingga dapat berefek bengkak nya
beberapa bagian tubuh dan semakin memperparah terganggunya fungsi ginjal. Serta dapat
beresiko terjadinya gagal jantung.
Hemapoetin digunakan untuk merangsang sumsum tulang untuk membuat sel-sel darah merah karena
pada pasien hemodialisa hemoglobinnya dibawah normal sehingga pasien diberi hemapoetin jika tidak
memungkinkan untuk menggunakan hemapoetin dan hemoglobin < 7 g/dL maka dilakukan tranfusi darah
. Asam folat berfungsi sebagai vitamin untuk pasien hemodialisa. Antrain berisi metamizol yang
berfungsi sebagai analgetik dan antipiretik karena setelah pasien hemodialisis akan merasakan rasa sakit
pada badannya

Anda mungkin juga menyukai