Anda di halaman 1dari 6

Dari beberapa pendapat di atas, secara umum, inti dari

persoalan sosiologi pendidikan membahas seputar konsep-konsep

antara lain, mencakup; (1) masyarakat; (2) institusi sosial; (3) peran;

(4) norma; (5) interaksi sosial ; (6) konflik sosial; (7) perubahan

sosial; (8) permasalahan sosial; (9) penyimpangan, (10) globalisasi,

dan (11) kelompok.

Dalam buku ini, persoalan-persoalan tersebut dijabarkan ke

dalam beberapa bab dan sub bab agar penjelasannya dapat diuraikan

secara mendetail dan mendalam. Sehingga dalam buku ini masalah-

masalah tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Membahas tentang konsep dasar sosiologi pendidikan. Dalam

kategori ini dibahas hal-hal sebagai berikut:

a. Pengertian Sosiologi Pendidikan

b. Tujuan Mempelajari Sosiologi Pendidikan

c. Obyek Sosiologi Pendidikan

d. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan

e. Pentingnya Mempelajari Sosiologi Pendidikan

f. Bidang Penelitian Sosiologi Pendidikan

2. Membahas tentang sejarah perkembangan sosiologi pendidikan.

Sebagai sebuah ilmu yang berdiri sendiri, sosiologi pendidikan

tentu mempunyai sejarah dan tokoh-tokoh yang terlibat

membidani lahirnya sosiologi pendidikan. Karena itu, bab ini

membahas tentang:

a. Sejarah dan Tokoh Sosiologi Pendidikan

b. Paradigma Sosiologi Pendidikan

3. Hubungan pendidikan dan masyarakat. Pembahasan bab ini

meliputi:

a. Individu dan Masyarakat

b. Pendidikan dan Lingkungan Sosial

c. Fungsi Sekolah bagi Masyarakat

d. Pendidikan dan Pembaruan Masyarakat


4. Guru merupakan faktor penting dalam interaksi di sekolah dan di

masyarakat. Terkait dengan persoalan guru, dibahas antara lain:

a. Peran guru di sekolah

b. Peran guru di masyarakat

c. Guru sebagai profesi

5. Hubungan sekolah, sosialisasi anak, dan pembentukan

kepribadian. Dalam kategori ini meliputi pembahasan:

a. Pengertian sekolah

b. Sosialisasi anak

c. Pembentukan kepribadian

d. Sekolah dan Screening Moral

6. Stratifikasi sosial merupakan fakta yang masih terdapat di

masyarakat. Pembahasan dalam masalah ini meliputi:

a. Pengertian stratifikasi sosial

b. Sebab-sebab terjadinya stratifikasi sosial

c. Pendidikan dan stratifikasi sosial

7. Pendidikan terkait erat dengan terjadinya mobilitas sosial. Masuk

dalam pembahasan ini adalah:

a. Mobilitas sosial

b. Pendidikan dan mobilitas sosial

c. Tingkat sekolah dan mobilitas sosial

8. Moralitas dan perilaku. Bagian ini membahas tentang:

a. Konsep Dasar Moral

b. Penyimpangan Perilaku

c. Penyimpangan Perilaku Pelajar

d. Sekolah dalam Pembentukan Karakter Moral

9. Perubahan sosial dan kaitannnya dengan pendidikan. Analisis pada

bagian ini meliputi:

a. Konsep dasar perubahan sosial

b. Teori-teori perubahan sosial

c. Pendidikan dan perubahan sosial


10. Kesadaran tentang gender terkait erat dengan tingkat pendidikan

dalam masyarakat. Masuk dalam pembahasan ini masalah-

masalah:

a. Konsep Dasar Gender

b. Konsep Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender

c. Pendidikan dan Kesetaraan Gender

11. Hubungan politik dan pendidikan menjadi persoalan menarik

dalam sosiologi pendidikan. Pembahasan dalam persoalan ini

meliputi:

a. Demokrasi

b. Korupsi

c. HAM

d. Civil Society

e. Pendidikan dalam Konteks Demokrasi, Korupsi, HAM, dan

Civil Society

12. Fenomena globalisasi sangat berpengaruh terhadap dunia

pendidikan. Pada bagian ini membahas:

a. Pengertian globalisasi

b. Sektor-sektor globalisasi

c. Pendidikan dan globalisasi

13. Fenomena multikulturalisme merupakan tantangan bagi dunia

pendidikan. Pembahasan bagian ini meliputi:

a. Pengertian multikulturalisme

b. Membangun masyarakat Inklusif dan Toleran

c. Pendidikan dan Multikulturalisme.

Contoh Sosiologi Pendidikan

Manusia harus berhubungan atau berinteraksi dengan Manusia atau lingkungannya

Ketidakmerataan pendidikan di daerah pelosok, sehingga banyak anak usia sekolah memilih untuk
membantu orang tua di rumah.

Akses menuju sekolah di daerah terpencil sangat minim, sehingga banyak anak sekolah melewati
medan yang ekstrim untuk mencapai lokasi sekolah yang tsangat jauh dari rumah.
Sering bergantinya kurikulum yang berlaku dalam sistem pendidikan di Indonesia. Sehingga,
menimbulkan ketidaktetapan dalam menyusun silabus materi pembelajaran.

Adanya sistem one day school yang memaksa para siswa belajar dari pagi hingga sore pada hari
senin hingga Jum‘at.

Penerapan sistem bimbingan belajar di luar jam sekolah kepada siswa yang akan menghadapi Ujian
Nasional.

Sistem presentasi yang dilakukan oleh siswa dan peran guru sebagai mediator dalam pembelajaran
dalam kurikulum 2013.

Penerapan sistem kejar paket untuk masyarakat yang tidak memiliki ijazah.

Home schooling sebagai pilihan alternatif orang tua dalam menempuh pendidikan terhadap anak
yang tidak memiliki waktu belajar yang sulit ditetapkan.

Sistem Ujian Nasional yang terus mengalami perubahan di setiap tahunnya.

Pendidikan budi pekerti yang wajib ditanammkan sejak pendidikan usisa dini.

Peran keluarga sebagai sarana pendidik pertama pada individu.

Adanya sistem Student Loan atau pinjaman dana pendidikan sebagai alternatif dalam memenuhi
kebutuhan finansial terhadap pendidikan.

Penerapan biaya uang gedung dalam sekolah menjadi permasalahan dalam pembiayaan pendidikan.

Penerapan beasiswa bagi siswa yang memiliki prestasi yang dapat mengurangi beban finansial
pendidikan.

Pentingnya pendidikan filsafat pada siswa sekolah agar dapat berpikir secara kritis menghadapi
persoalan sosial.

Nomer Pelaku

Guru, guru, dosen, dan siapa saja yang berkecimpung di dunia pendidikan, perlu mempelajari
sosiologi pendidikan, karena beberapa alasan:

Pertama, pendidikan mau tidak mau harus bisa menyiapkan

sebuah generasi yang siap memasuki masyarakat yang berubah

menuju masyarakat berbasis pengetahuan. Jika pendidikan tidak

menghasilkan manusia yang siap memasuki masyarakat dengan segala

bentuk tuntutan dan karakternya, maka pendidikan dianggap gagal

memberikan bekal dan prasyarat memasuki perubahan dan masa

depan. pendidikan, sekolah dan guru, harus bisa membekali siswanya


kemampuan kreatif dengan memberi pengetahuan dan pengalaman

hidup secara profesional di tengah masyarakat ekonomi dan

masyarakat pengetahuan. Beri pengetahuan profesional kepada siswa,

kreatifitas dan kapabelitas memahami dunia yang berubah, dengan

segala dampaknya, tempat mereka akan bekerja dan menjalani

hidupnya. Di sinilah pentingnya dunia pendidikan memanfaatkan jasa

pemikiran sosiologis.19

Kedua, praktisi pendidikan dapat merumuskan cara

menetapkan orientasi yang relevan dengan dunia yang berubah di satu

pihak, namun di lain pihak dunia pendidikan tidak mengalami distorsi

dan disorientasi. Pendidikan bagaimanapun merupakan tempat yang

bertanggung jawab dalam menumbuhkan tata nilai kemanusiaan, tata

masyarakat yang disemangati oleh prinsip keadilan dan kesejahteraan

bersama. Masyarakat ekonomi apalagi dalam mode produksi ekonomi

tingkat lanjut dapat menggiring siapa saja menjadi komunitas yang

terdistorsi, termasuk masyarakat kependidikan menjadi institusi

ekonomi yang hanya mengabdi kepada kepentingan kapitalis.

Pendidikan harus tetap mampu menjadi institusi penyembuhan di

tengah masyarakat yang tidak menentu, yang terbelah, masyarakat

yang sakit.20

Ketiga, pendidikan memerlukan perangkat pisau analisa

sosiologis, karena ia bukan sekedar mesin atau teknologi

pembelajaran saja. Sekolah dan guru tidak lagi bisa berkacamata kuda.

Dalam hal ini hanya mempertinggi kapabilitas mereka dalam

mengejar target kurikulum, memperbaiki test score para siswanya dan

hanya fokus kepada keberhasilan dalam ujian akhir nasional.

Pendidikan harus dikaitkan dengan perkembangan dan dinamika

lingkungan masyarakat berada. Pendidikan harus memberikan

pencerahan kepada siswanya untuk memahami dunia yang selalu

berubah cepat. Dunia yang tidak lagi memiliki batas teritorial, lokal,

regional, dan bahkan nasional.21 Manusia sekarang hidup di zaman


global, yang tidak ada sekat-sekat lagi antara satu negara dengan

negara lain. Dalam mengahadapi dunia yang setiap saat berubah

tersebut, pendidikan harus membekali kepada anak didiknya untuk

selalu siap berubah (ready to change) dan siap belajar (ready to

learn).

Keempat, pendidikan sebagai “agent of social change”, di satu

sisi, dituntut mempunyai fungsi transformatif, yakni pendidikan

menjadi jembatan untuk memajukan masyarakat agar tidak

ketinggalan dalam dinamika perubahan. Lembaga-lembaga

pendidikan dituntut memberikan berbagai pengalaman kepada peserta

didik dan masyarakatnya, baik ilmu, teknologi maupun keterampilan

untuk menghadapi masa depan. Sementara di sisi lain, pendidikan

tetap dituntut mentransmisikan nilai-nilai budaya kepada generasi

muda. Nilai-nilai budaya bangsa seperti struktur keluarga, agama,

norma sosial, dan filsafat hidup berbangsa perlu dipertahankan untuk

menjaga keutuhan dan kelangsungan hidup bernegara.

Anda mungkin juga menyukai