A. Pengertian
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub-mukosa
lambung (Buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid I : 2001)
B. Etiologi
Dalam hal ini penyebab terjadinya gastritis tergantung dari tipenya yaitu:
a. Gastritis akut, penyebabnya antara lain :
- Obat-obatan seperti aspirin, obat anti inflamasi non steroid (AINS)
- Alkohol
- Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti : trauma, luka bakar,
sepsis.
Secara makroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda, jika
ditemukan pada korpus dan fundus biasanya disebabkan stress. Jika
disebabkan oleh obat-obatan AINS terutama ditemukan di daerah antrum,
namun dapat juga menyeluruh, sedangkan secara mikroskopik terdapat erosi
dengan regenerasi epitel dan ditemukan reaksi sel inflamasi neutrofil yang
minimal.
b. Gastritis kronik
Penyebabnya belum pasti mungkin berhubungan dengan faktor ras,
heriditer psikis dan makanan juga.
C. Manifestasi Klinik
1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan
saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan anemia
dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
D. Patofisiologi
Mukosa lambung dengan bantuan prostaglandin melindungi muskular
seluran dari arodigestive bila pertahanan gagal terjadi gastritis.
Setelah pertahanan syaraf kolinergik, HCL berdifusi ke dalam mukosa
dan menyebabkan luka pada pembuluh darah kecil dan menyebabkan oedema,
perdarahan dan erosi pada dinding gastrik karena perkembangan penyakit,
dinding gastrik menjadi tipis dan atrofi.
Pada gastritis kronis superfialo mukosa hiperemik oedema dan rapuh
mungkin terlihat bercak-bercak perdarahan kecil dan ulserasi.
Pada gastritis kronik hipotropik dan atrofi gaster mukosa tipis dan warna
berubah menjadi abu-abu kehijauan, pembuluh-pembuluh darah tampak jelas di
daerah yang tipis sering ada perdarahan.
Pada gastritis kronik hipertropikans mukosa suram agak membengkak,
longgar dan seperti spons. Biasanya dengan modilus yang granuler yang bila
besar menyerupai polip sering terdapat erosi dan ulser kecil-kecil.
Sebagai pengganti untuk membedakan dengan ulkus peptikum adalah
rasa sakit tidak hilang setelah makan makanan yang tidak merangsang (PAIN –
FOOD – FAIR). Sedangkan pada ulkus peptikum (PAIN – FOOD – RULEF).
E. Pathway
Gastritis
F. Komplikasi
Pada gastritis akut
Terdapat perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa
hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus
untuk perdarahan SCBA perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran
klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab
utamanya adalah infeksi, helicobakteri pulori sebesar 100% pada tukak
duedunum dan 60-90% pada tukak lambung diagnosis pasti dapat
ditegakkan dengan endoskopi.
Pada gastritis kronis
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi, dan anemia
karena gangguan absorbsi vitamin B12.
G. Penatalaksanaan / Terapi
1. Diet lunak diberikan sedikit-sedikit tetapi lebih sering hindari makanan /
bahan-bahan yang merangsang seperti alkohol, bumbu dapur.
2. Berikan antasida kecuali gastritis hipertrofi dan atrofi gaster dihubungkan
dengan proses automun dan adanya anemia pernisiosa, karena itu pada kasus
ini diberikan kartikosteroid dan vitamin B12 pada gastritis atrofi dapat
diberikan asam seperti asam glutamat, HCl, glulaptin, enzim-enzim
lambung.
3. Bila rasa nyeri tidak hilang dengan antasida berikan oksitosis tablet 15 menit
sebelum makan.
4. Berikan obat anti kolinergik bila sekresi asam berlebihan.
H. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk
pengumpulan data dan analisa data sehingga dapat diketahui masalah yang
dihadapi oleh klien.
1. Pengumpulan Data
1) Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, sex, agama, bahasa, status
perkawinan, kebangsaan, pekerjaan, alamat, pendidikan, tanggal
MRS dan diagnosa medis.
2) Keluhan utama
Pada umumnya klien merasa nyeri, perih pada epigastrium, nyeri
setelah / sebelum makan dan sebagainya.
3) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan lalu
Klien merasa mual sebelumnya terdapat luka bakar, luka
berat septis stress dan psikologis atau apakah terdapat hubungan
dengan penyakit yang diderita sebelumnya.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Hal ini meliputi keluhan utama, mulai dari ada keluhan
sampai terjadi nyeri perut, adanya pusing, stress, mual, muntah
nafsu makan berkurang kembung sebah dan sebagainya.
4) Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Tanggapan klien mengenai kesehatan dan kebiasaan yang
kurang menjaga kebersihan serta pemakaian obat yang
mengiritasi lambung, intake makanan yang kurang menjaga
kebersihan, tidak dimasak lebih dahulu dan sering makan yang
terkontaminasi dengan bakteri.
Soeparman, Waspadji Sarwono, Buku Ilmu Penyakit Dalam Edisi 3. Balai Penerbit
FKUI Jakarta, 2001 : 127.