Anda di halaman 1dari 17

EKSPERIMEN 9

KARAKTERISTIK PENGALIRAN
DI ATAS “GRAVEL BED”

1. Hari dan Tanggal Percobaan : Kamis, 18 Desember 2014


Lokasi Percobaan : Laboratorium Hidrolika Fakultas Teknik UMSU

2. TUJUAN PERCOBAAN
 Menentukan besarnya koefisien Manning pada pengaliran di atas Gravel
Bed.

3. PERALATAN
a. Multi Purpose Teaching Flume
b. Hook and Point Gauge
c. Perangkat Pitot Tube
d. Gravel Bed
e. Jangka Sorong
4. DASAR TEORI
Untuk mendapatkan koefisien kekasaran Manning “n” pada suatu
saluran terbuka yang berpenampang empat persegi dapat ditentukan dari
rumus manning :
2 1
1
V = R 3 S2
n
Dimana :
V = kecepatan aliran (m/det)
R = jari-jari hidrolis (m)
n = koefisien kekasaran manning
S = kemiringan saluran

Kemudian rumus manning tersebut dikembangkan menjadi persamaan-


persamaan seperti berikut ini :
2 1
Q 1 A
=
A n P ( ) 3
S2

5
1
A3
n= 2
S2
Q . P3
5
1
( b . y )3 2
n= 2
S
3
Q . ( b+2 y )
Dimana :
Q = debit pengaliran (m3/det)
A = luas penampang basah saluran (m2)
P = keliling basah saluran (m)
b = lebar saluran (m)
y = kedalaman air di saluran (m)
5. APLIKASI

Perlu diingat bahwa distribusi kecepatan aliran di dalam aluran


tidak sama arah horizontal maupun arah vertikal. Dengan kata lain
kecepatan aliran pada tepi alur tidak sama dengan tengah alur, dan
kecepatan aliran dekat permukaan air tidak sama dengan kecepatan pada
dasar alur.
Distribusi Kecepatan Aliran:
A : teoritis
B : dasar saluran kasar dan banyak tumbuhan
C : gangguan permukaan (sampah)
D : aliran cepat, aliran turbulen pada dasar
E : aliran lambat, dasar saluran halus
F : dasar saluran kasar/berbatu

Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat
ukur pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau
dengan pengertian yang lain debit atau aliran sungai adalah laju aliran air
(dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang
sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit
dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik(m3/dt).
Sungai dari satu atau beberapa aliran sumber air yang berada di
ketinggian,umpamanya disebuah puncak bukit atau gunung yg tinggi,
dimana air hujan sangat banyak jatuh di daerah itu, kemudian terkumpul
dibagian yang cekung, lama kelamaan dikarenakan sudah terlalu penuh,
akhirnya mengalir keluar melalui bagian bibir cekungan yang paling
mudah tergerus air.
Selanjutnya air itu akan mengalir di atas permukaan tanah yang
paling rendah, mungkin mula mula merata, namun karena ada bagian-
bagian dipermukaan tanah yg tidak begitu keras, maka mudahlah terkikis,
sehingga menjadi alur alur yang tercipta makin hari makin panjang, seiring
dengan makin deras dan makin seringnya air mengalir di alur itu.
Semakin panjang dan semakin dalam, alur itu akan berbelok, atau
bercabang, apabila air yang mengalir disitu terhalang oleh batu sebesar
alur itu, atau batu yang banyak, demikian juga dgn sungai di bawah
permukaan tanah, terjadi dari air yang mengalir dari atas, kemudian
menemukan bagian-bagan yang dapat di tembus ke bawah permukaan
tanah dan mengalir ke arah dataran rendah yg rendah.lama kelamaan
sungai itu akan semakin lebar.
6. PROSEDUR
a. Mengadakan lining pada dasar flume dengan gravel bed section.
b. Mengatur flume sehingga horizontal dan mengalirkan air ke dalam flume.
c. Mengatur debit sehingga terdapat ketinggian air yang kecil saja dia atas
gravel dan menjaga agar debit itu konstan dalam melakukan eksperimen
ini.
d. Mengukur dan mencatat debit Q, dan kedalaman air y.
e. Mengadakan sedikit kemiringan flume dan mengulangi seperti di atas.
f. Meneruskan memperbesar kemiringan dan melakukan pengukuran serta
pencatatan untuk data-data seperti di atas.
7. ANALISA DATA

Gravel bed rumput


Percobaan 1.
B = 6,4 cm
Q = 3000 L//hr
=833,33 cm³/det

Y = 3 cm

A = B.Y
= 6,4 x 3
= 19.2 cm²

V = Q/A
= 833,33 / 19,2
= 43,403 cm/det

A
R = B+2 Y
19 ,2
= 6,4 +(2×3)
=1,548 cm

I = 1%

3
√ R2 √ I
n= V
3
√(1,548)2 √1
= 43 ,403
= 0,0308

Percobaan 2.

B = 6,4 cm
Q = 3000 L//Hr
= 833,33 cm³/det

Y = 2,6 cm

A = B.Y
= 6,4 x 2,6
= 16,64 cm²

V = Q/A
= 833,33 / 16,64
= 50,080 cm/det

A
R = B+2 Y
16 , 64
= 6,4 +(2×2,6 )
= 1,434 cm

I = 2%

3
√ R2 √ I
n= V
3
√(1 , 434 )2 √ 2
= 50 , 089
= 0,0359
Percobaan 3.
B = 6,4 cm
Q = 3000 L//Hr
= 833,33 cm³/det

Y = 2,3 cm

A = B.Y
= 6,4 x 2,3
= 14,720 cm²

V = Q/A
= 833,33 / 14,720
= 56,612 cm/det

A
R = B+2 Y
14 , 720
= 6,4 +(2×2,3)
=1,338 cm

I = 3%

3
√ R2 √ I
n= V
3
√(1, 338)2 √3
= 56 ,612
= 0,0372
Gravel Bed Pasir

Percobaan 1.

B = 6,4 cm
Q = 3000 L//Hr
= 833,33 cm³/det

Y = 3 cm

A = B.Y
= 6,4 x 3
= 19,2 cm²

V = Q/A
= 833,33 / 19,2
= 44,899 cm/det

A
R = B+2 Y
19 ,2
= 6,4 +(2×3)
=1,548 cm

I = 1%

3
√ R2 √ I
n= V
3
√(1,548)2 √1
= 43 ,403
= 0,0308
Percobaan 2.

B = 6,4 cm
Q = 3000 L//Hr
= 833,33 cm³/det

Y = 2,7 cm

A = B.Y
= 6,4 x 2,7
= 17,28 cm²

V = Q/A
= 833,33 / 17,28
= 48,225 cm/det

A
R = B+2 Y
17 , 28
= 6,4 +(2×2,7 )
=1,464cm

I = 2%

3
√ R2 √ I
n= V
3
√(1 , 464 )2 √ 2
= 48 , 225
= 0,0378
Percobaan 3.

B = 6,4 cm
Q = 3000 L//Hr
= 833,33 cm³/det

Y = 2,4 cm

A = B.Y
= 6,4 x 2,4
= 15,36 cm²

V = Q/A
= 833,33 / 15,36
= 54,253 cm/det

A
R = B+2 Y
15 ,36
= 6,4 +(2×2,4 )
=1,371 cm

I = 3%

3
√ R2 √ I
n= V
3
√(1,371)2 √ 3%
= 54,253
= 0,0394
Gravel bed Kerikil
Percobaan 1.
B = 6,4 cm
Q = 3000 L//hr
=833,33 cm³/det

Y = 2,9 cm

A = B.Y
= 6,4 x 2,9
= 18,56 cm²

V = Q/A
= 833,33 / 18,56
= 44,899 cm/det

A
R = B+2 Y
18 ,56
= 6,4 +(2×2,9)
=1,521 cm

I = 1%

3
√ R2 √ I
n= V
3
√(1,521)2 √ 1
= 44 ,899
= 0,0295
Percobaan 2.

B = 6,4 cm
Q = 3000 L//Hr
= 833,33 cm³/det

Y = 2,7 cm

A = B.Y
= 6,4 x 2,7
= 17,28 cm²

V = Q/A
= 833,33 / 17,28
= 48,225 cm/det

A
R = B+2 Y
17 , 28
= 6,4 +(2×2,7 )
= 1,464 cm

I = 2%

3
√ R2 √ I
n= V
3
√(1 , 464 )2 √ 2
= 48 , 225
= 0,0378
Percobaan 3.

B = 6,4 cm
Q = 3000 L//Hr
= 833,33 cm³/det

Y = 2,4 cm

A = B.Y
= 6,4 x 2,4
= 15,36 cm²

V = Q/A
= 833,33 / 15,36
= 54,253 cm/det

A
R = B+2 Y
15 ,36
= 6,4 +(2×2,4 )
=1,371 cm

I = 3%

3
√ R2 √ I
n= V
3
√(1,371)2 √ 3
= 54,263

= 0,0394
8. KESIMPULAN
1. Untuk ketiga jenis sampel besarnya nilai kecepatan V berbanding lurus
dengan nilai debit Q.
2. Untuk ketiga jenis sampel besarnya nilai n berbanding lurus dengan nilai
kecepatan V.
3. Besarnya nilai A dan R berbanding lurus dengan besarnya nilai Y.

9. SARAN
1. Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum harus dilakukan dengan hati-
hati dan teliti agar data yang diperoleh lebih akurat dan tepat.
2. Demi kenyamanan dalam melaksanakan praktikum, diharapkan agar
laboratorium dibuat tempat tersendiri atau tidak bercampur dengan
laboratorium yang lain.
Multi Purpose Yeaching Gauge Pelampung Penghitung Debit

Gravel Bed Hook and Point Gauge

GAMBAR ALAT GRAVEL BED

Anda mungkin juga menyukai