Dosen Pengampu :
Dr. H. Harry Pranomo, M.Si.
Disusun Oleh :
WAHYU BAGUS R (6102417062)
JAM 11.OO WIB
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Kompetisi.
2. Mengetahui Pengertian Olahraga.
3. Mengetahui Hubungan Kompetisi dengan Cabang Olahraga.
4. Mengetahui Dampak Kompetisi.
5. Mengetahui Manfaat Kompetisi.
PEMBAHASAN
A. Pengertian kompetisi
Kompetisi adalah kata kerja intransitive yang berarti tidak membutuhkan
objeksebagai korban kecuali ditambah dengan pasangan kata lain seperti
against (melawan), over (atas), atau with (dengan). Tambahan itu pilihan hidup dan bisa
disesuaikan dengan kepentingan keadaan menurut versi tertentu. Menurut Deaux, Dane,
& Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara
mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja
sama atau berkompetisi tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi. Menurut
Chaplin (1999), kompetisi adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua individu, atau
antara beberapa kelompok untuk memperebutkan objek yang sama. Kompetisi dalam
istilah biologi berarti persaingan dua organisme atau lebih untuk mendapatkan kebutuhan
hidup mereka. Berdasarkan kebutuhan tersebut kompetisi dibagi menjadi: (1) Kompetisi
teritorial yaitu kompetisi untuk memperebutkan wilayah atau teritori tempat tinggal
organisme, hal ini berkaitan dengan kompetisi selanjutnya. (2) Kompetisi makanan yaitu
kompetisi untuk memperebutkan mangsa atau makanan dari wilayah-wilayah buruan.
Kompetisi juga dapat dibagi menjadi: (1) kompetisi internal adalah kompetisi pada
organisme dalam satu spesies dan (2) kompetisi eksternal adalah kompetisi pada
organisme yang berbeda spesiesnya.
Kompetisi dapat berakibat positif atau negatif bagi salah satu pihak organisme atau
bahakn berakibat negatif bagi keduanya. Kompetisi tidak selalu salah dan diperlukan
dalam ekosistem, untuk menunjang daya dukung lingkungan dengan mengurangi ledakan
populasi hewan yang berkompetisi. Sistem kompetisi adalah sistem pertandingan yang
dipakai dalam suatu turnamen, biasanya olah raga, yang mempertemukan setiap peserta
dengan peserta lainnya secara lengkap. Sebagai contoh, dalam suatu turnamen dengan
delapan peserta, setiap peserta akan bertemu/bertanding dengan tujuh peserta lainnya.
Sistem kompetisi yang paling umum dipakai adalah sistem kompetisi penuh dan sistem
setengah kompetisi. Dalam kompetisi penuh (bahasa Inggris: double round-robin), setiap
peserta akan bertemu dengan peserta lainnya dua kali, biasanya satu pertemuan sebagai
tuan rumah ("pertandingan kandang") dan satu pertemuan sebagai tamu ("pertandingan
tandang"). Dalam sistem setengah kompetisi (round-robin), setiap peserta akan bertemu
dengan semua peserta lainnya satu kali. Sistem kompetisi penuh dipakai dalam banyak
kompetisi liga olah raga penting, seperti sepak bola dan bola basket. Sistem setengah
kompetisi biasanya dipakai dalam suatu babak penyisihan suatu turnamen, yang sering
kali dilanjutkan dengan sistem gugur. Suatu turnamen setengah kompetisi dengan empat
peserta diistilahkan dengan "quad".
B. Pengertian Olahraga
1. Pengertian Olahraga Secara Umum.
Olahraga Secara Umum adalah sebuah aktivitas yang berguna untuk melatih tubuh
seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani. Ada beberapa ahli
yang juga mengungkapkan tentang pengertian dari olahraga. Menurut ensiklopedia
Indonesia Olahraga merupakan gerakan badan yang dilakukan oleh perorangan atau
lebih yang atau dapat dikenal regu. Sedangkan dalam kamus Webster’s New
Collegiate Dictonary (1980) adalah ikut serta dalam aktivitas tubuh untuk
memperoleh kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga
pertandingan (athletic games di USA).
Olahraga menurut SOEKARNO “Olahraga adalah sebuah alat yang digunakan untuk
melaksanakan tiga tujuan revolusi Indonesia”, yaitu :
1. Negara Kesatuan RI yang kuat.
2. Masyarakat adil dan makmur.
3. Tata dunia baru.
4. Dengan kata lain, Olahraga adalah alat untuk melaksanakan ampera (amanat
penderitaan rakyat).
Undang-undang Bab II Pasal 4 nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional menetapkan bahwa keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan
meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai
moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan
kesatuan bangsa memperkokoh ketahanan nasional, serta mengangkat, harkat,
martabat dan kehormatan bangsa.
Sebagaimana dicantumkan dalam Undang-undang nomor 3 tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam Bab IV pasal 17 bahwa ruang lingkup
olahraga meliputi kegiatan :
1. Olahraga Pendidikan.
2. Olahraga rekreasi dan.
3. Olahraga prestasi.
Olahraga pendidikan diselenggarakan sebagai bagian proses pendidikan, dilaksanakan
baik pada jalur pendidikan formal maupun non formal, biasanya dilakukan oleh
satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan, guru pendidikan jasmani dengan
dibantu oleh tenaga keolahraga membimbing terselenggaranya kegiatan keolahragaan
dapat menyelenggarakan kegiatan kejuaraan olahraga sesuai dengan tingkat dan taraf
pertumbuhan serta dilanjutkan pada tingkat daerah, wilayah, nasional dan
international. Olahraga rekreasi dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kembali
kesehatan dan menjaga kebugaran dilaksanakan baik oleh perseorangan, satuan
pendidikan, lembaga, perkumpulan atau organisasi olahraga. Adapun tujuan dari
olahraga rekreasi adalah :
1. Memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani dan kegembiraan;
2. Membangun hubungan sosial, serta;
3. Melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah maupun nasional.
Guna menjaga hal yang tidak diharapkan dalam olahraga rekreasi yang mengandung
resiko maka harus mendapatkan persyaratan yang ditetapkan baik oleh perkumpulan
atau organisasi olahraga.
2. Pengertian Olahraga Prestasi.
Olahraga prestasi adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan potensi
olahragawan dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Olahraga
prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara terencana
berjenjang dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengatahuan dan teknologi
keolahragaan. Untuk kemajuan olahraga prestasi dapat dilakukan melalui :
a. Perkumpulan olahraga.
b. Pusat litbang ilmu pengahuan dan teknologi keolahragaan.
c. Pusat pembinaan olahraga prestasi.
d. Diklat tenaga keolahragaan.
e. Kelengkapan sarana dan prasarana olahraga prestasi.
f. Sistem pemanduan dan pengembangan bakat olahraga.
g. Sistem informasi keolahragaan.
h. Melakukan/ mengikuti kejuaraan/perlombaan guna uji coba kemampuan prestasi
olahragawan pada tingkat daerah, nasionak dan internasional sesuai kemampuan
olahragawan yang bersangkutan.
Kejuataan/perlombaan digelar dengan tujuan hendak dicapai dasarnya sebagaimana
dalam AD/ART Bab VI Pasal 37 Ayat 2 adalah :
a. Memupuk persatuan dan Kesatuan Bangsa.
b. Meningkatkan Prestasi olahraga.
c. Meningkatkan ketahanan nasional.
d. Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.
e. Menjaring bibit-bibit atlit potensial.
f. Mempererat persahabatan dan persaudaraan.
Pelatih perlu mempertimbangkan pertumbuhan dan kebugaran jasmani para atlet
muda saat menyiapkan program, baik untuk latihan maupun kompetisi. Tidak ada
latihan yang akan menghasilkan juara bila si atlet tidak memiliki atribut-atribut yang
dipersyaratkan oleh cabang olahraga tersebut, dan pelatih harus realistik dalam
menetapkan sasaran yang harus dicapai oleh para atlet muda tersebut. Harus
diajarkan teknik yang tepat dan benar agar prestasi dapat meningkat. Jangan
membuat atlet-atlet muda kelelahan hanya gara-gara teknik yang dipelajarinya
kurang tepat.
Pelatih harus dapat menerima adanya penurunan kemampuan pada masa akil
balik, terutama pada atlet yang anggota badannya bertambah panjang, mereka akan
kesulitan mengontrol gerakan yang cepat. Anak-anak bisa diajak bertanding agar
berprestasi dalam olahraga kompetitif, namun cabang yang dipilih harus ditentukan
secara cermat dan ini dilakukan dengan sangat hati-hati terutama bila olahraga yang
dipilih memungkinkan terjadinya tackling, yang bagi mereka yang lambat
kematangannya (terutama secara fisik) akan sangat merugikan. Sangat mungkin
terjadi cedera, akibat dari ukuran, kekuatan dan daya ledak dari mereka yang terlebih
dahulu tumbuh. Harap selalu diingat, anak-anak dengan usia yang sama sangat
mungkin memiliki ukuran fisik dan kemampuan olahraga yang berbeda.
Jika suatu gerakan berpotensi menimbulkan stres, jumlah pengulangan yang
harus dilakukan oleh atlet muda harus dibatasi. Perlu diupayakan pula untuk
memodifikasi aturan permainan agar rotasi pemain/posisi kunci dalam permainan
bisa berlangsung sesering mungkin. Hal ini penting bagi pengalaman batin anak-
anak, agar masing-masing bisa merasa ikut berpartisipasi aktif dalam permainan.
Perhatian dan pengawasan secara khusus bagi atlet-atlet muda perlu dilakukan di
area latihan beban. Beban berat (heavy resistance) sangat tidak dianjurkan diberikan
bagi atlet di bawah usia 15 tahun. Beban ringan (low resistance), latihan daya tahan
dengan menggunakan latihan beban dapat diberikan sebagai pendekatan untuk
mempelajari teknik latihan beban yang benar, dan jumlah total repetisinya cukup 15–
20 kali.
Untuk memberikan fokus dan memperkuat rencana yang memperjelas
hubungan antara misi dan tujuan, maka disusun Faktor-faktor Kunci Keberhasilan
(FKK) sebagai berikut :
a. Peningkatan SDM Pengurus dan Atlet sesuai dengan tuntutan perubahan
paradigma olahraga yang berlaku.
b. Reorganisasi dan Tata Kerja Kepengurusan Cabang keolahragaan.
c. Sikap keteladanan dari pimpinan organisasi yang akuntabel dan transparan.
D. Dampak
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan olahraga masyarakat.
2. Memunculkan prestasi-prestasi olahraga masyarakat.
3. Sumber kuantitas dan kualitas latihan dan sekaligus sebagai tolak ukur dari kegiatan
organisasi olahraga di daerah.
4. Tersedianya Generasi Muda (bibit) olahraga untuk dididik atau dibina khususnya
untuk cabang-cabang olahraga tertentu.
5. Tersedianya bibit dan pemandu olahraga sehingga program dan kegiatan-kegiatan
olahraga berjalan sesuai harapan.
6. Mempertahankan prestasi cabang olahraga unggulan untuk daerah.
E. Manfaat
1. Peningkatan kegiatan organisasi / klub / persatuan olahraga didalam masyarakat yang
aktif menyelenggarakan / mengikuti Kompetisi – Kompetisi keolahragaan.
2. Peningkatan kegiatan olahraga yang terprogram.
3. Penyediaan sarana ajang prestasi olahraga dan hiburan bagi masyarakat.
4. Peningkatan kuantitas dan kualitas latihan yang terprogram dan berjenjang mulai dari
tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi.
5. Penyiapan Generasi Baru yang potensial olahraga (anak dibawah usia 10 tahun) yang
telah mulai dididik dan diarahkan kepada cabang-cabang tertentu.
6. Penyiapan atlet secara terprogram.
7. Prestasi di Pekan Olahraga Propinsi dapat meningkat dari 10 besar dapat
mempertahankan posisi paling tidak terdapat peningkatan jumlah perolehan medali..
8. Pembinaan atlet dilakukan melalui Pemusatan Latihan secara Sentralistik dilakukan
oleh KONI.