Anda di halaman 1dari 18

Nama: Rina Nur Astutik

Kelas: PAI B2

NIM: 19106011146

MODUL 1

Hikmah Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah

I. KOMPETENSI DASAR (KD)


3.7 Memahami hikmah sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
4.7 Mempraktikkan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.

II. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.7.1 Menjelaskan pengertian tentang sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
3.7.2 Menjelaskan tata cara sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
3.7.3 Menjelaskan hikmah-hikmah sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.
4.7.1 Melakukan praktik sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.

III. STRATEGI PEMBELAJARAN


Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Metode : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi, dan Ceramah.
IV. PETA KONSEP

Macam-macam Sujud

Sujud Syukur Sujud Sahwi Sujud Tilawah

Tata Cara Sujud Syukur, Sujud


Sahwi, dan Sujud Tilawah

Hikmah Sujud Syukur, Sujud Sahwi,


dan Sujud Tilawah

V. MATERI
A. Pengertian Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah
1. Sujud Syukur
Sujud syukur merupakan sujud yang dilakukan seseorang setelah mendapat
suatu nikmat. Sujud ini merupakan salah satu bentuk syukur atas nikmat yang
diberikan tersebut. Nikmat yang dimaksud sendiri bisa nikmat dhohir, bisa juga
nikmat batin. Nikmat dhohir adalah nikmat yang tampak. Seperti mendapat uang.
Nikmat batin adalah nikmat kebahagiaan dalam hati. Misalnya, bisa melaksanakan
ibadah umroh.
Pada dasarnya, sujud syukur sunnah dilaksanakan. Namun, bisa juga sujud
syukur menjadi haram. Sujud syukur itu menjadi haram jika seseorang
melaksanakan sujud syukur tanpa ada sebab yang jelas. Oleh karena itu, perlu
dipahami, keadaan seperti apa saja yang disunnahkan untuk melaksanakan sujud
syukur.
Hukum sujud syukur:
a. Ketika tengah mendapat nikmat yang tidak terduga. Semisal, seseorang
mendadak mendapat hadiah umroh dari perusahaan tempat dia bekerja. Dalam
keadaan semacam ini, sujud syukur sunnah dilakukan. Bahkan ketika yang
mendapat nikmat tersebut adalah orang lain, sujud syukur tetap disunnahkan.
b. Ketika selamat dari bencana. Seseorang yang lolos dari terjangan banjir, atau
orang yang jatuh dari tebing namun selamat, sunnah untuk melaksanakan sujud
syukur. Sebab, selamat dari satu bencana adalah kenikmatan yang luar biasa.
c. Ketika melihat seseorang mendapat musibah. Apa alasan seseorang yang
melihat orang lain mendapat musibah disunnahkan untuk sujud syukur?
Alasannya bukan mensyukuri orang lain yang terkena musibah, tetapi bersyukur
karena dia, orang yang sujud syukur, tidak mendapat musibah. Oleh sebab itu,
sebaiknya sujud syukur tidak dilakukan di depan orang yang bersangkutan. Hal
ini demi menjaga perasaan orang tersebut.
d. Ketika melihat orang fasik berbuat kefasikan secara terang-terangan. Mengapa
disunnahkan? Karena Anda terhindar dari melakukan kefasikan yang dilakukan
oleh orang yang Anda lihat.
Dengan demikian, yang perlu digarisbawahi adalah sebab sujud syukur.
Harus ada sebab tertentu sebelum melakukan sujud syukur. Sebab sujud tanpa ada
sebab bisa jatuh pada hukum kufur. Apalagi jika niatnya adalah bersujud pada
sesuatu selain Allah.

Syarat sujud syukur:


Sama dengan shalat, sujud syukur pun memiliki syarat yang sama.
Mengapa? Karena sujud syukur tidak ubahnya shalat. Seorang yang melakukan
sujud syukur harus suci dari hadats, juga dari najis yang menempel di tubuhnya.
Seorang yang melakukan sujud syukur juga harus menutup aurat. Berikut adalah
syarat lengkapnya:
a. Orang yang melakukan sujud syukur harus Islam, balligh, serta berakal.
b. Orang tersebut harus suci dan tidak memiliki hadats besar atau kecil.
c. Baik tubuh, pakaian, atau tempat melakukan sujud syukur haruslah tempat yang
bebas dari najis.
d. Aurat orang yang melaksanakan sujud syukur harus tertutup seluruhnya.
e. Harus menghadap ke arah kiblat.
2. Sujud Sahwi
Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan bisa karena adanya penambahan,
atau pengurangan, atau keragu-raguan dalam hal penambahan atau pengurangan.
Orang yang melakukan tambahan berupa perbuatan salat karena lupa, seperti
berdiri, atau rukuk, atau sujud, atau duduk meskipun hanya sebentar, ia wajib
melakukan sujud sahwi. Apabila ia melakukan tambahan berupa bacaan karena
lupa, seperti misalnya ia membaca suatu bacaan yang tidak pada tempatnya,
berbicara secara tidak sadar, atau ia salam tidak pada tempatnya, maka ia wajib
melakukan sujud sahwi.
Bacaan sujud sahwi yaitu:

‫سُ ْب َحانَ َم ْن ََل يَنَا ُم َو ََل يَ ْس ُهو‬

Sebab-sebab sujud sahwi:


Penyebab perlunya dilaksanakan sujud sahwi :
a. Apabila terjadi pengurangan dalam shalat karena lalai atau lupa, maka sesuatu
yang ketinggalan itu tidak terlepas dari rukun kewajiban atau sunnah dalam
shalat.
b. Menambah jumlah rakaat shalat. Apabila seseorang lupa dan menambah satu
rakaat atau lebih dalam shalatnya, kemudian ia ingat masih dalam keadaan
shalat, maka hendaknya segera duduk dalam kondisi apapun dia saat itu, untuk
melakukan tasyahud dan salam, lalu melakukan sujud sahwi, kemudian salam.
Apabila ia ingat setelah salam, maka hendaklah melakukan sujud dua kali, lalu
salam.
c. Melakukan sujud sahwi ketika mushalli ragu didalam shalatnya.
3. Sujud Tilawah
Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan disebabkan adanya bacaan Al-
Quran, yaitu bacaan ayat-ayat sajdah.
Ayat sajdah dalam mushaf Alquran bisa diketahui dengan mudah dengan
melihat tanda ayat sajdah. Setiap cetakan mushaf memiliki penanda sendiri. Pada
umumnya, berbentuk seperti tugu dengan ujung berbentuk waru. Ayat-ayat yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Surah Al-A'raf [7]: 206 i. Surah Al-Furqan [25]: 60
b. Surah Ar-Ra'd [13]: 15 j. Surah An-Naml [27]: 26
c. Surah An-Nahl [16]: 50 k. Surah As-Sajdah [32]: 15
d. Surah Al-Isra` [17]: 10 l. Surah Sad [38]: 24
e. Surah Maryam [19]: 58 m. Surah Fussilat [41]: 3
f. Surah Al-Hajj [22]: 18 n. Surah Al-Insyiqaq [84]: 21
g. Surah Al-Hajj [22]: 77 o. Surah An-Najm [53]: 62
h. Surah Al-'Alaq [96]: 19
Bacaan sujud tilawah menurut Ali bin Abi Thalib:
ُ‫س َجدْتُ َوبِكَ آ َم ْنتُ َولَكَ أ َ ْسلَ ْمت‬
َ َ‫اللَّ ُه َّم لَك‬
َ‫سنُ ْالخَا ِلقِين‬
َ ْ‫َّللاُ أَح‬ َ َ‫ص َرهُ تَب‬
َّ َ‫ارك‬ َ ‫ص َّو َرهُ َوش ََّق‬
َ َ‫س ْم َعهُ َوب‬ َ ‫س َجدَ َوجْ ِهى ِللَّذِى َخلَقَه ُ َو‬ َ

B. Tata Cara Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah


1. Tata Cara Sujud Syukur
Jika dibandingkan dengan shalat, cara melaksanakan sujud syukur memang berbeda
jauh. Cara melaksanakan sujud syukur tidak ubahnya cara melaksanakan sujud
tilawah. Dengan demikian, pelaksanaan sujud syukur adalah:
a. Niat, yang dibaca untuk melaksanakan sujud syukur adalah:
ِ َ‫سنَة‬
‫هلل ت َ َعالَى‬ ُ ‫ش ْك ِر‬
ُّ ‫س ُج ْودَ ال‬
ُ ُ‫ن ََويْت‬
b. Takbiratul ihram. Takbiratul ihram yang dilakukan dalam sujud syukur tidak
ubahnya seperti takbiratul ihram dalam shalat. Seseorang berdiri dan
mengangkat kedua tangan seraya mengucap takbir. Bersama itu, dalam hati
seseorang mengucap niat.
c. Tumakninah. Tumakninah dalam sujud syukur dilakukan dengan diam sejenak.
Setelah itu melakukan rukun yang berikutnya.
d. Sujud dan tumakninah. Sujud yang dilakukan juga seperti sujud dalam shalat.
Dahi diletakkan pada lantai dengan sedikit ditekan. Dahi juga harus terbuka dan
tidak terhalang oleh sesuatu seperti rambut atau apapun. Posisi hidung, telapak
tangan, lutut, juga telapak kaki, semua menyentuh lantai. Dalam sujud tersebut,
seorang yang melakukan sujud syukur membaca:

َ ْ‫اركَ هللاُ أَح‬


ُ‫سن‬ َ ‫ص َرهُ ِب َح ْو ِل ِه َوقُ َّوتِ ِه فَت َ َب‬
َ ‫س ْم َعهُ َو َب‬ َ ‫ي ِللَّذِي َخلَقَه ُ َو‬
َ ‫ص َّو َرهُ َوش ََّق‬ َ ‫س َجدَ َوجْ ِه‬
َ
َ‫الخَا ِل ِقيْن‬
e. Duduk dan tumakninah. Duduk yang dimaksud di sini sama seperti duduk saat
tahiyat akhir. Tidak ada yang dibaca ketika duduk. Tetapi, seseorang yang
melakukan sujud syukur hanya cukup diam tumakninah saja.
2. Tata Cara Sujud Sahwi
Sujud Sahwi dilakukan dengan cara melakukan dua sujud sebelum atau
sesudah salam dan bacaannya adalah sama dengan bacaan sujud lainnya di dalam
Shalat. Bacaan sujud sahwi tetap sama seperti lainnya didalam shalat.
Sujud sahwi dilaksanakan sebelum salam pada dua keadaan:
a. Apabila terjadi pengurangan, misalnya melupakan tasyahud pertama.
b. Jika hal tersebut karena ragu yang dia tidak dapat memutuskan mana dari dua
kemungkinan yang lebih condong dalam pikirannya.
Sujud sahwi dilaksanakan setelah salam ketika:
a. Apabila terjadi penambahan didalam shalat, juga termasuk seseorang yang lupa
suatu kewajiban shalat dan telah melakukan salam sebelum menyempurnakan
shalatnya, lalu ia mengingat apa yang dilupakannya (setelah salam) dan
(kembali untuk) menyempurnakan shalatnya.
b. Jika hal itu karena lupa, ketika salah satu dari dua kemungkinan lebih condong
dalam pikiran seseorang.
3. Tata Cara Sujud Tilawah
Tata cara sujud tilawah ada dua yaitu:
a. Di luar shalat
Gerakan sujud tilawah sama seperti gerakan sujud dalam salat, tetapi dilakukan
hanya satu kali. Tidak didahului takbiratul ihram dan tidak diakhiri
salam.Dalam sujud tilawah membaca bacaan sujud tilawah.
b. Di dalam shalat
Dari posisi berdiri, langsung menuju sujud dengan membaca takbir tanpa
disertai rukuk. Dalam sujud membaca bacaan sujud tilawah. Kemudian berdiri
dari sujud dengan membaca takbir dan boleh memilih apakah ingin
menyambung bacaan surah dari ayat sajdah ataukah tidak.

C. Hikmah-hikmah Sujud Syukur, Sujud Sahwi, dan Sujud Tilawah


1. Hikmah Sujud Syukur
Hikmah melakukan sujud syukur bisa dilihat sebagai berikut:
a. Selalu mengingat Allah Swt.
b. Mengungkapkan rasa syukur kepada Allah.
c. Bentuk kepasrahan sebagai cara berserah diri kepada Allah.
d. Semakin mendekatkan diri kepada Allah.
e. Merasa rendah diri di hadapan Sang Pencipta.
f. Mengikis rasa sombong dalam jiwa manusia.
g. Menyegarkan otak saat posisi badan sujud dari segi kesehatan.
h. Memperoleh kepuasan batin berkaitan dengan anugerah yang diterima dari
Allah Swt.
2. Hikmah Sujud Sahwi
Hikmah melakukan sujud sahwi di dalam shalat adalah:
a. Kita menyadari bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa, yang tidak
pernah lupa hanyalah Allah Swt. Sehingga manusia tidak boleh sombong dan
angkuh.
b. Selanjutnya, orang yang salah, khilaf dan lupa harus segera memohon ampun
kepada Allah SWT.
c. Ketika kita lupa dalam shalat, kita segera melakukan sujud sahwi.
Demikian juga dalam praktek kehidupan di luar shalat. Kalau kita berbuat
salah maupun khilaf harus ssgera mungkin membaca istighfar dan memohon ampun
kepada Allah SWT. Demikian halnya ketika kita bersalah dengan orang tua, guru
maupun teman harus segera meminta maaf kepada mereka.
3. Hikmah Sujud Tilawah
Hikmah dari sujud tilawah yaitu:
a. Dijauhkan dari godaan syetan
b. Lebih menghayati bacaan dan makna Al Quran yang sedang dibaca.
c. Mendekatkan diri kepada Allah Swt.

VI. UJI KEMAMPUAN/EVALUASI


Beri tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar !
1. Amin sedang melaksanakan shalat berjama’ah di masjid. Pada rakaat kedua Amin
mendengarkan bacaan ayat sajdah yang dibaca oleh imamnya. Setelah ayat sajdah
selesai dibacakan Amin melakukan sujud....
a. Syukur
b. Tilawah
c. Sahwi
d. Sajdah
2. Perhatikan ayat- ayat al-Qur’an berikut :
1) Q.S. al-A’raf/7 ayat 206 5) Q.S. al-Hajj/22 ayat 18
2) Q.S. ar-Ra’du/13 ayat 25 6) Q.S. Maryam/19 ayat 58
3) Q.S. an-Nahl/16 ayat 49
4) Q.S. Al-Isrā’/17 ayat 119
yang termasuk ayat-ayat sajdah adalah….

a. 1, 2, 3 dan 4
b. 2, 3, 4 dan 5
c. 1, 3, 5 dan 6
d. 3, 4, 5 dan 6
3. Hukum melakukan sujud tilawah yaitu....
a. Sunnah
b. Wajib
c. Fardu kifayah
d. Jaiz
4. Hasim sedang mengerjakan shalat, tiba-tiba teringat bahwa bilangan rakaat yang
dikerjakannya lebih, sebaiknya Hasim melaksanakan sujud sahwi....
a. Sebelum salam
b. Setelah salam
c. Sebelum takbir
d. Setelah takbir
5. Di salah satu wilayah terjadi musibah banjir. Kebetulan salah seorang saudara Bu Anita
tinggal di wilayah tersebut. Dia mendapat kabar bahwa saudaranya selamat dari
musibah tersebut. Bu Anita kemudian melakukan sujud....
a. Rukun
b. Sahwi
c. Tilawah
d. Syukur
6. Perhatikan pernyataan berikut :
1) Lupa kelebihan rakaat shalat
2) Mendapatkan nikmat yang luar biasa
3) Mendengarkan ayat-ayat sajdah
4) Lupa tidak melaksanakan salah satu dari rukun shalat
5) Lupa kekurangan jumlah rakaat shalat
6) Terhindar dari musibah
Pernyataan yang merupakan penyebab untuk melaksanakan sujud sahwi adalah....
a. 1, 2 dan 3
b. 2, 3 dan 4
c. 1, 4 dan 5
d. 4, 5 dan 6
7. ‫سُ ْب َحانَ َم ْن ََل يَنَا ُم َو ََل يَ ْس ُهو‬
Lafal tersebut merupakan bacaan dari sujud....
a. Sahwi
b. Tilawah
c. Syukur
d. Sajdah
8. Jumlah sujud yang dilakukan dalam sujud syukur sebanyak ... kali.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
9. Jumlah sujud yang dilakukan dalam sujud sahwi sebanyak ... kali.
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
10. Berikut adalah ketentuan sujud syukur, kecuali....
a. Dilakukan di luar shalat
b. Dilakukan seorang diri
c. Harus menghadap kiblat
d. Tidak harus bersih dari hadats dan najis
MODUL 2

Hikmah Puasa Wajib dan Sunnah

I. KOMPETENSI DASAR/KD
3.8 Memahami hikmah puasa wajib dan sunnah.

4.8 Melaksanakan puasa wajib dan puasa sunnah sebagai implementasi dari pemahaman
hikmah puasa wajib dan puasa sunnah.

II. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.8.1 Menjelaskan tentang puasa wajib dan Sunnah.
3.8.2 Menjelaskan hikmah puasa wajib dan Sunnah.

4.8.1 Mempraktikkan puasa wajib dan Sunnah.

III. STRATEGI PEMBELAJARAN


Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Metode : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi, dan Ceramah

IV. PETA KONSEP

Puasa

Wajib Sunnah

Hikmah Puasa Wajib dan Sunnah


V. MATERI
A. Puasa Wajib dan Sunnah
1. Puasa Wajib
Seperti dengan namanya, puasa wajib merupakan puasa yang harus
dijalankan oleh semua umat Islam. Jika umat Islam melakukannya maka mereka
akan mendapatkan pahala, sedangkan jika tidak melakukannya maka akan
mendapat dosa. Puasa wajib terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan merupakan jenis puasa paling umum karena
merupakan puasa wajib selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan bagi setiap
umat Islam yang sudah baligh. Kewajiban melaksanakan ibadah puasa pada
bulan Ramadhan terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183.
Dengan menjalankan puasa Ramadhan juga memiliki keterkaitan yang
begitu erat di antara manusia satu dengan manusia lainnya, seperti timbulnya
rasa simpatik serta rasa kebersamaan, timbulnya semangat untuk saling tolong
menolong, dan masih banyak lagi. Selain itu, puasa merupakan salah satu
bentuk ketentuan Allah yang harus dijalankan oleh setiap mukmin, dimana
dalam syariat islam tujuan berpuasa adalah untuk meningkatkan kualitas
ketakwaan kita.
Syarat wajib puasa Ramadhan yaitu:
1) Islam
2) Baligh
3) Berakal sehat
4) Mampu
5) Suci dari haid dan nifas
6) Menetap atau bermukim (sedang tidak berada dalam perjalanan).
b. Puasa Nadzar
Jenis kedua dari puasa wajib adalah puasa nazar yaitu puasa karena
sebuah janji. Nazar sendiri secara bahasa berarti janji, sehingga puasa yang
dinadzarkan memiliki hukum wajib.
Para ulama sepakat, hukum melaksanakan nazar atau melaksanakan
sesuatu sesuai dengan yang telah dinazarkan, adalah wajib. Ini dengan
ketentuan, nazar tersebut untuk melakukan kebaikan kepada Allah SWT, bukan
justru bermaksiat kepada-Nya.
Orang yang bernadzar tetapi tidak melaksanakan nadzarnya, baik
sengaja ataupun karena tidak mampu melaksanakannya, maka harus membayar
kafarat (denda). Jumlah denda itu sama dengan kafarat melanggar sumpah.
Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah yang berbunyi, "Denda nadzar adalah
denda sumpah." (HR Muslim, Abu Dawud, at-Tarmizi, an-Nasa'i, dan Ahmad).
Denda tersebut dapat dengan memilih salah satu dari alternatif berikut
secara berurutan. Pertama, memberi makan 10 fakir miskin. Kedua, memberi
pakaian pada 10 fakir miskin. Ketiga, memerdekakan hamba sahaya. Keempat,
berpuasa tiga hari. Mengganti nadzar dengan perbuatan nadzar yang lain
diperbolehkan, tetapi orang yang bersangkutan tetap harus membayar kafarat
sebagai sanksi atas nadzar yang tidak dilaksanakan.
Untuk melaksanakan puasa nazar, seorang muslim dapat melakukannya
sebagaimana puasa-puasa pada umumnya. Rinciannya adalah sebagai berikut:
1) Puasa dimulai dengan sunah bersahur sebelum waktu imsak. Jika tidak
bersahur juga tak apa-apa.
2) Membaca niat puasa nazar sebagai berikut:
‫الى‬ ِ ‫ص ْو َم النَّذَ ِر ِ ه‬
َ ‫ّلِل ت َ َع‬ َ ُ‫ن ََويْت‬
Artinya: Saya berniat puasa nazar karena Allah Ta’ala.
3) Menahan lapar dan haus, serta pembatal puasa lainnya, seperti berhubungan
suami istri di siang hari puasa.
4) Berbuka di waktu matahari terbenam atau ketika masuk waktu Magrib.
c. Puasa Denda atau Kifarat
Jenis terakhir dari puasa wajib adalah puasa denda, yakni puasa yang
dilakukan untuk menggantikan dam atau denda atas pelanggaran berhukum
wajib, contohnya tidak melaksanakan puasa. Puasa ini bertujuan untuk
menghapus dosa yang telah dilakukan.
Menunaikan puasa kifarat dimaksudkan untuk menghapuskan dosa atau
khilaf tersebut, selain bertobat dengan sungguh-sungguh. Sedangkan besarnya
kifarat atau denda yang dikenakan kepada orang yang melanggar ketentuan
Allah ini, berbeda-beda. Bisa dengan memerdekakan budak, berpuasa, atau
memberi makan orang miskin. Ada kifarat yang harus dilakukan berurutan, ada
yang boleh dipilih salah satu. Tergantung dari kesalahan yang dilakukan.
Hukumya adalah fardhu ain, alias wajib. Maka apabila seseorang tidak
melunasi kifaratnya hingga ia meninggal dunia, orang tersebut berdosa. Ingat,
tujuan dari kifarat adalah menebus dosa yang pernah dilakukan. Bukan
sembarang dosa, melainkan dosa yang besar.
Macam-macam kifarat:
1) Membunuh seorang muslim tanpa disengaja
Selain harus di qishosh atau membayar diyat, orang yang melakukan
pembunuhan juga harus membayar kifarat yaitu dengan memerdekakan
hamba sahaya. Bila ia tidak mampu, ia wajib berpuasa selama dua bulan
berturut-turut. Ulama Syafi’iyah menambahkan, jika orang yang melakukan
pembunuhan itu sudah tua atau sangat lemah sehingga ia tidak kuat
berpuasa, maka ia dapat menggantikannya dengan memberi makanan untuk
60 orang miskin masing-masing 1 mud.
2) Bersumpah, lalu dengan sengaja melanggar sumpahnya
Bentuk kifaratnya, berdasar firman Allah dalam Alquran Surat Al-Ma’idah
ayat 89, adalah memberi makanan kepada sepuluh orang miskin masing-
masing 1 mud, atau memberi pakaian kepada mereka, atau memerdekakan
budak, atau berpuasa selama tiga hari. Kifarat ini bersifat pilihan. Artinya,
boleh dipilih sesuai dengan kemampuan.
3) Tidah mampu memenuhi nadzar
Pada asalnya mengucapkan nadzar dihukumi makruh, bahkan sebagian
ulama memandangnya haram. Namun jika nadzar sudah terucap, wajib
ditunaikan. Allah menyebutkan di antara ciri penduduk surga adalah orang-
orang yang menunaikan nazarnya.
Nazar adalah utang dan menjadi janji yang wajib dipenuhi oleh seseorang.
Bahkan jika pun seseorang yang memiliki nadzar itu kemudian meninggal
tanpa sempat menunaikan nazarnya, maka nadzarnya wajib disempurnakan
oleh wali atau pewarisnya.
4) Menzihar istrinya
Yaitu kifarat yang harus dibayar oleh seorang suami yang telah
menyerupakan punggung istrinya dengan punggung ibunya sendiri.
Kifaratnya adalah dengan memerdekakan budak. Jika tidak menemukan
budak, ia harus berpuasa dua bulan berturut-turut. Jika ia tidak mampu maka
ia harus memberi makan makan kepada 60 fakir miskin masing-masing
sebanyak 1 mud.
5) Berjima’ di siang hari di bulan Ramadhan
Bentuk kifaratnya adalah kifarah ‘udhma (kifarat besar), yaitu ia harus
memerdekakan hamba sahaya perempuan yang beriman, tak boleh yang
lain. Sahaya itu juga harus bebas dari cacat yang mengganggu kinerjanya.
Jika tidak mampu, ia harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut. Jika
tidak mampu, ia harus memberi makanan kepada 60 orang miskin, masing-
masing sebanyak satu mud. Sanksi kifarat ini hanya dikhususkan kepada si
suami yang merusak puasanya dengan jima’, sedangkan bagi istrinya, ia
hanya wajib mengqada puasa yang dibatalkan.
2. Puasa Sunnah
a. Puasa Syawal
Jenis puasa pertama dari puasa sunnah adalah puasa Syawal. Syawal
sendiri adalah nama bulan setelah bulan Ramadhan. Puasa Syawal adalah
berpuasa selama enam hari di bulan Syawal. Puasa ini bisa dilakukan secara
berurutan dimulai dari hari kedua syawal ataupun bisa dilakukan secara tidak
berurutan.
b. Puasa Arafah
Puasa arafah adalah jenis puasa sunnah yang sangat dianjurkan bagi
umat Islam yang tidak sedang berhaji. Sedangkan bagi umat Islam yang sedang
berhaji, tidak ada keutamaan untuk puasa pada hari arafah atau tanggal 9
Dzulhijjah.
Puasa arafah sendiri mempunyai keistimewaan bagi pelaksananya yaitu
akan dihapuskan dosa-dosa pada tahun lalu serta dosa-dosa di tahun yang akan
datang (HR. Muslim).
c. Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari tarwiyah
yakni tanggal 8 Dzulhijjah. Istilah tarwiyah sendiri berasal dari kata tarawwa
yang berarti membawa bekal air. Hal tersebut karena pada hari itu, para jamaah
haji membawa banyak bekal air zam-zam untuk persiapan Arafah dan menuju
Mina.
d. Puasa Senin Kamis
Jenis puasa satu ini juga merupakan puasa sunnah terpopuler. Puasa
senin kamis berawal ketika Nabi Muhammad SAW memerintah umatnya untuk
senantiasa berpuasa di hari senin dan kamis. Karena hari senin merupakan hari
kelahiran beliau sedangkan hari kamis adalah hari pertama kali Al-Qur’an
diturunkan.
e. Puasa Daud
Jenis puasa ini merupakan puasa unik karena pasalnya puasa Daud
adalah puasa yang dilakukan secara selang-seling (sehari puasa, sehari tidak).
Puasa Daud bertujuan untuk meneladani puasanya Nabi Daud As. Puasa jenis
ini juga ternyata sangat disukai Allah SWT.
f. Puasa ‘Asyura
Bulan Muharram adalah bulan yang disunnahkan untuk memperbanyak
puasa, boleh di awal bulan, pertengahan, ataupun di akhir. Namun, puasa paling
utama adalah pada hari Asyura yakni tanggal sepuluh pada bulan Muharram.
Puasa ini dikenal dengan istilah Yaumu Asyura yang artinya hari pada tanggal
kesepuluh bulan Muharram.
g. Puasa Ayyamul Bidh
Umat Islam disunnahkan berpuasa minimal tiga kali dalam sebulan.
Namun puasa lebih utama dilakukan pada ayyamul bidh, yaitu pada hari ke-13,
14, dan 15 dalam bulan Hijriyah atau bulan pada kalender Islam. Ayyamul bidh
sendiri mempunyai arti hari putih karena pada malam-malam tersebut bulan
purnama bersinar dengan sinar rembulannya yang putih.
h. Puasa Sya’ban (Nisfu Sya’ban)
Tidak hanya bulan Ramadhan yang mempunyai keistimewaan, bulan
Sya’ban juga memiliki keistimewaan tersendiri. Pada bulan Sya’ban dianjurkan
agar umat Islam mencari pahala sebanyak-banyaknya. Salah satunya adalah
dengan melakukan puasa pada awal pertengahan bulan Sya’ban sebanyak-
banyaknya.

B. Hikmah Puasa Wajib dan Puasa Sunnah


1. Hikmah Puasa Wajib
Diantara hikmah dan manfaat ibadah puasa adalah:
a. Puasa adalah sarana menggapai ketaqwaan.
b. Puasa adalah sarana mensyukuri nikmat.
c. Puasa melatih diri untuk mengekang jiwa, melembutkan hati dan
mengendalikan syahwat.
d. Puasa memfokuskan hati untuk berdzikir dan berfikir tentang keagungan dan
kebesaran Allah.
e. Puasa menjadikan orang yang kaya semakin memahami besarnya nikmat Allah
kepadanya.
f. Puasa memunculkan sifat kasih sayang dan lemah lembut terhadap orang-orang
miskin.
g. Puasa menyempitkan jalan peredaran setan dalam darah manusia.
h. Puasa melatih kesabaran dan meraih pahala kesabaran tersebut, karena dalam
puasa terdapat tiga macam kesabaran sekaligus, yaitu sabar menghadapi
kesulitan, sabar dalam menjalankan perintah Allah dan sabar dalam menjauhi
larangan-Nya.
i. Puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan.
j. Hikmah puasa terbesar adalah penghambaan kepada Allah SWT dan
peneladanan kepada Rasulullah SAW.
2. Hikmah Puasa Sunnah
a. Melatih diri melawan hawa nafsu.
b. Mengajarkan untuk hidup sederhana.
c. Menjaga kesehatan
d. Melatih diri membiasakan istiqomah beribadah
e. Mendapat kenikmatan menjadi bagian dari umat Rasulullah.

VI. UJI KEMAMPUAN/EVALUASI


Beri tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar !
1. Puasa Ramadhan dilaksanakan selama ….
a. 30 hari
b. 31 hari
c. 29 hari
d. Sebulan
2. Kewajiban puasa itu sesuai kewajiban dengan firman Allah swt. dalam Surah ….
a. al-Maidah Ayat 3
b. al-Baqarah Ayat 1-3
c. al-Baqarah Ayat 183-184
d. al-Maidah Ayat 15
3. Bila orang bernazar bahwa ia akan berpuasa apabila usahanya sukses, maka puasanya
menjadi ….
a. Sunnah
b. Makruh
c. Wajib
d. Mubah
4. Puasa Arafah dilakukan pada tanggal ….
a. 9 Zulhijjah
b. 10 Zulhijjah
c. 11 Zulhijjah
d. 12 Zulhijjah
5. Puasa Senin-Kamis termasuk puasa ….
a. Wajib
b. Makruh
c. Sunah
d. Mubah
6. Penentuan awal Ramadan ditentukan melalui ….
a. Rukyah dan hisab
b. Keputusan hakim agama
c. Penelitian
d. Kementrian Agam
7. Termasuk syarat wajib puasa, kecuali ….
a. Islam
b. Mumayyiz
c. Suci dari haid dan nifas
d. Berakal
8. Puasa untuk menebus dosa karena melakukan sesuatu yang dilarang agama disebut
puasa ….
a. Kafarat
b. Nazar
c. Arafah
d. Ramadhan
9. Puasa Syawal adalah puasa yang dilakukan . . . .
a. Setiap hari pada bulan Syawal
b. Setiap seminggu sekali pada bulan Syawal
c. Enam hari pada bulan Syawal
d. Untuk membayar nazar
10. Pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah kita dilarang berpuasa karena hari itu adalah
hari….
a. Tasyrik
b. Raya Idul Fitri
c. Maulud Nabi Muhammad SAW.
d. Isra dan Mi’raj

Anda mungkin juga menyukai