LP Kejang Demam
LP Kejang Demam
TINJAUAN PUSTAKA
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal di atas 38°C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.
Kejang demam merupakan kejang yang paling sering terjadi pada anak, Sebanyak
2% sampai 5% anak yang berumur kurang dari 5 tahun pernah mengalami kejang
disertai demam dan kejadian terbanyak adalah pada usia 17-23 bulan. Secara umum
kejang demam memiliki prognosis yang baik, namun sekitar 30 sampai 35% anak
2. Pengertian Hipertermia
terjadi peningkatan suhu tubuh. Hipertermi juga merupakan respon tubuh terhadap
proses infeksi, penentuan hipertermi juga didasarkan pada pembacaan suhu pada waktu
yang berbeda dalam satu hari dandibandingkan dengan nilai normal individu tersebut
(Potter & Perry, 2010). Hipertermia dimana keadaan ketika individu mengalami
atau beresiko mengalami kenaikan suhu tubuh >37,8o c (100 oF ) per oral atau 38,8oc
(101 oF) per rektal yang sifatnya menetap karna faktor eksternal (Carpenito-Moyet,
6
2012).
3. Penyebab hipertermia
a. Dehidrasi
f. Respon trauma
g. Aktifitas berlebihan
h. Penggunaan inkubator
Menurut SDKI (2016) gejala tanda mayor objektifnya yaitu suhu tubuh
diatas nilai normal. Sedangkan, gejala tanda minor objektifnya kulit merah,
5. Dampak hipertermia
Menurut temuan patologis pada orang yang meninggal karena demam terlalu
terutama di otak. ketika Sel neuron mengalami kerusakan, sel tersebut tidak dapat
digantikan. Demikian juga dengan kerusakan hati, ginjal, dan organ tubuh lainnya.
Sering kali dapat cukup berat sehingga kegagalan satu atau lebih dari organ-organ
7
6. Edukasi hipertermia pada kejang demam
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh
proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkugan luar. Pengukuran suhu
tubuh ditujukan untuk memperoleh suhu inti jaringan tubuh yang rata-rata
termometer di bawah lengan dengan bagian ujungnya yang berada pada di tengah
aksila, dan jaga agar benar- benar menempel pada kulit anak, bukan pada pakaian,
suhu aksila dimulai darimenutup daerah sekeliling pasien untuk menjaga privasi
pasien. Kemudian tempatkan klien pada posis terlentang atau duduk. Bersihan
termometer dari bawah ke atas dan pegang termometer di ujung atas termometer
tisu jika ketiak klien basah. Letakkan termometer di bawah pusat ketiak dan tangan
kembali ke tempatnya dan terakhir cuci tangan (E. Tambuan and D. Kasim., 2011).
8
B. Asuhan Keperawatan Pada Anak Kejang Demam dengan Hipertermi
1. Pengkajian
serta sebagai acuan dalam memberikan edukasi pada klien(Ode Debora, 2013).
(informasi) yang sistematis dan bersinambungan yang dilakukan pada semua fase
(Kozier, 2011).
Data yang perlu dikumpulkan saat pengkajian pada anak dengan kejang
demam adalah:
Biodata pasien mencakup nama, umur, jenis kelamin. Sedangkan biodata orang
tua perlu ditanyakan untuk mengetahui status sosial anak meliputi nama, umur,
b. Keluhan utama
Meliputi keluhan paling utama yang dialami oleh pasien, biasanya keluhan
yang dialami pasien kejang demam adalah anak mengalami kejang pada saat
9
c. Riwayat penyakit sekarang
1) Riwayat penyakit yang diderita sekarang tanpa kejang ditanyakan, apakah betul
ada kejang. Diharapkan ibu atau keluarga yang mengantar mengetahui kejang
3) Lama serangan Seorang ibu yang anaknya mengalami kejang merasakan waktu
berlangsung lama. Dari lama bangkitan kejang dapat kita ketahui respon
pola serangan apakah bersifat umum, fokal, tonik atau klonik. Pada kejang
berapa kejang teljadi untuk pertama kali dan berapa frekuensi kejang per tahun.
Prognosa makin kurang baik apabila timbul kejang pertama kali pada umur
kejang, misalnya lapar, lelah, muntah, sakit kepala dan lain-lain. Dimana kejang
10
7) Riwayat penyakit sekarang yang menyertai Apakah muntah, diare, trauma
kepala, gagap bicara (khususnya pada penderita epilepsi), gagal ginjal, kelainan
pemah mengalami kejang sebelumnya, umur berapa saat kejang teljadi untuk
pertama kalinya. Apakah ada riwayat trauma kepala, radang selaput otak, OMA
dan lain-lain.
Adakah keluarga yang memiliki penyakit kejang demam sepexti pasien (25 %
yang menderita penyakit saraf atau lainnya. Adakah anggota keluarga yang
mendedta penyakit seperti ISPA, diare atau Penyakit infeksi menular yang
Kelainan ibu sewaktu hamil per trisemester, apakah ibu pemah mengalami
infeksi atau sakit panas sewaktu hamil. Riwayat trauma perdarahan pervagina
neonatal apakah bayi panas, diare, muntah, tidak mau netek dan kejang kejang.
11
g. Riwayat imunisasi
Jenis imunisasi yang sudah didapatkan dan yang belum ditanyakan serta umur
menimbulkan kejang.
h. Riwayat perkembangan
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian bagian tubuh tertentu saja
i. Riwayat sosial
Untuk mengetahui perilaku pada anak dan keadaan emosionalnya yang perlu
12
medisBagaimana pandangan tehadap penyakit yang diderita, pelayanan
2) Pola nutrisi
dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi oleh anak, makanan apa saja yang
disukai dan yang tidak, bagaimana selera makan anak, berapa kali minum, jenis
3) Pola eliminasi
bagaimana warna, bau khas, dan terdapat darah, serta tanyakan apakah disertai
Apakah anak senang bermain sendiri atau dengan teman sebayanya, berkumpul
5) Pola tidur/istirahat
Berapa jam sehari tidur, berangkat tidur jam berapa. Bangun tidur jam berapa,
a. Data objektif
1) Pemeriksaan Umum
Pertama kali perhatikan keadaan umum vital : tingkat kesadaran, tekanan darah,
13
respirasi, nadi dan suhu. Pada kejang demam sederhana akan didapatkan suhu
tinggi sedang kesadaran setelah kejang akan kembali normal seperti sebelum
2) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan secara menyeluruh dari ujung kepala hingga
ujung kaki untuk mendapatkan data objektif tentang kondisi pasien (Perry, 2005).
a) Kepala
tanda-tanda mikro atau makro sepali, adakah dispersi bentuk kepala, apakah tanda-
b) Rambut
Dimulai warna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain rambut. Pasien dengan
rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menyebabkan rasa sakit pada pasien.
c) Muka/Wajah
Paralisis fasialis menyebabkan asimetri wajah; sisi yang paresis tertinggal bila
anak menangis atau tertawa, sehingga wajah tertarik ke sisi sehat. Adakah tanda
d) Mata
Saat serangan kejang teljadi dilatasi pupil, untuk itu periksa pupil dan ketajaman
e) Telinga
Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tandatanda adanya infeksi seperti
14
pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga, keluar cairan dari telinga,
berkurangnya pendengaran.
f) Hidung
Adakah ada pemafasan cuping hidung, polip yang menyumbat jalan nafas, apakah
g) Mulut
h) Tenggorokan
i) Leher
vena jugularis.
j) Thorax
Pada infeksi amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernafasan, frekuensinya,
irama, kedalaman, adakah retraksi dada. Pada auskultasi adakah suara nafas
tambahan.
k) Jantung
l) Abdomen
Adakah distensi abdomen serta kekakuan otot pada abdomen, bagaimana turgor
kulit dan peristaltik usus, adakah tanda meteorismus, adakah pembesaran hepar.
15
m) Kulit
n) Ekstremitas
o) Genetalia
Adakah kelainan bentuk oedema, sekret yang keluar dari vagina, tanda-tanda
infeksi.
2. Diagnose keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat diambil pada kasus kejang demam adalah
Tabel 1
16
3. Intervensi
Tabel 2
17
4. Implementasi
muncul jika perencanaan yang dibuat di aplikasikan pada klien. Tindakan yang
dilakukan mungkin sama mungkin juga berbeda dengan urutan yang telah di buat
lingkungan panas).
aksilla).
18
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap kelima dari proses keperawatan. pada tahap ini
perawat membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria hasil
yang sudah ditetapkan serta menilai apakah masakah yang terjadi sudah diatasi
yang berkelanjutan yaitu suatu proses yang digunakan untuk mengukur dan
dirujuk pada tempat kesehatan lain dan perlu menyusun ulang prioritas diagnosa
supaya kebutuhan klienbisa terpenuhui atau teratasi (Ode Debora, 2013). Evaluasi
a. Menggigil menurun.
c. Kejang menurun.
e. Takikardia menurun.
f. Takipnea menurun.
19