Anda di halaman 1dari 9

Nama : Sarah Taradiba

NPM : 201801500022

Kelas : Y5A - Ekstensi


No. Tlp : 081284512127
Prog. Studi : Bimbingan dan Konseling

Matkul : Kegiatan Pendukung BK


Dosen : Susiati, M.Pd., Kons
Tanggal : 20 Februari 2021

JAWABAN UAP

1. Banyaknya siswa yang terlambat mengakibatkan kurang lancarnya proses kegiatan


belajar mengajar pada saat jam pertama pelajaran. Sekolah khususnya Guru BK telah
melakukan beberapa usaha untuk mengatasi masalah perilaku siswa yang datang
terlambat ke sekolah misalnya dengan menutup pintu gerbang sekolah setelah kurang
lebih 5 menit dari bel dibunyikan, berdiri di depan meja piket, membersihkan halaman
sekolah. Tidak diperkenankan masuk ke kelas pada saat jam pelajaran pertama sedang
berlangsung. Hukuman yang diberikan Guru BK tersebut membuat siswa menganggap
guru BK sebagai polisi sekolah dengan banyak memberi point dan hukuman. Seringkali
BK di sekolah disalah artikan sebagai pihak yang berwenang mengatasi masalah siswa
saja. Sehingga kontak antara guru BK dan siswa menjadi senggang dan tidak adanya
saling keterbukaan. Keterlambatan pada siswa tersebut bukan berarti tanpa sebab,
berbagai macam alasan diungkapkan para siswa yang sering terlambat. Namun, apapun
asalan para siswa yang datang terlambat menunjukkan tingkat kedisplinan yang rendah.
Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja sehingga pada akhirnya akan menjadi budaya
yang tidak baik pada lembaga pendidikan yang bersangkutan dan berpengaruh pada
prestasi belajar siswa karena hasil usaha belajarnya menjadi tidak maksimal disebabkan
oleh terlambatnya siswa masuk ke dalam kelas. Pentingnya memberikan pemahaman
kepada peserta didik tentang keterlambatan serta dampak negatif yang akan terjadi
kepada siswa tersebut. Diperlukan upaya penanganan dari pihak sekolah khususnya dari
guru Bimbingan dan Konseling. Guru BK dengan beragam layanan yang diberikan
kepada siswa bertujuan membantu dan membentuk siswa mandiri memiliki kemampuan
mengelola diri secara lebih baik sehingga nantinya dapat menghasilkan sesuatu yang
diharapkan. Salah satu layanan yang tepat diberikan kepada siswa dengan kebiasaan
sering terlambat datang di sekolah adalah wawancara konseling dengan pendekatan
behaviorisme. Wawancara ini membahas tentang masalah yang berhubungan dengan
lingkungan atau pengalaman yang mempengaruhi tingkah laku. Sebelum melakukan
wawancara konseling, Guru BK memerlukan kegiatan pendukung agar layanan
bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan efektif dan mencapai hasil sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Kegiatan pendukung yang digunakan adalah aplikasi
instrumentasi yaitu upaya pengungkapan dengan memakai alat ukur atau instrument
tertentu. gunanya untuk pengumpulan data dan keterangan pesesrta didik, keterangan
tentang lingkungan pesesrta didik (konseli), dan lingkungan yang lebih luas baik tes
maupun nontes. Dalam kasus ini instrument yang dipakai bisa menggunakan DCM
merupakan daftar cek yang khusus disusun untuk merangsang atau memancing
pengutaraan masalah-masalah atau problem-problem yang pernah atau sedang dialami
seseorang. masalah inilah yang mungkin menjadi sebab-sebab terjadi hal-hal yang tidak
kita inginkan. Hasil dari instrument tersebut ditafsirkan dan digunakan untuk
memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan konseling agar diperoleh
data tentang kondisi tertentu. Data tersebut kemudian digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Dalam wawancara
konseling, konselor harus fokus pada masalah klien/ siswa dengan melakukan percakapan
dua arah, dan terstruktur, bertujuan membantu klien untuk mengenal dirinya, memahami
permasalahannya, melihat peluang dan mencari alternatif penyelesaiannya.

• Konseli : Assalamualaikum… (Sambil mengetuk pintu)


• Konselor :(Berdiri dan menyambut konseli) Wa’alaikumsalam warahmatullahi
wabarokatuh. Mari silakan masuk dek ( konseli berjabat tangan dengan konselor )
• Konseli : Iya, bu.
• Konselor : Mari Silakan duduk dek di tempat adik senangi. apakah adik sudah
merasa nyaman duduk di kursi ini ?
• Konseli : iya bu saya sudah merasa nyaman duduk di kursi ini.
• Konselor :baiklah kalau adik sudah merasa nyaman. (Konselor duduk
dengan posisi menghadap klien). Kalo tidak salah, nama Adik Dodi kan ?
• Konseli : Iya bu, benar.
• Konselor : bagaimana kabar mu Dodi hari ini ?
• Konseli : alhamdulilah baik bu ..
• Konselor : alhamdulilah kalau begitu
• Konselor : kalau ibu boleh tahu Dodi tinggal dimana ?
• Konseli : saya tinggal di Depok bu
• Konselor : ohh .. di Depok lumayan jauh ya.
• Konseli : iya lumayan jauh .
• Konselor : Ibu perhatikan belakangan ini kamu sering telat datang ke Sekolah ya?
• Konseli : Iya Bu,.. benar
• Konselor : Mengapa Dodi sering terlambat
• Konseli : karena jalan macet bu..
• Konselor : Apakah kamu kesulitan dalam mengatur waktu?
• Konseli : Saya sering bangun terlambat karena sering tdiur ralut malam untuk
bermain game online.
• Konselor : Bagaimana dampak terlambat terhadap prestasi kamu?
• Konseli : Nilai saya menurun Bu.
• Konselor : Setelah Ibu mendengar masalah yang kamu alami, menurut kamu, apa
yang harus Dodi ubah dari sikapmu ?
• Konseli : Saya harus membatasi bermain game sampai larut malam Bb.. serta
berusaha tidur lebih awal agar bisa bangun tidak kesiangan lagi.
• Konselor : Baiklah Dodi, apa yang kamu pikirkan itu sudah sangat bagus dan
kamu juga sudah mengetahui cara mengatasi masalah yang kamu hadapi. Kami
hanya berharap agar apa yang kamu pikirkan itu dapat kamu lakukan dengan baik.
• Konseli : Baik Bu, saya akan melakukannya.
• Konselor : Terimakasih atas waktu yang sudah Dodi berikan, untuk bisa Ibu
wawancarai. Ibu sangat senang bertemu dengan Dodi, mungkin di lain waktu kita
bisa bertemu lagi.
• Konseli : Iya Bu, terimakasih….

Peran guru BK di sekolah cukup penting bagi perkembangan siswanya. Oleh karena itu,
lima konsep dasar dalam bimbingan konseling (mengarahkan, merekomendasikan,
menasehati, membetulkan, dan mengembangkan) perlu ditanamkan lebih dalam lagi oleh
setiap guru BK agar terciptanya keterbukaan siswa dan mencapai perkembangan mereka
menjadi lebih baik. Dengan begitu Guru BK tidak dianggap hanya sebagai Polisi Sekolah
saja.

2. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling yaitu kegiatan pendukung Bimbingan


dan Konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik (klien),
keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas.
Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non
tes. Aplikasi instrumentasi Bimbingn dan Konseling bermaksud mengumpulkan data dan
keterangan tentang peserta didik (baik secara individual maupun kelompok), keterangan
tentang lingkungan peserta didik, dan “lingkungan yang lebih luas” (termasuk dalamnya
informasi pendidikan dan jabatan). Langkah-langkah yang akan dilakukan sebelum
menyelenggarakan instrumentasi kepada siswa adalah:

1. PERENCANAAN
7. PELAPORAN 2. PENGORGANISASIAN
UNSUR-UNSUR DAN
SARANA KEGIATAN

APLIKASI
INSTRUMEN
6. TINDAK LANJUT
3. PELAKSANAAN

5. ANALISIS HASIL
4. EVALUASI/PENILAIAN
EVALUASI

Dalam menyelenggarakan aplikasi instrumentasi harus direncanakan dan


diselenggarakan dengan cermat, penuh perhitungan dan kehati-hatian.

− Perencanaan: Guru BK harus menetapkan objek yang akan diukur, menetapkan


subjek, menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur, menetapkan
fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.
− Pengorganisasian Unsur-unsur dan Sarana Kegiatan: Menetapkan fasilitas dan
menyiapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrasi.
− Pelaksanaan: Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi,
mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi dengan diawali dengan
LIMADMEN, mengolah jawaban responden, menafsirkan dan menetapkan arah
penggunaan hasil instrumen.
− Evaluasi/penilaian: Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur,
melaksanakan evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi.
− Analisis hasil evaluasi: Menetapkan norma/standar analisis, melakukan asanalisis
dan menafsirkan hasil analisis.
− Tindak lanjut: Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi,
mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut.
− Pelaporan: Menyusun laporan aplikasi instrumentasi, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.

3. - Cara pengadministrasian instrument, dilaksanakan sesuai dengan petunjuk manual


instrument, berupa: Guru BK menjelaskana pokok, isi, bentuk, tujuan dan kegunaan
intrumen bagi responden (siswa), Guru BK menjelaskan cara kerjanya, bagaimana
menjawab dan bekerja dengan instrument termasuk alokasi waktu yang disediakan,
menjelaskan cara mengolah jawaban responden, Bagaimana hasil pengolahan
disampaikan kepada responden, Bagaimana hasil instrumen tersebut dipakai dan apa
yang akan dilakukan responden dengan hasil pengolahan itu, Pegolahan dan pemaknaan
jawaban responden, Hasil pengolahan intrumen ditafsirkan dengan menggunakan
kriteria atau norma yang terdapat dalam manual instrumen.
- Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan WPKNS agar Guru BK/ Konselor
memahami aplikasi instrumen adalah dengan cara banyak mambaca buku-buku,
mencari informasi tentang Aplikasi instrument dan sering melakukan simulasi,
sehingga dengan memiliki wawasan dan pemahaman tentang langkah-
langkah/standar prosedur dalam aplikasi Instrumental, Guru BK nantinya akan
terbiasa dan terlatih. Selain itu Guru BK harus mengerti kekurangan-kekurangan yang
ada dalam dirinya. Dan dalam menjalankan tugas-tugasnya Guru BK harus
mengusahakan mutu kerja yang setinggi mungkin. Untuk itu ia harus tampil
menggunakan Teknik-teknik dan prosedur- prosedur khusus yang dikembangkan atas
dasar kaidah.
4. Pelaksanaan Tampilan kepustakaan terutama yang diselenggarakan dalam proses layanan
konseling, perlu penanganan yang sebaik-baiknya sehingga hasilnya optimal. Individu
secara mandiri memerlukan teknik dan arahan yang tepat agar kegiatan tersebut efektif.
Teknik dan arahan ini seringkali perlu “diajarkan” oleh konselor kepada mereka yang
hendak memanfaatkan tampilan kepustakaan.
a. Teknik mencari bahan yang diperlukan: Dalam hal ini, pemanfaatan katalog, daftar
subjek dalam buku, prosedur penggunaan dan peminjaman buku dan bahan lainnya,
serta bantuan petugas perpustakaan, perlu dikuasai. Konselor dapat memberikan
arahan awal tentang materi yang perlu dibaca atau dipelajari, prosedur atau cara
mengakses, serta petunjuk teknis lainnya berkenaan dengan pemanfaatan bahan-
bahan kepustakaan.
b. Teknik membaca cepat dan tepat:
− Membaca apa yang tertulis dengan akurat
− Memahami maksud dan makna yang dibaca
− Meringkas intisari bacaan
− Mempertanyakan materi yang dibaca
− Memperkaya materi yang dibaca dengan bacaan atau bahan-bahan lain
c. Arah aplikasi materi yang dibaca: Bahan yang diambil dan dibaca dari kumpulan
tampilan kepustakaan akan memperoleh makna yang lebih besar apabila dapat
diterapkan dalam praktik. Dalam hal ini, individu yang bersangkutan atau klien
mengaitkan hal-hal yang telah diperoleh dari kegiatan TKp dengan permasalahan
yang dihadapi. Pengaitan ini dapat langsung dilakukan oleh klien sendiri, melalui
diskusi dengan pihak-pihak tertentu, dan/atau melalui pembahasan dengan konselor.
Aplikasi materi ini dapat dilaksanakan pada tahap pra, dalam, dan/atau pasca
konseling.
5. Konferensi kasus : Masalah siswa tawuran
a. Fungsi dan asas apa saja yang ada dalam dialog diatas: Fungsi dari dialog diatas
adalah pemimpin membuka pertemuan dengan emenyampaikan maksud dan
menjelaskan tujuan dari pertemuan tersebut, identitas kasus yang akan diangkat,
permintaan komitmen dari para peserta untuk membantu mengentaskan masalah yang
dihadapi siswa (konseli), serta menyampaikan pentingnya pemenuhan asas–asas
dalam bimbingan dan konseling, khususnya asas kerahasiaan. Setiap pembicaraan
yang muncul dalam konferensi kasus bersifat rahasia dan hanya untuk diketahui oleh
para peserta konferensi.
b. Berdasarkan ilusrasi diatas siswa perlu dihadirkan juga karena dalam konfernsi kasus,
sama-sama mencari tahu apa yang menyebabkan siswa melakukan tawuran. Dengan
hadirnya siswa konselor dan peserta lainnya bisa mencari tau informasi yang
berkaitan dengan kejadian yang sebenarnya dan tahu kondisi jiwa/ psikis dari siswa
tersebut, untuk mengusahakan cara yang terbaik bagi pemecahan masalah yang
dialami siswa (konseli).
c. Percakapan kegiatan konferensi kasus:
• Kons : Baik bapak ibu selanjutnya saya akan menceritakan kondisi dan
informasi yang saya dapat. Berdasarkan wawancara saya dengan Kori diperoleh
hasil : Bahwa saat kejadian tawuran antar sekolah Kori sedang nongkrong di
warung sambal minum teh manis. Tiba-tiba sekelompok siswa dari sekolah lain
berkerumun dan mulai beraksi melakukan tawuran. Kori segera meninggalkan
warung untuk menjauh dari tawuran. Namun saat pergi kori terkena pukulan dari
salah satu siswa sehingga Kori ikut membalas pukulan tersebut. Sehingga
akhirnya Kori ikut diamankan oleh petugas kepolisian. Dari semua yang Ibu
sampaikan apakah benar seperti itu kejadiannya Kori?
• Kori : Benar bu, memang seperti itu kejadiannya.
• Wali Kelas: menurut pengamatan saya tentang Kori, Kori adalah anak yang aktif
di kelas saat pembelajaran namun kadang kedisipilinannya yang kurang.
Beberapa kali Kori pernah bolos di matapelajaran saya dan saya juga pernah
menegur Kori karena didapat sedang merokok di kantin sekolah. Mungkin karena
kori terbiasa nongkrong dan tidak langsung pulang sekolah maka hal-hal yang
tidak diinginkan seperti tawuran bisa terjadi.
• Kons : baik Pak Dedi terimakasih atas informasinya.
Benar sekali Kori apa yang disampaikan oleh pak Dedi seharusnya kamu bisa
mengurangi nongkrong-nongkrong seperti itu, kamu bisa langsung pulang dan
beristirahat di rumah.
• Kori : Baik bu dan pak Dedi saya mulai saat jam pulang sekolah langsung ke
pulang ke rumah.
• Orangtua: Saya sebagai orang tua Kori akan lebih memperhatikan kori di rumah
dan membantu Kori untuk bisa pulang tepat waktu untuk tidak nongkrong-
nongkrong tidak jelas seperti itu.
• Kons : Baik… Bu Mia terimakasih atas kerjasamanya. Dan terima kasih juga
saudara-saudara dalam pertemuan ini diperoleh perencanaan untuk mengatasi
permasalahan yang dialami Kori. Bantuan yang diberikan diharapkan dapat
menyadarkan Kori terhadap tindakan yang telah diperbuatnya. Saya juga berharap
kerjasama dari berbagai pihak untuk membantu permasalahan Kori. Demikian
pertemuan kita kali ini sekali lagi terima kasih atas saran saudara-saudara.
6. Skenario Kunjungan Rumah:
• Kons : Assamualikum
• Orangtua Sekar : Waalaikumsalam, silakan duduk Bu Ana (Konselor), ada apay a Bu
tiba-tiba berkunjung ke rumah saya.
• Kons : sebelumnya saya minta maaf karena tidak buat janji terlebih dahulu dengan
ibu untuk dating ke sini. Namun sebelumnya saya sempat menghubungi nomor Ibu
tapi tidak bisa tersambung.
• Orangtua Sekar : Iya Bu Ana, saya sudah ganti nomor.
• Kons : Oh seperti itu ya Bu.. jadi kedatangan saya di sini untuk mengetahui keadaan
Sekar kesehariannya. Sekar di sekolah adalah siswa yang aktif dan periang. Namun
belakangan ini sekar di kelas sering murung dan menangis sendiri. Saya juga dapat
laporan dari walikelas bahwa Sekar sudah 7 hari tidak dating ke sekolah. Sebenarnya
ada masalah apa ya Bu dengan Sekar?
• Orangtua Sekar : Iya Bu Ana, saya juga bingung kenapa sekar akhir-akhir ini jadi
pendiam dan tidak mau keluar kamar.
• Kons : Sebelumnya saya sempat mendapat informasi dari sekar mengenai, maaf ya
Bu tentang permasalahan rumah tangga Ibu. Sekar merasa sangat sedih karena
keputusan ibu dan ayah sekar untuk berpisah.
• Orangtua Sekar : memang benar sekali Bu, saat ini keadaan di rumah sedang kurang
baik. Saya dengan suami saya sering bertengkar sehingga kami membuat keputusan
untuk bercerai. Saya tidak tahu jika akan berdampak seperti ini terhadap Sekar.
• Kons : Saya turun prihatin ya Bu, tapi kalau boleh saya berpendapat ibu sebaiknya
ajak sekar untuk membicarakan permasalahan ini. Kalua memungkinkan ajak juga
Ayahnya sekar. Ibu dan ayah sekar bisa menjelaskan dan memberi pengertian tentang
alasan kalian bercerai. Dengan begitu kita bisa tahu apa yang sebenarnya membuat
sekar sedih dan dan apa yang diinginkan sekar. Setelah kita sama-sama tahu
permasalahannya kita bisa mengupayakan solusi terbaik untuk semuanya. Sangat
disayangkan sekali jika sekar terus seperti ini akan berdampak pada prestasinya di
sekolah.
• Orangtua Sekar: Baik Bu Ana, saya akan usahakan untuk bisa mengajak sekar
membicarakan permasalahan ini baik-baik. Terima kasih banyak Bu Ana atas
perhatiannya mohon bisa dapat membantu permasalahan ini ya Bu.
• Kons : Iya Bu,, jika sekar sudah mau terbuka, kita bisa atur waktu Kembali untuk
melakukan konseling Bersama di sekolah atau saya berkunjung kembali ke rumah Ibu.
• Orangtua Sekar: Baik Bu Ana terimakasi banyak.
• Kons : Sama-sama Bu, kalua begitu saya pamit dulu. Assalamualaikum.
− Berdasarkan ilustrasi cerita Langkah yang dilakukan Guru Bk/ Konselor sudah benar
melakukan kunjungan rumah untuk mengetahui keadan siswa tersebut. Dari kunjungan
rumah tersebut diharapkan Guru BK mendapatkan informasi yang bisa membantu
mengentaskan permaslahan Sekar.

Anda mungkin juga menyukai