Anda di halaman 1dari 6

Upaya Dalam Memutuskan rantai Infeksi di Rumah Sakit

KELOMPOK 3

Nama Kelompok :

1. Jeni Febronia
2. Jeviani Laman
3. Kiki Arung
4. Masriani
5. Miftahuljannah Sibiti
6. Misnawati Damis
7. Mustakarrul

Infeksi Oportunistik Pada Penderita HIV di Rumah Sakit

Infeksi Oportunistik yang sering terjadi pada Penderita HIV di Rumah Sakit yaitu :

1) Infeksi Tuberkulosis
2) Diare Kriptosporidial
3) Kandidiasis Orofaringeal
4) Ensefalitis Toksoplasmik
5) Pneumonia Pneumocystis

Upaya dalam Memutus Rantai Infeksi

1) Pencegahan paparan terhadap infeksi TB di fasilitas pelayanan kesehatan dapat


dilakukan dengan menempatkan pasien TB atau yang dicurigai TB secara terpisah
dari pasien lain terutama pasien HIV. Pasien dapat dikonseling mengenai risiko
aktivitas tersebut dan manfaat penggunaan masker untuk mencegah penularan.
2) Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan memberikan terapi pada infeksi TB
laten. Pasien HIV yang pertama kali diidentifikasi, harus dites akan adanya infeksi
M. tuberculosis, salah satunya dengan tes kulit tuberkulin (tuberculin skin
test/TST).
3) Pasien HIV dapat mengurangi kemungkinan terkena kriptosporidia dengan
menghindari paparan terhadap sumber penularan. Seperti kontak langsung atau
melalui air yang terkontaminasi, maupun kontak seksual.
4) Strategi yang paling penting untuk penanganan pasien HIV dengan kandidiasis
adalah pemberian Antiretroviral yang dimulai segera setelah didapatkan gejala
kandidiasis.
5) Pasien HIV dapat mengubah perilaku mereka untuk mengurangi risiko paparan
Toksoplasma dengan memakan daging yang benar-benar matang dan menghindari
kontak dengan kotoran kucing yang berisiko infeksi.
6) Pencegahan paparan dapat diupayakan dengan mengisolasi pasien HIV yang
rentan dari individu yang menderita Pneumonia Pneumocystis.

6 Komponen Rantai Penularan Infeksi Oportunistik

1) Agen Infeksi
Infeksi ini disebabkan oleh patogen yang tidak bersifat invasif pada orang sehat,
namun dapat menyerang tubuh apabila sistem imunitas menurun. Dalam hal ini yakni
virus bakteri, atau parasit penyebab Infeksi Oportunistik pada Pasien HIV seperti
bakteri Mycobacterium tuberculosis, Parasit protozoa Kriptosporidium, dan
Toxoplasma gondii.
2) Reservoir
Reservoir atau sumber agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembangbiak dan siap
ditularkan kepada pejamu atau manusia. Dalam hal ini yakni pasien lain yang terkena
TB, makanan yang tidak dicuci bersih, ataupun makanan mentah yang tidak dimasak
hingga matang sempurna.
3) Portal of Exit
Portal of exit (pintu keluar) adalah lokasi tempat agen infeksi (mikroorganisme)
meninggalkan reservoir melalui saluran napas, saluran cerna, saluran kemih serta
transplasenta. Dalam hal ini contohnya yakni Mycobacterium tuberculosis yang
keluar dari mulut pasien TB saat bersin atau batuk tanpa tutup mulut.
4) Metode Transmisi
Metode Transmisi (cara penularan) adalah metode transport mikroorganisme dari
reservoir ke pejamu yang rentan. Dalam hal ini contohnya metode transmisi melalui
droplet yang dikeluarkan oleh pasien TB pada saat batuk atau bersin, ataupun
memakan makanan yang tidak bersih atau tidak matang sempurna.
5) Portal of entry
Portal of entry (pintu masuk) adalah lokasi agen infeksi memasuki pejamu yang
rentan dapat melalui saluran napas, saluran cerna, saluran kemih dan kelamin atau
melalui kulit yang tidak utuh. Dalam hal ini contohnya ketika Mycobacterium
tuberculosis yang keluar dari pasien penderita tiba masuk ke saluran pernapasan
pasien HIV.
6) Susceptible host
Susceptible host (Pejamu rentan) adalah seseorang dengan kekebalan tubuh menurun
sehingga tidak mampu melawan agen infeksi. Dalam hal ini pejamu yang rentan
adalah pasien penderita HIV.

Teknik Pencegahan dan Pengobatan Infeksi sesuai dengan 6 Komponen

Pencegahan Infeksi Oportunistik

1) Terapkan gaya hidup sehat, termasuk melakukan seks yang aman. Gunakan kondom
saat berhubungan intim, untuk mencegah infeksi menular seksual.
2) Cuci dan masak makanan dengan baik. Pastikan kebersihan peralatan masak yang
digunakan untuk mengolah makanan.
3) Hindari mengonsumsi susu, daging, dan telur yang mentah atau kurang matang.
4) Gunakan sarung tangan untuk mengambil kotoran hewan peliharaan, dan jauhkan
kucing dari dalam ruangan agar tidak membawa kuman yang dapat membahayakan
diri.
5) Hindari berbagi penggunaan sikat gigi atau handuk dengan orang lain.
6) Hindari menelan atau meminum air yang langsung berasal dari kolam, danau, atau
sungai.
7) Lakukan tes HIV secara rutin jika berisiko tinggi terkena infeksi ini. Konsultasi
kepada dokter terkait risiko yang terjadi.
8) Ikuti program vaksinasi yang diwajibkan dan dianjurkan oleh pemerintah untuk
menjaga kekebalan tubuh.
9) Bagi wanita, lakukan pemeriksaan panggul dan Pap smear untuk mendeteksi kanker
atau infeksi.

Pengobatan Infeksi Oportunistik

1) Pemberian Obat Kontrimoksazol


Kotrimoksazol (kotri) adalah kombinasi dua obat antibiotik (antibakteri): trimetoprim
dan sulfametoksazol dalam satu pil. Kombinasi obat ini juga dikenal sebagai TMP/
SMX, dan dipasarkan dengan beberapa nama merek, misalnya Bactrim. Namun versi
generik dengan nama kotrimoksazol adalah sama dengan versi bermerek, hanya
harga- nya jauh lebih murah.

Antibiotik menyerang infeksi yang disebabkan bakteri. Kotri juga dipakai untuk
menyerang beberapa infeksi yang disebabkan jamur, termasuk beberapa infeksi
oportunistik pada Odha.

Tetapi dalam penggunaannya banyak orang yang mengalami reaksi alergi.

2) Pemberian Obat Flukonazol

Flukonazol adalah obat antijamur. Obat ini dipasarkan dengan nama merek Diflucan.
Tetapi versi generik dengan nama Fluconazole atau nama lain sama dengan versi
bermerek, hanya harganya jauh lebih murah.

Obat antijamur menyerang infeksi yang disebabkan oleh berbagai jenis jamur.
Flukonazol menyerang beberapa infeksi oportunistik pada Odha.

Flukonazol digunakan jika infeksi jamur tidak dapat diobati dengan krim.

Obat ini bekerja melawan beberapa jenis jamur, termasuk infeksi jamur (sejenis
jamur) yang disebut kandidiasis.

3) Pemberian Obat Dapson

Dapson adalah obat antibiotik (anti bakteri). Antibiotik menyerang infeksi yang
disebabkan bakteri. Dapson juga dipakai untuk menyerang beberapa infeksi
oportunistik (IO) pada Odha.

Dapson biasanya dipakai sebagai obat penyakit kusta, atau masalah kulit dermatitis
herpetiformis. Untuk Odha yang tidak tahan memakai kotrimoksazol, pilihan terbaik
untuk mencegah PCP adalah dapson. Untuk mengobati PCP, pilihan kedua adalah
dapson bersama dengan trimetoprim.

4) Pemberian Obat Klaritromisin


Klaritromisin (clarithromycin) adalah obat antibiotik. Antibiotik melawan infeksi
yang disebabkan bakteri. Klaritromisin ini juga dipakai untuk melawan beberapa
infeksi oportunistik (IO) pada Odha.

Klaritromisin dipakai untuk infeksi bakteri yang ringan dan sedang. Obat ini berhasil
melawan beberapa jenis bakteri yang berbeda, terutama klamidia, hemo- filius dan
streptokokus. Bakteri ini dapat menginfeksikan kulit, hidung, teng- gorokan, dan paru.

5) Penggunaan Obat Siproflaksin

Siprofloksasin (ciprofloxacin atau sipro) adalah obat antibiotik. Antibiotik melawan


infeksi yang disebabkan bakteri. Sipro melawan banyak jenis bakteri. Obat ini juga
dipakai untuk melawan beberapa infeksi oportunistik (IO) pada Odha.

Sipro dipakai untuk banyak infeksi bakteri yang berbeda. Obat ini berhasil terhadap
beberapa jenis bakteri yang berbeda, termasuk infeksi yang resistan terhadap obat
lain, termasuk penisilin.

6) Penggunaan Obat Azitromisin

Azitromisin adalah obat antibiotik (antibakteri). Obat ini dipasarkan dengan beberapa
nama merek. Namun versi generik dengan nama azitromisin adalah sama dengan versi
bermerek, hanya harganya jauh lebih murah.

Antibiotik menyerang infeksi yang disebabkan bakteri. Azitromisin dipakai untuk


menyerang beberapa infeksi oportunistik pada Odha.

Azitromisin juga dipakai untuk mengobati toksoplasmosis dan kriptosporidiosis.

KELOMPOK 3

NAMA KELOMPOK :

8. Jeni Febronia
9. Jeviani Laman
10. Kiki Arung
11. Masriani
12. Miftahuljannah Sibiti
13. Misnawati Damis
14. Mustakarrul

Anda mungkin juga menyukai