Anda di halaman 1dari 3

Farida Apriliya Sari (2017-026)

Dalam konsep dasar keseimbangan, keseimbangan adalah stabilitas postural atau proses
dinamis ketika posisi tubuh dipertahankan dalam ekuilibrium. Ekuilibrium sendiri merupakan
keadaan saat tubuh berada pada keadaan istirahat (statis) atau pada gerakan yang stabil
(dinamis). Dalam control keseimbangan, diperlukan interaksi system saraf dan musculoskeletal
serta efek kontekstual. System saraf berperan dalam pengolahan sensorik untuk persepsi orientasi
ruang tubuh yang paling banyak dilakukan oleh system visual, vestibular, dan somato-sensorik.
Integrasi sensorimotor yang penting dalam menghubungkan sensasi terhadap respons motoric
serta untuk aspek control postural adaptif dan antisipatori (penyesuaian postural yang deprogram
secara terpusat untuk menghasilkan gerakan volunteer). Strategi motoric untuk merencanakan,
memprogram dan melakukan respons keseimbangan.

Peran musculoskeletal mencakup kesejajaran postural, fleksibilitas musculoskeletal seperti


lingkup gerak sendi (LGS), integritas sendi, performa otot (kekuatan, tenaga, dan daya tahan
otot), serta sensasi (sentuhan, tekanan, getaran, propiosepsi, dan kinesthesia)

Efek kontekstual yang berhubungan dengan kedua system diatas adalah lingkungan yang tertutup
(dapat diprediksi tanpa distraksi) ataupun terbuka (tidak dapat diprediksi dan dengan distraksi),
permukaan penyangga (keras versus licin, stabil versus tidak stabil, jenis sepatu), jumlah
pencahayaan, efek gravitasi dan gaya inersia tubuh, serta karakteristik tugas (sudah sering
dilakukan versus baru, dapat diprediksi versus tidak dapat diprediksi, tugas tunggal versus
banyak)

Tidak melihat kepada usia berapapun, kondisi fisik sangat penting dan berarti untuk
melakukan kegiatan ataupun aktifitas alam kehidupan sehari-hari. Terapi latihan dapat
memberikan manfaat bagi pasien maupun klien untuk menjalankan aktifitasnya sehari-hari.
Terapi latihan adalah gerakan tubuh, postur, atau aktifitas fisik yang dilakukan secara sistematis
dan terencana guna memberikan manfaat bagi pasien/ klien untuk memperbaiki atau mengganti
perlindungan, meningkatkan memulihkan atau menambah fungsi fisik. Efek menguntungkan
terapi latihan untuk individu dengan masalah kesehatan dan gangguan fisik yang terkait sangat
beragam dalam literature ilmiah. Program terapi latihan yang dirancang khusus untuk individu
sesuai kebutuhan khusus pasien dalam gangguan dan defisiensi fungsi yang didiagnosis oleh
fisioterapis serta individu yang mendapatkan perawatan fisioterapi guna meningkatkan fungsi
dan mencegah disabilitas.

Gangguan kesehatan dan disabilitas adalah masalah kesehatan yang dapat menurunkan aktifitas
dan fungsi fisik. Gangguan diakibatkan oleh kondisi patologis serta mencakup tanda dan gejala
yang menunjukkan kelainan pada tingkat system tubuh, organ maupun jaringan. Jenis gangguan
kesehatan tubuh dibagi menjadi dua, yaitu gangguan fungsi tubuh dan struktur tubuh, gangguan
primer dan sekunder, serta gangguan gabungan.
Keterbatasan aktifitas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan untuk melakukan atau tidak
mampu melakukan tugas atau aktifitas kehidupan sehari-hari. Keterbatasan fungsional seseorang
dapat bersifat fisik, social, maupun psikologis. Keterbatasan di area fungsional fisik berhubungan
dengan performa tugas sensorimotorik. Keterbatasan kemampuan didefinisikan sebagai masalah
yang dapat dialami seseorang dalam keterlibatannya di situasi kehidupan yang diukur terhadap
standart social. Disabilitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas atau tugas terkait
dengan diri-sendiri, rumah, pekerjaan, rekreasi atau masyarakat. Disabilitas pun dapat dicegah.
Terdapat tiga pencegahan yaitu pencegahan primer (promosi kesehatan), pencegahan sekunder
(diagnosis dini dan pengurangan jumlah resiko), dan pencegahan tersier (rehabilitasi untuk
mengurangi jumlah disabilitas).

Latihan lingkup gerak sendi (LGS) adalah salah satu pencegahan yang dapat dilakukan
sejak dini untuk menghindari gangguan kesehatan, keterbatasan, dan disabilitas. Range of
Motion (ROM) adalah gerakan dalam keadaan normal yang dapat dilakukan oleh sendi yang
bersangkutan. Gerakan sendi ini memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot,
dimana pasien menggerakkan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara
aktif maupun pasif. Latihan ROM sendiri adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara normal
dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. Latian ROM biasanya dilakukan
pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu
melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total
atau pasien dengan paralisis ekstremitas total. Lingkup gerak sendi adalah teknik dasar yang
digunakan untuk pemeriksaan gerak serta untuk memasukkan gerak ke dalam program intervensi
terapeutik. Struktur sendi, juga integritas dan fleksibilitas jaringan lunak yang melewati sendi,
memengaruhi luas gerak yang dapat dilakukan disebut Range of Motion (ROM). Ketika
menggerakkan satu segmen melalui ROM, semua struktur di daerah tersebut akan terpengaruh
(otot, permukaan sendi, kapsul, ligament, fascia, pembuluh darah, dan saraf). Ada banyak factor
seperti penyakit sistemik, sendi, saraf, dan otot, pembedahan atau trauma, inaktivitas atau
imobilisasi menjadi factor yang dapat menyebabkan penurunan ROM.

Range of Motion (ROM) dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. ROM Pasif
Merupaka gerakan segmen tubuh yang dihasilkan oleh gaya eksternal (dari terapis). Hanya
sedikit kontraksi otot valunter atau bahkan tidak ada. Indikasinya adalah daerah tubuh yang
mengalami inflamasi akut yang memerlukan gerakan pasif, karena gerakan aktif akan
mengganggu proses penyembuhan. Gerakan dihasilkan oleh sumber eksternal jika pasien
tidak mampu atau tidak diperbolehkan menggerakkan segmen tubuh, seperti tidak sadarkan
diri, lumpuh atau tirah baring total.
2. ROM Aktif
Adalah gerak segmen tubuh dalam ROM yang tidak dibatasi yang dihasilkan oleh kontraksi
otot perseorangan (tanpa bantuan terapis). Digunakan jika pasien mampu melakukan
kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan segmen tubuh dengan atau tanpa bantuan, dan
jika segmen tubuh dimobilisasi selama beberapa waktu, AROM dapat digunakan pada
daerah atas dan bawah segmen yang dimobilisasi guna mempertahankan area tersebut dalam
kondisi senormal mungkin dan mempersiapkan untuk aktivitas yang baru, seperti berjalan
dengan kruk. AROM juga dapat digunakan pada program conditioning aerobic dan berguna
untuk menghilangkan tekanan dari postur yang dipertahankan secara terus-menerus.
3. ROM Aktif-Assistif
Merupakan jenis ROM dengan bantuan yang diberikan secara manual atau mekanik oleh
gaya luar karena otot penggerak utama memerlukan bantuan untuk menyesuaikan gerakan.
Jika tidak ada inflamasi atau kontraindikasi bagi gerak aktif AROM dapat memberikan hasil
yang sama dengan PROM. Selain itu, terdapat manfaat fisiologis yang dihasilkan dari
kontraksi otot aktif dan pembelajaran motoric dari control otot volunteer.

Selain dari latihan lingkup gerak sendi (LGS) terdapat juga peregangan yang membantu
meningkatkan fleksibilitas dari sendi. Peregangan merupakan salah satu bagian dasar dari
program permulaan yang dilakukan pada saat hendak melakukan latihan, terdiri dari sekelompok
aktifitas fisik. Peregangan ini ditujukan untuk meningkatkan penampilan fisik, menjaga
kesehatan dan atau meningkatkan kebugaran fisik. Stretching adalah sebuah proses yang
dilakukan untuk meregangkan atau memanjangkan otot agar bekerja secara optimal dan
menunjang aktifitas tubuh ketika berolahraga atau menjalankan aktifitas sehari-hari. Stretching
bertujuan untuk mempersiapkan otot melakukan aktifitas harian, mempersiapkan otot untuk
melakukan aktifitas berat, sehingga mengurangi kemungkinan cedera otot, mengembalikan
posisi dna struktur otot ke keadaan semula.

Jenis-jenis peregangan atau stretching ada peregangan statis, peregangan bersiklus/ berjeda,
peregangan balistik, prosedur peregangan fasilitasi neuromuscular propioseptif, peregangan
manual, peregangan mekanis, dan peregangan mandiri. Manfaat stretching adalah untuk
meningkatkan fleksibilitas dan ROM, untuk kebugaran umum, juga mencegah cedera dan
penurunan pasca latihan serta meningkatkan performa.

Anda mungkin juga menyukai