NAMA KELOMPOK 6 :
1. Ade Irma ( 19034)
2. Mirfa yana (19037)
3. Vivi elfia luturmas (19038)
4. Linda wendikbo (19043)
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gangguan jiwa pada mulanya dianggap suatu yang gaib,sehingga penanganannya secara
supranatural spiristik yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan gaib, gangguan jiwa
merupakan suatugangguan yang terjadi pada unsur jiwa yang manifestasinya pada
kesadaran,emosi,persepsi, dan inteleensi. Salah satu gangguan jiwa tersebut adalah gangguan
perilaku kekerasan.
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai suatu respon terhadap kecemasan
yang dirasakan sebagai ancaman individu, pengunggkapan kemarahan dengan langsung
dankontruktif pada saat terjadi dapat melegakan individu dan membantu orang lain untuk
mengerti perasaan yang sebenarnya sehingga individu tidak mengalami kecemasan,tress, dan
merasa bersalah dan bahkan merusak diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Dalam hal
ini,peran serta keluarga sangat penting, namun perawatan merupakan ujung tombak dalam
pelayanan kesehatan jiwa.
B. Masalah
1. Menjelaskan definisih perilaku kekerasan?
2. Menjelaskan etiologi perilaku kekerasan ?
3. Apa yang dimaksud dengan pohon masalah ?
4. Apa saja masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji ?
5. Apa saja diagnose keperawatan ?
6. Apa saja rencana tindakan ?
C. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah membahas kasus ini diharapkan mengerti dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien perilaku kekerasan.
b. Tujuan khusus
Untuk menghidari luas makalah maka dalam penyusunan makalah ini kelompok
menghkususkan pembahasan tentang penatalaksanaan pada pasien dengan
perilaku kekerasa. Asuhan keperawatan ini hanya menerapkan proses pekerawatan
melalui tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,implementasi dan evaluasi pada
kasus perilaku kekerasan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,orang lain maupun lingkungan.
Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak
konstruktif (cerpenito, 2000).
Kerilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu-individu beresiko menimbulkan
bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang lain (towsend, 1998).
B. Etiologi
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan konsep diri,harga diri rendah. Harga
diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri digambarkan sebagai perasaan
negative terhadap diri dapat digambarkan sebagai perasaan negative terhadap diri,hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Tanda dan gejala :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Percaya diri kurang
e. Mencederai diri.
Akibat :
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya bagi
dirinya, orang lain maupun lingkunganya. Seperti menyerang orang lain, memecahkan
perabot, membakar rumah dan dll. Sehingga klien dengan perilaku kekerasan beseriko
untuk mencederai diri orang lain dan lingkungan.
C. Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan didapatkan melalui
pengkajian meliputi :
1. Wawancara : diarahakan penyebab marah,perasaan marah,tanda-tanda marah yang
dirasakan oleh klien.
2. Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat
dan sering pula tampakklien memaksakan kehendak merampas makanan, memukul
jika tidak senang.
Tanda dan gejala :
Pada pengkajian awal dapat diketahui alas an klien dibawa ke rumah sakit adalah
perilaku kekerasan di rumah. Kemudian perawat dapat melakukan pengkajian dengan
cara observasi: muka merah,pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi,berdebat,
memaksakan kehendak,memukul dan mengamuk.
D. Pohon masalah
Keterangan :
Pasien adalah anak ke dua dari 3 saudara, belum menikah, tinggal satu rumah dengan
ayah ibu dan adiknya. Komunikasi dalam keluarga berjalan baik, namaun bila ada
masalah keluarga besar tidak pernah bercerita dengan ayah ibu dan adiknya karena
lebih memilih untuk dipendam sediri. Pola asuh dalam keluarga adalah
demokratis,seluruh anak dari orang tua pasien mendapat kasih saying yang sama.
Keluarga terdekat pasien adalah ibu,namun pasien jarang bercerita tentang masalah
pribadi karena merasa malu.
d. Hubungan social
Orang yang berarti : keluarganya adalah orang-orang yang berarti dalam
hidup pasien.
Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:pasien mengatakan
sebelum sakit aktif dalam kegiatan masyarakat.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :pasien mengatakan
bicara hanya bila perlu,memendam masalah sendiri dan tidak bercerita
dengan orang terdekat,pasien terkadang acuh pada lawan bicara.
e. Spiritual
Nilai dan keyakinan : pasien beragama islam, percaya dan pasrah kepada
allah SWT, yakin bahwa semua sudah diatur.pasien ingin pulang ke rumah
dan berharap keluarga dan masyarakat mau menerima keadaanya. Pasien
mengatakan ingin berusaha memperbaiki diri dan tidak menyakiti orang-
orang disekitarnya lagi.
Kegiatan ibadah : pasien mengatakan selalu sholat lima waktu.
6. Status mental
a. Penampilan : pasien tampak bersih dan rapi dengan pakaian yang sesuai,rambut
rapi.
b. Pembicaraan : cara bicara pasien pelan dan intonasi biasa dan jelas.
c. Aktifitas motoric: pasien tampak lesu,namun dapat membantu aktifitas ruangan
seperti menyiapkan makan,membersihkan ruangan setelah makan, mengambil
linen.
d. Alam perasaan: pasien mengatakan sedih karena kangen dengan anak dan istri,
belum dijengkuk semenjam masuk rumah sakit.
e. Afek: datar, pasien tampak tenang dan kooperatif.
f. Interaksi selama wawancara: pasien kooperatif saat diajak bicara, selalu
memandang lawan bicara, tak tampak marah.
g. Persepsi : pasien mengatakan tidak mendengar suara-suara apapun
h. Isi pikir: pasien mengatakan ingin pulang ke rumah untuk bertemu .
i. Waham: curiga,pasien mengatakan curiga kepada adik akan menyakiti dirinya.
j. Arus pikir : pasien mengerti dan memahami perbincangan dengan perawat, tidak
ada flight of idea, focus pada topic pembicaraan.
k. Tingkat kesadaran : pasien sadar dan kooperatif,pasien mampu menyebutkan
bahwa saat ini RS pasien tahu hari ini tanggal 20 april 2018, pasien mengingat
nama perawat yang berdinas di ruang UPIP.
l. Memori :
Tidak ada gangguan daya ingat jangka Panjang: pasien menginat tanggal
lahirnya senin dari 30-08-1982
Tidak ada gangguan daya ingat jangka pendek : pasien mengatakan bahwa
yang mengatar pasien ke rumah sakit adalah adiknya.
Tidak ada gangguan daya ingat saat ini : pasien mengatakan hari ini
tanggal 20 apri 2018 hari jumat.
m. Tingkat konsentrasi dan berhitung: pasien mampu melakukan hitungan
sederhana.
n. Kemampuan penilaian :pasien mengatakan mampu mengambil keputusan sediri
seperti membantu menata kursi sebelum makan dan merapikan meja makanan
setelah makan.
o. Daya titik diri : pasien mengatakan bahwa saat ini sedang sakit karena marah dan
mengamuk.
7. Kebutuhan perencanaan pulang
a. Kemampuan klien memenuhi kebutuhannya: pasien dapat makan, mandi, toileting
dan berpakaian secara mandiri. Pasien tidak melukai teman sekamar atau pun
petugas. Bila pulang pasien akan dijemput keluarga dan pulang ke rumah pasien.
b. Kegiatan hidup sehari-hari: pasien dapat makan,mandi,toilet dan berpakaian
secara mandiri.selama di rawat pasien tidak mengalami penurunan nafsu makan,
makan selalu habis, berat badan tetap.
8. Mekanisme koping: pasien mengatakan bila ada masalah kadang cerita dengan ibu
kandung .
9. Masalah psikososial dan lingkungan : pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam
hubungan sosialisasi di rumah karena selalu ikut kegiatan masyarakat seperti kerja
bakti.
10. Aspek medis
a. Diagnosa medis : skizofrenia paranoid
b. Terapi medik: risperidon 2-8 mg/hari
11. Daftar masalah kepribadian :
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
c. Resiko mencederai diri,orang lain dan lingkungan.
12. Pokon masalah
B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri, harga diri rendah
3. Beresiko mencederai diri,orang lain dan lingkungan.
C. Intervensi keperawatan
D. Implementasi dan evaluasi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,orang lain maupun lingkungan.
Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak
konstruktif (cerpenito, 2000).
Kerilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu-individu beresiko menimbulkan
bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang lain (towsend, 1998).
B. Saran
Dalam pelaksanaan usaha hendaknya bekerjasama dan membina saling percaya serta
menciptakan lingkungan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/380579813/askep-resiko-perilaku-kekerasan
https://www.scribd.com/document/350069775/asuhan-keperawatan-jiwa-resiko-perilaku-
kekerasan