Anda di halaman 1dari 2

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah.


Perguruan tinggi memiliki tiga kewajiban yang selanjutnya disebut sebagai Tri
Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Salah satu wujud penerapan Tri Dharma
Perguruan Tinggi ini adalah melakukan Praktik Kerja Lapang. Praktik Kerja
Lapang merupakan bentuk penerapan ilmu pengetahuan secara teoritis yang
diperoleh mahasiswa selama duduk di bangku perkuliahan.
Praktik Kerja Lapang (PKL) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara
memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dengan
tugas langsung di Lembaga, Perusahaan Swasta, dan Instansi Pemerintahan
setempat. Praktik Kerja Lapang (PKL) memberi kesempatan kepada mahasiswa
untuk mengabdikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh di kampus. Praktik Kerja
Lapang (PKL) merupakan wujud relevansi antara teori yang didapat selama di
perkuliahan dengan praktik yang ditemui baik dalam dunia usaha swasta maupun
pemerintah. Praktik kerja Lapang dipandang perlu karena melihat pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi yang cepat berubah (Sahari, 2014).
Praktik Kerja Lapang (PKL) akan menambah kemampuan untuk
mengamati, mengkaji serta menilai antara teori dengan kenyataan yang terjadi
diLapang yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas managerial mahasiswa
dalam mengamati permasalahan dan persoalan, baik dalam bentuk aplikasi teori
maupun kenyataan yang sebenarnya. Dalam dunia kerja, setiap perusahaan atau
instansi memiliki aturan dan kebijakan yang berbeda. Dalam perkuliahan
mahasiswa mendapat pengetahuan yang berupa teori yang diiringi dengan sedikit
praktik. Hal ini tidak cukup, karena ilmu yang didapatkan juga harus diiringi
dengan praktik yang direalisasikan dalam kehidupan nyata. Dalam pelaksanaan
Praktik Kerja Lapang (PKL) mahasiswa dituntut agar dapat memperluas
pengetahuan dan informasi terhadap bidang yang ditekuni atau dipelajari.
Program studi Ilmu Kelautan Universitas Lambung Mangkurat
mewajibkan para mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan untuk
melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapang. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang
ini dilakukan di lembaga/instansi yang sesuai dengan bidang yang diminati oleh

1
2

mahasiswa. Sebagai wujud nyata hal tersebut, maka mahasiswa memilih Balai
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Barito sebagai lokasi
untuk melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapang.
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Barito adalah
suatu unit pelaksanaan teknis dalam bidang pengelolaan daerah aliran sungai dan
hutan lindung. Unit ini berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung. Balai Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Barito memiliki beberapa seksi bagian,
yaitu Seksi Program DASHL, Seksi Kelembagaan RHL DASHL, dan Seksi
Evaluasi DASHL Ruang lingkup kerja Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
mencakup ekosistem mangrove di wilayah pesisir Kalimantan Selatan.

1.2. Tujuan dan Manfaat

1.2.1. Tujuan Praktik Kerja Lapang

Tujuan dari kegiatan Praktik Kerja Lapang adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui tugas dan fungsi Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan
Hutan Lindung Barito.
2. Berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan rehabilitasi dan pengelolaan
mangrove di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung
Barito.
3. Melakukan pembuatan peta indeks sebaran vegetasi mangrove di Pulau Datu
Tanjung Dewa dan Sungai Musang, Provinsi Kalimantan Selatan.

1.2.2. Manfaat Praktik Kerja Lapang

Manfaat dari kegiatan Praktik Kerja Lapang ini adalah sebagai berikut :
1. Berperan sebagai sarana dan membuat relasi antara instansi dengan lembaga
pendidikan yang bersangkutan.
2. Memahami fungsi dan tugas pokok dalam lingkup Balai Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai dan Hutan Lindung Barito.
3. Memperoleh pengalaman dan keterampilan baru dalam berpartisipasi di Balai
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Barito.

Anda mungkin juga menyukai