Anda di halaman 1dari 19

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN JURNAL

FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL MARET 2021


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

HOMICIDE BY STABBING COMMITTED WITH A "FANTASY KNIFE"

OLEH:

Nur Martina Rufia, S.Ked


K1A1 14 035

PEMBIMBING:
dr. Raja Al Fath Widya Iswara, MH, Sp.FM

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN KEDOKTERAN

FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
CASE REPORT

A. Laporan kasus
Mayat seorang wanita prostisusi muda di Nigeria ditemukan di
kawasan hutan menunjukkan beberapa luka tusuk dengan ukuran dan bentuk
yang berbeda. Pada inspeksi lokasi, juga dicatat beberapa potongan linier
pada batang pohon bersama dengan beberapa ranting yang patah,
menunjukkan bahwa telah terjadi serangan kekerasan di mana pisau dengan
bilah tebal telah digunakan, tetapi tidak ada senjata yang ditemukan di tempat
kejadian perkara.
Selama pemeriksaan post-mortem, pengamatan aneh pertama adalah
bahwa ada beberapa robekan bulat dan segitiga pada pakaian, yang tertinggal
pada jarak tertentu. (gambar 1 dan 2) Aspek morfologi "segitiga ganda" yang
terlihat pada pakaian juga diamati pada beberapa luka kulit korban,
terlokalisasi di hemithorax kanan, di precordium (gambar 3) dan di tangan
(yang terakhir dengan jelas disimpulkan sebagai luka pertahanan). Pada
otopsi luka serupa juga ditemukan di jantung, hati dan paru-paru.

Gambar 1. Robekan bulat pada pakaian

Gambar 2. Robekan bentuk segitiga pada pakaian


Gambar 3. Luka kulit dipericordium
Pada bagian tubuh lain luka tusuk memiliki bentuk dan dimensi yang
sangat berbeda. Pada bagian sisi kanan (gambar 4) terdapat luka besar,
panjang 14 cm, orientasi melintang, dengan tepi yang tidak beraturan dan
pengeluaran isi sebagian ileum, yang dihasilkan oleh pisau yang menggulung
melalui kulit dalam waktu yang lama. Di sisi kiri dada dan perut (gambar 5)
ada sembilan luka tusuk besar, berkisar panjangnya dari 1,7 hingga 3,3 cm,
dengan tepi tajam dan tumpul, terlokalisasi dalam area yang relatif terbatas
(15x11 cm), semuanya dengan arah transversal, sehingga menyarankan
tindakan kompulsif menusuk melalui beberapa pukulan dilakukan secara
berurutan. Kematian korban jelas karena robekan pada ventrikel kiri jantung
dan syok hemoragik yang disebabkan oleh beberapa luka. Beberapa minggu
setelah itu, pembunuhnya telah di identifikasi dan senjata yang digunakan
untuk melakukan pembunuhan ditemukan di dalam mobilnya.

Gambar 4. Luka besar disisi kanan perut


Gambar 5. Luka disisi kiri
Itu adalah pisau khusus, dijual untuk tujuan hiasan, biasanya disebut
sebagai "Pisau Fantasi" (gambar 6) Ciri utama senjata ini diwakili oleh bilah
ganda tebal yang besar (masing-masing 14 dan 10 cm); di kedua tepi bagian
proksimal bilah ada beberapa tambahan kecil dan di tepi bawah pegangan ada
bilah runcing tetapi tidak tajam. Memiliki pisau, dimungkinkan untuk
memverifikasi bahwa bilahnya sangat cocok dengan sobekan pakaian, tetapi
tidak mungkin untuk melakukan penilaian serupa pada luka kulit karena
perubahan post-mortem yang relevan, yang dikembangkan bahkan jika tubuh
diawetkan dalam sel lemari es. Terlepas dari kenyataan ini, sangat jelas
bahwa ciri-ciri morfologi pada luka kulit dan luka pada organ dalam itu
sangat cocok dengan mata pisau yang khas seperti yang ditunjukkan oleh
analisis genetik.

Gambar 6. pisau
Faktanya, meskipun tidak ada noda darah yang terlihat di pisau,
penelitian menyeluruh mengungkapkan adanya jejak mikroskopis darah di
ruang virtual antara gagang dan bilah. Analisis genetik membuktikan bahwa
profil DNA darah ini benar-benar identik dengan korban, memberikan bukti
pasti bahwa ini adalah pisau yang dimilikinya telah digunakan untuk
melakukan pembunuhan. bilah khusus ini dapat menghasilkan luka dengan
morfologi dan panjang yang berbeda sesuai dengan sudut dan, pada
prinsipnya, kedalaman penetrasi, seperti yang bisa kita lihat di bawah.
Gambar 6:
1. Jika bilah menembus dari tingkat 1 ke tingkat 2, satu-satunya efek cedera
yang terhubung ke bagian distal bilah lebih panjang, yang pada akhirnya
menghasilkan luka unik dengan bentuk segitiga karena daerah ujung yang
tidak dipotong.
2. Jika pisau menembus dari tingkat 2 ke tingkat 3, kedua bilah menembus
bersama melalui kulit dan menghasilkan dua luka yang berbeda, dengan
panjang yang bertambah secara bertahap. Sehubungan dengan kenyataan
bahwa kedua bilah berhadapan satu sama lain dari sisi yang tidak di
potong, luka yang dihasilkan memiliki bentuk segitiga ganda, dimulai dari
alas, dengan jarak konstan yang sesuai dengan ruang sempit antara kedua
cabang bilah.
3. Dari level 3 hingga level 4 juga bagian proksimal bilah menembus kulit
menghasilkan luka unik dengan panjang kira-kira sesuai dengan lebar
bagian bilah ini.
4. Dari tingkat 4 hingga tingkat 5, bentuk luka (atau luka) sangat bervariasi
saat mempertimbangkan kontak ke kulit dari bagian samping mata pisau
dan kemungkinan kontak dengan mata pisau ketiga.

B. Analisis kasus

Kasus Teori
Mayat seorang wanita Identifikasi yang benar sangat penting dalam
prostisusi muda di Nigeria penyelidikan pembunuhan, karena salah
ditemukan di kawasan mengidentifikasi korban pembunuhan dapat
hutan menunjukkan menimbulkan kesedihan yang tidak semestinya
beberapa luka tusuk bagi orang yang mereka cintai. Urutan
dengan ukuran dan bentuk identifikasi tertinggi secara ilmiah, termasuk
yang berbeda. analisis DNA dan sidik jari dan Identifikasi gigi.
Selain itu, dibawah ini dijelaskan juga beberapa
cara identifikasi yang lain yaitu:
1. Identifikasi Langsung oleh Anggota Keluarga
Identifikasi langsung tubuh oleh anggota
keluarga, teman, atau kenalan tidak selalu
dapat diandalkan. Anggota keluarga mungkin
tidak mengenali tubuh tersebut, karena orang
terlihat berbeda ketika mati dibandingkan
dengan penampilan mereka ketika hidup.
Penyidik biasanya menggunakan foto
almarhum untuk membuat identifikasi dan
juga mencatat jika orang tersebut ditemukan
di lingkungan yang dikenalnya, seperti rumah
atau mobilnya.
2. Fitur Pribadi
Fitur pribadi berfungsi untuk mendukung
identifikasi. Almarhum mungkin memiliki
kelainan bentuk, bekas luka, tato, atau
tindikan. Peralatan gigi yang tidak biasa juga
dapat berguna. Panjang, warna, dan gaya
rambut; warna mata; tinggi; bobot; pakaian;
dan barang pribadi biasanya digunakan untuk
mendukung identifikasi. Barang-barang
pribadi yang ditemukan di dalam saku,
misalnya, dapat membantu mengonfirmasi
identifikasi
3. Benda di Tubuh
Banyak orang memiliki benda logam atau
benda lain di tubuh mereka yang dapat dilihat
pada radiograf. Jika film pembanding
tersedia, benda-benda ini dapat berguna
dalam menetapkan identifikasi. Semakin unik
suatu objek, semakin memudahkan
identifikasi yang meyakinkan.1
Untuk mengidentifikasi korban sebagai PSK
dapat melalui identitas personal, misalnya
dari pakaian yang digunakan seperti pakaian
yang minim dan terkesan terbuka ataupun
berpakaian ketat dan cara make up yang
tebal,sidik jari dapat digunakan untuk
mengungkap identitas seseorang , tatoo bisa
didapatkan pada wanita yang bekerja sebagai
PSK walaupun bukan menjadi ciri yang pasti
bisa juga melalui isi tas dari korban yang
mengarah kepada profesi korban sebagai PSK
adalah membawa kondom sebagai alat
pengaman, dalam kasus tidak di jabarkan.
Ataupun melalui visual dari kerabat dan
keluarga korban yang mengenali korban
sehingga dapat juga di identifikasi pekerjaan
dari korban.
Ada beberapa luka yang Deskripsi:
ditemukan: 16. Terdapat sebuah luka terbuka pada dada,
bentuk celah dengan ukuran panjang x cm, lebar
x cm, dalam x cm, batas tegas, tepi rata, salah satu
sudut lancip, tebing rata terdiri atas kulit, jaringan
ikat, dasar luka jaringan ikat, otot, tidak ada

Gambar 3. Luka kulit jembatan jaringan, disekitar luka tidak ada

dipericordium kelainan
17. Terdapat sebuah luka terbuka pada dada,
bentuk celah dengan ukuran panjang x cm, lebar
x cm, dalam x cm, batas tegas, tepi rata, salah satu
sudut lancip, tebing rata terdiri atas kulit, jaringan
ikat, dasar luka jaringan ikat otot, tidak ada
jembatan jaringan, disekitar luka tidak ada
kelainan
Analisis:
Alur luka :
pada gambar Nomor 16 terlihat secara anatomi
susunan rongga dada yang dapat terkena pada
luka akibat tusukan dapat menembus kulit,
jaringan ikat,dan otot.
pada gambar Nomor 17 terlihat secara anatomi
susunan rongga dada yang dapat terkena pada
luka akibat tusukan dapat menembus kulit,
jaringan ikat.
Luka merupakan kerusakan atau hilangnya
hubungan antar jaringan (discontinuous tissue)
seperti jaringan kulit, jaringan lunak, jaringan
otot, jaringan pembuluh darah, jaringan saraf dan
tulang. Dalam ilmu kedokteran forensik, luka
adalah hasil dari kekerasan fisik, yang merusak
kontinuitas jaringan tubuh. Trauma dijelaskan
sebagai luka pada tubuh yang disebabkan oleh
kekerasan fisik, mekanik atau kimiawi, yang
dapat menyebabkan luka atau kemungkinan
komplikasi.2
Luka akibat kekerasan tajam dapat berupa: luka
tusuk, luka iris, dan luka bacok. Ditinjau dari
aspek medikolegal pemeriksaan terhadap orang
yang menderita luka akibat kekerasan, pada
hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat
memberikan kejelasan dari permasalahan seperti
jenis luka yang terjadi, jenis kekerasan atau
senjata yang menyebabkan luka, dan kualifikasi
luka. 3
pada luka tusuk, sudut luka dapat menunjukan
perkiraan benda penyebabnya, apakah berupa
pisau bermata satu atau bermata dua. Bila salah
satu sudut luka lancip dan yang lainnya tumpu,
berarti benda penyebabnya adalah benda tajam
bermata satu. Bila kedua sudut luka lancip, luka
tersebut dapat diakibatkan oleh benda tajam
bermata dua. 4
Deskripsi:
21) Terdapat sebuah luka terbuka pada sisi kanan
perut, bentuk celah dengan ukuran panjang x cm,
lebar x cm, dalam x cm, batas tegas, tepi rata,
kedua sudut lancip, tebing rata terdiri atas kulit,

Gambar 4. Luka besar jaringan ikat, otot, dasar luka jaringan ikat, otot,
disisi kanan perut dasar luka tidak dapat ditentukan karena
menembus rongga dada, tidak terdapat jembatan
jaringan, disekitar luka tidak ada kelainan
22) Terdapat sebuah luka terbuka pada sisi kanan
perut, bentuk celah dengan ukuran panjang x cm,
lebar x cm, dalam x cm, batas tegas, tepi rata,
kedua sudut lancip, tebing rata terdiri atas kulit,
jaringan ikat, otot, dasar luka jaringan ikat, otot,
dan usus, tidak terdapat jembatan jaringan,
disekitar luka tidak ada kelainan
Analisis:
Alur luka:
luka nomor 21 merupakan luka tusuk, luka
tersebut dapat menembus kulit, jaringan ikat, otot,
sela iga ke lima, pleura dan sampai menembus ke
paru-paru kanan. Bila menembus paru dapat
menyebabkan hemothoraks ataupun
pneumothoraks
Luka nomor 22 termasuk luka bacok, Luka
tersebut dapat menembus kulit, jaringan ikat, otot,
dan organ intraabdomen yaitu usus.
luka bacok merupakan salah satu luka yang
disebabkan oleh karena kekerasan tajam. Luka
bacok umumnya terjadi pada daerah yang dapat
terjangkau oleh tangan korban. Tempat yang
lazim adalah leher, dada sebelah kiri, pergelangan
tangan, dan perut. Luka bacok adalah luka akibat
benda tajam atau alat berat yang terjadi dengan
suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar,
sehingga ukuran dalam luka kurang lebih sama
dengan panjang dari luka.5
Di sisi kiri dada dan perut Deskripsi:
(gambar 5) ada sembilan Terdapat 9 buah luka tusuk besar, berkisar
luka tusuk besar panjangnya dari 1,7 hingga 3,3 cm, dengan tepi
tajam dan tumpul, terlokalisasi dalam area yang
relatif terbatas (15x11 cm), semuanya dengan
arah transversal.
Analisis:
Luka pada gambar diatas merupakan luka tusuk
Gambar 5. Luka disisi
di daerah dada kiri.
kiri
Luka nomor 23 merupakan luka terbuka pada
dada kiri sisi luar dengan bentuk teratur, ukuran
panjang,lebar dan dalam tidak dapat di tentukan
batas tegas, tepi rata,tidak terdapat jembatan
jaringan, kedua sudut lancip, tebing luka terdiri
dari kulit, jaringan ikat dan otot,dasar tidak dapat
ditentukan karena menembus rongga, berwarna
kemerahan, pada gambar terlihat secara anatomi
susunan rongga dada yang dapat terkena pada
luka akibat tusukan dapat menembus kulit dan
otot.
Luka nomor 24 merupakan luka terbuka pada
dada kiri sisi luar dengan bentuk teratur, ukuran
panjang,lebar dan dalam tidak dapat di tentukan
batas tegas, tepi rata,tidak terdapat jembatan
jaringan, kedua sudut lancip, tebing luka terdiri
dari kulit, jaringan ikat dan otot,dasar terlihat
curiga organ paru, berwarna merah kehitaman,
pada gambar terlihat secara anatomi susunan
rongga dada yang dapat terkena pada luka akibat
tusukan dapat menembus kulit, jaringan ikat, otot
dan paru.
Luka nomor 25 merupakan luka terbuka pada
dada kiri sisi luar dengan bentuk teratur, ukuran
panjang,lebar dan dalam tidak dapat di tentukan
batas tegas, tepi rata,tidak terdapat jembatan
jaringan, kedua sudut lancip, tebing luka terdiri
dari kulit, jaringan ikat dan otot,dasar terlihat
curiga otot, berwarna merah, pada gambar terlihat
secara anatomi susunan rongga dada yang dapat
terkena pada luka akibat tusukan dapat
menembus kulit, jaringan ikat,dan otot.
Luka nomor 26 merupakan luka terbuka pada
dada kiri sisi luar dengan bentuk teratur, ukuran
panjang,lebar dalam tidak dapat di tentukan, batas
tegas, tepi rata,tidak terdapat jembatan jaringan,
kedua sudut lancip, tebing luka terdiri dari kulit,
jaringan ikat dan otot,dasar berongga, pada
gambar terlihat secara anatomi susunan rongga
dada yang dapat terkena pada luka akibat tusukan
dapat menembus kulit, jaringan ikat, otot,paru
bahkan jantung. Dari gambar proyeksi organ
dalam letak jantung kiri mirip dengan letak
anatomi dari jantung. Pada laporan kasus tidak
disebutkan luka nomor berapa yang menyebabkan
kebocoran ventrikel kiri, namun dari gambar dan
letak anatomi dari tusukan nomor 26 curiga yang
menyebabkan kebocoran ventrikel kiri dari
korban.
Luka nomor 27 merupakan luka terbuka pada
dada kiri sisi luar dengan bentuk teratur, ukuran
panjang,lebar dan dalam tidak dapat di tentukan
batas tegas, tepi rata,tidak terdapat jembatan
jaringan, kedua sudut lancip, tebing luka rata
terdiri dari kulit, jaringan ikat dan otot,dasar tidak
dapat ditentukan, berwarna merah, pada gambar
terlihat secara anatomi susunan rongga dada yang
dapat terkena pada luka akibat tusukan dapat
menembus kulit, jaringan ikat,otot dan organ
intraabdomen seperti lien.
Luka nomor 28 merupakan luka terbuka pada
dada kiri sisi luar dengan bentuk teratur, ukuran
panjang,lebar dan dalam tidak dapat di tentukan
batas tegas, tepi rata,tidak terdapat jembatan
jaringan, kedua sudut lancip, tebing luka rata
terdiri dari kulit, jaringan ikat dan otot,dasar
terlihat curiga otot, berwarna merah, pada gambar
terlihat secara anatomi susunan rongga dada yang
dapat terkena pada luka akibat tusukan dapat
menembus kulit, jaringan ikat,dan otot bahkan
dapat menembus lien.
Luka nomor 29 merupakan luka terbuka pada
dada kiri sisi luar dengan bentuk teratur, ukuran
panjang,lebar dan dalam tidak dapat di tentukan
batas tegas, tepi rata,tidak terdapat jembatan
jaringan, kedua sudut lancip, tebing luka rata
terdiri dari kulit, jaringan ikat dan otot,dasar
terlihat curiga otot, berwarna merah, pada gambar
terlihat secara anatomi susunan rongga dada yang
dapat terkena pada luka akibat tusukan dapat
menembus kulit, jaringan ikat,dan otot bahkan
dapat menembus hepar dan lambung.
Luka nomor 30 dan nomor 31 merupakan luka
terbuka pada perut kiri bawah dengan bentuk
teratur, ukuran panjang,lebar dan dalam tidak
dapat di tentukan batas tegas, tepi rata,tidak
terdapat jembatan jaringan, kedua sudut lancip,
tebing luka rata terdiri dari kulit, jaringan ikat dan
otot,dasar tidak dapat ditentukan, berwarna
merah, pada gambar terlihat secara anatomi
susunan rongga perut yang dapat terkena pada
luka akibat tusukan dapat menembus kulit,
jaringan ikat,dan otot dan usus
Luka tusuk atau stab wound adalah luka akibat
benda/alat yang berujung runcing dan bermata
tajam atau tumpul yang terjadi dengan suatu
tekanan tegak lurus atau serong dengan
permukaan tubuh. Ciri-ciri luka tusuk tergantung
dari alatnya bermata tajam atau tidak. Bila alat
berujung runcing dan bermata tajam, maka tepi
luka rata, sudut luka tajam, pada sisi tumpul dari
alat, sudut luka kurang tajam, pada sisi tajam dari
alat, rambut ikut terpotong. Bila tusukan
dilakukan sampai pangkal pisau, kadang-kadang
ditemukan memar di sekitar luka dan ukuran
dalam luka lebih besar daripada panjang luka.6
Kekerasan tajam adalah suatu ruda paksa yang
mengakibatkan luka pada permukaan tubuh yang
disebabkan oleh benda-benda tajam. Ditinjau dari
sifatnya, kekerasan tajam seringkali dilakukan
dengan menggunakan benda-benda tajam seperti
pisau, kapak, silet dan lainnya. Benda-benda ini
kemudian mengakibatkan luka bahkan kematian
bagi individu yang terlibat dalam proses
kekerasan. 7
Analisis genetik DNA adalah sidik jari molekuler unik yang dapat
membuktikan bahwa mengidentifikasi seseorang dengan perkiraan
profil DNA darah ini kepastian satu di antara miliaran. DNA adalah
benar-benar identik alat yang ampuh jika digunakan dengan benar dan
dengan korban, prosedur yang tepat diikuti. Sampel harus
memberikan bukti pasti dikumpulkan sehingga tidak ada pertanyaan
bahwa ini adalah pisau kontaminasi. Dalam tubuh yang membusuk,
yang dimilikinya telah sumsum tulang dari gigi, tulang rusuk, atau tulang
digunakan untuk belakang seringkali, tetapi tidak selalu,
melakukan pembunuhan. menghasilkan DNA yang dapat digunakan. Harus
ada DNA lain untuk membandingkannya, baik
dari almarhum, saudara kandung, anak, atau
kerabat lainnya. DNA atau sidik jari dari
almarhum bisa didapatkan dari barang pribadi,
seperti sikat rambut.1
Saat ini, sampel DNA positif secara statistik
dapat mempersempit identitas seseorang menjadi
satu dalam miliaran hingga satu triliun. Analisis
DNA bukanlah jawaban untuk mengidentifikasi
Gambar 6. pisau
semua individu dan menyelesaikan semua
kejahatan. Masyarakat mungkin mengharapkan
setiap kejahatan dan bahkan setiap investigasi
kematian menyertakan semacam analisis DNA.
Karena biaya, waktu, dan kebutuhan sampel dari
orang tua atau kerabat lainnya, DNA hanya
digunakan untuk identitas dalam kasus-kasus di
mana bentuk identifikasi lain tidak memadai.1

Derajat ruptur hepar:


Hepar merupakan kelenjar terbesar didalam tubuh, menempati hampir
seluruh regio hypochondrica dextra, sebagian besar epigastrium dan
seringkali meluas sampai ke regio hypocondrium sinistra, Bentuknya seperti
suatu pyramid bersisi tiga dengan basis menunjuk ke kanan sedangkan apeks
(puncak) nya ke kiri. Pada laki – laki dewasa beratnya 1400 – 1600 gram,
perempuan 1200 – 1400 gram.ukuran melintang (transversal) 20 – 22,5 cm,
vertikal 15 – 17,5 cm sedangkan ukuran dorsoventral yang paling besar
adalah 10 - 12,5 cm.8,9,10
Hepar merupakan salah satu organ abdomina yang sering mengalami
ruptur akibat trauma abdomen. 11,12
Tabel 1. Derajat ruptur hepar berdasarkan American Asociation of Surgery
for Trauma 13
Pada luka tembus seperti luka tusuk dengan dan luka tembak dengan
kecepatan rendah pada perut kanan atas saat ini manajemen nonoperatif
direkomendasikan jika pasien dalam kondisi hemodinamik yang stabil.
Kebanyakan luka seperti ini masuk dalam grade I dan II. Pada trauma tumpul
hepar, manejemen nonoperatif adalah standar perawatan pada pasien dengan
hemodinamik yang stabil. Parameter hemodinamik pasien yang menjadi tolak
ukur untuk menentukan penangan secara operatif atau konservatif, semakin
tinggi gardingnya maka semakin tinggi resiko mengalami keadaan
hemodinamik yang tidak stabil. Manajemen konservatif biasanya dilakuakn
pada pasien ruptur hepar dengan deraja I-III. 8,9
Pada kasus ini tusukan yang dapat menyebabkan terjadinya ruptur
hepar berdasarkan anatomi dan luka tusukannya di duga luka tusuk nomor 29
dapat menyebabkan terjadinya ruptur hepar. Derajat ruptur hepar yang
diakibatkan oleh luka Tusuk tersebut bila dilihat dari ukuran senjata
sepanjang 14 cm yang digunakan dan luka yang diakibatkan kemungkinan
ruptur hepar yang dapat terjadi derajat IV-V. Derajat IV bila terjadi
hematoma akibat robekan intraparenkim dengan perdarahan aktif, atau
robekan parenkim 25-75 % dari lobus hepar atau lebih dari 3 segmen coinaud
pada satu lobus untuk derajat V apabilab robekan parenkim lebih dari 75 %
dari lobus hepar atau lebih dari 3 segmen coinaud pada satu lobus atau
terdapat kerusakan vena juxtahepatik, untuk mengetahui pasti hal tersebut
perludilakukan pemeriksaan dalam, pada kasus ini tidak dilakukan. 8,9
luka tembus jantung dan hepar yang bikin mati adalah luka tembus
jantung. Luka akibat kekerasan tajam yang didapatkan kebanyakan pada
bagian dada kiri (17,1%) yang menembus sampai selasela iga, jantung, dan
paru. Hal ini menggambarkan luka akibat kekerasan tajam yang terjadi lebih
gampang menyebabkan kematian pada korban terutama luka tusuk (88,9%).
Luka tusuk yang ada biasanya sampai melubangi jantung (7,31%) dan paru
(4,87%) korban. Luka tusuk yang ada memberi gambaran tepi luka rata
dengan sudut yang tajam atau runcing.14
DAFTAR PUSTAKA
1. Wagner S. Color Atlas of The autopsy. CRS Press.2017
2. Suryadi T. Priyanto Mh. Peran Kedokteran Forensik Dalam Pengungkapan
Kasus Pembunuhan Satu Keluarga Di Banda Acehjurnal Kedokteran
Syiahkuala Issn: 1412-1026. 2019: 19(1)
3. Nerchan E., Johanis F , Nola T. Pola Luka Pada Kematian Akibat Kekerasan
Tajam Di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal Rsup Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado Periode 2013. Jurnal E-Clinic (Ecl), 2015 :3 (2)
4. Budiyanto A.,Dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Ui.1994
5. Malarante A., Ngantung J, Ole M. Angka Kejadian Luka Bacok Di Rsup. Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado Periode November 2011-Desember Jurnal E-
Biomedik (Ebm), 2013 : 1(1)
6. Nirmalasari N, Luka Tusuk Tembus Hati Dan Pankreas Berakibat Dic Yang
Mematikan (Sebuah Laporan Kasus). Indonesian Journal Of Legal And
Forensic Sciences 2013; 3(1)
7. Karwur B, Dkk. Pola Luka Pada Korban Meninggal Akibat Kekerasan Tajam
Yang Diautopsi Di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Tahun 2014. Medical Scope
Journal (Msj). 2019;1(1)
8.  Blumfeld, jodi. Racial Identification. American Association Of
Physicalanthropology 1996. AAP A Statement on Biological Aspects of Race.
American Journal of Physical Anthropology. 101:569-570.
9. Romdhon ,Abdul Rois. 2015. Identifikasi Forensik Rekonstruktif
Menggunakan Indeks Kefalometris Majority.Volume 4.Nomor 8. Fakultas
Kedokteran, Universitas Lampung
10. Clancy TV, Gary Maxwell J, Covington DL, Brinker CC, Blackman D. A
statewide analysis of level I and II trauma centers for patients with major
injuries. J Trauma. 2001;51:346–51.
11. Moore EE, Cogbill TH, Jurkovich GJ, Shackford SR, Malangoni MA,
Champion HR. Organ injury scaling, Spleen, liver. (1994 rev) J
Trauma. 1995;38:323.
12. Bahan Ajar DR.dr. Warsinggih, Sp.B-KBD Ruptur Hepar.
13. Demetriades D, Hadjizacharia P, Constantinou C, Brown C, Inaba K, Rhee P,
et al. Selective Nonoperative Management Of Penetrating Abdominal Solid
Organ Injuries. Ann Surg. 2006;244:620–8
14. Nerchan E. Pola Luka Pada Kematian Akibat Kekerasan Tajam Di Bagian
Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado Periode 2013. Jurnal e-Clinic (eCl). 2015:3(2)

Anda mungkin juga menyukai