Anda di halaman 1dari 24

DIABETES

MELLITUS
OLEH KELOMPOK 1
A R M A A N U G E R A H U TA M I
J A R N I AT I
RESKY AMELIA
T R I I N D R I M U T M A I N N A H TA U FA N
DEFINISI DM

• Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal.
Penyakit ini disebabkan gangguan metabolisme glukosa akibat kekurangan insulin baik secara
absolut maupun relatif (RISKESDAS, 2013).
ETIOLOGI DM

Menurut Bruner dan Suddarth (2013), diabetes mellitus dibagi menjadi 2, yaitu diabetes mellitus
primer dan diabetes mellitus sekunder.
1) Diabetes Mellitus primer disebablan oleh faktor herediter, obesitas, kelainan pancreas dan
pertambahan usia.
• Insulin Dependent Diabetes Mellitus ( IDDM ) atau diabetes mellitus tergantung insulin
disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhens akibat proses auto imun.
• Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus ( NIDDM ) atau diabetes mellitus tidak tergantung insulin
disebabkan kegagalan relatif sel beta tidak mampu mengimbangi resistensi insulin sepenuhnya atau
terjadi defisiasi relative insulin ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada
rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama dengan bahan terangsang sekresi
insulin lain.
LANJUTAN….

2) Diabetes Mellitus sekunder di sebabkan oleh kelainan hormonal, karena obat, kelainan insulin
dan sindrom genetik. Selain itu juga terdapat faktor resiko yang berhubungan dengan proses
terjadinya diabetes mellitus :
• Usia
• Obesitas dan genetik
• Malnutrisi disertai kekurangan protein yang nyata.
• Riwayat keluarga
PATOFISIOLOGI DM

• Menurut Price dan Sylvia (2012), diabetes Mellitus (DM) merupakan kelainan metabolisme yang
disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada sel-sel β pulau Langerhans dalam kelenjar pankreas, sehingga
hormon insulin disekresikan dalam jumlah yang sedikit, bahkan tidak sama sekali. Diabetes mellitus juga
dapat disebabkan oleh terjadinya penurunan sensitifitas reseptor hormon insulin pada sel.
• Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel–sel beta pankreas
telah dihancurkan oleh proses autoimun. Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat
disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial
(sesudah makan) (Brunner and Suddarth, 2013).
•   Menurut Brunner and Suddarth (2013), apabila konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal
tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar. Akibatnya, glukosa tersebut muncul
dalam urine (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diueresis osmotic.
Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia).
LANJUTAN….

• Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor
khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi
suatu reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II
disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif
untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
• Untuk sebagian besar pasien (kurang lebih 75%), penyakit diabetes tipe II yang didieritanya
ditemukan secara tidak sengaja (misalnya, pada saat pasien menjalani pemeriksaan
laboratorium yang rutin). Salah satu konsekuensi tidak terdeteksinya penyakit diabetes jangka
bertahun–tahun adalah komplikasi diabetes jangka panjang (misalnya, kelainan mata, neuropati
perifer, kelainan vaskuler perifer) mungkin sudah terjadi sebelum diagnosa ditegakan.
MANIFESTASI KLINIS

Beberapa gejala umum yang dapat ditimbulkan oleh penyakit DM diantaranya:


a) Pengeluaran urin (Poliuria)
Poliuria adalah keadaan dimana volume air kemih dalam 24 jam meningkat melebihi batas normal. Poliuria
timbul sebagai gejala DM dikarenakan kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak sanggup untuk
mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkannya melalui urin. Gejala pengeluaran urin ini lebih sering terjadi
pada malam hari dan urin yang dikeluarkan mengandung glukosa (PERKENI, 2011).
b) Timbul rasa haus (Polidipsia)
Poidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa terbawa oleh urin sehingga tubuh
merespon untuk meningkatkan asupan cairan (Subekti, 2009).
c) Timbul rasa lapar (Polifagia)
Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan karena glukosa dalam tubuh semakin
habis sedangkan kadar glukosa dalam darah cukup tinggi (PERKENI, 2011)
d) Peyusutan berat badan
Penyusutan berat badan pada pasien DM disebabkan karena tubuh terpaksa mengambil dan membakar lemak
KOMPLIKASI DM

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan berbagai macam
komplikasi, antara lain :
a) Komplikasi metabolik akut
Kompikasi metabolik akut pada penyakit diabetes melitus terdapat tiga macam yang
berhubungan dengan gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka pendek, diantaranya:
• Hipoglikemia
• Ketoasidosis diabetik
• Sindrom HHNK (koma hiperglikemia hiperosmoler nonketotik)
LANJUTAN…

b)  Komplikasi metabolik kronik


Komplikasi metabolik kronik pada pasien DM menurut Price & Wilson (2012) dapat berupa
kerusakan pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) dan komplikasi pada pembuluh darah
besar (makrovaskuler) diantaranya:
1) Komplikasi pembuluh darah kecil (mikrovaskuler)
Komplikasi pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) yaitu :
• Kerusakan retina mata (Retinopati)
• Kerusakan ginjal (Nefropati diabetik)
• Kerusakan syaraf (Neuropati diabetik)
LANJUTAN…

2) Komplikasi pembuluh darah besar (makrovaskuler)


Komplikasi pada pembuluh darah besar pada pasien diabetes yaitu stroke dan risiko jantung
koroner.
• Komplikasi pada pembuluh darah besar pada pasien diabetes yaitu stroke dan risiko jantung
koroner.
• Penyakit serebrovaskuler
• Penyakit Ateroskerosis
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC DM
a) Pemeriksaan penunjang diabetes mellitus tipe 1 berupa pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium utama berupa pemeriksaan kadar gula darah dan HbA1c untuk
diagnosis dan kontrol diabetes mellitus.
• Pemeriksaan Gula Darah
• Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
• Hemoglobin A1c (HbA1c)
b) Pemeriksaan laboratorium lainnya
Pemeriksaan laboratorium lain yang dapat dilakukan berupa hitung jenis leukosit, kultur darah,
dan urin bila ada kecurigaaan infeksi atau sepsis.
Pemeriksaan laboratorium lain yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan kadar kolesterol darah
serta pemeriksaan fungsi  ginjal jika dicurigai adanya komplikasi nefropati.
PENATALAKSANAAN DIABETES

• Ada empat komponen dalam penatalaksanaan diabetes mellitus :


1) Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan diabetes.
2) Latihan
Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes karena efeknya dapat menurunkan kadar
glukosa darah dan mengurangi faktor risiko kardiovaskuler.
3) Terapi
Pada diabetes tipe II, insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka panjang untuk mengendalikan
kadar glukosa darah jika diet dan obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya.
4) Pendidikan kesehatan
Diabetes mellitus merupakan sakit kronis yang memerlukan perilaku penanganan mandiri yang
khusus seumur hidup.
PENGKAJIAN

1) Pasien
a) Nama Pasien : Tn. Tawiyo
b) Tempat, Tanggal Lahir : Gunungkidul, 25 Juni 1961
c) Jenis Kelamin : Laki – Laki
d) Agama : Islam
e) Pendidikan : SD
f) Pekerjaan : Swasta
g) Status Perkawinan : Kawin
h) Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
i) Alamat : Giwangan, Yogyakarta
j) Diagnosa Medik : Diabetes Melitus
k) No RM : 70.33.34
l) Tanggal Masuk RS : 29 Juni 2021
LANJUTAN

2) Riwayat Kesehatan
1) Kesehatan Pasien
a) Keluhan Utama Saat Pengkajian pasien dengan badan lemas, pusing, gula darah tinggi dan juga ada luka di kaki sebelah
kiri,luka terasa nyeri.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat pengkajian klien mengatakan badan klien terasa letih Dan lemah, dan sering merasa haus dan lapar,klien
mengatakan klien sering mual dan muntah, dan belum BAB sejak masuk rumah sakit, klien mengatakan sering BAK yaitu
sebanyak 10 x/perhari, klien mengatakan gula darah tinggi saat masuk rumah sakit, karena klien jarang kontrol ke rumah sakit
kadar gula darah klien yaitu: 284,klien mengatakan ada luka dikaki sebelah kanan dan nyeri pada bagian luka,klien
mengatakan tidak nyaman dengan luka nya dikaki terdapat pus pada kaki yang luka, klien mengatkan susah saat beraktivitas
c) Riwayat Kesehtan Dahulu
Klien menderita penyakit Diabetes selama 14 tahun yang lalu ,pasien tidak pernah dirawat karna penyakit Diabetes, klien
hanya berobat kepukesmas , tapi jarang minum obat.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien dan keluarganya mengatakan ada anggota keluarganya yang menderita penyakit Diabetes, yaitu ibu klien
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Ketidakstabilan gula darah b.d resistensi insulin


• Nyeri Akut b.d Agen cedera fisik
• Infeksi b.d peningkatan Leukosit
• Intoleransi Aktivitas b.d imobilitas
INTERVENSI

1) Ketidakstabilan gula darah b.d resistensi insulin


• Manajemen hiperglikemia
- Identifikasi kemungkinan penyebab Hiperglikemia
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
• Edukasi program pengobatan
-Identifikasi pengobatan yang direkomendasi
-Berikan dukungan untuk menjalani program pengobatan dengan baik dan benar
2) Nyeri Akut b.d Agen cedera fisik
• Manajemen nyeri
-Identifikasi identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,intensitas nyeri
-Identifikasi skala nyeri
-Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
LANJUTAN…
• Edukasi teknik nafas dalam
-Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
-Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3) Infeksi b.d peningkatan Leukosit
• Pencegahan infeksi
-Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistematik
- Berikan perawatan kulit pada area edema
-Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
• Perawatan luka
- Monitor karakteristik luka (drainase, warna ukuran, bau)
-Monitor tanda tanda infeksi
-Lepaskan balutan dan plester seccara perlahan
-Bersihkan dengan Nacl
-Bersihkan jaringan nikrotik
-Berikan salaf yang sesuai kekulit
- pertahan teknik steril saat melakukan perawatan luka
LANJUTAN…

4) Intoleransi Aktivitas b.d imobilitas


• Terapi aktivitas
-Identifikasi defisit tingkat aktivitas
-Identifikasi kemapuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
-Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuiakan lingkungan untuk mengakomodasi aktivitas yang di
pilih
-Libatkan keluarga dalam aktivitas
• Manajenen program latihan
-Identifikasi pengetahuan dan pengalaman aktivitas fisik sebelumnya
-Identifikasi kemampuan pasien beraktivitas
-Motivasi untuk memulai melanjutkan aktivitas fisik
EVALUASI

1) Ketidakstabilan gula darah b.d resistensi insulin


S :  Pasien mengatakan tidak bisa mengontrol pola makan
 Pasien mengatakan sering merasa haus
 Pasien Sering buang aiar kecil sebanyak ± 10 x
 Keluarga klien mengatakan klien minum obat
O :  (Gula darah puasa)
 Klien tampak tidak bisa mengontrol pola makan
 Klien tampak lelah
 Klien tampa sering buang air kecil
 Klien tampak sering minum
A : Masalah belum tertasi Ketidakstabilan gula darah
P :intervensi dilanjutkan
 Melakukan manajemen hiperglikemia
 Melakukan edukasi program pengobatan
LANJUTAN…

2) Infeksi b.d Peningkatan Leukosit


S :  Klien mengatakan luka masih basah bau
 Klien mengatakan ada luka dikaki sebelah kiri
O :  Terdapat pus didaerah kaki yang luka
 Tampak edema, terdapat (luka terbuka),ukuran 2x2x3 cm
A : Masalah belum teratasi gangguan integritas kulit
P : intervensi dilanjutkan
 Melakukan perawatan luka
 Melakukan edukasi perawatan kulit
LANJUTAN…

3) Nyeri Akut b.d Agen cedera fisik


S :  klien mengatakan nyeri pada kaki yang luka
 klien mengatakan nyeri hilang timbul
 klien mengatakan nyeri selama 30 detik
 Keluarga mengatakan pasien tidak nyaman dengan lukanya
 Klien belum memahami tentang teknik nafas dalam
O :  klien tampak meringis skala nyeri 7-8
 klien tampak gelisah
 nyeri pada kaki kanan
 klien tampak tidak bisa melakukan
teknik nafas dalam
A : Masalah belum teratasi nyeri akut
P : intervensi dilanjutkan
 Melakukan manajemen nyeri
LANJUTAN…

4) Intoleransi Aktivitas b.d imobilitas


S :  Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas sendiri
 klien mengtakan aktivitas dibantu keluarga
O :  aktivitas klien tampak dibantu keluaraga
 saat makan klien nampak dibantu keluarga
 saat mau duduk klien dibantu keluarga
A : Masalah belum teratasi intoransi aktivitas
P : intervensi dilanjutkan
 Melakukan terapi aktivitas
 Melakukan manajemen program latihan
PATHWAY
Defisiensi insulin

Resustensi insulin agen cedera fisik peningkatan leukosit imobilitas

Lemah letih nyeri vulnus aktivitas terbatas

Ketidakstabiln Nyeri Akut b.d Infeksi b.d Intoleransi


gula darah b.d Agen cedera peningkatan Aktivitas b.d
resistensi insulin fisik Leukosit imobilitas
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai