OLEH:
KELOMPOK 4
ANGGOTA:
1. RIKA RAHIM
2. TARISA F HARTANTI
3. TRI INDRI MUTMAINNAH
4. SAHRUL ARISANDI
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tentang Fototerapi dan Tapid Sponge Bath. Dalam Berbagai Masalah
Kesehatan Pasien dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.
Makalahini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan . ................................................................................................................. 4
D. Manfaat. ................................................................................................................ 4
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 16
B. Saran.................................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi fototerapi dan tepid sponge bath?
2. Bagaimana indikasi fototerapi?
3. Apa dampak fototerapi?
4. Bagaimana evektivitas Fototerapi?
5. Bagaimana perawatan bayi dengan fototerapi?
6. Bagaimana durasi fototerapi?
7. Apa tujuan dan manfaat tepid sponge bath?
8. Bagaimana teknik tepid sponge bath?
9. Bagaimana mekanisme kerja sponge bath?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa Definisi fototerapi dan tepid sponge bath?
2. Untuk mengetahui indikasi fototerapi?
3. Untuk mengetahui dampak fototerapi?
4. Untuk mengetahui evektivitas Fototerapi?
5. Untuk mengetahui perawatan bayi dengan fototerapi?
6. Untuk mengetahui durasi fototerapi?
7. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat tepid sponge bath?
8. Untuk mengetahui teknik tepid sponge bath?
9. Untuk mengetahui mekanisme kerja sponge bath?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fototerapi
1. Definisi
3
2. Indikasi Fototerapi
Fototerapi direkomendasikan apabila :
1) Kadar bilirubin total 5-8 mg/dl pada bayi dengan berat badan <1500
gram.
2) Kadar 8-12 mg/dl pada bayi dengan berat badan 1500-1999 gram.
3) Kadar 11-14mg/dl pada bayi dengan berat badan 2000-2499 gram.
(wong et al., 2009).
3. Dampak fototerapi akan meningkat jika kadar bilirubin di kulit makin
tinggi.
Fototerapi mengubah bilirubin di kapiler superfisial dan jaringan
interstitial dengan reaksi fotokimia dan fotooksidasi menjadi isomer
(isomerisasi struktural dan konfigurasi) secara cepat, yang larut dalam air
dan dapat diekskresi melalui hepar tanpa proses konjugasi sehingga
mudah diekskresi dan tidak toksik. Penurunan bilirubin total paling besar
terjadi pada 6 jam pertama.
Faktor yang mengurangi efikasi terapi sinar adalah paparan kulit tidak
adekuat, sumber cahaya terlalu jauh dari bayi (radiasi menurun secara
terbalik dengan kuadrat jarak), lamu flouresens yang terlalu panas
menyebabkan perusakan fosfor secara cepat dan emisi spektrum dari
lampu yang tidak tepat. Idealnya, semua ruang perawatan perinatologi
memiliki peralatan untuk melakukan terapi sinar intensif (Giyatmo,
2011).
4
4. Evektivitas Fototerapi
1) Jenis Cahaya
Cahaya biru (fluoresens biru) dengan spektrum 460-490 nm
merupakan cahaya yang paling efektif dalam fototerapi karena dapat
menembus jaringan dan diabsorbsi oleh bilirubin (bilirubin menyerap
lebih kuar pada cahaya biru dengan spektrum 460 nm ini).
2) Saluran energi atau imadiance sumber cahaya
Imadiance diukur dengan radiometer atau spektroradiometer dalam
satuan watt/cm¬¬2 atau µ watt/cm¬¬2nm. Sebagai contoh, sumber
cahaya (tipe konvensional atau standar) yang diletakkan ±20 cm
diatas bayi dapat menghantarkan spektrum imadiance, berkisar 8-10
µ watt/cm¬¬2 nm pada panjang gelombang cahaya 430-490 nm.
Adapun cahaya flourenens biru dapat menghantarkan spektrum
imadiance berkisar 30-40 µ watt/cm¬¬2nm.
American academy of pediatriks mendefinisikan intensif fototerapi
sebagai fototerapi dengan spektrum imadiance berkisar 30-40 µ
watt/cm¬¬2 nm yang dapat menjangkau permukaan tubuh bayi
dengan lebih luas. (Maisels & McDonagh, 2008).
3) Jarak antara bayi dengan sumber cahaya dan luasnya area kulit yang
terpajan
Jarak antara bayi dengan sumber cahaya tidak boleh kurang dari 45
cm. Penelitian terkontrol menyebutkan bahwa semakin luas daerah
kulit yang terpajan, semakin besar reduksi kadar bilirubin total.
(Wong et al., 2009).
Efektivitas fototerapi tergantung pada kualitas cahaya yang
dipancarkan lampu (panjang gelombang), intensitas cahaya (iridasi),
luas permukaan tubuh, ketebalan kulit dan pigmentasi, lama paparan
cahaya, kadar bilirubuin total saat awal fototerapi (Sakundarno,2008).
5. Perawatan Bayi Dengan Fototerapi
1) Pasang penutup mata dan pastikan terpasang dengan baik
2) Baringkan bayi tanpa pakaian, kecuali popok/ bilibottom
3) Ubah posisi bayi setiap 3 jam
5
4) Ketika fototerapi dimulai, periksa kadar bilirubin setiap 24 jam
5) Pantau subuh tubuh bayi
6) Observasi status hidrasi bayi, pantau intake dan output cairan
7) Edukasi dan motivasi orangtua / keluarga bayi
8) Dokumentasikan nama bayi, no RM, tanggal dan jam dimulai dan
selesainya fototerapi, jumlah jam pemakaian alat fototerapi dalam
lembar dkomentasi pemakaian alat.
9) Dokumentasikan pula tanggal dan jam penggunaan fototerapi,
tampilan klinis bayi, dan tindakan lainnya yang dilakukanterkait
fototerapi dalam lembar dokumentasi perawatan bayi.
Hal-hal yang harus diperhatikan
1) Toksisitas cahaya terhadap retina bayi yang imatur sehingga selama
pemberian fototerapi, penutup mata harus terpasang (Maisels &
McDonagh, 2008).
2) Gunakan diapers selama fototerapi untuk melindungi genetalia bayi
(Wong et al., 2009).
6. Durasi Fototerapi
Lamanya durasi fototerapi selah satunya ditentukan oleh nilai total serum
bilirubin saat mulai fototerapi dan fototerapi dihentikan jika nilai total
serum bilirubin mencapai nilai kurang dari 12 mg/dl (Moeslihchan et al,
2004 dalam Rahmah et al, 2013).
6
2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan utama dari tepid sponge adalah menurunkan suhu tubuh pada
anak yang sedang mengalami demam. Menurut Wong DL & Wilson D
(1995) manfaat dari pemberian tepid sponge adalah menurunkan suhu
tubuh yang sedang mengalami demam, memberikan rasa nyaman,
mengurangi nyeri dan ansietas yang diakibatkan oleh penyakit yang
mendasari demam.
7
8) Hentikan prosedur jika klien kedinginan atau menggigil atau segera
setelah suhu tubuh klien mendekati normal. Selimuti klien dengan
selimut mandi dan keringkan. Pakaikan klien baju yang tipis dan
mudah menyerap keringat.
4. Mekanisme kerja
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fototerapi merupakan terapi pilihan pertama yang dilakukan terhadap
bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia (Kumar et al, 2010 dalam Shinta,
2015). Fototerapi merupakan penatalaksanaan hiperbilirubinemia yang
bertujuan untuk menurunkan konsentrasi bilirubin dalam sirkulasi atau
mencegah peningkatan kadar bilirubin.
Fototerapi merupakan terapi dengan menggunakan sinar yang dapat dilihat
untuk pengobatan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir. Keefektifan suatu
fototerapi ditentukan oleh intensitas sinar. Adapun faktor yang
mempengaruhi intensitas sinar ini adalah jenis sinar, panjang gelombang
sinar, jarak sinar ke pasien yang disinari, luas permukaan tubuh yang
terpapar dengan sinar serta penggunaan media pemantulan sinar.
B. Saran
Jadi yang kami harapkan kritik dan saran yang membangun agar kami
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Dengan segala pengharapan dan
keterbukaan, kami menyampaikan rasa terima kasih dengan setulus-
tulusnya.Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat membawa manfaat
kepada pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
10