Dosen pembimbing:
R. M. Alfian, M. Si (Herb)
Disusun Oleh:
1. Dani firman
2. Endah Sri R
3. Esther Randi P
4. Karya
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan karunia-Nya
yang telah diberikan kepada penulis sehingga laporan studi kasus dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien tiroid”, tanpa nikmat yang diberikan oleh-Nya sekiranya penulis tidak akan
mampu untuk menyelesaikan Makalah ini.. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada-Nya
junjungan Nabi Muhammad. Saw, semoga atas izin Allah SWT penulis dan teman-teman
seperjuangan semua mendapatkan syafaatnya nanti. Amin Ya Rabbal Alamin. Penulisan Makalah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat mata ajar Keperawatan Komplementer.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut WHO (2014) struma (Goitre) atau biasa kita sebut gondokan
yaitu suatu kondisi yang ditandai dengan pembesaran salah satu bagian depan
penyakit struma di Asia, negara tertinggi yaitu negara India dengan prevalensi
orang berusia lebih dari 15 tahun sejumlah 700.000 jiwa, dengan kota tertinggi
yaitu DKI Jakarta dengan presentase sebanyak 0,7 % dengan jumlah penduduk
jawa timur presentase yang mngalami struma sejumlah 0,6 % dengan jumah
Struma merupakan salah satu bentuk dari kondisi kronis yang disebabkan
satu dari mereka mengalami struma atau gondokan, karena tanda dan gejala
1
2
Tanda dan gejala struma yaitu merasa gugup, denyut jantung terasa cepat,
berat badan turun secara tiba-tiba, serta adanya benjolan kecil sering tidak
diketahui oleh banyak orang. Apabila hal tersebut dibiarkan saja maka keadaan
dari struma dapat menjadi semakin besar, hal ini disebabkan cairan yang berada di
tiroid akan semakin menumpuk (Melly, 2013). Jika benjolan sudah membesar
maka besar kemungkinan akan terjadi beberapa masalah kesehatan yang cukup
serius, seperti yang dijelaskan oleh Melly (2013) menyatakan bahwa beberapa
pernafasan, dan pita suara yang berimplikasi adanya kesulitan untuk mencerna
makanan, bernapas, dan berkomunikasi (berbicara). Jika hal ini terus berlangsung,
maka akan terjadi gangguan pasokan oksigen, nutrisi, cairan, dan keseimbangan
elektrolit tubuh.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya struma yaitu dengan
mengkonsumsi kadar yodium yang cukup bagi tubuh kita dan upaya yang ke dua
keperawatan medikal bedah post operative tiroidektomi pada nn. L dengan struma
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
melekatkan tiroid ke laring dan trakea. Kelenjar ini terdiri atas dua buah
tiroid yang tipis dibawah kartilago kriko idea di leher, dan kadang -
sampai 20 gram. Aliran darah kedalam tiroid per gram jaringan kelenjar
kecil yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh suatu jaringan ikat. Setiap
folikel dibatasi oleh epitel kubus dan diisi oleh bahan proteinaseosa
aktivitas metabolik seluler. Kedua hormon ini bekerja sebagai alat pacu
2.1.1 Definisi
debar, berkeringat, dan berat badan menjadi turun (Amin Huda Nurarif &
2.1.2 Etiologi
1. Defisiensi Iodium
hipertiroid maupun secara klinik menjadi struma toksik dan non toksik.
bentuk anatomi
11
tiroid.
2.1.3 Klasifikasi
1. Berdasarkan Fisiologis
a. Eutiroidisme
b. Hipotiroidisme
bicara.
12
c. Hipertiroidisme
2. Berdasarkan Klinisnya
a. Goiter Toxic
diffusa toksik dan goiter nodusa toksik. Istilah diffusa dan nodusa
adanya rasa khawatir yang berat, mual, muntah, kulit dingin, pucat,
goiter diffusa non toksik dan goiter nodusa non toksik. Goiter non
dalam nodul.
mainifestasi klinis pada penyakit struma atau Goiter lebih sering mengarah
hipermetabolisme yang paling jelas adalah asupan kalori tinggi yang tidak
14
nadi, insomnia, sesak napas, dan kelemahan pada otot (Erik D, 2014).
bahwa tanda dan gejala dari struma atau Goiter, antara lain :
2. Batuk
4. Suara serak
2.1.6 Patofisiologi
Menurut (Amin Huda Nurarif & HArdi Kusuma, 2015) dalam modul
nodul dapat merupakan ”hot nodule” dengan uptake isotop tinggi, atau
autonom
16
non toksik terus berkembang, produksi nodul dan fungsi autonom, pada
2.1.7 Komplikasi
melihat apakah terdapat benjolan lain yang tidak dapat diraba atau
1. Pemeriksaan Hormon
2. Biopsi
Iodine didapatkan dari garam, seafood dan rumput laut. Udang dan
daerah pegunungan dan jauh dari laut, sumber makanan lain yang
mengandung iodine antara lain adalah susu sapi dan yoghurt. Beberapa
goiter.
2.1.10 Penatalaksanaan
Menurut (Ika, 2017) dalam modul yang berjudul Goiter Non Toxic,
1. Pembedahan (Tiroidektomi)
2. Yodium Radioaktif
yang
17
dalam bentuk kapsul atau cairan yang harus diminum di rumah sakit,
obat ini ini biasanya diberikan empat minggu setelah operasi, sebelum
tiroid.
2.2.1 Definisi
bagian bawah leher, tepat di bawah kotak suara. Kelenjar yang berbentuk
fisiologi. Apabila terjadi gangguan pada tiroid, salah satu pengobatan yang
bedah akan membuat sayatan di tengah leher atau dada dan ketiak. Lalu,
dan saraf di sekitarnya tidak rusak. Pembuluh darah akan diikat, lalu
membuat 3-4 sayatan kecil di leher. Alat bedah kecil yang dilengkapi
atau infeksi. Obat bius juga mungkin menyebabkan efek samping yang tak
diinginkan.
tabung ke trakea. Namun, dua kondisi ini biasanya akan sembuh dengan
tiroidektomi, tetap ada kemungkinan kecil bahwa akan terjadi cedera pada
pasien seperti yang tersebut diatas yaitu melalui lima tahapan keperawatan.
a. Pengumpulan Data
2.3.1. Pengkajian
prose sang sistematik dalam pengumpulana data dari berbagai sumber data
al, 1996). Data yang dikumpulkan dalam pengkajian ini meliputi bio-
psiko- sosio-spriitual. Dalam proses pengkajian ada dua tahap yang perlu
1) Identitas
bahasa yang digunakan, usia sering terjadi pada usia dibawah 40 tahun
ataupun dewasa.
2) Keluhan Utama
dilakukan operasi.
5) Riwayat Psikososial
6) Pemeriksaan Fisik
terpasang drain.
tidur.
22
sekitar 1000 ml
makan menurun.
parah.
b. Analisa Data
dianlias sehingga dapat ditarik kesimpulan masalah yang timbul dan untuk
berikut :
psikologis.
a. Diagnosis Keperawatan I
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5
Penggunaan 1 2 3 4 5
Analgesik
Intervensi :
nyeri
meredakan nyeri
tidak di inginkan
b. Diagnosis Keperawatan II
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, tidak terjadi tanda-
tanda infeksi
2) Kemerahan menurun
3) Nyeri menurun
26
4) Bengkak menurun
Intervensi :
tanpa demam )
tanggal kedaluarsa )
hepatitis
B,BCG,Difteri,tetanus,pertusif,H.influenza,polio,campak,rubella )
Influenza,Pneumokokus )
tetanus )
Pencegahaan infeksi
4) Cuci tangan dan sebelum dan sesudah kontak dengan pasiaen dan
linkungan pasien
Kriteria hasil :
Inervensi
28
Manajemen nutrisi :
10) Kolaborasi dengan ahli gizi unutk menentukan jumlah kalori dan jenis
Terapi Menelan :
4) Posisikan duduk
2.3.4. Pelaksanaan
Observasi tanda-tanda vital, Kaji skala nyeri, Posisikan pasien semi fowler,
2017)
monitor tanda dan gejala infeks, berikan perawatan luka 3 hari sekali, anjurkan
(Rika, 2017)
keperawatan 3x24 jam dengan intervensi memonitor asupan makan dan cairan
2.3.5. Evaluasi
diberikan atau dilaksanakan dengan berpegang reguh pada tujuan yang ingin
dicapai. Pada bagian ini ditentukan apakah perencanaan sudah tercapai atau
keperawatan 3x24 jam diharapkan nyeri akut dapat terkontrol, tidak terjadi
risiko infeksi, dan mampu mepergerakan sendi dan otot (Rika, 2017)
Pathway
terbentuk
Struma
Tiroidektomi
31
Sekresi Penekanan Benjolan Ketidaksiapan Insisi Anatesi GA Terpustusnya Port of
hormone pada pembuluh kelenjar operasi pembuluh kontinuitas entry
kalsitosin darah tiroid tiroid darah dan Efek jaringan mikoorganis
menurun Kurangnya jaringan relaksan me
syaraf dan
Meningkatkan Menekan terpapar pembuluh pembuluh
Penrunan hipothalamus pembuluh informasi Kehilangan darah Personal
darah
metabolism darah tindakan cairan tubuh Hygiene
kalsium Peningkatan pembedaha dan plasma Peningkatan Merangsang inadekuat
kerja saraf Merangsang n cairan selama sekresi pengeluaran
Osteohalister simpatis nosiseptor mukosa otot Mikroorganis
durante op histamine
esis pada ujung Perasaan tidak pernapasan me
Peningkatan dan
saraf tipe C tenang berkembang
Kelemahan kontraksi prostaglandin
impuls nyeri dan
Fisik jantung ke korteks MK : Risiko mengkontami
serebri Syok MK : Bersihan MK : Nyeri nasi luka
MK : Takikardi
Intoleransi Hipovolemi Jalan Napas
k Peningkatan
MK : leukosit,
Aktivitas MK : Risiko MK : Nyeri Ansietas Tidak Efektif suhu sekitar
Pasien
Gg. Perfusi luka panas
MK : Risiko Defisit Nutrisi merasa sulit
Jaringan dan gatal
menelan
32
Gambar 2.2 Kerangka masalah (Rika, 2017)
A. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
berpenyakit gondok.
i. Integritas ego
maupun fisik
j. Eleminasi
diare.
daerah pretibial.
k. Sensori neural
Data objektif : bicara cepat dan parau, gangguan status mental dan
l. Nyeri/kenyamana
dispnea.
n. Keamanan
kojungtiva berair.
o. Penyuluhan/pembelajaran
2. Diagnosa Keperawatan
(anastesi)
Tabel 2.1
Perencanaan keperawatan terhadap pasien perioperatif
Dx.
NO Tujuan Intervensi
Keperawatan
1 2 3 4
1 Ansietas B.d Kontrol Kecemasan Pengurangan
Kurang Kecemasan
Terpapar 1. Pasien mampu
Informasi mengidentifikasi dan 1. Gunakan pendekatan
mengugkapkan gejala yang menenangkan
cemas 2. Nyatakan dengan jelas
2. Mengidentifikasi, harapan terhadap
menunjukkan teknik prilaku pasien
untuk mengotrol cemas 3. Jelaskan semua yang
3. Vital sign dalam batas akan di rasakan
normal. selama prosedur
4. Temani pasien untuk
Pengetahuan: Prosedur memberikan
Penanganan keamanan dan
1. Pasien mengerti mengurangi takut
prosedur penanganan 5. Berikan informasi
faktual mengenai
operasi
diagnosis, tindakan
2. Pasien mengerti tujuan
prognosis
prosedur operasi
3. Pasien memakai pengajaran: prosedur/
peralatan untuk operasi perawatan
(pakaian operasi, topi
operasi 1. Informsikan pada
pasien dan keluarga
2. kapan dan dimana
3. Jelaskan tujuan dan
tinakan operasi
1 2 3 4
akan dilakukan
persiapan
pembedahan
1. Perkuat pengajaran
informasi pre
operatif
2. Periksa gelang
identitas pasien
3. Lepaskan perhiasan
pasien
Koordinasi Preoperatif
1. Review operasi
yang direncanakan
2. Dapatkan riwayat
klien, yang sesuai
3. Periksa gelang
identitas pasien
4. Informasikan pada
pasien SO
mengenai
5. tanggal dan waktu
operasi, waktu
kedatangan dan
prosedur
penerimaan
Pengajaran
Perioperatif
1. Informasikan pada
pasien dan keluarga
perkiraan lama
operasi
2. Kaji tingkat
pengetahuan terkait
operasi
1 2 3 4
3. Jelaskan prosedur
persiapan pre-
operasi (mis: jenis
anastesi,diit yang
sesuai, pengosongan
saluran cerna,
pemeriksaan lab yag
di butuhkan,
persiapan area
operasi, terapi
intravena, pakaian
operasi, transportasi
menuju ruang
operasi)
4. Tunjukkan pada
keluarga ruang
postoperasi dan
ruang tunggu
1 2 3 4
Perawatan Luka
2 DS : -
Efek Tindakan
DO :- Risiko Infeksi
Invasif
3 DS : pasien mengatakan sulit
menelan
DO :
Defek Rongga Gangguan
1. Terpasang drain di leher
Nasofaring Menelan
dengan produksi darah cc
2. Porsi makan hanya ½
porsi
4 DS : -
Ketidakmampuan Resiko Defisit
DO :-
Menelan Makanan Nutrisi
40
41
MASALAH
NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
2 Risiko Infeksi Seelah dilakukan tindakan 1. Tidak terdapat 1. Monitor tanda dan 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam, tanda-tanda infeksi gejala infeksi keadaan luka dan
efek tindakan invasif tidak terjadi infeksi 2. Menunjukan 2. Monitor efek samping perkembangannya
pemahaman dalam pemberian antibiotik 2. Untuk mengetahui
proses perbaikan 3. Berikan perawatan keefektian obat
dan mencegah luka steril 3. Agar tidak terjadi
terjadinya cidera 4. Berikan penjelasan infeksi dan terpapar
berulang kepada pasien dan oleh kumn dan
3. Menunjukan keluarga mengenai bakteri
terjadinya proses tanda-tanda infeksi 4. Agar pasien dan
penyembuhan luka 5. Kolaborasi dengan keluarga
dokter pemberian mengetahui tanda
antibiotic. dan gejala infeksi
a. Ceftriaxone 3x1gr 5. Untuk mencegah
6. Rencana discharge timbulnya infeksi
planning
42
MASALAH
NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
3 Risiko defisit nutrisi Seelah dilakukan tindakan 1. Tidak terjadi 1. Observasi asupan
1. Untuk mengetahui
penurunan berat makan dan cairan input asupan nutrisi
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam,
badan 10% 2. Observasi berat badan pasien
ketidakmampuan tidak terjadi defisit nutrisi 3. Kaji tanda malnutrisi2. Untuk
2. Porsi makan habis
(kelelahan, pusing, memonitoring tanda
menelan makanan 1 porsi lemas) malnutrisi
3. Tidak ada tanda 4. Anjurkan pasien untuk3. Untuk
malnutrisi makan sedikit tapi memonitoring tanda
sering apabila merasa malnutrisi
mual 4. Untuk memenuhi
5. Kolaborasi dengan ahli kebutuhan nutrisi
pasien
gizi untuk pemberian
5. Untuk menentukan
makan : Diet bubur
kalori serta
kebutuhan nutrisi
yang dibutuhkan
pasien.
43
DAFTAR PUSTAKA
INRUD. (2004). Problems of irrational drug use. The International Network for
Rational Use of Drugs.