Anda di halaman 1dari 7

Nama : Andi Nurul Tariza Paraja

NIM : 191130074

1. Manajemen Persediaan

Manajemen persediaan merupakan salah satu bagian dari perusahaan. Bagian tersebut
berfungsi untuk menjaga dan mengatur persediaan yang dimiliki perusahaan. Beberapa
aktivitas yang dilakukan dalam manajemen persediaan adalah mulai dari cara memperoleh
persediaan, menyimpan, hingga persediaan tersebut dimanfaatkan.

Persediaan di sini memuat arti beragam. Bisa berupa bahan baku, bahan pembantu, barang
dalam proses, barang jadi, bahkan suku cadang. Mengatur jumlah persediaan tidak semudah
yang diperkirakan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan makin tinggi biaya untuk
penyimpanan. Sebaliknya jika kurang malah bisa menghambat proses produksi.

Belum lagi perusahaan harus menghadapi beragam ketidakpastian. Mulai dari ketidakpastian
permintaan, waktu pemesanan, hingga pasokan dari supplier. Inilah yang membuat inventory
management sangat penting dilakukan.

Fungsi

Manajemen persediaan sangat penting bagi perusahaan. Hal ini karena fungsi dari aktivitas
tersebut cukup beragam. Berikut apa saja fungsi dari manajemen persediaan.

1. Mengantisipasi Kekurangan Persediaan

Hal ini harus diperhatikan terutama bagi perusahaan yang berfokus dalam memproduksi
barang. Meskipun pada umumnya supply bahan memang sudah pasti datang sesuai jadwal,
langkah antisipasi tetap penting untuk dilakukan. Untuk berjaga-jaga jika seumpama
persediaan datang terlambat dan akan berpotensi mengganggu proses produksi.

2. Mengantisipasi Pesanan Persediaan Ternyata Tidak Sesuai Dengan Kebutuhan

Kondisi seperti pesanan yang tidak sesuai mungkin jarang terjadi. Namun bukan tidak
mungkin bisa terjadi. Perusahaan selalu harus memastikan pesanan persediaan yang diterima
apakah sudah sesuai yang dibutuhkan untuk proses produksi.
3. Berjaga-jaga Jika Persediaan Yang Dibutuhkan Ternyata Tidak Ada Di Pasaran

Fungsi utama dilakukan manajemen persediaan adalah untuk memastikan persediaan bahan
selalu tersedia. Langkah ini untuk mengantisipasi jikalau bahan yang biasa digunakan tidak
ditemukan di pasaran. Bisa karena stok habis, atau hal lain

Baca juga : 10 Strategi Pemasaran Produk Efektif yang Bisa Anda Coba

4. Menjamin Lancarnya Proses Produksi

Terutama bagi perusahaan yang berfokus dalam memproduksi barang, proses produksi harus
dipastikan tetap berjalan. Hal ini dilakukan supaya tetap bisa meraih keuntungan dan
menyediakan kebutuhan bagi konsumen. Oleh karena itu inventory management ini sangat
penting demi menjaga ketersediaan persediaan supaya tetap bisa produksi.

Pendekatan Metode Manajemen Persediaan

Dalam hal pengelolaan persediaan, umumnya perusahaan menggunakan beberapa metode.


Setidaknya ada 5 metode inventory manajemen yang biasa dipergunakan oleh perusahaan
untuk mengelola persediaan. Berikut penjelasan masing-masing metode

1. Metode EOQ (Economic Order Quantity)

Biasa disebut dengan metode kuantitas pesanan ekonomi. Merupakan salah satu metode
pengelolaan persediaan dengan cara membeli persediaan sesuai dengan pesanan yang
diterima. Misalnya perusahaan mendapatkan pesanan.

Sudah ditentukan oleh pemesan berapa jumlah pesanan, spesifikasi, serta waktu kapan harus
selesai. Dengan begitu perusahaan akan memperhitungkan berbagai hal.

Termasuk tentang berapa kebutuhan bahan, spesifikasi, serta berapa harga bahan baku untuk
memenuhi pesanan tersebut. Jadi nanti sudah jelas berapa kebutuhan dan nominalnya. Tidak
akan sampai terjadi bahan sisa alias pas. Cara ini banyak membawa manfaat. Mulai dari tidak
ada biaya pemeliharaan, serta biaya gudang untuk menyimpan sisa bahan.
2. Metode MRP (Material Requirement Planning)

Lebih dikenal dengan metode perencanaan kebutuhan material, merupakan metode


pengendalian serta perencanaan persediaan untuk menjamin bahan baku selalu tersedia.
Selain untuk menjaga supaya bahan baku tetap ada untuk digunakan, metode ini pun berguna
untuk memastikan persediaan berjumlah sedikit. Mengapa persediaan harus diusahakan
berjumlah sedikit?

Hal itu karena semakin sedikit jumlah persediaan otomatis biaya untuk menjaga persediaan
tersebut juga makin sedikit. Dalam metode ini akan dilakukan beberapa perencanaan. Mulai
dari penjadwalan pembelian, jadwal produksi, hingga waktu pengiriman persediaan bahan
baku.

Baca juga : Mengenal Email Marketing dan 8 Tips Terbaik untuk Mendongkrak Penjualan

3. Metode JIT (Just In Time)

Metode ini punya istilah lain yaitu metode tepat waktu. Memungkinkan perusahaan sebisa
mungkin dibuat tidak menyetok atau memiliki persediaan. Sehingga perusahaan diusahakan
memiliki persediaan 0 atau mendekati nol. Hal ini karena jika posisi perusahaan seperti itu
biaya persediaan juga tidak akan dikeluarkan.

Tapi jika tidak punya persediaan bagaimana bisa melakukan produksi? Inilah keuntungan
metode ini. Perusahaan akan mengusahakan untuk membeli persediaan hanya saat sedang
dibutuhkan saja. Sehingga jumlahnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan, dan tidak akan ada
sisa. Lalu bagaimana caranya?

Dengan membina hubungan baik dengan para pemasok bahan baku. Membuat mereka
seolah-olah bagian dari perusahaan. Sehingga kapan pun dan berapa pun pemasok akan selalu
siap menyuplai persediaan.

4. Metode Analisa ABC

Dalam metode ini dilakukan penggolongan persediaan di mana dasar penggolongan tersebut
adalah nilai serta persediaan. Yang dimaksud nilai di sini adalah nilai total dari persediaan,
bukan harga persediaan per unit. Setiap item persediaan akan diberikan label sesuai kelasnya
masing-masing. Ini dilakukan karena setiap item persediaan diperlakukan berbeda.

Misalnya ada persediaan kayu, paku, dan cat. Kayu bisa dilabeli dengan grade A, karena paku
perlu perlakuan khusus untuk penyimpanan dalam gudang supaya tidak rusak. Lalu cat bisa
dikategorikan golongan B, karena penyimpanannya mungkin lebih mudah dibanding kayu.

Untuk paku bisa diberi kode C karena meskipun jumlahnya banyak, namun penyimpannya
jauh lebih mudah dibanding 2 persediaan sebelumnya.

Baca juga : Pengertian Bilyet Giro, Sifat, Bentuk, Syarat, dan Proses Rekonsiliasinya

5. Metode Periodic Review

Dalam metode ini memungkinkan dilakukan pemesanan persediaan bahan dalam jarak waktu
yang sama. Jadwal pesan barang sudah terjadwal secara rutin, jadi manajer keuangan dapat
memperkirakan berapa pengeluaran untuk pembelian bahan baku tersebut. Metode ini punya
keunggulan tersendiri.

Salah satunya mampu meredam fluktuasi permintaan kebutuhan bahan baku. Metode ini juga
sangat mudah dilakukan karena tidak perlu melewati proses administrasi yang panjang. Hal
tersebut karena proses pembelian persediaan sudah terjadwal rutin.

Namun metode ini mengharuskan perusahaan memperbanyak stok untuk mengantisipasi saat
tiba-tiba pesanan produksi membludak. Itulah beberapa penjelasan singkat seputar
manajemen persediaan. Mulai dari pengertian, fungsi, hingga metode yang umum digunakan.
Bisa menjadi referensi bagi yang belum terlalu paham dengan istilah tersebut.
2. Penilaian Kinerja dan Harga Transfer

Penilaian kinerja divisi sangat diperlukan untuk tujuan memaksimumkan profit. Hal ini akan
tercapai apabila terdapat kesamaan tujuan atau yang lazim disebut goal congruence, diantara
seluruh segmen yang teriibat dalam aktivitas perusahaan, sehingga masing-masing segmen
akan berupaya untuk mencapai tujuan dengan langkah yang seirama dan bertinadak selalu
atas kepentingan perusahaan. Seberapa jauh keberhasilan mereka dalam mencapai tujuan
perusahaan ini perlu dievaluasi sehingga terlihat segmen mana yang sebenamya memberikan
kontribusi terbesar dalam meningkatkan profit perusahaan. Dengan demikian reward dapat
diberikan kepada orang yang tepat, sehingga dapat mendorong divisi lainnya untuk lebih
meningkatkan kinerjanya. besar dalam mencapai keberhasilan ini yang pada akhimya layak
untuk diberikan penghargaan. Ukuran yang lazim dipakai dalam menilai sukses tidaknya
manajemen suatu perusahaan adalah laba. Bagi divisi yang bertindak sebagai profit center
salah satu faktor yang mempengaruhi laba diantaranya adalah harga jual. Bagi divisi yang
teriibat aktivitas transfer barang antar divisi, penetapan harga jual sangat mempengaruhi laba
divisi masing-masing. Agar penilaian lebih objektif, maka periu ditetapkan harga transfer
antar divisi ini sehingga kesamaan tujuan dapat tercipta di setiap segmen yang ada. Pada PT.
Sumber sawit Makmur transfer barang terjadi dari divisi kebun berupa kelapa sawit (TBS) ke
divisi pabrik yang mengolah TBS menjadi minyak kelapa sawit (MKS) dan inti kelapa sawit
(IKS). Harga transfer selama ini adalah biaya produksi TBS, sehingga terjadi distorsi dalam
penilaian kinerja divisi. Mengamati kondisi ini, maka permasalahan yang akan diteliti adalah,
1) Bagaimana cara penilaian kinerja divisi dengan penetapan metode harga transfer dan 2)
Bagaimana pengaruh laba antara divisi yang terlibat pada aktifitas transfer produk sebeium
dan sesudah penetapan harga transfer. Berlandaskan permasaiahan tersebut maka tujuan
geladi karya ini adalah 1) untuk menganalisis unsur-unsur biaya sehubungan dengan
penilaian kinerja divisi, 2) untuk mencoba menerapkan metode penetapan harga transfer
antara drvtsi, dan 3) untuk mengetahui bagaimana pengaruh laba masing-masing divisi yang
terlibat aktivitas transfer produk sebeium dan sesudah metode penetapan harga transfer
diterapkan. Manfaat yang diharapkan dari hasit geladikarya ini adalah menyajikan suatu cara
atau pola bagaimana penilaian kinerja dapat diiakukan bagi divisi yang terlibat pda transfer
produk. Dengan adanya alat penilaian ini diharapkan masing-masing divisi akan berusaha
untuk memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan sehingga tujuan memaksimalkan profit
dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan geladikarya ini, penilaian kinerja dibatasi hanya dari
aspek finansialnya saja dan sebagai dasar analisis, data yang digunakan adalah laporan
keuangan perusahaan untuk tahun 1998 beserta laporan-iaporan per divisi yang dibutuhkan
untuk mendukung anaiisis ini. Karena keterbatasan waktu maka untuk divisi kebun, dari 5
unit kebun yang ada diambil sebagai sampel unit kebun Laut Tador. Diharapkan dari sampel
ini dapat dijadikan suatu pola dalam melakukan analisa unit kebun lainnya. Penelitian yang
diiakukan dalam geladikarya ini adalah penelitian studi kasus dengan metode deskriptif.
Untuk data tori dan konsep dalam penetapan harga transfer diperoleh dari penelitian
kepustakaan sedangkan data perusahaan langsung diperoleh dari sumber yang berhubungan
dengan studi kasus ini. Pengukuran kinerja divisi digunakan metode pendekatan marjin
kontribusi, jadi laba diukur berdasarkan kemampuan divisi dalam menghasilkan laba setelah
memperhitungkan unsur biaya variabel. Untuk itu perlu mengidentifikasikan biaya masing-
masing divisi sebagai biaya tetap dan biaya variabel. Untuk biaya yang bersifat semivariabel,
perlu dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diestimasi berapa jumlah biaya tetap dan biaya
variabeinya dengan menggunakan The Least Squares Regression dan The High-Low Method.
Untuk tujuan aplikasi, yang dipilih adalah hasi! estimasi dari The Least Squares Method.
Metode ini dipilih karena seluruh data yang tersedia diperhitungkan untuk dianaiisa sehingga
lebih objektif. Sementara dengan metode yang ke dua, dari 12 bulan data yang tersedia,
hanya 2 data yang dipilih yaitu pada titik tertinggi dan terendah. Dari hasil analisis, ada
beberapa informasi yang menjadi fokus perhatian sebelum dan sesudah penerapan harga
transfer yaitu 1) harga pokok produksi MKS dan IKS pada divisi pabrik, 2) marjin kontribusi
dari masing-masing produk, TBS, MKS dan IKS, 3) target jual untuk menutupi biaya tetap
pada divisi pabrik dan unit kebun Laut Tador. Hasil yang diperoieh sebelum dan sesudah
penerapan harga transfer dapat diperbandingkan sebagai berikut: Sebelum Sesudah Harga
Pokok Prod. Variabel per kg: MKS IKS (Rp) 2.281,57 737,28 (Rp) 2.682,71 866,91 Marjin
Kontribusi per kg TBS MKS IKS 38,07 449,81 302,39 433,33 38,15 171,99 Target Jual
Untuk Menutupi Biaya Tetap TBS MKS IKS (Kg) 8.916.270 2.816.051 704.013 (Kg)
783.425 4.432.242 17.728.965 Sebelum harga transfer bahan baku ditransfer atas dasar biaya
produksi TBS yaitu sebesar Rp153,67 per kg dan setelah harga transfer Rp 548,93 per kg.
Ada 4 metode penetapan harga transfer yang dapat digunakan yaitu Market, Cost, Negotiated
dan Administered Transfer prices. Harga transfer yang digunakan untuk analisis ini adaiah
atas dasar harga pasar, karena harga ini lebih objektif dan beriaku umum di pasaran.
Penetapan harga transfer ini tentunya mengakibatkan harga pokok produksi MKS dan IKS
meningkat, yang pada akhirnya secara keseluruhan memperkecil marjin kontribusi divisi
pabrik.. Hal sebaliknya terjadi pada produk TBS yang pada akhirnya unit kebun Laut Tador
menghasilkan marjin kontribusi yang terbesar bagi perusahaan. Seberapa besar dapat
diandalkannya hasil analisis ini sangat tergantung kepada asumsi dasar yang digunakan,
antara lain 1) Perhitungan harga pokok produksi yang disajikan oleh perusahaan sudah
menggambarkan perhitungan yang semestinya menurut akuntansi, 2) Persediaan awal dan
pengembaiian produk dari pihak ke tiga yang dinilai berdasarkan biaya produksi tahun lalu
dialokasikan sebagai biaya tetap dan variabel dengan menggunakan dasar biaya standar tahun
1998 yang berproduksi pada kapasitas penuh. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang
dilakukan selama geladikarya ini, maka penulis berkesimpulan bahwa dengan menggunakan
alat ukur laba dalam artl marjin kontribusi sebagai dasar penilaian kinerja divisi terlihat
bahwa terjadi pergeseran laba. Sebelum penerapan harga transfer divisi pabrik lah yang
memberikan kontribusi laba terbesar bagi perusahaan, dan setelah penerapan harga transfer
ternyata unit divisi kebun yang memberikan kontribusi laba yang terbesar bagi perusahaan.
Kesimpulan di atas menunjukkan bahwa penilaian kinerja sangat diperlukan untuk
menciptakan kesamaan tujuan dalam rangka memaksimalkan profit perusahaan. Agar
penilaian lebih objektif, periu diterapkan harga transfer antara divisi kebun dan divisi pabrik.
Untuk tujuan implementasi, maka diajukan saran sebagai berikut 1) Periu peninjauan kembali
terhadap alokasi perhitungan harga pokok produksi MKS dan IKS sebagai Joint Product. 2)
Perlu diteiusuri aktivitas yang terjadi pada masing-masing biaya yang akan dialokasikan,
sehingga dapat diidentifikasikan ukuran cost driver yang benar-benar berhubungan dengan
biaya tersebut, 3) Cara penilaian yang disajikan terhadap unit kebun Laut Tador dapat
diterapkan pada 4 unit kebun lainnya sehingga penilaian untuk divisi kebun secara
keseluruhan dapat dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai