Anda di halaman 1dari 4

Researcher : Andreja Kvasa and Janko Seljak

Year : 2015

Title : Sources of Workplace Violence Against Nurses

Background :
 Tenaga kesehatan, terutama perawat, sering menjadi korban Workplace Violence (WPV)
di tempat kerja.
 WPV secara negatif mempengaruhi kualitas pekerjaan dan efisiensi organisasi.
 WPV menyebabkan: kelelahan emosional, rendahnya tingkat kesejahteraan psikologis,
rendahnya harga diri, depresi, perasaan tidak berdaya, rendahnya kepuasan kerja,dan
kecenderungan bunuh diri dan pembunuhan. WPV mengarah pada produktivitas yang
lebih rendah, tingginya turnover, cuti sakit yang meningkat dan cedera yang berhubungan
dengan pekerjaan,akibatnya menyebabkan biaya yang tinggi pada organisasi kesehatan.
 WPV menurunkan komitmen organisasi, meningkatkan absensi dan menyebabkan
lingkungan kerja yang tidak menyenangkan / negatif, mengganggu kerja tim dan
meningkatkan ketidakstabilan lingkungan.

Research problem :
 Frekuensi dan derajat WPV harus ditentukan untuk mengadopsi langkah-langkah
pencegahan dan penghapusan WPV maka jenis
 Perlunya diidentifikasi korelasi antara jenis dan sumber kekerasan

Research questions :
 Sumber WPV apa yang paling sering dan paling parah pada perawat di Slovenia?
 Adakah korelasi antara WPV fisik dan WPV verbal?
 Adakah korelasi antara sumber WPV internal dan Sumber WPV eksternal?
 Apa pengaruh pemimpin perawat sebagai sumbernya WPV?

Research objectives :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari frekuensi dan tingkat kekerasan terhadap
perawat dan untuk dianalisis korelasi antara berbagai sumber dan jenis kekerasan

Methodology :

 Sampel penelitian dibentuk dengan menggunakan stratifikasi sampling propotional,


dengan strata yang mewakili struktur identik untuk populasi. Sampelnya dirancang atas
dasar tiga tingkat stratified sampling (gender, pengalaman kerja, posisi kepemimpinan)
 Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang dirancang khusus untuk tujuan
survei.
 Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan deskriptif, korelasional dan statistik
inferensial

Result :
 Tipe dan derajat kekerasan
 Data demografi: Wanita (93.7%), usia 41-50 (34.7%), sekolah menengah (59.6%), non
leaders (78.6%)
 Total 692 perawat berpartisipasi dalam survei tersebut. Kekerasan verbal (n = 416,
60.1%) dan kekerasan fisik (n = 180, 26.0%) diidentifikasi.
 Pelaku kekerasan verbal adalah pasien (39,3%) dan teman sejawat (36,1%)
 Sumber kekerasan fisik yang paling banyak berasal dari pasien (20,8%) dan perawat
lainnya (15,5%).
 Dari aspek tingkat kepemimpinan, sumber kekerasan yang paling umum ditemukan
sebagai atasan adalah sumber kekerasan verbal ( 22,3%) dan sebagai sumber kekerasan
fisik (8,7%)
 Ditemukan korelasi positif antara sumber WPV eksternal (pasien dan kerabat) dan
sumber WPV internal (dokter dan perawat)

Limitation :
1. Salah satu keterbatasan penting dalam penelitian ini adalah penggunaan data yang
dilaporkan sendiri (data self reported) dengan pengalaman perilaku tertentu menjadi
sangat subjektif
2. Belum ada definisi atau kriteria yang konsisten untuk pengukuran kekerasan di tempat
kerja dalam peneitian yang ada. Definisi WPV sering tergantung pada undang-undang
dari negara tertentu dan spesifik budayanya.
3. Perawat sering memandang remeh kekerasan dalam pekerjaan.
Researcher : Jiao-YingZeng, Feng-RongAn, et all

Year : 2013

Title : Frequency and risk factors of workplace violence on


psychiatricnurses and its impact on their quality of life in China

Background :
 Kekerasan dalam pekerjaan dapat menimbulkan ketidakpuasan dalam
pekerjaan, mengurangi efisiensi, stres, kelelahan, penyakit bahkan
kematian
 Kekerasan pada perawat jiwa beresiko lebih tinggi karena interaksi
dengan pasien gangguan jiwa lebih lama
 Kekerasan di tempat kerja terhadap perawat jiwa sering terjadi di Rumah
Sakit di Cina.
 Mengingat efek kekerasan untuk itu perlu strategi yang komprehensif
dari perspektif pendidikan keperawatan dan pelatihan, kebijakan
organisasi dan staf pendukung untuk mempromosikan keselamatan kerja
di Cina
 Untuk mengembangkan langkah-langkah dalam mengatasi kekerasan
dalam pekerjaan, perlu diteliti frekuensi dan faktor resiko kekerasan
dalam pekerjaan di temapt kerja

Research problem :
 Kekerasan ditempat kerja sangat buruk dampaknya pada perawat, karena berhdapan
langsung dengan pasien lebih banyak dari pada tenaga kesehatan lain membuat tenaga
keperawatan mempunyai resiko yang tinggi terhdapa kekerasan ditempat kerja.
 Perawat dirumah sakit jiwa yang lebih sering bertemu dengan pasien jiwa.
 Perawat dirumah sakit terutama cina banyak tidak dihormati sehingga menimbulkan
kekerasan di tempat kerja.

Research questions :
 Berapa banyak kejadian kekerasan pada perawat di rumah sakit jiwa China
 Faktor risiko apa saja dan dampaknya terhadap kualitas hidup perawat (QOL)

Research objectives :
1. Menentukan frekuensi kekerasan terhadap perawat jiwa di dua rumah sakit jiwa besar di
Cina
2. Mengetahui risiko kekerasan terhadap perawat jiwa
3. Mengevaluasi dampak kekerasan di tempat kerja terhadap kualitas hidup di perawat jiwa.

Methodology :
 Desain penelitian ini dengan menggunakan cross-sectional dengan survei tertulis pada
perawat kejiwaan dilakukan yang dilakukan di dua rumah sakit jiwa di bagian utara dan
selatan China
 Sampel yang diperlukan minimal 300 perawat untuk mengidentifikasi faktor risiko
kekerasan di tempat kerja, dengan batasan perawat yang sudah bekerja lebih dari 6 bulan.
 Penelitian ini dengan menggunakan kuisioner yang dirancang sendiri oleh peneliti dan
dibagikan kepada semua perawat di Rumah Sakit Jiwa selama satu minggu
 sampel t-test independent, uji Mann-Whitney U, dan uji chi-kuadrat digunakan untuk
perbandingan perawat mengalami kekerasan dan perawat yang tidak mengalami
kekerasan. Data diolah dengan menggunakan SPSS 17

Result :
 Dari survey 99% respon berpartisipasi dalam penelitian
 Perawat yang terpapar dengan kekerasan selama 6 bulan mempunyai kualitas fisik yang
rendah 12,8% dan kualitas jiwa yang rendah 14% dibandingkan dengan perawat yang
tidak terpapar dengan kekerasan.
 Dari seluruh sampel frekuensi perawat yang terpapar kekerasan fisik dalam 6 bulan
terakhir lebih 20%. Prevalensi kekerasan seksual, fisik dan pelecehan verbal 18,6%,
61,5% dan 78,6%. Perawat laki-laki lebih sering mengalami kekerasan seksual dan
kekerasan fisik non-seksual dibandingkan dengan perawat wanita.

Limitation :
 Penelitian ini hanya pada dua rumah sakit jiwa besar di Cina sehingga hasil tidak
mewakili apa yang diteliti.
 Survei dilakuakn dengan sampel acak dari perawat jiwa sehinggatidak menggambarkan
penelitian secara umum
 Penelitian ini bersifat cross-sectional survei sehingga tidak menggambarkan hubungan
kausal antara kekerasan dan berkorelasi nya
 Data kekerasan dikumpulkan secara retrospektif sehingga hasil yang didapatkan menjadi
bias
Strenght :

Dari hasil penelitian ini perlu dikembangkan beberapa sistem dalam mengatasi kekerasan di
tempat kerja seperti :
 Mengembangkan sistem yang efektif untuk melaporkan kekerasan di tempat kerja untuk
mengetahui penyebab kekerasan di temapt kerja
 Menyediakan Layanan konseling untuk perawat yang mengalami kekerasan di temapt
kerja

Anda mungkin juga menyukai